Y
t
= F y
t-1
– w
L
e
t-L
– F
1
y
t-L-1
+ e
t
Y
t
= 0,5084 y
t-1
– 0,8067 e
t-L
- 0,5084 y
t-L-1
+ e
t
Hasil ramalan penjualan untuk 12 bulan ke depan yang terdapat pada Tabel 14, menunjukkan bahwa tingkat penjualan pisang cavendish grade C3 berfluktuasi
dengan rata-rata penjualan mencapai 23.975 boks per bulan. Ramalan penjualan tertinggi terjadi pada Mei 2007 yaitu sebesar 28.105 boks, dimana hasil ramalan
penjualan sejak bulan April 2007 pun sudah terjadi peningkatan dibandingkan kondisi aktualnya bulan Maret 2007 yaitu dari 22.733 boks menjadi 27.752 boks.
Tabel 14. Hasil Ramalan Volume Penjualan Pisang Cavendish Grade C3
Periode Waktu April 2007 – Maret 2008
6.2. Peramalan Penjualan Grade FB
Data penjualan grade FB dengan merek dagang Sunfresh adalah data bulanan yang diperoleh dari bulan Januari 2004 hingga Maret 2007. Dalam series
waktu tersebut terdapat 39 bulan, yang berarti terdapat 39 data penjualan grade FB dalam satuan boks. Grade FB merupakan grade penjualan tertinggi kedua setelah
grade C3. Berdasarkan hasil plot data yang dapat dilihat pada Gambar 9, penjualan
No. Bulan
Ramalan Volume Penjualan boks
1 April 2007
27.542 2
Mei 2007 28.105
3 Juni 2007
22.721 4
Juli 2007 16.848
5 Agustus 2007
23.285 6
September 2007 25.971
7 Oktober 2007
24.729 8
November 2007 24.097
9 Desember 2007
23.776 10
Januari 2008 23.613
11 Februari 2008
23.530 12
Maret 2008 23.488
Penjualan Pisang Cavendish Grade FB
5000 10000
15000 20000
25000
Jan-04May-04 Sep-04 Jan-05Ma y-0
5 Sep-05 Jan-06May-06 Sep-06 Jan-07
Bulan Boks
FB Linear FB
grade FB selalu berfluktuasi dengan penjualan tertinggi pada bulan Agustus 2005 yaitu sebesar 19.572 boks.
Gambar 9. Plot Data Penjualan Pisang Cavendish Grade FB Sunfresh
Periode Januari 2004 – Maret 2007
Pada Gambar 9 terlihat bahwa plot data penjualan pisang cavendish grade FB cenderung mengalami trend yang menurun. Hal ini berdampak pada
berkurangnya pasokan grade FB dari PT. NTF akibat faktor cuaca, terutama sejak bulan Agutus 2006 – Maret 2007. Kondisi membuat PT. SSN menurunkan harga
jual grade FB, agar pesanan pelanggan akan grade FB tetap tersedia. Hipotesis awal berdasarkan plot data series waktu terlihat bahwa data
mengandung unsur trend. Berdasarkan hasil analisis metode peramalan time series yang paling sesuai, untuk memprediksi penjualan pisang cavendish grade FB
adalah SARIMA 1,2,02,1,0
8
dengan nilai MSE sebesar 5.382.093. Mengenai nilai MSE masing- masing teknik peramalan dapat dilihat pada Tabel 15.
.
Tabel 15. Nilai MSE Metode Peramalan Penjualan Pisang Cavendish Grade
FB Sunfresh
No. Metode
a ß
? Ordo
MSE Urutan
Terbaik
1 Moving Average
11.772.591
5 2
Single Eksponensial
11.403.822
4 3
Double Eksponensial
11.804.552
6 4
Dekomposisi Multiplikatif
12
18.586.309
8 5
Dekomposisi Aditif 12
18.001.105
7 6
Winters Multiplikatif 0.9 0.05 0.05
12
6.544.385
2 7
Winters Aditif 0.9 0.05 0.05
12
7.165.290
3 8
SARIMA 1,2,02,1,0
8
5.382.093
1
Pengidentifikasian model SARIMA 1,2,0 2,1,0
8
dilakukan dengan melihat terlebih dahulu bentuk ACF dan PACF, untuk mengetahui adanya unsur
stasioner. Bentuk ACF dan PACF ternyata belum stasioner sehingga dilakukan differencing sebanyak dua kali. Begitu juga untuk mengetahui adanya unsur faktor
musiman, maka dilakukan differencing seasonal sebanyak satu kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 5 mengenai bentuk ACF dan PACF penjualan
pisang cavendish grade FB baik reguler maupun seasonal. Berdasarkan hasil ACF dan PACF penjualan pisang cavendish grade FB,
diperoleh hasil bahwa pada pola ACF sudah dying down, sedangkan PACF sudah cut-off pada lag kedua. Sehingga nilai autokorelasinya sudah tidak berbeda secara
nyata dengan nol. Dalam penentuan faktor musiman ACF dan PACF yang berada time lag kedelapan diperoleh hasil bahwa ACF sudah dying down dan PACF sudah
cut-off. Setelah dilakukan pengidentifikasikan data kestasioneran, maka langkah
selanjutnya dilakukan uji diagnostik atas model ARIMA tersebut. Uji diagnostik tersebut terdiri dari enam kriteria model Box-Jenkins, antara lain :
1. Residual atau error peramalan bersifat random. Pada Lampiran 6 error peramalan sudah random, hal ini dibuktikan pada Ljung-Box Statistic dimana P-
value lebih besar daripada a 0,05 yaitu 0,131 dan 0,885.
2.
Model parsimonious dimana model tentatif yang diperoleh yaitu ARIMA 1,2,02,1,0
8
, menunjukkan bentuk model yang paling sederhana. 3. Parameter yang diestimasi berbeda nyata dengan nol. Hal ini dapat dilihat dari
nilai P-value yang kurang dari a 0,05, dimana pada P-value SAR 8 SAR 16 koefisiennya = 0,000, namun pada P-value AR 1 koefisiennya adalah 0,075.
4. Kondisi invertibilitas ataupun stasioneritas harus terpenuhi, yang ditunjukkan oleh jumlah koefisien AR yang harus kurang dari satu. Pada model ARIMA
1,2,02,1,0
8
koefisien AR = -0,374 dan SAR -1,2273-0,997 = -2,2243 5. Proses iterasi harus convergence. Pada session sudah terdapat penyataan bahwa
Relative change in each estimate less than 0.0010 6. Model harus memiliki MSE yang kecil. Pada model ARIMA ditunjukkan
dengan nilai MSE sebesar 5.382.093.
Adanya salah satu uji dianostik yang tidak memenuhi syarat, menjadikan model ini bukan yang terbaik, walupun memiliki nilai keakuratan model atau MSE
yang kecil. Sehingga, model SARIMA 1,2,0 2,1,0
8
akan diganti dengan metode terbaik lain yaitu Winters Multiplikatif ordo 12 0,9;0,05;0,05 yang berada di
urutan terbaik kedua dengan nilai MSE sebesar 6.544.385. Hasil ramalan penjualan untuk 12 bulan ke depan dengan metode Winters
Multiplikatif ordo 12 0,9;0,05;0,05 yang terdapat pada Tabel 16, menunjukkan bahwa tingkat penjualan pisang cavendish grade FB berfluktuasi setiap bulannya.
Hal ini dapat diidentifikasikan bahwa grade FB akan menyesuaikan pola penjualannya dengan grade C3, yang selama ini di PT. SSN selalu demikian.
Tabel 16. Hasil Ramalan Volume Penjualan Pisang Cavendish Grade FB
Periode Waktu April 2007 – Maret 2008
6.3. Implikasi Terhadap Manajemen PT. Sewu Segar Nusantara