aspek kognitif yang dominan adalah prestasi belajar, sedangkan untuk aspek afektif yang dominan adalah aktivitas siswa.
2.7 Aktivitas Belajar
Belajar tidak akan terjadi tanpa adanya aktivitas. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar Sardiman, 2007:
96. Pada pembelajaran konvensional hanya sedikit melibatkan aktivitas siswa, aktivitas siswa hanya sebatas mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan latihan
soal. Hal ini terjadi karena pembelajaran didominasi oleh guru. Guru yang aktif dalam pembelajaran tersebut, sehingga siswa menjadi pasif.
Tingkat aktivitas setiap siswa dalam proses pembelajaran berbeda satu dengan yang lainnya. Banyak aktivitas belajar yang dapat dilakukan siswa selama
proses pembelajaran, oleh karena itu penting untuk merancang pembelajaran dimana aktivitas belajar siswa didalamnya akan meningkat. Aktivitas siswa
selama proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan diperoleh.
Aktivitas belajar akan terjadi pada siswa jika terdapat stimulus dan lingkungan yang mendukung siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran akan meningkatkan interaksi antar siswa, dan siswa dengan guru, sehingga dapat dicapai tujuan dan prestasi belajar yang lebih
optimal. Menurut Slameto 2003: 36 penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah
kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Paul D. Dierich dalam
Hamalik, 2009: 172-173 membagi kegiatan belajar dalam delapan kelompok, yaitu.
1 Kegiatan-kegiatan visual
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati oranglain bekerja atau bermain.
2 Kegiatan-kegiatan lisan oral
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara,
diskusi, dan interupsi. 3
Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi
kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. 4
Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi,
membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. 5
Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
6 Kegiatan-kegiatan metrik
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
7 Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
8 Kegiatan-kegiatan emosional
Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.
Dari semua aktivitas belajar yang telah disebutkan di atas, jika dapat diciptakan dalam pembelajaran di kelas maka pembelajaran yang efektif akan
terwujud. Selanjutnya Hamalik 2009 menyebutkan besarnya nilai aktivitas dalam
pengajaran bagi siswa. 1
Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2
Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral.
3 Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa.
4 Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5 Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi
demokratis. 6
Mempererat hubugan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orangtua dan guru.
7 Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan kongret sehingga
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistis.
8 Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan
di masyarakat.
2.8 Prestasi Belajar