atau tidak. Citra bisa timbul karena pengalaman di masa lalu, anggota koperasi yang sudah lama menjadi anggota pernah merasakan bagaimana proses terbentuknya citra
koperasi dari awal berdiri hingga sekarang. Apabila koperasi bisa terus menjaga citra yang sudah baik, maka anggota akan semakin puas karena ada perasaan bangga
tersendiri menjadi bagian dari koperasi yang sukses. Dalam penelitian ini citra koperasi indikatornya yaitu kepercayaan anggota, tanggung jawab sosial koperasi,
dan hasil usaha.
2.8 Kerangka Berpikir
Koperasi dalam rangka mencapai tujuannya yaitu dengan membuka usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggotanya. sebagai organisasi yang
berwatak sosial juga merupakan orang yang bergerak dalam bidang ekonomi, sehingga harus bekerja atas dasar prinsip ekonomi. Seperti yang tercantum pada UU
No.25 Tahun 1992 pasal 43 yang meyebutkan “usaha koperasi adalah usaha langsung yang berkaitan dengan kepentingan anggota, untuk meningkatkan usaha dan
kesejahteraan anggota”. Apabila usaha yang dijalankan koperasi dikelola dengan baik maka akan tercapai kepuasan anggota. Karena anggota adalah bagian terpenting dari
sebuah kelangsungan hidup koperasi. Tanpa campur tangan anggota, koperasi tidak akan berjalan sebagaimana badan usaha lain. Kekuatan yang paling dominan terletak
pada anggota koperasi. Untuk itu koperasi selalu mengutamakan kepentingan anggota dari pada yang bukan anggota.
Berdasarkan status ganda anggota koperasi, maka seluruh kegiatan usaha koperasi didasarkan pada maksimalnya pelayanan atau pemenuhan kebutuhan
ekonomi anggotanya. koperasi mengutamakan pelayanan pada anggota. Kualitas adalah “suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan” menurut Goetsch dan Davis 1994 dalam Tjiptono 2003:4. Apabila kualitas pelayanan yang
melebihi harapan pelanggan, maka akan tercapai kepuasan pelanggan dan sebaliknya. Kualitas pelayanan pada koperasi diberikan melalui pemberian pelayanan dalam
berbagai bidang usaha yaitu pelayanan usaha konsumsi usaha pertokoan dan pelayanan perkreditan usaha simpan pinjam, maka akan memberi kemudahan bagi
para anggota dalam memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan. Terciptanya pelayanan yang baik membutuhkan pengurus yang handal dan
berkompeten. “Pengurus yaitu perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat anggota, yang bertugas mengelola organisasi dan usahanya”. Pengurus mengemban
amanat dan keputusan rapat anggota untuk mengelola organisasi dan usaha koperasi Sitio, 2001:34. Untuk mengelola koperasi agar usahanya maupun organisasinya
berjalan seimbang dan berhasil maka dibutuhkan pengurus yang memang kompeten serta mampu mengelola usaha. Kepuasan anggota akan tercermin bila manajerial
pengurus di dalam suatu koperasi itu baik, dapat menjalankan usaha dengan baik, sehingga memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada anggota.
Anggota KPRI Hesti Utama adalah pegawai negeri sipil, untuk itu status PNS yang melekat akan membawa motivasi seseorang untuk berkoperasi. “Motivasi
adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
dan upayanya untuk mencapai kepuasan” Malayu, 2007:95. Terkait dengan pelayanan anggota, maka motivasi dapat dikatakan sebagai pendorong yang
menimbulkan keinginan atau kemauan anggota untuk bekerja dengan baik dalam organisasi koperasi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang
terpenuhinya tujuan yang hendak dicapai. Kesadaran dari diri sendiri yang menciptakan motivasi seseorang untuk berkoperasi, karena ada tujuan yang ingin
dicapai bersama koperasi, lalu individu tersebut tergerak hatinya menjadi bagian dari koperasi.
Selain kualitas pelayanan, kemampuan manajerial pengurus, dan motivasi berkoperasi, faktor lain yang juga mempengaruhi kepuasan anggota koperasi yaitu
citra koperasi. Citra atau image sangat diperlukan untuk membangun koperasi yang terpercaya. Menurut Katz 1994 dalam SoemiratArdianto 2002:113 “citra adalah
bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas”. Melalui penciptaan citra sebuah koperasi dapat mengetahui secara
pasti sikap anggota maupun masyarakat di sekitar lingkungan usaha baik terhadap koperasi sendiri maupun terhadap produk yang dihasilkan koperasi. Citra merupakan
salah satu asset terpenting dari sebuah organisasi atau perusahann. Suatu koperasi
yang memiliki citra baik di mata anggota dan masyarakat, akan kepuasan anggota akan bertambah. Anggota akan semakin bangga menjadi bagian dari koperasi yang
bercitra positif dan baik. Hubungan antara kualitas pelayanan, kemampuan manajerial pengurus, motivasi berkoperasi, citra koperasi, dan kepuasan anggota dapat
digambarkan dengan skema berikut:
H5
H1
H2
H3
H4
Gambar 2.3 Skema Kerangka Pikir
Kualitas Pelayanan, indikatornya:
1. Keandalan
2. Daya tanggap
3. Jaminan
4. Empati
5. Keberwujudan Fisik
Kemampuan Manajerial Pengurus ,indikatornya:
1. Mengelola organisasi dan
usaha koperasi 2.
Menyelenggarakan RAT 3.
Membuat rencana kerja dan anggaran belanja
Kepuasan Anggota ,indikator:
1. Kesesuaian dengan
harapan 2.
Sikap pasca pembelian 3.
merekomendasi Motivasi Berkoperasi,
indikatornya: 1.
Dorongan memperoleh SHU
2. Dorongan memenuhi
kebutuhan 3.
Dorongan mengikuti kegiatan
Citra Koperasi,indikatornya: 1.
Kepercayaan anggota 2.
Tanggung jawab sosial koperasi
3. Hasil Usaha
2.9 Hipotesis