20 Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin,
bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Dengan demikian, seorang guru harus mampu memahami dan menilai
etika atau sikap peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran. 4
Memahami karakteristik peserta didik pada aspek spiritual. Seorang guru harus mampu memahami sejauh mana peserta didik
menjalakan perintah agama sesuai kepercayaan masing-masing. Supaya guru dapat memberikan kebutuhan rohani pada peserta didik sesuai
dengan kebutuhan. 5
Memahami karakteristik peserta didik pada aspek sosial budaya. Seorang guru harus mampu memahami latar belakang sosial peserta didik,
serta budaya apa saja yang telah mereka dapatkan di rumah dan lingkungannya. Supaya guru dapat menerapkan metode pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Jika seorang guru mampu memahami aspek-aspek tersebut, maka guru
mampu memahami karakteristik peserta didik dan tentunya memenuhi salah satu aspek yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam kompetensi pedagogik guru.
b. Aspek persiapan mengajar
Persiapan mengajar dalam hal ini yang dimaksud adalah persiapan yang bersifat instruksional, yaitu berupa suatu petunjuk atau pedoman yang akan
digunakan dalam pelaksanaan mengajar dan dibuat oleh guru secara sadar dan memiliki tujuan. Pembuatan persiapan mengajar harus dipikirkan secara matang
dan cermat. Persiapan mengajar yang baik akan menjadikan pelaksanaan mengajar berjalan dengan lancar, begitu pula sebaliknya.
21 E. Mulyasa 2006, menyebutkan bahwa
“guru profesional harus mampu mengembangkan persiapan mengajar yang baik, logis, dan sistematik karena di
samping untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran, persiapan mengajar merupakan bentuk dari “profesional accountability”. Sehingga persiapan
mengajar akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam
proses pembelajaran. Persiapan mengajar di antaranya yang terpenting adalah Satuan Pelajaran
yang selanjutnya disingkat dengan SP, SP merupakan salah satu dari program pelajaran yang memuat satuan bahasan untuk disajikan dalam beberapa kali
pertemuan tatap muka. Fungsi SP digunakan sebagai acuan untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai acuan
oleh guru dalam melaksanaan PBM supaya lebih terarah dan berjalan efektif dan efisien.
Untuk menyusun persiapan mengajar, seorang guru harus mampu menetapkan tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang selanjutnya disingkat dengan RPP, mampu memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran yang sesuai dengan silabus
dan RPP, mampu memilih dan mengembangkan metode mengajar, mampu memilih dan mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan peserta didik, mampu memilih dan memanfaatkan sumber belajar, bisa membuat perangkat penilaian dan menentukan teknik
penilaian yang akan digunakan untuk menilai hasil proses belajar mengajar, serta mampu mengalokasikan waktu pembelajaran secara efektif dan efisien.
22 Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
delapan indikator kompetensi persiapan mengajar seorang guru ke dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu:
1 Mampu mendeskripsikan tujuan pembelajaran,
2 Mampu memilih atau menentukan materi,
3 Mampu mengorganisasi materi,
4 Mampu menentukan metode atau strategi pembelajaran,
5 Mampu menentukan media atau alat peraga pembelajaran,
6 Mampu menyusun perangkat penilaian,
7 Mampu menentukan teknik penilaian, dan
8 Mampu mengalokasikan waktu.
c. Aspek pelaksanaan proses belajar mengajar