Total Padatan Terlarut Hasil Analisis Produk Minuman Sinbiotik Umbi Bengkuang.

65 H asil dan Pembahasan Pemanf aat an U mbi Bengkuang Pachyrrizus erosus U nt uk M inuman Sinbiot ik 65 karena nutrisi yang tersedia juga meningkat sehingga mengakibatkan semakin meningkatnya degradasi protein menghasilkan senyawa peptida yang lebih sederhana. Hal ini didukung oleh Marshall 2003 yang menyatakan bahwa susu skim merupakan bahan padatan bukan lemak yang mengandung protein, laktosa, vitamin, dan mineral. Widodo 2003 yang menyatakan bahwa agar dapat tumbuh pada media susu, bakteri asam laktat harus mampu untuk memfermentasi laktosa dan menghasilkan asam amino dari proses proteolisis.

5. Total Padatan Terlarut

Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 7, dapat diketahui bahwa terdapat interaksi yang nyata p ≤ 0,05 antara perlakuan konsentrasi susu skim dan starter dan masing-masing perlakuan berpengaruh nyata terhadap Total Padatan Terlarut minuman sinbiotik umbi bengkuang yang dihasilkan. Nilai rata- rata Total Padatan Terlarut minuman sinbiotik umbi bengkuang akibat pengaruh perlakuan konsentrasi susu skim dan konsentrasi starter dapat dilihat pada Tabel IV.7 Tabel IV.7 menunjukkan bahwa besarnya nilai total padatan terlarut minuman sinbiotik umbi bengkuang berkisar antara 30,2060 – 36,6620. Konsentrasi susu skim 10 dan konsentrasi starter 2 memberikan nilai total padatan terlarut minuman sinbiotik umbi bengkuang yang terendah yaitu 30,2060, sedangkan perlakuan konsentrasi susu skim 20 dan konsentrasi starter 6 memberikan nilai total padatan terlarut minuman sinbiotik umbi bengkuang yang tertinggi yaitu 36,6620. Hubungan antara perlakuan konsentrasi susu skim dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 66 H asil dan Pembahasan Pemanf aat an U mbi Bengkuang Pachyrrizus erosus U nt uk M inuman Sinbiot ik 66 konsentrasi starter terhadap nilai total padatan terlarut minuman sinbiotik umbi bengkuang dapat dilihat pada Gambar IV.5 Tabel IV.7 Nilai rata-rata total padatan terlarut minuman sinbiotik umbi bengkuang akibat pengaruh perlakuan konsentrasi susu skim dan konsentrasi starter. Susu Skim Konsentrasi Starter Rata-rata Total Padatan Terlarut Notasi DMRT 5 10 15 20 2 4 6 2 4 6 2 4 6 30,2060 30,3987 30,7020 33,2033 33,6083 33,8607 36,0680 36,4103 36,6620 a b c d e f g h i - 0,0666 0,0700 0,0720 0,0734 0,0745 0,0754 0,0758 0,0763 Keterangan : Nilai rata-rata yang disertai dengan huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada p ≤ 0,05 Gambar IV.5 Hubungan antara perlakuan konsentrasi susu skim dan konsentrasi starter terhadap total padatan terlarut minuman sinbiotik umbi bengkuang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 67 H asil dan Pembahasan Pemanf aat an U mbi Bengkuang Pachyrrizus erosus U nt uk M inuman Sinbiot ik 67 Gambar IV.5 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi susu skim dan konsentrasi starter yang ditambahkan, nilai total padatan terlarut yang terukur pada minuman sinbiotik umbi bengkuang juga akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan semakin tinggi jumlah susu skim dan jumlah starter yang ditambahkan, pertumbuhan Lactobacillus casei juga semakin meningkat yang mengakibatkan semakin meningkatnya kinerja proses fermentasi yang juga diikuti oleh peningkatan pemecahan komponen – komponen substrat selama proses fermentasi seperti pemecahan protein menjadi peptida - peptida yang lebih sederhana dan peningkatan jumlah asam-asam organik yang dihasilkan sebagai hasil fermentasi laktosa oleh Lactobacillus casei. Sehingga dapat dijelaskan semakin banyak jumlah komponen-komponen sederhana yang dihasilkan dari proses degradasi substrat oleh bakteri pemfermentasi selama terjadinya proses fermentasi seperti asam amino-asam amino, gula reduksi dan asam-asam organik akan mengakibatkan total padatan terlarut yang terukur juga akan semakin meningkat. Tessler 1994 menyatakan bahwa kandungan total padatan terlarut suatu bahan meliputi gula reduksi, gula non reduksi, asam-asam organik, pektin dan protein.

6. Kadar Inulin