40
D. Materi Bangun Ruang
1. Dasar Pemikiran Geometri
Menurut van hiele dalam Sri Subarinah 2006:6 ada lima tahapan belajar siswa dalam belajar geometri.
a. Tahap pengenalan
b. Tahap analisi
c. Tahap pengurutan
d. Tahap deduksi
e. Tahap akurasi
Tahap pengenalan adalah tahap dimana siswa mengenal bentuk geometri secara keseluruahan, namun belum mengetahui adanya sifat-sifat
dari bentuk geometri yang dilihatnya. Tahap analisi adalah tahap dimana siswa mengenal sifat-sifat yang
dimiliki pada geometri yang diamati. Siswa sudah menyebutkan aturan yang terdapat pada benda geometri tersebut.
Tahap pengurutan adalah tahap dimana siswa mulai mampu melakukan penarikan kesimpulan dan mengurutkan.
Tahap deduksi adalah tahap dimana siswa mampu menarik kesimpulan deduksi, dari hal yang bersifat umum ke khusus.
Tahap akurasi adalah tahap dimana paham dengan konsep yang lemah. Artinya konsep dapat dipelajari dengan baik jika representasinya
dimulai dengan benda-benda konkrit yang beranekaragam. Pemikiran geometri menurut Van Hiele dalam buku John A. Van
De Walle 2006: 151 mengatakan bahwa anak memiliki beberapa tingkatan.
41 a.
Level 0: Visualisasi siswa mengidentifikasi konfigurasi geometri sebagai keseluruhan yang tampak,
b. Level 1: analisis siswa mengenal ciri-ciri bentuk geometris
c. Level 2: deduksi informal siswa mampu menyusun definisi abstrak
d. Level 3: Deduksi siswa mampu menyusun bukti-bukti
e. Level 4: Rigor atau ketepatan geometri diterima sebagai suatu sistem
yang abstrak
Karakteristik tingkatan-tingkatan Van Hiele tersebut ada empat yang memerlukan perhatian khusus, yaitu: tingkatan-tingkatan tersebut
bertahap. Untuk sampai pada tiap-tiap tingkatan di atas tingkat 0, siswa harus menempuh tingkatan sebelumnya; tingkatan tersebut tidaklah
bergantung usia seperti pada tahap perkembangan Piaget. Pengalam geometri merupakan faktor tunggal terbesar dalam mempengaruhi
perkembangan dalam tingkatan-tingkatan tersebut. Tahapan-tahapan yang dikemukakan di atas adalah tahapan yang
dilalui anak dalam belajar geometri. Pembelajaran yang dikembangkan juga berdasarkan urutan tersebut. Tidak bisa memaksakan anak untuk
meyebutkan rincian sifat-sifat bangun pada anak yang masih berfikir pada tahap visual. Karena anak pada tahap ini memang belum bisa
menyebutkan sifat-sifat bangun. Begitu selanjutnya sampai tingkat akurasi.
Dari pemaparan ahli di atas, anak kelas lima sekolah dasar sd adalah anak yang berada pada tahap pengenalan, tahap analisis sampai
tahap pengurutan. Mereka sudah bisa berpikir dari mengenal nama bangun, mengenal sifat-sifat bangun, menyimpulkan sifat-sifat sesuai
42 nama bangun dan mengelompokannya sampai dengan mengurutkan
bangun dari yang kecil sampai besar. Tingkatan berpikir anak kelas lima sd berada pada tingkatan visual,
analisis, sampai deduksi informal. Siswa mampu berpikir dari visual yang artinya mampu mengidentifikasi nama bangun sesuai yang tampak oleh
anak. Pada usia ini yang tampak oleh anak itu tergantung dari cara penampakannya, apakah menggunakan gambar, benda model ataupun
benda asli. Di sini juga berlaku pembelajaran dengan benda konkrit terlebih dahulu kemudian semi konkrit kemudian benda abstrak.
Tingkatan analisis yaitu siswa sudah mampu mengenal ciri-ciri bangun. Dari yang tampak oleh anak, kemudian di analisis unsur-unsur
bangunnya, dari unsur tersebut anak mengenal ciri-ciri bangun yang dimaksud.
Tingkat deduksi informal yaitu saat anak sudah mampu mendeskripsikan bangun secara abstrak melalui unsur-unsur dan sifat-sifat
bangun tersebut.
2. Pengertian Bangun Ruang