32 b
Anak kandung, anak tiri, dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah dengan kriteria seperti :
a. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai
penghasilan sendiri. b.
Belum berusia dua puluh satu tahun atau belum berusia dua puluh lima tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
2.6 Peranan Pekerja Sosial dalam Pelaksanaan Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Sebelum melakukan kajian tentang peranan pekerja sosial dalam program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, terlebih dahulu penulis menguraikan tentang
arti pekerjan sosial itu sendiri. Hingga saat ini tentulah sangat banyak definisi tentang pekerjaan sosial yang dikemukakan oleh banyak pakar ataupun institusi. Satu definisi
pekerjaan sosial yang banyak digunakan, yang memperoleh dalam kajian yang dikemukakan oleh Skidmore dan kawan-kawan dalam Thackeray.Et.ALL,2001
yang mengemukakan bahwa pekerjaan sosial adalah suatu seni, ilmu dan profesi yang menolong masyarakat untuk memecahkan masalah pribadi, kelompok, dan
masyarakat untuk mencapai kepuasan dalam hubungan-hubungan pribadi, kelompok, masyarakat melalui praktek pekerjaan sosial termasuk didalamnya bimbingan
perseorangan, bimbingan kelompok, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat, aksi sosial dan penelitian. Jika kita hubungkan dengan tingkat kepuasan
pasien dan keluarga dalam pelayanan kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kurang memuaskan. Oleh karena itu peranan pekerja sosial dalam pelayanan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial diharapkan mampu memecahkan masalah- masalah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
33 Berdasarkan kurikulum diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pekerjaan
sosial adalah membantu dan mendidik orang untuk memperoleh pelayanan kesehatan, dan sumber-sumber dalam komunitas. Selain itu juga mengatasi berbagai
hambatan, kesenjangan dan ketidakadilan pelayanan kesehatan didalam masyarakat. Mengacu pada Parsons, Jorgensen, dan Hernandez 1994, dikenal beberapa strategi
dalam pengembangan masyarakat. Strategi tersebut disesuaikan dengan peranan pekerja sosial dalam melakukan pengembangan masyarakat yang dapat
dikelompokkan ke dalam lima kelompok peran, meliputi : 1.
Sebagai fasilitator, pernanan pekerja sosial yaitu sebagai fasilitator yang bertanggung jawab memfasilitasi atau memungkinkan klien mampu
melakukan perubahan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. 2.
Sebagai broker, pernanan pekerja sosial yaitu menghubungkan klien dengan barang barang dan pelayanan serta mengontrol kualitas barang dan pelayanan
tersebut. Dengan demikian ada tiga kata kunci dalam pelaksana peran sebagai broker yaitu menghubungkan linking, barang-barang kesehatan dan
pelayanan kesehatan goods dan services dan pengontrolan kualitas pelayanan kesehatan quality control.
3. Sebagai mediator, perananan pekerja sosial seiring melakukan peran mediator
dalam berbagai kegiatan pertolongannya. Peran ini sangat penting dalam paradigma generalis. Peran mediator diperlukan terutama pada saat terdapat
perbedaan yang mencolok dan mengarah pada konflik antara berbagai pihak. 4.
Sebagai pembela, peran pembelaan atau advokasi merupakan salah satu praktek pekerjaan sosial yang bersentuhan dengan kegiatan politik. Peran
pembelaan dapat dibagi menjadi dua yaitu advokasi kasus dan advokasi
34 kausal. Pembelaan kausal terjadi manakala klien yang dibela pekerja sosial
bukanlah individu melainkan sekelompok masyarakat. 5.
Sebagai pelindung, peranan pekerja sosial sebagai pelindung mencakup peranan berbagai kemampuan yang menyangkut dengan kekuasaan,
pengaruh, otoritas, dan pengawasan sosial. Peran pekerja sosial sebagai fasilitator dalam program pelayanan kesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sangat penting, karena pasien dan keluarga sebagai pihak yang membutuhkan pelayanan kesehatan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial. Oleh karena itu, pekerja sosial bertanggung jawab dalam memfasilitasi pelayanan kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada
pasien dan keluarga. Peran pekerja sosial sebagai broker menghubungkkan pasien dan keluarga
terhadap pelayanan kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, seperti perlengkapan obat-obatan dari Pusat Kesehatan Masyarakat PUSKESMAS seperti
perlengkapan obat-obatan yang diterima oleh pasien dan keluarga. Oleh karena itu, pekerja sosial harus mampu menghubungkan pasien dan keluarga atas pelayanan
kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS yang diterima oleh pasien dan keluarga sebagai penerima pelayanan kesehatan.
Peran pekerja sosial sebagai mediator, sangat penting karena antara pasien dan keluarga terlibat hubungan pertikaian, dikarenakan perbedaan yang mencolok
dan mengarah pada konflik antara berbagai pihak. Oleh karena itu, pekerja sosial sebagai mediator dalam berbagai kegiatan pelayanan kesehatan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
35 Peran pekerja sosial sebagai pembela pasien dan keluarga kerap kali
mendapat perlakuan kurang baik dari pegawai pusat kesehatan masyarakat. Dalam keadaan seperti ini pekerja sosial tampil sebagai seorang pembela dalam menangani
kasus pasien dan keluarga yang membutuhkan pelayanan kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS dengan tujuan agar pegawai Pusat Kesehatan
Masyarakat PUSKESMAS menyadari kewajibannya terhadap pasien dan keluarga dalam hal pelayanan kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS dengan
menjalin hubungan yang baik antara pasien dan keluarga dengan pegawai Pusat Kesehatan Masyarakat PUSKESMAS.
Peran pekerja sosial sebagai pelindung sangat penting karena erat kaitannya dengan pelayanan kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS di Pusat
Kesehatan Masyarakat PUSKESMAS dikarenakan pasien dan keluarga kerap kali menjadi pihak yang tidak berdaya jika dihadapkan dengan pihak yang menangani
pelayanan kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS. Oleh karena itu, peran pekerja sosial sebagai pelindung diharapkan dapat mendukung pasien dan
keluarga untuk memperoleh hak atas pelayanan kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS dari Pusat Kesehatan Masyarakat PUSKESMAS sehingga
membuat pasien dan keluarga dipersulit dalam bagian administrasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS.
2.7 Kerangka Pemikiran Dalam pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS, pasien dan