Faktor Penentu Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di SMA Gadjah Mada Yogyakarta

97 cara pemberian perintah-perintah pelaksanaan harus konsisten dan jelas agar kebijakan yang diterapkan tidak membingungkan. Permendikbud Nomor 64 tahun 2015 memberikan perintah dilarang merokok di lingkungan sekolah, melakukan penolakan terhadap penawaran iklan, promosi, pemberian sponsor dalam bentuk apapun, kemudian pihak sekolah diharapkan memasukkan larangan terkait rokok dalam tata tertib sekolah. Sasaran dari kebijakan tersebut adalah Kepala Sekolah, Guru, peserta didik, dan karyawan. Pelaksana kebijakan kawasan tanpa rokok di SMA Gadjah Mada adalah Kepala Sekolah, Wakasek Kesiswaan, Guru Bimbingan Konseling, dan Wali Kelas. Konsistensi dalam pelaksanaan kebijakan di SMA Gadjah Mada belum terlihat karena terdapat tempat khusus yang disediakan oleh mantan Kepala Sekolah sebagai area merokok. Area merokok tersebut terletak tidak jauh dari ruang tata usaha. Pihak sekolah membuat area khusus merokok untuk melokalisir siswa yang merokok di sembarang tempat. Pelaksana tugas Kepala Sekolah yang saat ini menjabat juga setuju dengan adanya area tersebut, namun saat ini area tersebut mulai dihilangkan dengan menebang pohon rindang yang berada di area tersebut. Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah pihak sekolah sudah memasukkan larangan merokok dalam tata tertib sekolah dan 98 sudah berusaha menghilangkan area khusus merokok namun pelaksana tugas Kepala Sekolah mengaku setuju jika ada tempat khusus merokok di sekolah

b. Sumber Daya

Sumber daya menjadi faktor pendukung keberhasilan komunikasi yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan kepada objek kebijakan. Sumber daya pada proses implementasi kebijakan kawasan tanpa rokok di sekolah berhubungan dengan kesiapan dari pihak pelaksana. Sumber daya tersebut dapat berupa sumber daya manusia, sumber daya anggaran, sumber daya peralatan, dan sumber daya kewenangan. 1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang berkaitan dengan implementasi kebijakan adalah jumlah anggota dan keahlian yang dimiliki pelaksana kebijakan. Pelaksana kebijakan di SMA Gadjah Mada diberikan kepada Guru Bimbingan Konseling, Wali Kelas, dan Wakasek Kesiswaan serta diawasi oleh Kepala Sekolah. Saat ini jumlah pelaksana kebijakan di SMA Gadjah Mada sudah memadai namun terkendala dengan beberapa Guru mengajar di sekolah lain yang memberikan akibat kurang lancarnya koordinasi antar pelaksana. Sumber daya manusia dalam implementasi kebijakan kawasan tanpa rokok di SMA Gadjah Mada Yogyakarta menggunakan Guru Bimbingan dan Konseling