2.1.7.2 Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstruktivisme menegaskan bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus menemukan sendiri yang harus
aktif secara mental membangun struktur pengetahuan berdasarkan perkembangan tahap berpikirnya. Menurut teori konstruktivisme pengetahuan dikonstruksikan
sendiri oleh siswa secara aktif berdasarkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya Trianto, 2007: 13.
Pada penelitian ini yang menjadi landasan teori model pembelajaran think talk write adalah teori belajar penemuan discovery dan teori belajar konstruktivisme.
Kedua teori tersebut sama-sama menekankan bahwa siswa harus mencari dan membangun pengetahuannya sendiri.
2.1.8 Implementasi Model Pembelajaran Think Talk Write dengan Media Puzzle
Peneliti menggunakan model think talk write dengan media puzzle untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn siswa kelas IV SDN Mangunsari Kota
Semarang. Penerapan pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan keterampilan mengajar guru, meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model model think talk write dengan media puzzle dikemas dalam tabel sebagai berikut:
Langkah-langkah model
think talk write
Huda 2014:220
Langkah-langkah menggunakan media
puzzle Langkah-Langkah model
think talk write dengan media puzzle
1. Siswa mendengarkan
materi yang
disampaikan guru dan membuat catatan kecil
1. Tahap Persiapan
Guru menyiapkan media puzzle yang
akan digunakan 1.
Guru mengkondisikan kelas
2. Guru
melakukan apersespi
melalui
secara individu think untuk dibawa ke forum
diskusi 2.
Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan
teman satu grup untuk membahasa isi catatan
talk
3. Siswa mengkontruksi
sendiri pengetahuan
yang memuat
pemahaman dan
komunikasi dalam
bentuk tulisan write 4.
Kegiatan akhir
pembelajaran adalah
membuat refleksi dan kesimpulan atas materi
yang dipelajari 2.
Tahap 2 Membangkitkan
Kesiapan Belajar 3.
Tahap 3 Mengerjakan puzzle
4. Tahap 4 Diskusi
Materi Program Puzzle
5. Tahap 5
Menindaklanjuti program
kegiatan tanya jawab 3.
Siswa mendengarkan
materi yang disampaikan guru tentang lembaga-
lembaga negara
di susunan
pemerintahan tingkat pusat
4. Guru membentuk kelas
menjadi beberapa
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang secara
heterogen 5.
Guru memberikan
permasalahan berupa
permainan puzzle
struktur lembaga
– lembaga
negara dan
meminta siswa secara individu
memikirkan alternatif
pemecahan masalah think
6. Setiap
kelompok berdiskusi
dalam menyusun
puzzle menjadi gambar struktur
lembaga negara
di susunan
pemerintahan tingkat pusat talk
7. Perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil
diskusi dengan
menunjukkan puzzle
yang telah disusun 8.
Guru meminta siswa secara
individu menuliskan rangkuman
materi untuk mengukur sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi write
9. Guru
memberikan refleksi dan penguatan
kepada siswa
terkait materi yang dipelajari
10. Guru dan siswa secara
bersama menyimpulkan materi
yang telah
dipelajari
2.2 Kajian Empiris
Hasil penelitian yang menjadi faktor pendukung bagi peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran PKn menggunakan model think talk write
dengan media puzzle adalah: a
Penelitian yang dilakukan oleh Supriyono 2011 tentang “Developing Mathematical Learning Device Using TTW Think- Talk-Write Strategy Assisted
By Learning Cd To Foster Mathematical Communication ”. PROCEEDINGS
International Seminar and the Fourth National Conference on Mathematics Education. ISSN 978-979-16353-7-0. Hasil penelitian ini menunjukkan
ketuntasan siswa pada skor ≥ 62 sampai 75. Rata-rata skor penilaian kelas
eksperimen sebesar 69,63 sedangkan rata-rata skor kelas kontrol sebesar 41,13. Pengaruh aktivitas siswa terhadap hasil pembelajaran sebsar 28,1.
b Putranto 2014 melakukan penelitian tentang “Peningkatan Keterampilan
Menulis Laporan Pengamatan Melalui Metode Think Talk Write dengan Media Video Pada Siswa Kelas V SDN Girirejo 01 Kabupeten Magelang
”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang.
Penelitian tersebut berhasil menunjukkan peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan menggunakan model think talk write dan media video.
Keberhasilan tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya keterampilan guru siklus I dengan perolehan skor 22 dengan kriteria baik, skor 29 dengan kriteria
baik siklus II, meningkat dengan perolehan skor 39 dengan kriteria sangat baik siklus III. Aktivitas siswa meningkat dengan perolehan rata-rata jumlah skor