Validitas Instrumen Validitas dan Reabilitas Instrumen

55 Tabel 7. Kisi-kisi Aspek Evaluasi Pembelajaran Aspek Indikator Butir Pernyataan Jml D. Evaluasi Pembelajaran 1. Evaluasi proses pembelajaran a. Penyampaian tujuan pembelajaran 1 b. Penyampaian pokok bahasan materi ajar 2 c. Penyampaian sumber belajar 3 3 2. Evaluasi hasil pembelajaran dengan penilaian autentik a. Pemberian tugas dengan pertanyaan lisan 4 b. Pemberian tugas dengan tes tertulis secara berkala 5 c. Pemberian tugas membaca dan meringkas materi, eksperimen, pengamatan, survei, proyek, makalah, dan diskusi kelas 6,7,8,9,10,11,12 9 3. Pemberian umpan balik a. Pengembalian hasil tugas 13 b. Pengembalian hasil ujian 14 c. Pembahasan kembali hasil tugas dan ujian 15 3 4. Program perbaikan a. Bertanya pada peserta didik mengenai kesulitan dalam materi ajar 16 b. Pemberian kesempatan pada peserta didik lain untuk menanggapi kesulitan temannya 17 c. Pemberian solusi penyelesaian masalah 18 3 Jumlah 18 Total 96 Keterangan: Butir yang gugur

F. Validitas dan Reabilitas Instrumen

1. Validitas Instrumen

Penelitian yang baik salah satunya didukung oleh validnya hasil instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen yang valid berarti dapat mengungkap data dari suatu variabel yang diteliti melalui suatu pengukuran yang tepat. Sugiyono, 2008: 173 menjelaskan, “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Suatu instrumen penelitian dinyatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. 56 Instrumen penelitian yang digunakan adalah untuk mengungkap kinerjasikap guru sehingga alternatif jawaban yang disediakan tidak ada yang “salah” atau “benar” melainkan bersifat “positif” atau “negatif”. Instrumen yang digunakan bersifat non test dengan menghimpun data sehingga tidak perlu standardisasi instrumen, cukup dengan validitas konstruk. Validitas konstruk berkaitan dengan keberhasilan instrumen penelitian dalam mengukur pengertian- pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya. Pengujian validitas konstruk instrumen pada penelitian ini menggunakan bantuan pendapat para ahli experts judgement. Peneliti meminta bantuan kepada Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika dan dosen pembimbing skripsi untuk menelaah kisi-kisi instrumen terutama kesesuaian dengan tujuan penelitian dan butir-butir pertanyaan, apakah materi instrumen telah sesuai dengan konsep yang akan diukur dalam penelitian. Untuk hasil validitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2. Setelah dilakukan expert judgement, selanjutnya dilakukan uji coba pada subjek penelitian yang berbeda, tetapi memiliki karakteristik yang hampir sama. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono, 2010: 183 yang menyatakan bahwa “untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, setelah dilakukan konsultasi dengan ahli maka selanjutnya diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item ”. Setelah melakukan uji coba maka data yang didapat akan ditabulasikan, kemudian pengujian konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dalam suatu faktor dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi faktor yang diperoleh positif dan besarnya 0.30 maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. 57 Uji coba instrumen ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta pada peserta didik kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video karena memiliki karakteristik yang hampir sama. Untuk menghitung uji validitas instrumen menggunakan rumus Pearson Product Moment. Rumusnya yaitu: Keterangan: r xy = angka indeks korelasi r product moment N = jumlah responden ∑xy = jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y ∑x = jumlah seluruh skor item ∑y = jumlah seluruh skor total Jika nilai r xy r tabel, maka item valid. Jika nilai r xy ≤ r tabel, maka item tidak valid atau gugur. Butir angket yang diujicobakan sebanyak 9 butir untuk aspek pemahaman terhadap peserta didik dan 24 butir untuk aspek persiapan mengajar yang diisi oleh guru, tetapi tidak dilakukan perhitungan uji validitas dan reliabilitas. Instrumen angket pada penelitian ini sudah dikonsultasikan kepada para ahli. Karena responden yang mengisi hanya berjumlah dua orang guru mata pelajaran dasar-dasar elektronika yang diteliti dan instrumen angket yang telah dibuat berdasarkan standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang terdapat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007. Untuk 45 butir untuk aspek pelaksanaan PBM dan 18 butir untuk aspek evaluasi pembelajaran dilakukan perhitungan uji validitas dan reliabilitas. Setelah 58 dilakukan uji coba, diperoleh r hitung pada masing-masing butir yang kemudian hasil r hitung dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5 dan N=30 sebesar 0,361, sehingga dapat diketahui ada 11 butir yang gugur untuk aspek pelaksanaan PBM yaitu butir nomor 1, 2, 11, 12, 29, 30, 31, 34, 35, 40, dan 44, sedangkan pada aspek evaluasi pembelajaran ada dua butir yang gugur yaitu butir nomor 4 dan 17. Dengan demikian butir yang gugur tidak dapat digunakan untuk mengambil data, namun untuk tiap indikator yang ada masih dapat terwakili oleh butir pernyataan lain yang tidak gugur, jadi, angket masih dapat digunakan untuk penelitian. Pelaksanaan analisis uji validitas instrumen menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2010 dan Statistical Product and Solution SPSS versi 17, untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

2. Reliabilitas Instrumen