Tidur Kesimpulan Kedai Kopi Pada Mahasiswa (Studi Etnografi Mengenai Kedai Kopi Menjadi Forum Interaksi Bagi Mahasiswa di Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)

113 Jika klaim tersebut terbukti benar, permainan dinyatakan remis. Jika pemain dapat menskak raja musuh terus -menerus dan pem ain menunjukkan niat untuk terus melakukannya, permainan tersebut dinyatakan remis. Foto 6 . Salah Satu Pengunjung yang bermain catur di Kedai Kopi

4.9. Tidur

Selain bermain kartu terdapat pula mereka yang memilih melakukan aktifitas lain. Alasannya beragam mulai dari malas mengobrol sampai lelah dengan pekerjaan yang telah mereka lakukan. Sebagian dari mereka tersebut memilih tidur. Universitas Sumatera Utara 114 Tidur menjadi aktifitas yang cukup sering dilakukan oleh mereka yang bekerja sebagai buruh bangunan ataupun supir. Jadwal istirahat mereka yang singkat dan pekerjaan yang berat terkadang membuat mereka lelah dan mengantuk. Dan tidur menjadi pilihan mereka di sela sela waktu istirahat. Para pekerja yang tidur ini biasa mengambil posisi telentang diatas bangku panjang. Mereka merebahkan tubuh mereka dengan topi yang menutupi wajah mereka. Ada pula yang tidur sambil duduk dan meletakkan wajah mereka di meja dengan berpangku pada tangan. Kebiasaan ini biasa mereka lakukan ketika waktu menunjukkan pukul dua belas sampai tiga subuh. Universitas Sumatera Utara 115 Foto 7 . Salah Satu Pengunjung yang Tidur di Kedai Kopi Universitas Sumatera Utara 116 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Sebuah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap individu tidak bisa berdiri sendiri atau terlepas total dari kumpulannya. Memang merupakan sebuah keharusan yang mutlak bahwa sebagai manusia yang sehat jasmani dan rohani, senantiasa melakukan interaksi dengan orang lain. Berbagai cara dilakukan orang untuk dapat mengadakan kontak dengan orang lain ataupun kelompok lain, mulai dari zaman dahulu hingga zaman sekarang ini. Maka dengan demikian timbullah berbagai paguyuban, organisasi atau kerumunan, yang merupakan manifestasi dari keharusan berkumpul itu. Dari kenyataan ini maka dapat diambil sedikit kesimpulan bahwa masyarakat yang ada di kota maupun pedesaan khususnya masyarakat Padang Bulan menyadari kemutlakan manusia untuk selalu berinteraksi dengan sesamanya. Untuk itu masyarakat yang tinggal di jalan Ngumban Surbakti dan sekitarnya khususnya mahasiswa menjadikan kedai kopi sebagai salah satu atau tempat berkumpul yang nyata dan dapat dikunjungi setiap harinya . Di kedai kopi mahasiswa bisa bertemu, bercerita, menghibur diri dan melepaskan segala uneg - uneg yang tersimpan di dalam hati . Fungsi kedai kopi yang ada di Padang Bulan dapat dilihat dari pemanfaatan kedai kopi sebagai sebuah sarana interaksi dan pembauran, sebagai pusat Universitas Sumatera Utara 117 informasi, dan arena hiburan. Melihat banyaknya fungsi sosial kedai kopi maka dapat dikatakan bahwa kedai kopi yang ada di Padang Bulan tidak perlu dicurigai sebagai tempat yang aktifitasnya kebanyakan negatif terhadap masyarakat sekitar. Karena tidak semua yang terjadi didalam kedai kopi itu negatif atau menyalahi aturan norma - norma yang berlaku . Hal ini tergantung pada pribadi yang berada di dalamnya serta masyarakat lainnya yang tidak pernah berkunjung ke kedai kopi dan bagaimana ia menilainya. Sebab kenyataan yang terjadi, bahwa kedai kopi memiliki nilai budaya yang kuat dan mempengaruhi karakter pribadi seseorang. Terlepas dari ini semua kedai kopi merupakan tempat yang nyaman bagi penikmatnya. Bahkan melekat pada diri penikmatnya bahwa kedai kopi menjadi rumah kedua bagi mereka. Satu hari saja tidak ke kedai kopi akan terasa ada yang kurang. Inilah mengapa kedai kopi itu memiliki peran yang penting bagi masyarakat khususnya masyarakat Padang Bulan. Kedai kopi yang idealnya merupakan tempat minum kopi kini menjadi tempat yang begitu inspiratif dari segi bisnis, gaya hidup, informasi, dan hiburan. Kedai kopi juga sebagai sebuah arena kumpulan masyarakat dari berbagai latar belakang yang berbeda, yang dilakukan secara rutin, merupakan sebuah peluang bagi masyarakat sebagai sebuah tempat pembaharuan pemikiran. Kedai kopi pada dasarnya adalah tempat dimana penjual minuman kopi dan pembeli minuman kopi ataupun sesama pembeli minuman kopi bertemu, bubuk kopi dan gula telah diseduh dan dihidangkan di meja, maka kedai kopi memperlihatkan peranan dan fungsinya, bukan hanya sekedar mendapatkan segelas kopi yang harganya tiga ribu sampai sembilan ribu rupiah per gelas. Tetapi juga Universitas Sumatera Utara 118 sebagai suatu media interaksi antara sesama pengunjung kedai kopi atau pun dengan penjual minuman kopi. Di pasar atau di toko, penjual dan pembeli ataupun sesama pembeli saling bertemu. Tapi pertemuan dan interaksi berlangsung dalam waktu relatif singkat. Setelah semua selesai belanja dipesan dan dibayar, maka berakhirlah interaksi mereka. Tidaklah demikian halnya dengan di kedai kopi, yang antara pembeli dan penjual dan antara sesama pembeli terlibat komunikasi yang relatif panjang, dan bahkan ada kemungkinan perbincangan tersebut terulang lagi untuk esok harinya. Adanya tenggang waktu yang cukup lama antara penjual dan pembeli dan antara pembeli dan pembeli membuat kedai kopi mempunyai keunikan tersendiri. Kedai kopi dengan segala kesederhanaannya telah memperlihatkan peranan dan fungsinya sebagai sarana interaksi sosial yang sangat potensial. 5.2. Saran – Saran 5.2.1. Kepada Masyarakat