3. Menambahkan larutan Kalsium Hidroksida encer sampai endapan
berhenti terbentuk. 4.
Menyaring endapan sehingga larutan bening garam didapat. 5.
Memanaskan larutan sampai kristal garam dapur terbentuk.
2.10.6. Penjelasan Metode Pemurnian Garam Dapur
Garam dicuci dengan menggunakan larutan jenuh NaCl, pencucian ini bertujuan melarutkan pengotor yang berupa debu atau pasir yang
menempel pada kristal garam krosok. Larutan yang digunakan untuk mencuci haruslah jenuh karena garam krosok tidak akan larut dalam
larutan yang lewat jenuh. Konsep Ksp digunakan untuk mengetahui ion senama yang digunakan dalam larutan pencuci. Setelah garam krosok
disaring, garam yang putih didapat karena debu atau pasir telah dibuang selama proses pencucian. Penambahan larutan Kalsium Hidroksida
bertujuan untuk mengendapkan garam MgCl
2
, Pudjaatmaka dalam vogel, 1979:304 garam magnesium ini adalah garam yang menyebabkan rasa
pahit dalam garam krosok, oleh karenanya harus dibuang dengan pengendapan dan penyaringan. Pemanasan tahap akhir bertujuan untuk
mendapatkan kristal garam dapur yang bebas dari pengotor.
2.11. Kerangka berpikir
Berdasarkan hasil observasi di SMA N 1 bawang banjarnegara, didapati bahwa hasil belajar kognitif kimia siswa kelas XI IA 1 belum
mencapai KKM nilai 75, dan menurut guru pengampu nilai hasil belajar afektif dan psikomotor masih perlu ditingkatkan lagi.
Hasil belajar tidak ditentukan oleh satu aspek saja, namun ditentukan oleh tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Masalah belajar
yang muncul memerlukan suatu solusi agar tidak melebar ke permasalahan lain. Peneliti menerapkan pendekatan Project-Base Learning untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi. Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan, peneliti menyusun sebuah kerangka berpikir mengenai
meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode tersebut. Kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Penelitian tindakan
kelas Hasil belajar kimia masih kurang
dari KKM
Masalah belajar kimia di SMA N 1
Bawang Banjarnegara
Observasi Kolaborasi dengan
Guru pengampu
Subjek: Kelas XI IPA I
Meningkatkan hasil belajar kimia dengan menerapkan pendekatan Project-Based
Learning.
Hipotesis
Hasil belajar meningkat
2.12. Hipotesis
Berdasarkan tindakan di atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah penerapan pendekatan Project-Based Learning dapat meningkatkan hasil
belajar kimia
siswa SMA
N 1
Bawang Banjarnegara.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan data pengamatan langsung terhadap jalannya proses pembelajaran di kelas. Dari
data tersebut kemudian dianalisis melalui beberapa tahapan dalam siklus-siklus tindakan.
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Bawang Banjarnegara.
3.2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA I SMA Negeri 1 Bawang Banjarnegara.
3.3. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi pusat perhatian Arikunto, 2006:99. Fokus penelitian tindakan kelas ini
adalah peningkatan hasil belajar kimia siswa selama pembelajaran. Peningkatan hasil belajar ini dapat diukur dengan menggunakan tes yang
dilakukan setiap akhir siklus, sedangkan aktivitas siswa dapat diamati menggunakan lembar observasi.
3.4. Teknik Pengumpulan Data