ditimbulkan sangat luar biasa. Getaran gempa bumi sangat kuat dan merambat ke segala arah sehingga dapat menghancurkan bangunan dan
menimbulkan korban jiwa.
Contoh paragraf di atas bersifat kohesif karena unsur-unsurnya saling berkaitan. Kalimat kedua merupakan penjelasan kalimat sebelumnya. Hal lain
yang dapat diamati dari paragraf tersebut, yakni terdapat pengulangan kata “gempa bumi”. Hal tersebut merupakan salah satu ciri kekohesifan suatu pargraf.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kohesi merupakan kesinambungan antara unsur-unsur dalam suatu paragraf dengan
ditandai dengan adanya penggunaan konjungsi, pengulangan, penyulihan, maupun pelesapan sehingga membentuk suatu teks atau karangan yang logis.
Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa sebuah wacana harus bersifat kohesif, begitu pula dengan teks eksplanasi. Dalam penyusunan teks
eksplanasi harus memperhatikan kesinambungan antarunsur pembentuk paragraf agar teks yang dihasilkan dapat dipahami dengan baik dan informasi di dalam teks
eksplanasi tersebut dapat tersampaikan dengan baik.
2.2.2.3.2 Konjungsi
Di dalam teks eksplanasi terdapat unsur bahasa yang berupa konjungsi. Konjungsi merupakan salah satu kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara
menghubungkan unsur yang satu dengan unsur yang lain. Unsur-unsur yang dihubungkan dapat berupa kata, frasa, klausakalimat, alineapemarkah lanjutan,
topik pembicaraan, dan alih topikpemarkah disjungtif Sumarlam dkk 2003:220. Chaer 2009 menerangkan konjungsi sebagai kategori yang menghubungkan
antara paragraf dengan paragraf. Pendapat senada diutarakan Alwi, dkk. 2010
yang memaparkan konjungsi sebagai kata tugas yang menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa. Konjungsi disebut
juga sarana perangkaian unsur-unsur dalam suatu wacana. Ditinjau dari kedudukan konstituen yang dihubungkan dibedakan adanya konjungsi koordinatif
dan konjungsi subordinatif. Lebih lanjut Chaer menjelaskan jenis konjungsi,
seperti dalam kutipan berikut.
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya sederajat. Konjungsi ini dibedakan
pula atas konjungsi yang menghubungkan menyatakan. a.
Penjumlahan, yaitu konjungsi dan, dengan, dan serta. b.
Pemilihan, yaitu konjungsi atau. c.
Pertentangan, yaitu konjungsi tetapi, namun, sedangkan, dan sebaliknya.
d. Pembetulan, yaitu konjungsi melainkan, dan hanya.
e. Penegasan, yaitu konjungsi bahkan, malah malahan, lagipula,
apalagi, dan jangankan. f.
Pembatasan, yaitu konjungsi kecuali, dan hanya. g.
Pengurutan, yaitu konjungsi lalu, kemudian, dan selanjutnya. h.
Penyamaan, yaitu konjungsi yaitu, yakni, bahwa, adalah, dan ialah. i.
Penyimpulan, yaitu konjungsi jadi, karena itu, oleh sebab itu, maka, maka itu, dengan demikian, dan dengan begitu.
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya tidak sederajat. Ada konstituen
atasan dan ada konstituen bawahan. Konjungsi subordinatif ini dibedakan lagi atas konjungsi yang menayatakan.
j. Penyebaban, yaitu konjungsi sebab, dankarena.
k. Persyaratan, yaitu konjungsi kalau, jika, jikalau, bila, apabila,
bilamana, dan asal. l.
Tujuan, yaitu konjungsi agar, dan supaya. m.
Penyungguhan, yaitu konjungsi meskipun, biarpun, walaupun, sungguhpun, dan sekalipun.
n. Kesewaktuan, yaitu konjungsi ketika, tatkala, sewaktu, sebelum,
sesudah, dan sehabis. o.
Pengakibatan, yaitu konjungsi sampai, hingga, dan sehingga. p.
Perbandingan, yaitu konjungsi seperti, sebagai, dan laksana.
Konjungsi yang terdapat dalam teks eksplanasi biasanya berupa konjungsi dan, karena, selain itu, dan oleh karena itu, seperti dalam contoh paragraf teks
eksplanasi yang berjudul “Tsunami” berikut.
… Patahannya menyebabkan keseimbangan air menjadi terganggu. Semakin besar daerah patahan yang terjadi, semakin besar pula tenaga
gelombang yang dihasilkan. Selain itu, tsunami juga tercipta karena meletusnya gunung berapi yang menyebabkan pergerakan air di laut atau
perairan sekitarnya sangat tinggi. Gelombang tsunami yang terjadi di laut melaju lebih cepat daripada gelombang normal. Gelombang tersebut
menyebar ke segala arah dengan ketinggian 30 sampai dengan 50 meter dan
kecepatan sekitar 800 kmjam. Ketika gelombang tsunami memasuki air dangkal, kecepatannya akan menurun dan ketinggiannya akan
bertambah …
2.2.2.3.4 Kalimat Simpleks