Persepsi Kualitas Perceived Quality Inovasi Innovativeness

berhubungan dengan konsep pemasaran antara lain adalah : produk, merek, kategori produk, posisi produk, jasa, iklan, dan harga. Indikator – indikator yang digunakan untuk mengukur sikap brand extension Barata, 2007:69 : 1 Kesukaan terhadap merek Y 1.1 Seberapa suka konsumen suka pada merek produk setelah adanya perluasan merek, yaitu merek tersebut mudah disukai, diminati dan menjadi merek favorit. : 2 Tanggapan terhadap merek Y 1.2 Tanggapan konsumen dalam membeli dan memakai produk dari suatu merek : 3 Keyakinan terhadap merek Y 1.3 Merupakan tingkat kepercayaan pada suatu merek :

2.2.5 Persepsi Kualitas Perceived Quality

Menurut Kotler 2000, kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik yang memampukan produk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun tidak dinyatakan. Menurut Atma Jaya 2004:52, persepsi merupakan proses pengenalan, pemilihan, pengorganisasian, dan menginterpretasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna. Menurut Zeithaml 1998, mendefinisikan perceived quality sebagai gambaran umum dari penilaian konsumen tentang keunggulan atau kesempurnaan dari suatu produk, dan dalam level tertentu dapat dibandingkan dengan atribut tertentu dari produk. Cleand dan Bruno 1996 dalam Simamora 2002, memberikan tiga prinsip tentang perceived quality, yaitu : 1 Kualitas bersumber pada aspek produk dan bukan produk atau seluruh kebutuhan bukan harga nonprice needs yang dicari konsumen untuk memuaskan kebutuhannya. 2 Kualitas ada, kalau bisa masuk dalam persepsi konsumen. 3 Perceived Quality diukur secara relatif terhadap pesaing. Indikator dari persepsi kualitas, menurut Husein Umar 2002:37 dan Barata 2007:69 : a. Performance : Berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. b. Feature : Performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. c. Appearance : Menunjukkan desain, ukuran, kemasan pada suatu produk.

2.2.6 Inovasi Innovativeness

Menurut Engel, Blackwell, Miniard 2000:374, inovasi adalah ide atau produk apapun yang dirasakan oleh calon adopter sebagai sesuatu yang baru. Menurut Assael 1995:673, suatu inovasi dapat berupa pengembangan teknologi pada produk baru atau modifikasi pada produk lama. Inovasi didefinisikan sebagai segala sesuatu produk, jasa, ide yang diterima oleh persepsi seseorang sebagai sesuatu yang baru Setiadi, 2003:409. Menurut Keller 2003 dalam Barata 2007:65, inovasi adalah produk atau merek baru yang dipersepsikan oleh konsumen sebagai produk atau merek yang modern atau up to date. Jenis-jenis inovasi : a Inovasi terus menerus : modifikasi dari produk yang sudah ada dan bukan pembuatan produk yang baru sepenuhnya. Inovasi ini menimbulkan pengaruh yang paling tidak mengacaukan pola perilaku yang sudah mapan. b Inovasi terus menerus secara dinamis : melibatkan penciptaan produk baru atau perubahan produk yang sudah ada, tetapi umumnya tidak mengubah pola yang sudah mapan dari kebiasaan belanja pelanggan dan pemakaian produk. c Inovasi terputus : Melibatkan pengenalan sebuah produk yang sepenuhnya baru yang menyebabkan pembeli mengubah secara signifikan pola perilaku. Menurut Setiadi 2003:409, pada umumnya inovasi yang dilakukan perusahaan dapat berupa : 1. Inovasi kemasan : melakukan pembaharuan pada kemasan, namun isi tetap sama. 2. Inovasi produk : melakukan pengembangan produk baru, atas dasar produk yang sudah ada. 3. Inovasi tempat : melakukan pembaharuan tempat menjual produk atau memberikan layanan jasa agar lebih menarik. Menurut Barata 2007:69, Inovasi innovativeness dapat diukur dengan menggunakan 3 indikator, yaitu : a Modern : Menghasilkan produk secara massal yang mengikuti kebutuhan konsumen. b Investasi Pengembangan : Ide atau kreatifitas dalam menciptakan dan mengembangkan macam varian produk yang lebih baik. c Uniqueness : Sisi keunikan yang dimiliki oleh suatu produk.

2.2.7 Intensi Membeli Purchase Intention

Dokumen yang terkait

Pengaruh strategi brand extension terhadap intensi membeli konsumen: studi kasus pemakaian brand extension Lifebuoy untuk sampul

1 81 146

PENGARUH FREQUENCY CONTINUITY PROGRAMS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PRODUK KOPI ABC : Survei pada Konsumen Kopi ABC di Giant Hypermarket Jalan Dr. Djunjunan Bandung.

0 0 67

Pengaruh Faktor-faktor Kesuksesan Brand Extension terhadap Intensi Membeli Konsumen pada Sampo Lifebuoy.

1 3 27

PENGARUH PESAN IKLAN MELALUI SIKAP KONSUMEN DAN DAMPAKNYA PADA MINAT BELI KONSUMEN MINUMAN ISOTONIK MIZONE (Studi Pada Giant Hypermarket Diponegoro Surabaya).

0 0 80

ANALISIS PENGETAHUAN MEREK INDUK DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP SIKAP BRAND EXTENSION PADA MINAT BELI SHAMPOO DOVE DI GADING INDAH SWALAYAN MOJOKERTO.

0 1 97

PENGARUH PENGETAHUAN MEREK INDUK DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP SIKAP BRAND EXTENSION DAN DAMPAKNYA PADA INTENSI MEMBELI PRODUK KECAP SEDAAP DI SURABAYA.

0 5 82

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN ATAS PERLUASAN MEREK TERHADAP CITRA MEREK INDUK (Pada Konsumen Merek Dove Di Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 132

PENGARUH PENGETAHUAN MEREK INDUK DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP SIKAP BRAND EXTENSION DAN DAMPAKNYA PADA INTENSI MEMBELI PRODUK KECAP SEDAAP DI SURABAYA SKRIPSI

0 0 24

PENGARUH PENGETAHUAN MEREK INDUK, PERSEPSI KUALITAS, DAN INOVASI TERHADAP SIKAP BRAND EXTENSION DAN INTENSI MEMBELI SHAMPO DOVE HAIR THERAPY SYSTEM SERIES ( Studi Pada Konsumen Giant Hypermarket Margorejo di Surabaya )

0 0 19

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN MEREK INDUK DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP SIKAP BRAND EXTENSION PADA MINAT BELI SHAMPOO DOVE DI GADING INDAH SWALAYAN MOJOKERTO

0 0 24