14
membuat bingung peserta didik yang memakainya, mempunyai sudut pandang atau point of view yang jelas dan tegas sehingga pada akhirnya juga menjadi sudut
pandang para pemakainya yang setia, mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa, menghargai perbedaan-perbedaan pribadi
para pemakainya. Sebagai kelengkapan kategori tersebut, menurut Schorling Batchelder,
sebagaimana dikutip oleh Muslich 2010: 54, ada empat ciri buku pelajaran yang baik, yaitu:
1. Buku direkomendasikan oleh guru-guru yang berpengalaman;
2. Bahan ajarnya yang terdapat pada buku sesuai dengan tujuan pendidikan,
kebutuhan peserta didik, dan kebutuhan masyarakat; 3.
Didalam buku memuat pelajaran bacaan, materi dan latihan atau tugas; dan 4.
Memuat ilustrasi yang membantu peserta didik dalam belajar.
2.3 Karakteristik Buku Ajar
Menurut Pusat Perbukuan Depdiknas , sebagaimana dikutip oleh Nurmiati 2013, setiap buku teks atau buku ajar diharapkan memenuhi standar-standar
tertentu yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan tuntutan kurikulum. Standar yang dimaksud di sini
adalah syarat, karakteristik, dan kompetensi minimum yang harus dimiliki oleh suatu buku. Menurut BNSP 2007, buku teks yang berkualitas wajib memenuhi empat
aspek standar buku teks pelajaran IPA, yaitu aspek materiisi, penyajian, bahasa dan kegrafikan. Oleh karena itu, untuk menetukan buku teks yang memenuhi standar
kelayakan itu tidak mudah. Semua itu harus melalui beberapa proses pengkajian.
15
Proses ini mengacu pada instrument penilaian buku dari BSNP Badan Standar Nasional Pendidikan.
2.4 Aspek Penyajian
Pada aspek penyajian, empat subkomponen dengan indikator masing- masing yang harus diperhatikan. Empat subkomponen pada aspek materi, yaitu:
1. Teknik penyajian,
Sistematika sajian; Kelogisan penyajian;
Keruntutan penyajian; dan Koherensi.
2. Pendukung penyajian materi,
Kesesuaian dan ketepatan ilustrasi dengan materi; Advance organizer pembangkit motivasi belajar pada awal bab;
Peta konsep pada setiap awal bab dan rangkuman pada setiap akhir bab; Contoh-contoh soal latihan dalam setiap bab;
Soal latihan pada setiap akhir bab; Rujukansumber acuan termasuk teks, tabel, garafik, gambar dan lampiran;
Kunci jawaban soal latihan pada akhir buku; dan Ketepatan penomoran dan penamaan tabelgambar dan lampiran.
3. Penyajian pembelajaran,
Keterlibatan aktif peserta didik; Berpusat pada peserta didik;
Komunikasi interaktif;
16
Pendekatan ilmiah; dan Variasi dalam penyajian.
4. Kelengkapan penyajian.
Bagian pendahulu; Bagian isi ; dan
Bagian Penyudah.
2.4.1 Variasi Penyajian
Buku teks menduduki tempat yang cukup penting dalam pembelajaran. Buku teks yang berkualitas, sangat membantu kelancaran proses belajar mengajar. Untuk
itu, buku teks juga perlu dikembangkan dengan harapan akan semakin meningkatkan mutu pembelajaran. Menurut Muslich 2010: 129, materi yang terdapat didalam buku
seharunya disajikan dengan berbagai metode agar tidak membosankan, misalnya deduktif umum ke khusus, induktif khusus ke umum. Demikian pula, digunakan
berbagai jenis ilustrasi gambar, foto, grafik, table, dan peta sebagai pendukung materi yang disajikan dalam buku. Sesuai dengan deskripsi dalam BSNP 2006:
4, bahwa materi pada buku harus disajikan dengan berbagai metode dan kreativitas agar tidak membosankan.
Dalam buku teks ilustrasi, gambar, diagram, foto, grafik, tabel, peta dan nomor adalah tandasimbollambang yang mengandung makna dalam berkomunikasi.
Menurut Sitepu 2015:151, ilustrasi dalam buku teks juga memiliki peranan menimbulkan minat dan motivasi siswa yang membaca, menarik dan mengarahkan
perhatian siswa, ilustrasi membantu siswa dalam memahami konsep yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, dengan adanya ilustrasi siswa yang lamban dalam
membaca dapat terbantu dan membantu mengingat lebih lama. Hasil penelitan
17
menujukan teks yang disertai dengan ilustrasi akan lebih lama diingat dibandingkan teks tanpa ilustrasi. Akan tetapi, ilustrasi yang tidak ada teks penjelasannya juga tidak
membantu daya ingat.
2.4.2 Materi
Fisika adalah suatu ilmu yang lebih benyak memerlukan pemahaman dari pada penghafalan. Kesuksesan seseorang dalam belajar fisika tergantung pada
kemampuannya dalam memahami konsep-konsep, pengertian, hukum-hukum dan teori-teori. Pemahaman seseorang dapat ditunjukan oleh kemampuannya dalam
menerapkan materi yang diajarkan. Materi fisika juga melibatkan materi dengan ilmu yang lain maupun dengan fenomena sehari-hari. Materi memuat konsep, definisi,
gambar, tabel, rumus, cerita, grafik, atau ilustrasi . Dengan menggunakan gambar, tabel, rumus, cerita, grafik, atau ilustrasi dapat lebih membantu siswa dalam
memahami konsep yang disajikan. Melalui gambar, suatu materi lebih mudah dipahami dibandingkan tampilan rumus-rumus atau uraian yang sangat panjang.
Melalui gambar pula peserta didik atau pembaca lebih mudah mengingat. Menurut Sitepu 2015: 151, ilustrasi pada buku berfungsi untuk menjelaskan konsep sehingga
lebih konkret, jelas dan mudah dipahami. Menurut Bill Costello Nancy J. Kolodziej 2006 , Picture books, which employ visual images to convey ideas, are ideal
instructional aids for today’s youth. Confirming this idea, Hibbing Rankin-Erickson 2003 found that illustrations in picture books helped students comprehend the text.
BSNP menyatakan bahwa ilustrasi isi buku mampu memperjelas materi dengan tampilan yang menarik sesuai objek aslinya, misalnaya kreatif dan dinamis, memiliki
tata warna dan kombinasi yang harmonis, sesuai karakter materi dan sasaran pembaca serta memiliki kontras yang baik.
18
2.4.2.1 Materi Gerak Pada Benda 2.4.2.1.1 Gaya
Giancoli 2001:90 berdasarkan intuisi, kita menggambarkan gaya sebagai semacam dorongan atau tarikan terhadap sebuah benda. Ketika Anda mendorong
kereta belanja atau mobil yang mogok, Anda memberikan gaya pada kereta atau mobil itu. Ketika sebuah lift mengangkat lift, atau martil memukul paku, atau
angin meniup daun-daun pada sebuah pohon berarti sebuah gaya sedang diberikan. Defenisi lain tentang gaya diungkapkan oleh Tipler 2001:91, gaya adalah sebuah
pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya, artinya dipercepat. Arah gaya adalah arah percepatan yang disebabkannya jika
gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Gaya tidak selalu menyebabkan gerak. Sebagai contoh, Anda bisa mendorong sebuah meja sekuat
tenaga tetapi meja tersebut tetap tidak bergerak. Sebuah gaya memiliki arah dan besar, sehingga merupakan vektor yang mengikuti aturan-aturan operasi pada vektor.
Terdapat beberapa macam gaya, diantaranya adalah gaya interaksi dan gaya kontak. Gaya interaksi adalah gaya gaya yang ditimbulkanoleh suatu benda pada
benda lain walaupun letaknya berjauha, misalnya gaya gravitasi, gaya listrik dan gaya magnet. Sedangkan gaya kontak adalah gaya yang terjadi hanya pada benda-
benda yang bersentuhan, misalnya gaya normal, gaya gesek dan gaya tegangan tali.
Galileo menyebutkan bahwa benda-benda yang dijatuhkan di dekat permukaan bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama g, jika hambatan
udara diabaikan. Gaya yang menyebabkan percepatan ini disebut gaya gravitasi Giancoli 2001:101. Gaya gravitasi pada sebuah benda
�
�
, biasa disebut berat
19
dan dituliskan dengan : �
�
= .
Arah gaya ini ke bawah menuju pusat bumi. Dalam satuan SI, g = 9,80 sehingga berat benda yang massanya 1,00 kg di Bumi adalah 1,00 kg x 9,80
yaitu 9,80 N. Gaya gravitasi bekerja pada sebuah benda ketika benda tersebut jatuh. Ketika benda berada dalam keadaan diam di Bumi, gaya gravitasi
padanya tidak hilang. Terdapat sebuah gaya lain yang bekerja pada benda itu yang mengimbangi gaya gravitasi sehingga benda berada dalam keadaan diam. Untuk
sebuah benda yang diam di atas meja, meja memberikan gaya keatas. Gaya yang diberikan oleh meja ini sering disebut dengan gaya kontak yang terjadi ketika dua
buah benda bersentuhan. Ketika gaya kontak tegak lurus terhadap permukaan kontak, gaya itu biasa disebut gaya normal “normal” berarti tegak lurus. Dan pada
diagram diberi label �
�
Giancoli 2001:102 yang disajikan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Gaya pada Benda 2.4.2.1.2 Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak
Analisis Newton Newton tentang gerak dirangkum dalam “tiga hukum gerak”nya yang terkenal. Dalam karya besarnya, Principia diterbitkan tahun
1687, Newton menyatakan terima kasihnya kepada Galileo. Pada kenyataannya
hukum gerak Newton pertama sangat dekat dengan kesimpulan Galileo. Hukum
20
tersebut menyatakan bahwa sebuah benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya total
yang tidak nol. Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diam atau gerak tetapnya pada garis lurus disebut inersia. Dengan demikian,
hukum Newton pertama sering disebut hukum inersia Giancoli 2001:93. Kecenderungan ini digambarkan dengan mengatakan bahwa benda mempunyai
kelembaman. Sehingga Hukum pertama Newton seringkali dinamakan hukum kelembaman Tipler 2001:88
Hukum pertama Newton tidak membuat perbedaan antara benda diam dengan benda yang sedang bergerak dengan kecepatan konstan. Pertanyaan
tentang apakah sebuah benda sedang diam atau bergerak dengan kecepatan konstan tergantung pada kerangka acuan dimana bendaitu sedang diamati. Sebuah
kerangka acuan dimana hukum pertama Newton berlaku dinamakan kerangka acuan inersial Tipler 2001:89-90
Pada hukum keduanya, Newton menyata kan bahwa “Percepatan sebuah
benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang
bekerja padanya”. Bentuk persamaannya dapat dituliskan =
Σ�
Hukum Newton kedua menghubungkan antara deskripsi gerak dengan penyebabnya, gaya. Hukum ini merupakan hubungan yang paling dasar pada fisika.
Dari hukum kedua Newton dapat dibuat defenisi yang lebih tepat mengenai gaya, sebagai sebuah aksi yang bisa mempercepat sebuah benda Giancoli 2001:95.
21
Hukum kedua Newton juga menggambarkan dan menetapkan hubungan antara besaran dinamika gaya dan massa dan besaran kinematika percepatan, kecepatan
dan perpindahan. Hal ini sangat bermanfaat karena memungkinkan dapat menggambarkan aneka gejala fisika yang luas dengan menggunakan hanya sedikit
hukum gaya yang relatif mudah. Adapun pada hukum ketiganya, Newton menjelaskan bahwa ketika suatu
benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama.
Hukum ini kadang-kadang dinyatakan juga sebagai untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah. Pernyataan ini memamng benar, tetapi untuk
menghindari kesalahpahaman sangat penting unt uk mengingat bahwa gaya “aksi” dan
gaya “reaksi” bekerja pada benda yang berbeda Giancoli 2001:97. Hukum ketiga Newton kadang-kadang disebut pula sebagai hukum interaksi. Hukum ini
menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya-gaya selalu terjadi berpasangan Tipler 2001:97.
2.4.2.2 Pesawat sederhana Pesawat sederhana adalah suatu alat yang digunakan untuk mempermudah
melakukan usaha. Pesawat sederhana adalah peralatan yang dapat mempermudah kita dalam melakukan usaha. Pesawat sederhana dapat mempermudah melakukan usaha
dengan meningkatkan besar gaya yang bekerja pada objek, jarak untuk gaya dapat bekerja dan mengubah arah gaya yang bekerja. Pesawat sederhana terdiri dari:
a. Tuas atau pengungkit
b. Katrol
c. Roda Berporos
22
d. Bidang miring
A. Pengungkit
Pengungkit atau disebut juga tuas merupakan pesawat sederhana yang paling sederhana. Pengungkit ini terdiri dari sebuah batang kaku misalnya logam,
kayu, atau batang bambu yang berrotasi di sekitar titik tetap yang dinamakan titik tumpu. Selain titik tumpu yang menjadi tumpuan bagi pengungkit, ada dua
titik lain pada pengungkit, yaitu titik bebandan titik kuasa. Titik beban merupakan titik dimana kita meletakkan atau menempatkan beban yang hendak diangkat
atau dipindahkan, sedangkan titik kuasa merupakan titik dimana gaya kuasa diberikan untuk mengangkan atau memindahkan beban. Pengungkit dapat
memudahkan usaha dengan cara menggandakan gaya kuasa dan mengubah arah gaya. Contoh: gunting, linggis, jungkatjungkit, pembuka botol, pemecah biji kenari, sekop
koper, pinset, dan sebagainya.Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 2.2
Gambar 2.2 PengukitTuas F x L = F x L KM =
F
b
F
k
=
L
k
L
b
Keterangan : KM= keuntungan mekanik
F =
23
F = L =
L =
Gambar 2.3 Jenis-Jenis Pengukit B.
Katrol Katrol merupakan pesawat sederhana yang terdiri dari sebuah roda atau
piringan beralur dan tali atau kabel yang mengelilingi alur roda atau piringan tersebut. Keuntungan mekanik katrol tetap sama dengan 1. Jadi, katrol tetap tunggal tidak
menggandakan gaya kuasa atau dengan kata lain gaya kuasa sama dengan gaya beban. kedudukan katrol bebas berubah dan tidak dipasang di tempat tertentu. Biasanya katrol
bebas diletakkan di atas tali beban. Katrol bebas berfungsi untuk melipatkan gaya, sehingga gaya pada kuasa yang diberikan untuk mengangkat benda menjadi setengah
dari gaya beban. Katrol jenis ini biasanya ditemukan di pelabuhan yang digunakan untuk mengangkat peti kemas. Keuntungan mekanik dari katrol bebas lebih besar dari
1. Pada kenyataannya nilai keuntungan mekanik dari katrol bebas tunggal adalah 2. Hal ini berarti bahwa gaya kuasa 1 N akan mengangkat beban 2 N.
24
Penerapan katrol dalam kehidupan sehari-hari biasa divariasi sehingga membentuk katrol bebas maupun katrol majemuk. Variasi tersebut dimaksudkan
untuk mempermudah pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Agar lebih memahami variasi katrol secara lebih lanjut dapat diperhatikan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Macam-macam Jenis Katrol C.
Roda Berporos Roda berporos merupakan pesawat sederhana yang terdiri atas sebuah poros
yang melekat pada pusat roda yang lebih besar sehingga roda dan poros dapat berputar bersama-sama. Roda berporos memiliki fungsi untuk mempercepat gaya. Selain gear
sepeda, contoh penerapan pesawat sederhana jenis roda berporos adalah kursi roda, mobil, dan sepatu roda.
D. Bidang Miring
Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang terdiri dari bidang datar yang salah satu ujungnya lebih tinggi daripada ujung lainnya.
Bidang miring diposisikan miring agar dapat memperkecil gaya yangdibutuhkan untuk memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi dibandingkan mengangkatnya
secara vertikal.
2.5 Ilustrasi
25
Ilustrasi adalah gambar yang diperlukan untuk menerangkan atau mengisis sesuatu. Dalam desain grafis, ilustrasi merupakan suatu subjek yang dapat memiliki
alur sejarah serta perkembangan yang spesifik atas jenis kegiatan seni.Kusrianto :2007. Ilustrasi dapat digunakan untuk menampilkan banyak hal antara lain :
memberikan gambaran tokoh atau karakter dalam cerita, menampilkan item yang diungkapkan dalam suatu buku pelajaran, memvisualisasikan langkah-langkah
instruksi dalam paduan dan eksperimen, dan sekedar menghibur pembaca. Ilustrasi yang baik adalah ilustrasi yang benra-benar mewakili substansi tulisan. Pada
prinsipnya ilustrasi dalam buku harus dapat memperjelas pesan atau pengertian yang ada dalam uraian materi. Oleh karena itulah, ilustrasi dan keterangan yang digunakan
dalam buku harus benar, jelas, menarik, tata letaknya tepat, bentuk sesuai kenyataan dan memiliki ukuran yang proporsional. Ilustrasi dapat berupa foto, lukisan rupa,
tabel, gambar, daftar, sketsa dan wujud benda secara konkrit sesuai aslinya. Ilustrasi visual dalam bentuk tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara
yang praktis untuk data setatistik. Siswa atau sasaran pembaca akan menafsirkan dan memahami data yang disajikan dalam bentuk tabel secara cepat. Agar tabel itu mudah
dipahami oleh pembaca isi dalam tabel tidak usah terlalu banyak , sebab akan mengurangi nilai penyajian tabel. Secara teknis teknis,penyajian tabel diatur sebagai
berikut. Jika ukuran tabel melebihi setengah halaman maka tabel tersebut ditempatkan
pada hala,an tersendiri. Jika ukuran tabel sama atau kurang dari setengah halaman tabel diintegrasikan dengan teks.
Setiap tabel diberikan identitas, identitas tabel ditempatkan diatas tabel.
26
Jika tabel lebih dari satu halaman identitas tabel ditulis kembali pada halaman yang berisi kelanjutan tabel.
Kata “Tabel” ditulis disebelah kiri, sejajar dengan garis kiri tabel, diikuti nomor dan nama tabel.
Nama tabel ditulis dalam huruf capital pada setiapa awal kata kecuali kata hubung dan depan.
Isi data dalam tabel ditulis dengan sepasi tunggal. Jika tabel terintegrasi dengan teks, jarak teks antara sebelum dan sesudah tabel
adalah tiga sepasi. Selaian tabel, ilustrasi visual juga bias disajikan dalam bentuk gambarfoto,
gambar, grafik, seketsa, diagram. Penyajian ilustrasi gambar dapat membantu mempercepat pemahaman pembaca secara utuh. Gambar pada buku tidak hanay
bertujuan membangun deskripsi, tetapi bias menekankan hubungan hal tertentu yang signifikan. Gambar yang dimaksud dalam pembahasan ini bukan gambar ilustrasi
sebagaimana yang terdapat pada dalam karya fiksi atau komik, tetapi berupa grafik, peta, diagram, sketsabagan, dan sajian gambar lain yang berbentuk gambar dalam
karya ilmiah. Penyajian gambar dalam buku teks atau karya ilmiah haruslah jelas, sederhana dan sistematis. Secara teknis teknis, penyajian visual dalam bentuk gambar
diatur sebagai mana mengikuti tata cara sebagai berikut. Nama gambar ditaruh dibawah gambar, bukan diatas gambar.
Nama gambar ditulis dalam huruf capital pada setiapa awal kata kecuali kata hubung dan depan.
27
Kata Gambar ditulis disebelah kiri, sejajar dengan batas kiri gambar, diikuti nomor dan nama gambar.
Gambar harus dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami tanpa harus menggunakan pejelasan.
Gambar harus efisien sebab terlalu banyak gambar akan mengurangi nilai penyajian gambar.
Jika ukuran gambar melebihi setengah halaman maka gambar tersebut ditempatkan pada hala,an tersendiri. Jika ukuran gambar sama atau kurang dari
setengah halaman gambar diintegrasikan dengan teks. Supaya kehadiran gambar di dalam buku ajar dapat berfungsi secara optimal,
pemilihan dan peletakan gambar harus disesuaikan dengan teks bacaan atau wacana. Teks bacaan atau wacana harus berkaitan atau sejalan dengan ilustrasi atau gambar
yang dicantumkan pada teks bacaan tersebut. Kaitan itu tidak cukup dengan informasi- informasi yang ada di dalam buku teks bacaan melainkan juga dengan gagasan-
gagasan utama di dalam teks bacaan itu. Dengan demikian, pemilihan dan pencantuman ilustrasi juga akan dengan sendirinya berkaitan dengan tujuan
pembelajaran dan tematopik yang telah ditetapkan.
2.6 Fungsi Buku Ajar