Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori.

119 Tabel 4.36 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa Siswa No.Item Tota l Rerat a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Da 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3.90 Kev 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 42 3,81 Ag 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 43 3.90 Ken 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 43 3.90 Ac 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3.90 Kes 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 42 3,81 Au 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 41 3,72 En 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43 3.90 Ju 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 42 3,81 Dip 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 42 3,81 Rerata 42,4 3,84 Berdasarkan tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa pada tabel 4.36, siswa memperoleh rerata skor sebesar 3,84. Jika dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 68, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar hasil tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa dapat pada lampiran 4.6 halaman 223. 4.2 Pembahasan

4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori.

Prosedur penelitian dan pengembangan ini dimodifikasi ke dalam lima tahap, yaitu potensi masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Tahap pertama dalam prosedur dan pengembangan ini yaitu potensi masalah. Pada tahap ini, peneliti melakukan identifikasi masalah dengan melakukan observasi dan wawancara serta menganalisis kebutuhan guru dan siswa dengan menggunakan kuesioner analisis kebutuhan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, peneliti menemukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 permasalahan yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami beberapa materi yaitu daur hidup hewan, hal tersebut dikarenakan banyaknya materi yang abstrak serta guru yang masih cenderung mengajar dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab selain itu penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA juga masih terbatas. Menurut Piaget dalam teori perkembangan kognitif anak, anak pada usia SD berada pada tahap operasional konkret yaitu 7-11 tahun. Pada tahap tersebut anak belum mampu berpikir secara abstrak, sehingga membutuhkan benda konkret untuk mempermudah pemahaman siswa. Sementara itu, berdasarkan hasil kuesioner analisis kebutuhan sebanyak 100 guru dan 100 siswa setuju bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi. Selain itu, dalam dunia pendidikan Montessori, media pembelajaran selalu digunakan selama proses belajar karena dapat membantu anak selama proses pembelajaran. Paparan dan pendapat dari guru dan siswa tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk membuat media pembelajaran IPA materi daur hidup hewan dengan berbasis metode Montessori. Tahap kedua yaitu perencanaan. Pada tahap ini, peneliti merancang desain media pembelajaran, desain media pembelajaran, kuesioner validasi produk, soal tes yang kemudian diuji validasi dan reliabilitasnya. Media pembelajaran daur hidup hewan terdiri dari 10 komponen. Komponen tersebut adalah papan daur hidup hewan beserta penutupnya, hewan 3D, panah, angka, keterangan, kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan daur hidup hewan, kartu keterangan tahapan daur hidup hewan, kartu control of error dan kotak penyimpanan kartu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 Tahap ketiga yaitu pengembangan bentuk awal produk. Peneliti membuat media pembelajaran berdasarkan desain yang telah dibuat dengan mengadopsi lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori, ciri-ciri tersebut adalah menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontektual. Peneliti menambahkan ciri kontektual dalam pembuatan media pembelajaran, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Dengan melihat siswa akan tertarik untuk mencoba media pembelajaran, hal tersebut memenuhi ciri menarik dalam media pembelajaran berbasis metode Montessori. Selanjutnya ciri bergradasi, ciri tersebut dapat dilihat dari bentuk hewan 3 dimensi dengan pemilihan warna yang disesuaikan dengan warna serangga aslinya yaitu kumbang. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar lebih bersifat kontektual sehingga tidak menimbulkan pemahaman konsep warna yang salah pada anak. Ciri auto-education dapat ditunjukkan dengan adanya kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan daur hidup hewan dan kartu keterangan tahapan daur hidup hewan. Secara mandiri siswa akan belajar mengenai materi metahorfosis sempurna pada kumbang dengan cara memasangkan kartu-kartu tersebut sesuai dengan pasanganya. Media ini juga dapat digunakan secara berkelompok dan memungkinkan siswa untuk menjelaskan setiap keterangan yang terdapat dari kartu serta melakukan kerjasama untuk memasangkan kartu-kartu tersebut. Ciri auto-correction, dapat ditunjukkan dengan adanya kartu control of error. Kartu ini berisi angka, gambar hewan, nama hewan dan keterangan singkat urutan tahapan daur hidup kumbang. Kartu control of error ini berfungsi untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 memerika kebenaran dari hasil pasangan setiap kartu yang telah disusun oleh siswa. Ciri kontektual, dapat dilihat dari bahan pembuatan media pembelajaran yaitu dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar. Bahan- bahan yang digunakan adalah kayu dan kertas. Untuk pembuatan papan daur hidup hewan, hewan 3D, anak panah, angka , dan keterangan peneliti bekerjasama dengan tukang kayu hal tersebut dikarenakan tukang kayu ahli dalam bidang tersebut. Pada tahap ini peneliti juga membuat album penggunaan media pembelajaran. Tahap keempat, yaitu validasi produk. Media pembelajaran yang telah selesai dibuat kemudian divalidasikan kepada ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan guru kelas IV dengan menggunakan kuesioner validasi produk. Para ahli memberikan penilaian sangat baik terhadap produk media pembelajaran yang telah dibuat. Hasil validasi produk akan dibahas pada subbab kualitas media pembelajaran daur hidup hewan. Selain itu, para ahli juga memberikan komentar terhadap produk media pembelajaran. Berdasarkan komentar dari para ahli tersebut, peneliti memutuskan untuk tidak melakukan perbaikan pada media pembelajaran. Selain produk media pembelajaran, album media pembelajaran juga divalidasi ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Para ahli juga memberikan komentar terhadap album media pembelajaran. Peneliti memotong gambar agar tidak terdapat ruang kosong dalam album dan mengganti jenis huruf agar tulisan terlihat lebih jelas. Tahap kelima yaitu uji coba lapangan terbatas. Pada tahap ini, peneliti memberikan soal pretest dan posttest. Soal pretest diberikan pada awal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 pembelajaran sebelum menggunakan media pembelajaran sedangkan posttest diberikan pada akhir pembelajaran setelah menggunakan media pembelajaran. berdasarkan hasil dari pretest dan posttest, terdapat perbedaan nilai yang diperoleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi daur hidup hewan. Selanjutnya peneliti juga memberikan kuesioner tanggapan produk mengenai media pembelajaran kepada siswa. Hasil yang diperoleh dari kuesioner tanggapan produk mengenai media pembelajaran kepada siswa adalah siswa memberikan penilaian yang sangat baik terhadap media pembelajaran daur hiudp hewan. Hasil nilai pretest dan posttest serta hasil penilaian siswa terhadap produk media pembelajaran akan dibahas pada subbab kualitas media pembelajaran daur hidup hewan.

4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori