10. Metode Box-Jenkins ARIMA : Model ini menggunakan pendekatan iteratif pada identifikasi suatu model yang mungkin dari model umum Hanke, et al.,
2003. ARIMA adalah singkatan dari autoregressive integrated moving average. Pada ARIMA terbagi atas model MA moving average, AR
autoregressive, ARMA autoregressive moving average, dan ARIMA autoregressive integrated moving average.
Berdasarkan model- model peramalan di atas penilaian terhadap akurasi
hasil peramalan dapat dilakukan dengan mengamati besarnya selisih nilai aktual pengamatan dengan nilai estimasi dari peramalan Firdaus, 2006. Penilaian
tersebut dilakukan dengan membandingkan nilai error yang terkecil baik melalui MSE Mean Square Error, MAE Mean Average Error, maupun MPE Mean
Percentage Error.
3.1.3. Economic Order Quantity EOQ
Model EOQ atau fixed-order-quantity digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan, yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan
persediaan, dan biaya kebalikannya inverse cost pemesanan persediaan. Metode ini dapat digunakan baik untuk barang-barang yang dibeli maupun yang
diproduksi sendiri. Pada Gambar 2 menunjukkan hubungan antara kedua biaya tersebut biaya penyimpanan holding dan carrying cost dan biaya pemesanan
ordering atau set-up cost.
Gambar 2. Hubungan Antara Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan.
Sumber : Handoko, 1999
Berdasarkan Gambar 2, jumlah pesanan yang ekonomis terletak antara perpotongan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Jumlah pemesanan akan
optimal jika biaya penyimpanan dengan biaya pemesanan mencapai nilai minimum. Kuantitas pemesanan yang optimal terjadi pada titik Q, yaitu pada saat
biaya pemesanan sama dengan biaya penyimpanan yang merupakan perpotongan antara keduanya. Pada titik Q tersebut, total biaya pengendalian persediaan
adalah minimal. Model EOQ merupakan alat yang paling umum digunakan dalam
menganalisis persediaan barang yang optimal. Menurut Handoko 1999, model EOQ mempunyai beberapa asumsi antara lain :
1. Permintaan produk adalah konstan, seragam, dan diketahui deterministik. 2. Harga per unit produk adalah konstan.
3. Biaya penyimpanan per unit per tahun adalah konstan. 4. Biaya pemesanan per pesanan adalah konstan.
Biaya Total
Biaya Penyimpanan
Biaya Pemesanan
Kuantitas Q Biaya
Q
5. Waktu antara pesanan dan barang-barang diterima lead time, L adalah konstan.
6. Tidak terjadi kekurangan bahan atau back orders.
Berdasarkan asumsi tersebut, karena permintaan produk adalah konstan dan seragam, maka seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3 tingkat persediaan
dari waktu ke waktu berbentuk model continuous. Hal ini ditunjukkan dimana pesanan yang dilakukan dengan pesanan yang diterima berkontinyu kapan saja
persediaan mencapai titik pemesanan kembali R sesuai penggunaan per hari d dan waktu tunggu L.
Gambar 3. Tingkat Persediaan dengan Waktu dalam EOQ.
Sumber : Handoko, 1999 Keterangan :
Q = Jumlah yang dipesan R = Titik Pemesanan Kembali Reorder point
d = tingkat permintaan atau penggunaan per hari L = Waktu tunggu lead time
Kelebihan EOQ yaitu sederhana, mudah dianalisis, dapat diolah secara manual, dan jika ditambahkan persediaan pengaman maka EOQ dapat digunakan
untuk perusahaan yang memiliki tingkat pemakaian dan waktu tunggu yang
Economic Order Quantity R = d.L
Waktu d
Reoder point
Q
R Q
L L
Pesanan dilakukan
Pesanan diterima
Tingkat Persediaan dalam unit
berfluktuasi. Akan tetapi, kelemahan EOQ yaitu kurang peka terhadap fluktuasi pemakaian dan waktu tunggu yang umumnya terjadi pada perusahaan. Selain itu,
EOQ hanya menghitung jumlah pemesanan yang optimal dan frekuensi pemesanan.
3.1.4. Persediaan Pengaman Safety Stock