Selain	memberikan	pendapat	hukum	kepada	unit-unit	terkait, Divisi	 Law Bureau  Legal juga	 membantu	 mempersiapkan
dokumen-dokumen	yang	berkaitan	dengan	perjanjian	antara Bank	 dan	 nasabahnya	 dan	 memastikan	 agar	 dokumen-
dokumen	tersebut	mengikat	dengan	sempurna.
Untuk	memitigasi	risiko	hukum	tersebut	selama	tahun	2016, Divisi Law Bureau  Legal telah	melakukan	berbagai	langkah,
antara	lain: a.	 Melakukan	 evaluasi	 atas	 dokumen-dokumen	 atau
perjanjian-perjanjian guna mengamankan kepentingan hukum Bank.
b.	 Membuat	 atau	 memperbaharui	 standar	 dokumen perjanjian agar sesuai dengan peraturan perundang-
undangan	dan	ketentuan	yang	berlaku. c.	 Meningkatkan	 kemampuan	 dan	 pengetahuan	 sumber
daya manusia serta pengkajian atas perkara litigasi yang telah terjadi.
d.	 Memberikan	 analisis	 maupun	 advis	 hukum	 dan mempersiapkan langkah-langkah hukum terhadap
permasalahan-permasalahan yang disampaikan oleh unit-unit	 terkait	 sehubungan	 dengan	 perjanjian	 yang
sedang atau akan dijalankan.
6.  risiko stratejik
Risiko	 Stratejik	 adalah	 risiko	 akibat	 ketidaktepatan	 dalam pengambilan	 danatau	 pelaksanaan	 suatu	 keputusan
stratejik	 serta	 kegagalan	 dalam	 mengantisipasi	 perubahan lingkungan	bisnis.	Ketidakmampuan	Bank	dalam	melakukan
penyusunan	 strategi	 yang	 tepat	 dapat	 menimbulkan kegagalan	 bisnis	 Bank	 di	 masa	 yang	 akan	 datang.	 Risiko	 ini
juga	 mencakup	 kemampuan	 Bank	 dalam	 mengembangkan daya saing dan menciptakan keunggulan kompetitif Bank di
tengah	kompetisi	perbankan	yang		semakin	ketat.
pengelolaan risiko stratejik antara lain dilakukan melalui analisis	kesesuaian	strategi	bisnis	dengan	kondisi	lingkungan
bisnis	 dan	 perubahan	 siklus	 perekonomian,	 melakukan proses manajemen risiko pada setiap peluncuran produk
atau	 aktivitas	 baru	 dan	 pengembangannya	 dan	 secara berkelanjutan	melakukan	kaji	ulang	berkala	atas	pencapaian
target keuangan dan realisasi strategi.
7.  risiko Kepatuhan
Risiko	Kepatuhan	adalah	Risiko	akibat	Bank	tidak	mematuhi danatau tidak melaksanakan peraturan perundang-
undangan	 dan	 ketentuan	 yang	 berlaku.	 Tujuan	 utama manajemen risiko untuk risiko kepatuhan adalah untuk
memastikan	 bahwa	 proses	 manajemen	 risiko	 dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari perilaku
Bank	yang	menyimpang	atau	melanggar	standar	yang	berlaku secara	 umum,	 ketentuan	 danatau	 peraturan	 perundang-
undangan	yang	berlaku.
Pengelolaan	Risiko	Kepatuhan	antara	lain	dengan: a.	 Mengidentiikasi	 dan	 mengelola	 risiko	 kepatuhan
dilakukan	 dengan	 meninjau	 kebijakan	 dan	 prosedur internal,	 penyediaan	 dana,	 penghimpunan	 dana	 dan
kegiatan	bisnis	bank	lainnya	telah	sesuai	dengan	hukum, ketentuan dan peraturan eksternal.
In	 addition	 to	 providing	 legal	 opinions	 to	 related	 units,	 the Law	Bureau		Legal	Division	also	helps	to	prepare	documents
relating	to	agreements	between	the	Bank	and	its	customers and	ensures	that	these	documents	are	fully	binding.
To	mitigate	such	legal	risks	during	2016,	the	Law	Bureau Legal	Division	has	taken	various	steps,	including:
a.   evaluated documents or agreements to safeguard the Bank’s legal interests.
b.		 Made	 or	 updated	 documentagreement	 standards	 to comply	with	applicable	laws	and	regulations.
c.		 Improved	 the	 capability	 and	 knowledge	 of	 human resources	 as	 well	 as	 the	 assessment	 of	 litigation	 cases
that have occurred. d.		 Provided	 legal	 analysis	 and	 advice	 as	 well	 as	 prepared
legal	 steps	 on	 issues	 addressed	 by	 related	 units	 in relation to current or future agreements.
6.   strategic risk
Strategic	 Risk	 is	 the	 risk	 due	 to	 the	 inaccuracy	 in	 the decisiona	andor	execution	of	a	strategic	decision	as	well	as
failure	in	anticipating	changes	in	the	business	environment. The	Bank’s	inability	to	make	the	right	strategy	can	lead	to	the
Bank’s	business	failure	in	the	future.	This	risk	also	includes the	 Bank’s	 ability	 to	 develop	 competitiveness	 and	 create
competitive advantage in the midst of increasingly tight banking	competition.
The	strategic	risk	management,	among	others,	is	conducted through	 an	 analysis	 of	 the	 business	 strategies	 conformity
with	 business	 environment	 conditions	 and	 changes	 in economic	 cycles,	 conducting	 risk	 management	 processes
at	 each	 product	 launching	 or	 new	 activity	 as	 well	 as	 its development	and	continuously	conducting	periodic	reviews
on	 the	 achievement	 of	 inancial	 targets	 and	 strategic realization.
7.    Compliance Risk
Is risk due to the Bank is not in compliance andor implement prevailing legislation and regulations. The
main objective of risk management for compliance risk is to ensure that the process of risk management can
minimize the possible negative impacts of the Bank’s behavior that deviates or violate generally accepted
standards, rules andor regulations in force.
Compliance	Risk	Management	was	made,	among	others,	by: a.  Identifying and managing compliance risks that is done
by	reviewing	internal	policies	and	procedures,	provision of	 funds,	 collection	 of	 funds	 and	 other	 bank	 business
activities	 in	 accordance	 with	 external	 laws,	 regulations and regulations.
2016 annual reporT
b.	 Untuk	 memastikan	 kesesuaian	 ketentuan	 dan	 sistem internal	 dengan	 peraturan	 yang	 berlaku,	 maka	 Bank
akan	 melakukan	 kaji	 ulang	 terhadap	 kebijakan	 dan prosedur	 secara	 berkala	 terhadap	 perkembangan
ataupun	 perubahan	 peraturan	 yang	 ada	 dan mengkomunikasikannya	kepada	karyawan.
c.	 Pengelolaan	 risiko	 kepatuhan,	 selain	 dilakukan	 melalui uji	 kepatuhan,	 juga	 dilakukan	 melalui	 pemantauan
terhadap	pemenuhan	komitmen	bank	kepada	regulator, baik
berdasarkan hasil
pemeriksaan regulator
maupun	 melalui	 korespondensi	 antara	 bank	 dengan regulator.
d.  pemantauan terhadap pengenaan sanksi turut menjadi fokus	 pengelolaan	 risiko	 kepatuhan	 yang	 diterapkan,
dengan	menggunakan	beberapa	parameter	seperti	jenis, materialitas dan frekuensi pelanggaran peraturan yang
berlaku.
8.  risiko reputasi
Risiko	 Reputasi	 adalah	 Risiko	 akibat	 menurunnya	 tingkat kepercayaan pemangku kepentingan stakeholder yang
bersumber	 dari	 persepsi	 negatif	 terhadap	 Bank.	 Tujuan utama manajemen risiko untuk risiko reputasi adalah untuk
mengantisipasi dan meminimalkan dampak kerugian dari risiko reputasi Bank.
Pengelolaan	 Risiko	 Reputasi	 dilakukan	 dibawah	 koordinasi Corporate Secretary bekerjasama	dengan	unit	kerja	marketing
communication dan operasional. pengelolaan risiko reputasi dilakukan	 melalui	 pemantauan	 terhadap	 publikasi	 negatif
atau	keluhan	nasabah	yang	beredar	di	media,	monitoring atas keluhan	 nasabah	 yang	 disampaikan	 langsung	 ke	 Bank	 dan
tindak lanjutnya serta melakukan kajian manajemen risiko terhadap	produklayananprogram	baru	untuk	menganalisa
risiko	 reputasi	 yang	 mungkin	 timbul	 dan	 bagaimana mengantisipasi	risiko	tersebut.
PenILaIan PrOFIL rIsIKO
Proil	 risiko	 Bank	 secara	 keseluruhan	 untuk	 Triwulan	 IV	 2016 berada	pada	peringkat	risiko	komposit	Low to Moderate dimana
peringkat	ini	sama	untuk	setiap	penilaian	triwulanan	sepanjang tahun	 2016.	 Hasil	 tersebut	 dapat	 tercapai	 berkat	 kualitas
penerapan manajemen risiko yang mendukung efektivitas kerangka	 pengawasan	 berbasis	 risiko.	 Bank	 menerapkan
pendekatan	 secara	 menyeluruh	 dalam	 mengelola	 8	 kategori risiko	 yang	 ditetapkan	 Otoritas	 mencakup	 Risiko	 Kredit,	 Risiko
Pasar,	Risiko	Likuiditas,	Risiko	Operasional,	Risiko	Hukum,	Risiko Kepatuhan,	Risiko	Stratejik	dan	Risiko	Reputasi.
Penilaian	 pada	 masing-masing	 risiko,	 baik	 yang	 melekat pada aktivitas fungsional maupun dalam Kualitas penerapan
Manajemen	Risiko	yang	terdiri	dari	Tata	Kelola	Risiko,	Kerangka Manajemen	 Risiko,	 Proses	 Manajemen	 Risiko,	 SDM,	 MIS,	 dan
Pengendalian	 Risiko,	 dinilai	 dan	 diperingkat	 sesuai	 batasan risiko	 dengan	 mempertimbangkan	 strategi	 dan	 tujuan	 bisnis,
serta	 kemampuan	 dalam	 mengambil	 risiko	 yang	 kemudian dianalisa	 terutama	 pada	 eksposur	 risiko	 yang	 signiikan	 atau
yang	 bersifat	 material	 sesuai	 dengan	 kompleksitas	 usaha Bank.	 Hal	 ini	 menunjukkan	 pengelolaan	 risiko	 yang	 relatif
stabil	 secara	 keseluruhan,	 yang	 akan	 terus	 dipertahankandan diperbaiki	 ke	 depannya	 demi	 peningkatan	 kinerja	 Bank	 	 yang
berkesinambungan. b.  To ensure alignment between provision and internal
system with applicable regulations, the Bank will conduct a review of policies and procedures
on a regular basis towards any development or alterations existed legislation and communicating it
to the employees.
c.  Management of compliance risk, in addition to be done through the compliance test, also done through
monitoring	of	the	fulillment	of	Bank’s	commitments to the regulators, based on the results of the
regulator’ inspection or through correspondence between the Bank and the regulator.
d.  Monitoring of the imposition of sanctions also become the focus of compliance risk management
implemented, using several parameters such as the type, materiality and frequency of violations on
prevailing regulations.
8. Reputation Risk
A risk  due to decreased in of stakeholders trust level that comes from a negative perception of the Bank. The
main purpose of risk management for reputation risk is to anticipate and minimize the impact of losses on the
Bank’s risk reputation.
The	 Reputation	 Risk	 Management	 is	 performed	 under Corporate	 Secretary	 coordination	 in	 collaboration	 with
marketing	 communication	 and	 operational	 work	 units. The	 Reputation	 Risk	 Management	 is	 conducted	 through
monitoring	 of	 negative	 publicity	 or	 customer	 complaints circulating	 in	 the	 media,	 monitoring	 customer	 complaints
submitted	directly	to	the	Bank	and	follow-up	and	conducting risk	 management	 studies	 on	 new	 productsservices
programs	 to	 analyze	 reputational	 risks	 that	 may	 arise	 and how	to	anticipate	those	risks.
rIsK PrOFILe assessMenT
The	Bank’s	overall	risk	proile	for	the	4th	Quarter	2016	is	ranked on	Low	to	Moderate	composite	risks	whereby	this	ranking	is	the
same	 for	 every	 quarterly	 assessment	 throughout	 2016.	 Such results	 can	 be	 achieved	 due	 to	 the	 quality	 of	 risk	 management
implementation	that	supports	the	effectiveness	of	the	risk-based supervisory	 framework.	 The	 Bank	 applies	 a	 comprehensive
approach	 in	 managing	 the	 8	 risk	 categories	 established	 by	 the Authority	 covering	 Credit	 Risk,	 Market	 Risk,	 Liquidity	 Risk,
Operational	Risk,	Legal	Risk,	Compliance	Risk,	Strategic	Risk	and reputation risk.
Te	 assessment	 at	 each	 risk,	 both	 inherent	 in	 functional	 activity and	in	the	Risk	Management	Implementation	Quality	consisting
of	 Risk	 Management,	 Risk	 Management	 Framework,	 Risk Management	 Process,	 HR,	 MIS,	 and	 Risk	 Control,	 are	 assessed
and	 ranked	 according	 to	 risk	 limit	 by	 considering	 the	 business strategies	and	objectives,	as	well	as	the	ability	to	take	risks	that
are	 then	 analyzed,	 especially	 at	 a	 signiicant	 or	 material	 risk exposure	in	accordance	with	the	Bank’s	business	complexity.	It
demonstrates	 a	 relatively	 stable	 overall	 risk	 management	 that will	continue	to	be	addressed	and	improved	in	the	future	in	order
to	improve	sustainable	Bank’s	performance.
2016 pT BanK VicToria inTernaTional TBK.
Berdasarkan hasil penilaian Bank sendiri self assessment,	maka Proil	Risiko	Bank	Victoria	sebagai	berikut:
Jenis risiko risk Type
Penilaian Desember 2016 evaluation in December 2016
Penilaian Desember 2015 evaluation in December 2015
risiko Inheren
Inherent risk Kualitas
Penerapan Manajemen risiko
The Quality in risk Management
Implementation net risk
net risk risiko
Inheren Inherent risk
Kualitas Penerapan
Manajemen risiko
The Quality in risk
Management Implementation
net risk net risk
Kredit Credit
Moderate Satisfactory
Low to Moderate Moderate
Satisfactory Low to Moderate
pasar Market
Low Satisfactory
Low Low
Satisfactory Low
Likuiditas Liquidity
Low to Moderate Satisfactory
Low to Moderate Low to Moderate
Satisfactory Low to Moderate
operasional operational
Low to Moderate Satisfactory
Low to Moderate Low to Moderate
Satisfactory Low to Moderate
Hukum Legal
Low to Moderate Satisfactory
Low to Moderate Low to Moderate
Satisfactory Low to Moderate
Stratejik Strategic
Moderate Satisfactory
Low to Moderate Moderate
Satisfactory Low to Moderate
Kepatuhan Compliance
Low Satisfactory
Low Low
Satisfactory Low
reputasi reputation
Low Satisfactory
Low Low to Moderate
Satisfactory Low to Moderate
Peringkat Proil Risiko Risk Proile Rank
Low to Moderate Low to Moderate
PerBaIKan Dan PenInGKaTan PenGeLOLaan rIsIKO
pengelolaan risiko yang efektif merupakan satu komponen yang penting	dalam	manajemen	bank	dan	landasan	untuk	mengarahkan
aktivitas	pada	misi	dan	tujuan	bank	yang	sudah	ditetapkan,	yaitu untuk	mencapai	target	laba	jangka	panjang	yang	terusmeningkat
dan	berkesinambungan,	serta	meningkatkan	alokasi	permodalan secara optimal yang mendukung aktivitas operasional.
Dengan	 perkembangan	 akivitas	 perbankan	 yang	 semakin beragam	 dan	 kompleks	 serta	 diiringi	 oleh	 potensi	 risiko	 yang
semakin	 meningkat,	 Bank	 senantiasa	 menyempurnakan pengelolaan	risiko	baik	dari	segistruktur	organisasi	dan	sumber
daya	manusia,	kebijakan	dan	prosedur	serta	sistem	pendukung. Upaya	tersebut	dilakukan	untuk	mempersiapkan	bank	agar	dapat
mengelola	 risiko	 yang	 dihadapi,	 melakukan	 upaya	 pencegahan dan	 mitigasi,	 mencadangkan	 modal	 sehingga	 membantu	 bank
dalam	 merencanakan	 arah	 pertumbuhan	 bisnis	 di	 masa	 depan. Perbaikan	 dan	 penyempurnaan	 pengelolaan	 risiko	 dilakukan
antara	lain	: 1.	 Melakukan	 penyempurnaan	 terhadap	 proil	 risiko	 untuk
merespon faktor-faktor yang mempengaruhi Bank dalam keadaan tidak normal.
2.	 Menjaga	 eksposur	 risiko	 secara	 keseluruhan	 aggregate maupun	 per	 jenis	 risiko	 dengan	 mempertimbangkan
keterkaitan antar risiko. 3.	 Evaluasi	 dan	 penyempurnaan	 pengukuran	 risiko	 secara
berkala	 atau	 sewaktu-waktu	 apabila	 diperlukan	 untuk memastikan	 kesesuaian	 akurasi,	 kewajaran,	 serta	 prosedur
yang digunakan untuk mengukur risiko. Based	on	the	Bank’s	self	assessment,	Bank	Victoria’s	Risk	Proile
are	as	follows:
rIsK ManaGeMenT IMPrOVeMenT
an effective risk management is an important component of a bank	 management	 and	 the	 foundation	 for	 directing	 activities
on	 deined	 Bank’s	 mission	 and	 objectives,	 that	 is	 to	 achieve inmproving	 and	 sustainable	 long-term	 proit	 targets,	 as	 well	 as
to improve optimal capital allocation that supports operational activities.
With	 the	 development	 of	 increasingly	 diverse	 and	 complex banking	activities	as	well	as	accompanied	by	ever-increasing	risk
potencial,	the	Bank	is	constantly	improving	the	risk	management of	both	organizational	structure	and	human	resources,	policy	and
procedures	as	well	as	supporting	system.	The	effort	is	made	to prepare	 bank	 manage	 the	 risks	 its	 faced,	 prevent	 and	 mitigate,
reserve	 the	 capital	 to	 assist	 the	 bank	 in	 planning	 the	 business growth	 in	 the	 future.	 Improvements	 and	 enhancement	 done	 in
risk	management	among	others	are:
1.			 Performed	 improvements	 to	 the	 risk	 proile	 to	 respond	 to factors	affecting	the	Bank	in	abnormal	circumstances.
2.			 Maintained	an	overall	risk	exposure	aggregate	or	per	type of	risk	by	considering	the	inter-relationship	between	risks.
3.			 Evaluated	 and	 reined	 the	 risk	 measurement	 on	 a	 regular basis	 or	 at	 any	 time	 as	 necessary	 to	 ensure	 compliance	 of
accuracy,	reasonableness,	and	procedures	used	to	measure risk.
2016 annual reporT
4.	 Analisa	 dan	 evaluasi	 kecenderungan	 terhadap	 perubahan faktor-faktor	yang	mempengaruhi	kinerja	Bank,	baik	faktor
internal maupun eksternal.
PeLaKsanaan IMPLeMenTasI BaseL
Sejalan	 dengan	 perkembangan	 kompleksitas	 usaha	 dan	 risiko Bank,	 maka	 Bank	 melakukan	 penilaian	 atas	 proil	 risiko	 yang
dimiliki dan tingkat kecukupan modal untuk mengantisipasi potensi kerugian atas eksposur risiko serta tetap memenuhi
kewajiban	 penyediaan	 modal	 minimum	 yang	 dipersyaratkan sesuai	 dengan	 Peraturan	 Otoritas	 Jasa	 Keuangan	 Nomor
34POJK.032016	 tanggal	 22	 September	 2016	 tentang Kewajiban	 Penyediaan	 Modal	 Minimum	 Bank	 Umum.	 Dalam
pengimplementasiannya Bank juga mengacu pada best practice penerapan	manajemen	risiko	di	perbankan	internasional.
Penerapan	Basel	II	yang	telah	diterapkan	sebagai: 1.	 Pilar	1. Minimum Capital Requirements
Bank memastikan memiliki kecukupan modal untuk mengantisipasi	 risiko	 kredit,	 risiko	 pasar	 dan	 risiko
operasional	 berdasarkan	 ketentuan	 regulasi	 regulatory capital
.	Secara	umum	metoda	yang	digunakan	dalam	menilai kecukupan	 dan	 kebutuhan	 modal	 untuk	 menyerap	 potensi
kerugian	atau	risiko	Bank	adalah	sebagai	berikut	: a.	 Perhitungan	ATMR	risiko	Kredit.
Dalam	 menghitung	 Risiko	 Kredit	 Bank	 menggunakan metode
Standarized Approach
sesuai dengan
Peraturan	 Otoritas	 Jasa	 Keuangan	 Nomor	 34 POJK.032016	 tanggal	 22	 September	 2016	 tentang
Kewajiban	 Penyediaan	 Modal	 Minimum	 Bank	 Umum dan	 Surat	 Edaran	 Otoritas	 Jasa	 Keuangan	 Nomor	 42
SEOJK.032016	 tanggal	 28	 September	 2016	 tentang Pedoman	Perhitungan	Aset	Tertimbang	Menurut	Risiko
Untuk	Risiko	Kredit	Dengan	Menggunakan	Pendekatan Standar.
b.	 Perhitungan	ATMR	risiko	Pasar Dalam	 menghitung	 Risiko	 Pasar	 Bank	 menggunakan
metode	 Standar	 Standard Method sesuai dengan Peraturan	 Otoritas	 Jasa	 Keuangan	 Nomor	 34
POJK.032016	 tanggal	 22	 September	 2016	 tentang Kewajiban	 Penyediaan	 Modal	 Minimum	 Bank	 Umum
dan	 Surat	 Edaran	 Otoritas	 Jasa	 Keuangan	 Nomor	 38 SEOJK.032016	 tanggal	 8	 September	 2016	 tentang
Pedoman	 Penggunaan	 Metode	 Standar	 Dalam Perhitungan	 Kewajiban	 Penyediaan	 Modal	 Minimum
Bank	Umum	Dengan	Memperhitungkan	Risiko	Pasar.
c.	 Perhitungan	ATMR	risiko	Operasional Dalam
menghitung Risiko
Operasional Bank
menggunakan metode Basic Indicator Approach sesuai dengan	 Peraturan	 Otoritas	 Jasa	 Keuangan	 Nomor	 34
POJK.032016	 tanggal	 22	 September	 2016	 tentang Kewajiban	 Penyediaan	 Modal	 Minimum	 Bank	 Umum
dan	 Surat	 Edaran	 Otoritas	 Jasa	 Keuangan	 Nomor 24	 SEOJK.032016	 tanggal	 14	 Juli	 2016	 tentang
Perhitungan	 Aset	 Tertimbang	 Menurut	 Risiko	 Untuk Risiko	 Operasional	 Dengan	 Menggunakan	 Pendekatan
Indikator	Dasar. 4.			 Made	analysis	and	evaluation	of	trends	towards	changes	in
factors	affecting	the	Bank’s	performance,	both	internal	and external	factors.
The IMPLeMenTaTIOn OF BaseL
In	line	with	growing	the	Bank’s	business	complexity	and	risks,	the Bank	assessed	its	own	risk	proile	and	capital	adequacy	ratio	to
anticipate	potential	loss	on	the	risk	exposure	and	keep	complying with	 the	 Capital	 Adequacy	 Ratio	 as	 required	 by	 the	 Financial
Service	 Authority	 Regulation	 No.	 34POJK.032016	 dated September	 22,	 2016	 on	 Capital	 Adequacy	 Ratio	 Requirement
of	 Commercial	 Banks.	 In	 its	 implementation,	 the	 Bank	 also referred	 to	 best	 practices	 in	 implementing	 risk	 management	 in
international	banks.
The	implementation	of	Basel	II	are	as	follows 1.	 Pillar	1.	Minimum	Capital	Requirements
the Bank ensured the capital adequacy to anticipate credit	risks,	market	risks,	and	operational	risks	pursuant	to
regulations.	In	general,	methods	used	in	assessing	the	capital adequacy	 and	 requirements	 to	 absorb	 the	 Bank’s	 potential
losses	or	risks	are	as	the	followings.
a.   Calculating	the	risk-weighted	assets	RWA	of	credit	risks In	calculating	the	Bank	Credit	Risk	using	the	Standarized
Approach	 in	 accordance	 with	 the	 Financial	 Service Authority	 Regulation	 No.	 34POJK.032016	 dated
Septemer	 22,	 2016	 on	 the	 Minimum	 Capital	 Adequacy Requirement	for	Commercial	Bank	and	Financial	Service
Authority	 Circular	 Letter	 42SEOJK.032016	 dated September	 28,	 2016	 on	 the	 Guideline	 for	 Calculating
the	Risk-Weighted	Assets	for	Credit	Risks	by	Applying	a Standardized	Approach.
b.		 Calculating	 the	 risk-weighted	 assets	 RWA	 of	 market risks
In	calculating	the	Bank	Market	Risk	using	the	Standard Method	 in	 accordance	 with	 the	 Financial	 Services
Authority	 Regulation	 Number	 34POJK.032016 dated	 September	 22,	 2016	 concerning	 the	 Minimum
Capital requirement for Commercial Banks and Circular	 Letter	 of	 the	 Financial	 Services	 Authority
Number	 38SEOJK.032016	 dated	 September	 8,	 2016 concerning	Guidelines	for	the	Use	of	Standard	Methods
in	the	Calculation	of	Minimum	Capital	Requirement	for Commercial	Banks	Taking	into	account	Market	Risk.
c.		 Calculating	 the	 risk-weighted	 assets	 RWA	 of operational risks
In calculating the Bank operational risk using the Basic	 Indicator	 Approach	 method	 in	 accordance	 with
the	 Financial	 Services	 Authority	 Regulation	 No.	 34 POJK.032016	 dated	 September	 22,	 2016	 concerning
the	 Minimum	 Capital	 Requirement	 for	 Commercial Banks	 and	 Circular	 Letter	 of	 the	 Financial	 Services
Authority	 Number	 24SEOJK.032016	 dated	 July 14,	 2016	 on	 Weighted	 Risk	 Asset	 Calculations	 for
operational risk Using the Basic Indicator approach.
2016 pT BanK VicToria inTernaTional TBK.
2.	 Pilar	2.	Supervisory Review Process Berpedoman	pada	Basel	II	dan	sesuai	dengan	Surat	Edaran
Otoritas	Jasa	Keuangan	No.	26SEOJK.032016	tanggal	14 Juli	 2016	 perihal	 Kewajiban	 Penyediaan	 Modal	 Minimum
KPMM	 sesuai	 Proil	 Risiko	 dan	 Pemenuhan	 Capital Equivalency Maintained Assets CEMA	 serta	 sebagai	 bagian
dari	peningkatan	efektivitas	praktek	manajemen	risiko,	Bank telah menerapkan Internal Capital Adequacy Assessment
Process ICaap yaitu proses untuk menetapkan kecukupan modal	yang	sesuai	dengan	proil	risiko	Bank	dan	penetapan
strategi untuk memelihara tingkat permodalan.
3.	 Pilar	3.	Market Discipline Penerapan	pilar	3	Basel	II	yaitu	terkait	dengan	disiplin	pasar
melalui transparansi dan pengungkapan disclosure yang memungkinkan	 pengguna	 informasi	 keuangan	 bank	 untuk
melakukan	 penilaian	 terhadap	 proil	 risiko	 dan	 kecukupan modal	bank.
Selain	kewajiban	penyediaan	modal	minimum	sesuai	proil	risiko, sebagaimana	disyaratkan	oleh	otoritas,	Bank	wajib	membentuk
tambahan	 modal	 sebagai	 penyangga	 buffer yang merupakan implementasi dari Basel III.
Tambahan	modal	tersebut	dapat	berupa: 1.	 Capital Conservation Buffer,	yang	berfungsi	sebagai	penyangga
buffer	apabila	terjadi	kerugian	pada	periode	krisis.	Sebagai Bank	 yang	 tergolong	 Buku	 2,	 Bank	 tidak	 diwajibkan	 untuk
menyediakan  Capital Conservation Buffer karena ketentuan penyediaan	modal	tersebut	berlaku	untuk	Bank	Buku	3	dan
Buku	4.
2.	 Countercyclical Buffer,	 yang	 berfungsi	 sebagai	 penyangga buffer	 untuk	 mengantisipasi	 kerugian	 apabila	 terjadi
pertumbuhan	 kredit	 perbankan	 yang	 berlebihan	 sehingga berpotensi	 mengganggu	 stabilitas	 sistem	 keuangan.	 Pada
bulan	 Mei	 dan	 November	 2016,	 regulator	 menetapkan pembentukan	 countercyclical buffer sebesar	 0	 dan
selanjutnya	regulator	akan	melakukan	evaluasi	besaran	dan waktu	 pemberlakuan	 Countercyclical Buffer paling	 kurang	 1
satu	kali	dalam	6	enam	bulan.
3.	 Capital Surcharge untuk Domestic Systemically Important Bank D-SIB,	 yang	 berfungsi	 untuk	 mengurangi	 dampak	 negatif
terhadap	 stabilitas	 sistem	 keuangan	 dan	 perekonomian apabila	 terjadi	 kegagalan	 Bank	 yang	 berdampak	 sistemik
melalui peningkatan kemampuan Bank dalam menyerap kerugian.
eVaLuasI PeLaKsanaan sIsTeM ManaJeMen rIsIKO
penerapan sistem manajemen risiko yang komprehensif merupakan	 salah	 satu	 aspek	 penting	 bagi	 Bank	 untuk
mengelola	 secara	 efektif	 berbagai	 risiko	 yang	 dihadapi.	 Tujuan dari diterapkannya praktik manajemen risiko adalah untuk
melindungi	 Bank	 dari	 kerugian	 yang	 mungkin	 diakibatkan	 dari berbagai	 aktivitasnya	 serta	 menjaga	 tingkat	 risiko	 agar	 sesuai
dengan	 arahan	 yang	 telah	 dicanangkan.	 Kebijakan,	 prinsip	 dan prosedur	 yang	 membentuk	 efektivitas	 strategi	 manajemen
risiko senantiasa dikaji dan disempurnakan sejalan dengan perkembangan	bisnis	Bank	yang	semakin	kompleks.
2.		 Pilar	2.	Supervisory	Review	Process Based	 on	 Basel	 II	 and	 pursuant	 to	 the	 Financial	 Service
Authority	Circular	Letter	No.	26SEOJK.032016	dated	July 14,	 2016	 on	 the	 Minimum	 Capital	 Adequacy	 Requirement
in	 proportional	 to	 the	 Risk	 Proile	 and	 Complying	 with	 the Capital	Equivalency	Maintained	Assets	CEMA	and	as	a	part
of	effectiveness	improvement	in	risk	management	practices, the Bank has implemented the Internal Capital adequacy
Assessment	 Process	 ICAAP,	 i.e.	 a	 process	 of	 determining the	capital	adequacy	proportional	to	Bank’s	risk	proile	and
determining a strategy to maintain the capital ratio.
3.		 Pilar	3.	Market	Discipline The	 implementation	 of	 3	 pillars	 of	 Basel	 II	 related	 to	 the
market	discipline	through	transparency	and	disclosure	which allows	users	of	the	Bank’s	inancial	information	to	conduct	an
assessment	on	the	bank’s	risk	proile	and	capital	adequacy.
In addition to the minimum capital requirement as per the risk proile,	 as	 required	 by	 the	 authorities,	 the	 Bank	 shall	 establish
additional	capital	as	a	buffer	which	is	an	implementation	of	Basel III.
The	additional	capital	may	be: 1.		 Capital	Conservation	Buffer,	which	serves	as	a	buffer	in	case
of	loss	in	the	crisis	period.	As	a	Bank	classiied	as	buku	2,	the Bank is not required to provide Capital Conservation Buffer
as	 the	 provision	 of	 such	 capital	 is	 applicable	 only	 for	 Bank Buku	3	and	Buku	4.
2.		 Countercyclical	Buffer,	which	serves	as	a	buffer	to	anticipate losses	 in	 case	 of	 excessive	 banking	 credit	 growth	 that
potentially	 disrupts	 the	 stability	 of	 the	 inancial	 system.	 In May	 and	 November	 2016,	 the	 regulator	 determined	 the
formation	of	countercyclical	buffer	by	0	and	subsequently the	 regulator	 will	 evaluate	 the	 quantity	 and	 timing	 of
Countercyclical	 Buffer	 requirement	 at	 least	 once	 in	 6	 six months.
3.		 Capital	 Surcharge	 for	 Domestic	 Systemically	 Important Banks	 D-SIB,	 which	 serves	 to	 mitigate	 negative	 impacts
on	 the	 stability	 of	 the	 inancial	 system	 and	 the	 economy	 in case	of	bank	failures	that	have	a	systemic	impact	through	the
Bank’s	ability	to	absorb	losses.
eVaLuaTIOn On The rIsK ManaGeMenT sYsTeM IMPLeMenTaTIOn
the implementation of a comprehensive risk management system is an important aspect for the Bank to effectively
manage the various risks its faced. the purpose of applying risk management practices is to protect the Bank against losses that
may arise from its various activities and to maintain the level of risk	to	conform	to	the	direction	it	has	proclaimed.	The	policies,
principles and procedures that shape the effectiveness of risk management	 strategies	 are	 constantly	 reviewed	 and	 reined	 in
line	with	the	increasingly	complex	Bank’s	business	development.
2016 annual reporT
Evaluasi	atas	efektivitas	sistem	manajemen	risiko	bank	dilakukan oleh	 Satuan	 Kerja	 Audit	 Internal	 dengan	 melakukan	 review
dan audit terhadap penerapan manajemen risiko Bank untuk perbaikan	 penerapan	 manajemen	 risiko	 secara	 terus	 menerus.
Efektivitas	sistem	manajemen	risiko	bank	juga	dilakukan	melalui Komite-komite	 Bank,	 seperti	 	 Komite	 Pemantau	 Risiko	 yang
salah	 satu	 tugas	 dan	 tanggung	 jawabnya	 untuk	 melakukan kajian	dan	evaluasi	atas	kebijakan	dan	pelaksanaan	manajemen
risiko	 Bank	 serta	 memberikan	 masukan	 dan	 rekomendasi kepada	 Dewan	 Komisaris	 dalam	 rangka	 melaksanaan	 fungsi
pengawasan.
PeneraPan ManaJeMen rIsIKO TerInTeGrasI
Seiring	 dengan	 perkembangan	 globalisasi	 dan	 teknologi informasi,	Lembaga	Jasa	Keuangan	LJK	merupakan	salah	satu
industri	 yang	 memiliki	 sistem	 keuangan	 yang	 sangat	 kompleks, dinamis,	 dan	 saling	 terkait	 antar	 masing-masing	 sektor	 jasa
keuangan	 baik	 dalam	 produk	 dan	 kelembagaan,	 maupun kepemilikan	 yang	 menyebabkan	 meningkatnya	 eksposur	 risiko.
Menghadapi	kondisi	tersebut,	penerapan	manajemen	risiko	akan dilakukan secara terintegrasi dengan memperhatikan seluruh
risiko,	baik	yang	berasal	dari		perusahaan	anak	dan	perusahaan terelasi sister company,		maupun		entitas	lainnya	yang	tergabung
dalam suatu konglomerasi keuangan.
Manajemen	Risiko	Terintegrasi	diterapkan	secara	komprehensif dan	 efektif,	 sesuai	 dengan	 Peraturan	 Otoritas	 Jasa	 Keuangan
OJK	No.	17POJK.032014	tanggal	18	November	2014	tentang Penerapan	 Manajemen	 Risiko	 Terintegrasi	 Bagi	 Konglomerasi
Keuangan	 dan	 Surat	 Edaran	 Otoritas	 Jasa	 Keuangan	 No. 14SEOJK.032015	 tentang	 Penerapan	 Manajemen	 Risiko
Terintegrasi	 Bagi	 Konglomerasi	 Keuangan	 tanggal	 25	 Mei 2015	 dan	 terhitung	 posisi	 Desember	 2015	 laporan	 Proil
Risiko	 pertama	 kali	 dilakukan.	 Bank	 Victoria	 merupakan	 LJK yang	 ditunjuk	 sebagai	 Entitas	 Utama	 dalam	 hal	 Pengawasan
terintegrasi Konglomerasi Keuangan Grup victoria.
Dalam	 hal	 ini,	 penerapan	 Manajemen	 Risiko	 Terintegrasi dilakukan	 melalui	 pendekatan	 berdasarkan	 Risiko	 dengan
prinsip-prinsip: 1.	 Agregasi	 Risiko,	 yaitu	 penilaian	 Risiko	 didasarkan	 pada
risiko yang terdapat dalam Grup victoria secara menyeluruh dengan	memperhatikan	dampak	yang	ditimbulkan	terhadap
kondisi Grup victoria. 2.	 Holistik,	 yaitu	 penilaian	 Risiko	 dilakukan	 dengan	 melihat
keterkaitan antara satu faktor dengan faktor lainnya sehingga diperoleh	kesimpulan	yang	memberikan	gambaran	mengenai
risiko Konglomerasi Keuangan secara keseluruhan. 3.	 SigniikansiMaterialitas
dan Proporsionalitas,
yaitu penilaian risiko dilakukan dengan memperhatikan
signiikansimaterialitas	 Risiko	 secara	 proporsional	 pada Grup	 Victoria	 secara	 keseluruhan,	 dengan	 memperhatikan
struktur,	karakteristik,	dan	kompleksitas	dari	Grup	Victoria.
4.	 Komprehensif	 dan	 Terstruktur,	 yaitu	 penilaian	 Risiko dilakukan dengan analisis mendalam dengan memperhatikan
faktor-faktor	penilaian	secara	luas,	lengkap,	dan	utuh. The	evaluation	of	the	effectiveness	of	the	bank’s	risk	management
system	 is	 conducted	 by	 the	 Internal	 Audit	 Unit	 by	 reviewing and auditing the Bank’s risk management implementation for
continuous improvement of risk management. the effectiveness of the B risk management system is also conducted through Bank
Committees,	 such	 as	 the	 Risk	 Monitoring	 Committee,	 which	 is one	of	its	duties	and	responsibilities	are	reviewing	and	evaluating
the Bank’s risk management policies and implementation and providing input and recommendation to the Board of
Commissioners in order to implement its supervisory function.
InTeGraTeD rIsK ManaGeMenT IMPLeMenTaTIOn
Along	 with	 the	 development	 of	 globalization	 and	 information technology,	 the	 Institute	 of	 Financial	 Services	 LJK	 is	 one	 of
the	industries	that	have	a	highly	complex	and	dynamic	inancial system	as	well	as	interconnected	between	each	of	the	inancial
services	sector	both	in	products	and	institutions,	also	ownership that	led	to	increased	exposure	risk.	Faced	with	these	conditions,
the	 implementation	 of	 risk	 management	 will	 be	 done	 in	 an integrated	 manner	 by	 taking	 into	 account	 all	 the	 risks,	 from
the	 subsidiaries	 and	 sister	 company,	 as	 well	 as	 other	 entities incorporated	in	a	inancial	conglomerate.
An	Integrated	Risk	Management	is	implemented	comprehensively and	 effectively,	 in	 accordance	 with	 the	 Regulation	 of	 the
Financial	 Services	 Authority	 FSA	 No.	 17POJK.032014 dated	 18	 November	 2014	 on	 Integrated	 Risk	 Management
Implementation for Financial Conglomerate and Financial Services	 Authority	 Circular	 Letter	 No.	 14SEOJK.032015	 on
Integrated	 Risk	 Management	 Implementation	 for	 Financial Conglomeration	dated	May	25,	2015,	and	as	of	December	2015
the	 Risk	 Proile	 report	 was	 irst	 published.	 Bank	 Victoria	 is	 the LJK	appointed	as	the	Main	Entity	in	the	Integrated	Monitoring	of
the Finance Conglomerate at victoria Group.
In	 this	 case,	 the	 implementation	 of	 the	 Integrated	 Risk Management	 is	 done	 through	 a	 risk-based	 approach	 with	 the
following	principles: 1.		Risk	Aggregation,	a	Risk	Assessment	based	on	the	Risks	found
in	the	Victoria	Group	as	a	whole	by	taking	into	account	the	impact on the victoria Group condition.
2.		Holistic,	a	Risk	Assessment	carried	out	by	looking	at	the	link between	factors	in	order	to	obtain	conclusions	that	give	a	picture
of overall Financial Conglomerate risk.
3.	 SigniicanceMateriality	 and	 Proportionality,	 a	 Risk Assessment	carried	out	with	due	regard	to	the	Risk	signiicancy
materiality	 in	 proportional	 way	 at	 Victoria	 Group	 as	 a	 whole, taking	into	account	the	structure,	characteristics	and	complexity
of the Group victoria. 4.	 Comprehensive	 and	 Structured,	 a	 Risk	 Assessment	 carried
out	by	in-depth	analysis	by	taking	into	account	comprehensive, complete and intact assessment factors.
2016 pT BanK VicToria inTernaTional TBK.
sIsTeM PenGenDaLIan InTernaL
Sistem	 pengawasan	 internal	 merupakan	 komponen	 penting dalam manajemen Bank dan menjadi acuan dalam kegiatan
operasional	yang	sehat	dan	aman.	Sistem	pengendalian	internal Bank	Victoria	ditujukan	untuk:
1.	 Menjaga	aset	Bank; 2.	 Menjamin	 tersedianya	 pelaporan	 keuangan	 dan	 manajerial
yang	dapat	dipercaya; 3.	 Meningkatkan	 kepatuhan	 Bank	 terhadap	 ketentuan	 dan
peraturan	perundang-undangan	yang	berlaku; 4.	 Mengurangi	 risiko	 terjadinya	 kerugian,	 penyimpangan	 dan
pelanggaran	aspek	kehati-hatian;	dan 5.	 Meningkatkan	 efektivitas	 organisasi	 dan	 meningkatkan
eisiensi	biaya. Melalui	 pengendalian	 internal	 yang	 baik	 diharapkan	 mampu
mendukung pencapaian sasaran dan kinerja yang ditetapkan manajemen,
menambah kepercayaan
bagi manajemen
dan mendorong kepatuhan pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan	 yang	 berlaku	 serta	 meminimalisir	 risiko
kerugian	 yang	 timbul	 melalui	 proses	 pengelolaan	 risiko	 yang akurat dan memadai.
Sistem	 pengendalian	 internal	 Bank	 Victoria	 mengacu	 pada Surat	Edaran	Bank	Indonesia	No.522DPNP	Tentang	Pedoman
Standar	 Sistem	 Pengendalian	 Intern	 bagi	 Bank	 Umum	 tanggal 29	September	2003.	Elemen	Sistem	Pengendalian	Internal	Bank
meliputi	sebagai	berikut.
1.	 Pengawasan	oleh	manajemen	dan	kultur	pengendalian. Dewan	 Komisaris	 bertanggung	 jawab	 untuk	 memastikan
bahwa	 Direksi	 telah	 memantau	 efektivitas	 pelaksanaan sistem	 pengendalian	 internal,	 sehingga	 Dewan	 Komisaris
memiliki	 peran	 aktif	 untuk	 memastikan	 adanya	 perbaikan terhadap permasalahan Bank yang dapat mengurangi
efektivitas sistem pengendalian
internal. Direksi
bertanggung	 jawab	 untuk	 menetapkan	 kebijakan	 dan strategi	 serta	 prosedur	 pengendalian	 intern.	 Direksi	 juga
bertanggung	 jawab	 untuk	 memantau	 kecukupan	 dan efektiitas	dari	sistem	pengendalian	intern.	Dewan	Komisaris
dan	 Direksi	 bertanggung	 jawab	 dalam	 meningkatkan	 etika kerja dan integritas yang tinggi serta menciptakan kultur
organisasi	 yang	 menekankan	 pada	 seluruh	 pegawai	 Bank mengenai pentingnya pengendalian
internal yang	berlaku	di
Bank. 2.	 Identiikasi	dan	penilaian	risiko.
penilaian risiko merupakan serangkaian tindakan yang dilaksanakan	oleh	Direksi	dalam	rangka	identiikasi,	analisis
dan menilai risiko yang dihadapi Bank untuk mencapai sasaran usaha yang ditetapkan.
3.	 Kegiatan	pengendalian	dan	pemisahan	fungsi. Kegiatan	 pengendalian	 meliputi	 kebijakan,	 prosedur	 dan
praktek	 yang	 memberikan	 keyakinan	 pejabat	 dan	 pegawai Bank	 bahwa	 arahan	 Dewan	 Komisaris	 dan	 Direksi	 Bank
telah dilaksanakan secara efektif. Kegiatan pengendalian dapat	 membantu	 Direksi	 termasuk	 Komisaris	 Bank
dalam mengelola dan mengendalikan risiko yang dapat mempengaruhi	 kinerja	 atau	 mengakibatkan	 kerugian	 Bank.
pemisahan fungsi dimaksudkan agar setiap orang dalam
In Ter naL  COnTrOL  sYsTeM
the internal monitoring system iis an important component in the Bank’s management. It serves as reference in healthy and safe
operations.	Bank	Victoria’s	internal	control	system	is	directed	to:
1.		 Maintaining	the	Bank’s	assets; 2.		 Ensuring	 the	 availability	 of	 trustworthy	 inancial	 and
managerial	reports; 3.		 Increasing	 the	 Bank’s	 compliance	 to	 applicable	 rules	 and
regulations; 4.		 Reducing	 the	 risk	 of	 losses,	 frauds,	 and	 violations	 to	 the
principle	of	care;	and 5.		 Improving	the	effectiveness	of	operations	and	cost	eficiency.
Good	 internal	 control	 is	 expected	 to	 support	 the	 achievement of	 the	 targets	 and	 performance	 levels	 stipulated	 by	 the
management,	 improve	 management	 conidence,	 encourage compliance	to	applicable	rules	and	regulations,	and	minimize	the
risk of loss that might occur through an accurate and adequate risk management process.
Bank Victoria’s internal control system refers to the Circular Letter of Bank Indonesia No. 522DPNP concerning Stand-
ard Guidelines for the Internal Control System of Commer- cial Banks dated 29
September 2003. Elements of the Bank’s Internal Control system include the following.
1.  Monitoring by the Management and The Culture of Control: The Board of Com mis sion ers is responsible for
ensuring that the Board of Directors has monitored the efective	 of	 the	 internal	 control	 system.	 There	fore,	 the
Board of Commissioners has an active role of ensuring resolution to any problem of the Bank that may reduce
the	 efectiveness	 of	 the	 internal	 control	 system.	 The Board of Directors is responsible for determining the
policies, strategies, and procedures of internal control. The Board of Directors is also responsible for monitor-
ing	the	adequacy	and	efectiveness	of	the	internal	con- trol System. The Board of Commissioners and the Board
of Directors are jointly responsible for improving work ethics, and for creating an organizational culture that
emphasizes the importance of the internal control that applies at the Bank to the Bank’s employees.
2.	 Risk	Identiication	and	Assessment:	Risk	assessment	is	a set of actions taken by the Board of Directors in order to
identify, analyze, and assess the risks faced by the Bank in	its	eforts	to	achieve	the	set	business	targets.
3.  Control and Separation of Function: “Control” includes policies, procedures, and practices that give assurance to
the	Bank’s	oicers	and	employees	that	the	directives	of the Board of Commissioners and the Board of Directors
are	executed	efectively.	Control	activities	may	assist	the Board of Directors, including the Bank’s Commissioners,
in	managing	and	controlling	the	risks	that	may	afect	the Bank’s performance or cause losses to it. The separation
of functions is meant to keep everyone in their respec-
2016 annual reporT
jabatannya	 tidak	 memiliki	 peluang	 untuk	 melakukan	 dan menyembunyikan	 kesalahan	 atau	 penyimpangan	 dalam
pelaksanaan tugasnya pada seluruh jenjang organisasi dan seluruh langkah kegiatan operasional.
4.	 Sistem	Akuntansi,	Informasi	dan	Komunikasi. Sistem	 Akuntansi	 meliputi	 metode	 dan	 catatan	 dalam
rangka	 mengidentiikasi,	 mengelompokkan,	 menganalisis, mengklasiikasi,	 mencatatmembukukan	 dan	 melaporkan
transaksi	Bank.	Sistem	Informasi	harus	dapat	menghasilkan laporan	 mengenai	 kegiatan	 usaha,	 kondisi	 keuangan,
penerapan manajemen risiko dan pemenuhan ketentuan yang	 mendukung	 pelaksanaan	 tugas	 Dewan	 Komisaris	 dan
Direksi.	 Sistem	 Komunikasi	 harus	 mampu	 memberikan informasi	pada	seluruh	pihak	baik	internal	maupun	ekstern,
seperti	 otoritas	 pengawasan	 Bank,	 auditor	 ekstern, pemegang	saham	dan	nasabah	Bank.
5.	 Kegiatan	pemantauan	dan	tindakan	koreksi	penyimpangan. Bank harus melakukan pemantauan secara terus menerus
terhadap efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian internal. pemantauan terhadap risiko utama Bank harus
diprioritaskan	 dan	 berfungsi	 sebagai	 bagian	 dari	 kegiatan Bank	sehari-hari	termasuk	evaluasi	secara	berkala,	baik	oleh
satuan kerja operasional maupun oleh satuan kerja audit intern	SKAI.
Dalam	 upaya	 memantau	 dan	 melakukan	 tindakan	 koreksi penyimpangan,	 SKAI	 telah	 melakukan	 kegiatan	 pemeriksaan
operasional dan keuangan di kantor-kantor Bank yang meliputi Perkreditan,	Dana	Pihak	Ketiga	DPK,	Penerapan	APU	dan	PPT
dan  Know Your Customer	 KYC,	 Teller	 dan	 Uang	 Tunai,	 Security, Service Excellence,	 Laporan	 Keuangan,	 Gedung	 dan	 Inventaris,
dan lain-lain.
PenGaWasan OLeh ManaJeMen Dan KuLTur PenGenDaLIan
Dewan	 Komisaris	 dan	 Direksi	 Bank	 meyakini	 bahwa	 kinerja yang	baik	dan	peningkatan	nilai	perusahaan	hanya	dapat	dicapai
melalui	penerapan	tata	kelola	perusahaan	secara	baik	dan	benar. Salah	satu	implementasinya	adalah	sistem	pengawasan	internal
yang dilaksanakan secara efektif.
Direksi	 bertanggung	 jawab	 untuk	 menerapkan	 sistem pengendalian	intern	yang	baik	pada	setiap	kegiatan	usaha	Bank	di
seluruh	tingkatan	atau	jenjang	organisasi,	senantiasa	memastikan bahwa	sistem	pengawasan	intern	telah	dijalankan	secara	eisien
dan	 efektif,	 memastikan	 pelaksanaan	 prosedur	 secara	 tertib serta mempertahankan lingkungan yang menunjang dalam
upaya	pengawasan	internal.	Penilaian	secara	terpisah	dilakukan oleh	 Satuan	 Kerja	 Audit	 Internal	 SKAI	 sebagai	 audit	 internal
Bank sesuai dengan rencana kerja audit yang telah disetujui oleh	 manajemen.	 Sedangkan	 Dewan	 Komisaris	 bertanggung
jawab	 terhadap	 pengawasannya,	 dibantu	 oleh	 komite-komite yang	telah	dibentuk,	yaitu	Komite	Audit	dan	Komite	Pemantau
risiko.
Seluruh	 karyawan	 Bank	 Victoria	 adalah	 bagian	 tak	 terpisahkan dari	Sistem	Pengendalian	Internal	dan	dalam	tugas	fungsionalnya
sehari-hari	 wajib	 mempelajari	 dan	 memahami	 kebijakan	 sistem pengendalian	 internal	 Bank.	 Dengan	 memahami	 kebijakan
tersebut	maka	akan	terjadi	kesamaan	pemahaman	dan	persepsi tive functions, in all levels of the organization and all op-
erational steps, from having the opportunity to perform and hide errors or frauds in the execution of their duties.
4.  Accounting,  Information,  and  Com mu ni ca tion  Systems: The Accounting System includes methods and records
that are executed in order to identify, categorize, ana- lyze, classify, recordarchive, and report the Bank’s
transactions. The Information System must be able to gene	rate	 reports	 concerning	 business	 activities,	 inan-
cial condition, implementation of risk management, and compliance to regulations that support the execution of
the duties of the Board of Commissioners and the Board of Directors. The Communication System must be able
to provide information to all parties, whether internal or external, such as Bank monitoring authorities, external
auditors, and Bank shareholders and customers.
5.  Fraud Monitoring and Correction Activities: The Bank must	constantly	monitor	the	efectiveness	of	the	entire
execution of internal control. Monitoring of the Bank’s main risk must be prioritized. It functions as part of the
Bank’s daily activities, including regular evaluation, by Operational Task Force or by the IAWUIntegrated and
Anti Fraud.
In	 the	 efort	 to	 monitor	 and	 correct	 frauds,	 the	 IAWU Integrated and Anti Fraud has executed operational and
inancial	audit	in	the	Bank’s	oices,	including	Credit,	Third- party Funds, Implementation of APU and PPT dan Know Your
Customer KYC, Teller and Cash, Security, Service Excellence, Financial Report, Building and Inventory, and others.
suPerVIsIOn BY The ManaGeMenT anD COnTrOL
The	Board	of	Commissioners	and	the	Board	of	Directors	of	the Bank	believe	that	good	per	formance	and	increased	value	of	the
Company	can	only	be	achieved	through	proper	imple	men	ta	tion	of corporate governance. one of the means of this implementation
is an effective internal monitoring system.
The	 Board	 of	 Directors	 is	 responsible	 for	 im	ple	menting	 good internal	 control	 system	 in	 all	 the	 Bank’s	 busi	ness	 activities,	 at
all	 organi	zational	 ranks	 or	 levels;	 for	 constantly	 ensuring	 that the	internal	monitoring	system	is	run	ef	i	cient	ly	and	effectively;
ensuring	that	all	pro	cedures	are	executed	in	an	orderly	manner; and for main tain ing environment that support the efforts of
internal	monitoring.	Separate	assessment	is	made	by	the	IAWU Integrated	 and	 Anti	 Fraud,	 according	 to	 the	 audit	 work	 plan
approved	 by	 the	 Management,	 as	 the	 Bank’s	 internal	 audit. Meanwhile,	 the	 Board	 of	 Com	missioners	 is	 responsible	 for
monitoring	of	the	above,	with	the	assistance	of	the	established committees,	 i.e.	 the	 Audit	 Committe	 and	 the	 Risk	 Monitoring
Committee.
All	 of	 Bank	 Victoria’s	 employees	 are	 an	 inseparable	 part	 of the	 Internal	 Control	 system.	 In	 their	 daily	 functional	 duties,
employees must learn and understand the Bank’s internal control	 system	 policies.	 By	 understanding	 these	 policies,	 there
shall	 be	 a	 uniformity	 of	 understanding	 and	 per	ception	 in	 the
2016 pT BanK VicToria inTernaTional TBK.
dalam	 implementasinya	 serta	 tercapai	 keseimbangan	 yang baik	 antara	 kualitas	 layanan	 kepada	 nasabah	 dengan	 tidak
mengabaikan	 kualitas	 administrasi	 terutama	 transaksi	 yang mengandung risiko.
KeGIaTan PenGenDaLIan InTernaL
Sebagai	 bentuk	 penerapan	 pengendalian	 internal,	 Direksi Bank victoria selaku top level management	 secara	 berkala
mengadakan	 rapat	 dengan	 Dewan	 Komisaris	 dan	 Satuan	 kerja Audit	 Intern,	 yang	 diantaranya	 membahas	 mengenai	 Laporan
Hasil	 Pemeriksaan	 audit	 yang	 dilakukan	 oleh	 auditor	 internal. Dalam	 kesempatan	 tersebut	 dimungkinkan	 bagi	 Direksi	 untuk
melakukan kaji ulang review atas hasil pemeriksaan audit rutin	 maupun	 khusus.	 Selain	 itu,	 sebagai	 bentuk	 kaji	 ulang	 atas
kinerja	 operasional,	 SKAI	 juga	 rutin	 mengadakan	 pertemuan rapat	 dengan	 Komite-komite	 di	 bawah	 Direksi	 seperti	 ALCO,
Komite	 Manajemen	 Risiko	 dan	 Komite	 GCG	 setiap	 bulannya, guna	memastikan	pengendalian	internal	telah	berjalan	pada	level
operasional.
Bank juga telah menerapkan pengendalian internal atas sistem	 informasi	 dan	 teknologi,	 dengan	 melaksanakan
veriikasi	 terhadap	 akurasi	 dan	 kelengkapan	 dari	 transaksi	 dan melaksanakan prosedur otorisasi sesuai dengan ketentuan
internal	 Bank.	 Hal	 tersebut	 dilakukan	 melalui	 kegiatan	 audit rutin	 pada	 Divisi	 Teknologi	 Sistem	 Informasi	 TSI	 serta	 Divisi
MNS.	 Sedangkan,	 pengendalian	 atas	 aset	 isik	 dilaksanakan untuk	 menjamin	 terselenggaranya	 pengamanan	 isik	 terhadap
aset	 yang	 dimiliki	 oleh	 Bank,	 dalam	 hal	 ini	 Bank	 Victoria	 rutin mengadakan	audit	tahunan	kepada	Divisi	General Affair.
terkait dengan dokumentasi atas kegiatan pengendalian internal,	 maka	 Bank	 Victoria	 telah	 	 melakukan	 formalisasi	 dan
pendokumentasian	 atas	 seluruh	 kebijakan,	 prosedur,	 sistem dan standar akuntansi serta proses audit dengan memadai.
Beberapa	bentuk	pendokumentasi	tersebut	diantaranya	adalah penerbitan	 SK	 Direksi	 No.015SK-DIR0714	 tanggal	 14	 Juli
tentang	Kebijakan	dan	Prosedur	Corporate Affair dan	SE	Direksi No.005SE-DIR1115	 tanggal	 27	 November	 2015	 tentang
Sistem	File	Kredit.	Selain	itu,	Bank	juga	melakukan	pemutakhiran secara	 berkala	 terhadap	 kebijakan	 maupun	 SOP	 yang	 dimiliki,
sehingga	dapat	mengakomodir	kebutuhan	dan	menggambarkan kebutuhan	 Bank	 secara	 aktual.	 Pemutakhiran	 terkait	 kebijakan
maupun	SOP	selalu	diinformasikan	kepada	pejabat	dan	pegawai Bank.
Guna	 tercapainya	 sistem	 pengendalian	 internal	 yang	 efektif, maka	Bank	menerapkan	prinsip	pemisahan	fungsi,	yang	bertujuan
agar	setiap	orang	dalam	jabatannya	tidak	memiliki	peluang	untuk melakukan kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan
tugasnya di setiap level organisasi. penerapan pemisahan fungsi tersebut,	salah	satunya	terwujud	dalam	SK	Direksi	No.004SK-
DIR0713	tentang	Pendelegasian	Wewenang	Pengeluaran	Biaya PT	Bank	Victoria	International	Tbk	tanggal	11	Juli	2013.
eVaLuasI eFeKTIVITas sIsTeM PenGenDaLIan InTernaL
Bank victoria senantiasa melakukan evaluasi atas pelaksanaan sistem	 pengendalian	 internal	 di	 Bank	 dan	 memberikan	 usulan
perbaikan	dalam	mencapai	peningkatan	yang	berkelanjutan	dari proses	lini	yang	ada.	Segala	sesuatu	terkait	dengan	permasalahan
implementation.	 This	 would	 gene	rate	 good	 balance	 between the quality of ser vice to the customers and the quality of ad mi-
nis	tration	i.e.	there	is	no	neglect	of	either,	especially	in	relation with	risky	transactions.
INTERNAL CONTROL ACTIVITIES
As	part	of	the	implementation	of	internal	controls,	the	Board	of Directors	of	Bank	Victoria	as	the	top-level	management	regularly
holds	meetings	with	the	Board	of	Commissioners	and	the	IAWU Integrated	 and	 Anti	 Fraud,	 which	 among	 others	 discussed	 the
Audit	Reports	conducted	by	the	internal	auditor.	In	this	meeting, the	Board	of	Directors	has	the	chance	to	conduct	review	on	the
results	 of	 regular	 audits	 and	 special	 examinations.	 In	 addition, as	 a	 form	 of	 review	 of	 operational	 performance,	 the	 IAWU
Integrated	and	Anti	Fraud	also	regularly	hold	meetings	with	the Committees	 under	 the	 Board	 of	 Directors	 such	 as	 ALCO,	 Risk
Management	Committee	and	Corporate	Governance	Committee each	month,	to	ensure	that	internal	controls	have	been	executed
at the operational level.
the Bank has also implemented internal control over technology and	 information	 systems,	 carried	 out	 veriication	 of	 the
accuracy	and	completeness	of	the	transaction	and	executed	the authorization	procedures	in	accordance	with	the	Bank’s	internal
regulations.	 These	 were	 done	 through	 regular	 audits	 of	 the Information	Systems	Technology	TSI	Division	and	the	Division
of	 MNS.	 Meanwhile,	 control	 over	 physical	 assets	 was	 done	 for ensuring	the	physical	security	of	Bank’s	assets,	in	this	case	Bank
victoria routinely conduct annual audits on the  General affairs Division.
Related	to	the	documentation	of	internal	control	activities,	Bank Victoria	has	done	formalization	and	documentation	of	all	policies,
procedures,	 systems	 and	 accounting	 standards	 as	 well	 as	 the audit	process	adequately.	Some	of	them	is	in	the	form	the	issuance
of	Board	of	Directors’	Decision	Letter	SK	No.	015SK-DIR0714 dated	July	14	on	Corporate	Affairs	Policies	and	Procedures	and
the	 Board	 of	 Directors’	 Decision	 Letter	 No.	 005SE-DIR1115 dated	27	November	2015	on	the	Credit	File	System.	In	addition,
the Bank also conducted periodic updates on their policy and SOP,	 so	 it	 can	 accommodate	 the	 needs	 and	 describe	 the	 actual
needs	of	the	Bank.	Updates	related	to	the	policies	and	SOPs	are always	informed	to	the	Bank’s	management	and	employees.
In	order	to	achieve	an	effective	internal	control	system,	the	Bank applies	 the	 principle	 of	 separation	 of	 functions,	 which	 aims	 to
make	 everyone	 in	 the	 ofice	 does	 not	 have	 the	 opportunity	 to make	 mistakes	 or	 irregularities	 in	 the	 execution	 of	 his	 duty	 at
every	level	of	the	organization.	Application	of	the	separation	of these	functions,	one	of	which	materialized	in	SK	Directors	No.	004
SK-DIR		0713	on	the	Delegation	of	Authority	Expenditures	PT Bank	Victoria	International	Tbk	dated	July	11,	2013.
eVaLuaTIOn OF The InTernaL COnTrOL sYsTeM eFFeCTIVeness
Bank Victoria constantly evaluates the implementation of the internal control system at the Bank, as well as giving
suggestions for improvement in order to achieve continu- ous improvement of existing line processes. Everything that
2016 annual reporT
kecukupan pengendalian internal telah dilaporkan kepada Direksi.	 Langkah-langkah	 tindak	 lanjut	 telah	 dilakukan	 untuk
meminimalkan	risiko.	Laporan	juga	disampaikan	kepada	Dewan Komisaris	melalui	Komite	Audit	yang	telah	dibentuk.
KesesuaIan PenGenDaLIan InTernaL DenGan KeranGKa COsO
Sistem	pengendalian	internal	Bank	telah	sesuai	dengan	Internal Control Integrated Framework	 yang	 dikembangkan	 oleh	 The
Committee	 of	 Sponsoring	 Organization	 of	 the	 Treadway Commission	COSO	di	tahun	2013.	Tujuan	pengendalian	internal
menurut	 COSO	 meliputi	 tujuan	 operasional,	 tujuan	 pelaporan dan	 tujuan	 kepatuhan.	 Hal	 ini	 sesuai	 dengan	 tujuan	 sistem
pengendalian internal Bank yang telah diuraikan di atas.
Tujuan	 operasional	 berkaitan	 dengan	 efektivitas	 eisiensi operasi.	 Tujuan	 pelaporan	 berkaitan	 dengan	 kepentingan
pelaporan	keuangan	yang	memenuhi	kriteria	andal,	tepat	waktu, transparan dan persyaratan lain yang ditetapkan oleh regulator
maupun	 Bank.	 Sedangkan	 tujuan	 kepatuhan	 berkaitan	 dengan kepatuhan Bank terhadap hukum dan peraturan perundang-
undangan.
Menurut	 COSO,	 unsur-unsur	 pengendalian	 internal	 meliputi komponen-komponen	sebagai	berikut.
1.	 Lingkungan	pengendalian; 2.	 Penilaian	risiko;
3.	 Kegiatan	pengendalian; 4.	 Informasi	dan	Komunikasi;
5.	 Kegiatan	pemonitoran.
Kelima	 unsur	 pengendalian	 internal	 menurut	 COSO	 sejalan dengan	 Elemen	 Sistem	 Pengendalian	 Internal	 Bank	 menurut
Surat	Edaran	Bank	Indonesia	No.522DPNP	Tentang	Pedoman Standar	Sistem	Pengendalian	Internal	bagi	Bank	Umum	tanggal
29	September	2003.
adapun pengertian terkait dengan kelima unsur pengendalian internal	 berdasarkan	 Surat	 Edaran	 Bank	 Indonesia	 No.522
DPNP	secara	ringkas	adalah	sebagai	berikut:
- Lingkungan	 pengendalian	 mencerminkan	 keseluruhan
komitmen,	perilaku,	kepedulian	dan	langkah-langkah	Dewan Komisaris	 dan	 Direksi	 Bank	 dalam	 melaksanakan	 kegiatan
pengendalian operasional Bank.
- penilaian risiko merupakan suatu serangkaian tindakan yang
dilaksanakan	oleh	Direksi	dalam	rangka	identiikasi,	analisis dan menilai risiko yang dihadapi Bank untuk mencapai
sasaran usaha yang ditetapkan.
- Kegiatan	pengendalian	mencakup	penetapan	kebijakan	dan
prosedur	 pengendalian	 serta	 proses	 veriikasi	 lebih	 dini untuk	 memastikan	 bahwa	 kebijakan	 dan	 prosedur	 tersebut
secara	 konsisten	 dipatuhi,	 serta	 merupakan	 kegiatan	 yang tidak terpisahkan dari setiap fungsi atau kegiatan Bank
sehari-hari.
-  Ketersediaan informasi internal dan saluran komunikasi yang	 efektif	 diperlukanguna	 pengambilan	 keputusan	 yang
tepat	dan	dapat	dipertanggungjawabkan	serta	agar	seluruh pejabat	 	 dan	 pegawai	 Bank	 sepenuhnya	 memahami	 dan
mematuhi	 kebijakan	 dan	 prosedur	 yang	 berlaku	 dalam melaksanakan	tugas	dan	tanggungjawabnya.
is	related	to	the	issue	of	the	internal	control	suiciency	has been reported to the Board of Directors. Follow-up actions
have also been taken to minimize risk. Reports have also been submitted to the Board of Commissioners through the
established Audit Committee.
The aLIGnMenT OF InTernaL COnTrOL WITh COsO FraMeWOrK
The	 Bank’s	 internal	 control	 system	 is	 in	 accordance	 with	 the Internal	 Control	 Integrated	 Framework	 developed	 by	 the
Committee	 of	 Sponsoring	 Organizations	 of	 the	 Treadway Commission	 COSO	 in	 2013.	 The	 purpose	 of	 internal	 control
in	 accordance	 with	 COSO	 include	 operational	 objectives,	 the purpose of reporting and compliance purposes. this is consistent
with	 the	 objectives	 of	 the	 Bank’s	 internal	 control	 system described	above.
Operational	 objectives	 related	 to	 the	 effectiveness	 of	 the operation	eficiency.	Reporting	purposes	related	to	the	purpose
of	 inancial	 reporting	 that	 meets	 the	 following	 criterias	 of reliable,	 timely,	 transparent	 and	 other	 requirements	 set	 by	 the
regulator and the Bank. While the purpose of compliance related to	the	Bank’s	compliance	with	laws	and	regulations.
According	to	COSO,	the	elements	of	internal	control	include	the following	components:
1.		The	control	environment; 2.		Assessment	of	risk;
3.		Control	activities; 4.		Information	and	Communication;
5.		Monitoring	activities.
The	 ive	 elements	 of	 internal	 control	 in	 accordance	 with the	 Bank’s	 Internal	 Control	 System	 Elements	 according	 to
Bank	 Indonesia	 Circular	 Letter	 No.	 522DPNP	 on	 Standard Guidelines	 for	 Internal	 Control	 System	 for	 Commercial	 Banks
dated	29	September	2003.
The	notion	associated	with	the	ive	elements	of	internal	control is	based	on	Bank	Indonesia	Circular	Letter	No.	522DPNP	are
summarized	as	follows:
•	 	 The	 control	 environment	 relects	 the	 overall	 commitment, behavior,	 concern	 and	 the	 steps	 of	 the	 Bank’s	 Board	 of
Commissioners	and	Board	of	Directors	in	implementing	the Bank’s operational control activities.
•	 	 Risk	 assessment	 is	 a	 series	 of	 actions	 taken	 by	 the	 Board of	 Directors	 in	 order	 to	 identify,	 analyze	 and	 assess	 the
risks	faced	by	the	Bank	to	achieve	predetermined	business objectives.
•	 	 The	 control	 activities	 include	 establishing	 policies	 and control	procedures	as	well	as	earlier	veriication	process	to
ensure that these policies and procedures are consistently followed	and	become	an	activity	inseparable	from	any	Bank’s
function or daily activities.
•	 	 Availability	 of	 effective	 internal	 information	 and communication channels is necessary for making the right
and	 accountable	 decisions	 also	 so	 that	 all	 of	 the	 Bank’s management and employees can fully understand and
comply	 with	 prevailing	 policies	 and	 procedures	 in	 carrying out	their	tasks	and	responsibilities.
2016 pT BanK VicToria inTernaTional TBK.
-  Kegiatan pemonitoran merupakan proses penilaian atas aktivitas	 pemantauan	 efektiitas	 rancangan	 dan	 operasi
struktur pengendalian internal dan kinerja manajemen apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah
diperbaiki	sesuai	dengan	keadaanya.
FunGsI KePaTuhan
Kompleksitas kegiatan usaha Bank semakin meningkat sejalan dengan	 perkembangan	 teknologi	 informasi,	 globalisasi,	 dan
integrasi	 pasar	 keuangan.	 Hal	 ini	 memberikan	 dampak	 yang sangat	besar	terhadap	eksposur	risiko	yang	dihadapi	oleh	Bank
sehingga diperlukan penegakan prinsip kehati-hatian serta upaya untuk	memitigasi	risiko	kegiatan	usaha	Bank,	baik	yang	bersifat
preventif ex-ante maupun kuratif ex-post.	Upaya	yang	bersifat ex-ante  dapat	 ditempuh	 dengan	 mematuhi	 berbagai	 kaidah
perbankan	 yang	 berlaku	 untuk	 mengurangi	 atau	 memperkecil risiko kegiatan usaha Bank.
Bank	 melalui	 jajaran	 Dewan	 Komisaris,	 Direksi	 dan	 seluruh karyawan	 berkomitmen	 untuk	 melaksanakan	 prinsip-prinsip
tata kelola perusahaan Good Corporate Governance	 yang	 baik dan	 prinsip	 kehati-hatian	 dalam	 kegiatan	 bisnis	 sehari-hari
sesuai	dengan	nilai-nilai	pokok	yang	tertuang	dalam	GCG.	Hal	ini dilaksanakan dalam rangka melindungi kepentingan stakeholder,
meningkatkan	Kepatuhan	terhadap	peraturan	yang	berlaku	serta nilai-nilai	 yang	 berlaku	 di	 dunia	 perbankan.	 Bank	 melakukan
penilaian	terhadap	11	sebelas	aspek	yang	diantaranya	terdapat salah satu aspek yaitu Fungsi Kepatuhan.
sTruKTur OrGanIsasI FunGsI KePaTuhan
Fungsi	 kepatuhan	 di	 Bank	 Victoria	 dijalankan	 oleh	 Divisi Kepatuhan,	 UKPNTerintegrasi,	 dan	 Sistem	 Prosedur.  adapun
struktur	 organisasi	 dari	 Divisi	 Kepatuhan,	 UKPNTerintegrasi, dan	Sistem	Prosedur	adalah	sebagai	berikut.
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
Director of Compliance and Risk Management Tamunan
Wakil Kepala Divisi
Deputy Division Head Schubert CH
Kepala Divisi Kepatuhan, UKPNTerintegrasi dan Sistem Prosedur
Division Head of Compliance, UKPN Integrated, and Systems Procedures Syarifudin
Budi Kabag Wida Kasie
Zaldy Kasie KEPATUHAN
UKPN Chairul b Kabag
Resya Staf TERINTEGRASI
SISDUR Dinar Kasie
Abraham Staf V.INSURANCE
VMI VSI
V.SYARIAH KOMITE PP - GCG
•	 	 The	 monitoring	 activity	 is	 the	 assessment	 process	 on	 the monitoring activity of the internal control and  performance
management structure design and operation effectiveness whether	 it	 has	 been	 properly	 executed	 and	 has	 been
improved	in	accordance	with	the	situation.
COMPLIanCe FunCTIOn
The	complexity	of	the	Bank’s	business	activity	is	increasing	in	line with	 the	 development	 of	 information	 technology,	 globalization,
and	the	integration	of	inancial	markets.	This	gives	a	very	large impact	 on	 the	 risk	 exposure	 faced	 by	 the	 Bank	 so	 that	 they
need to enforce the prudence principle and make some efforts to	 mitigate	 the	 Bank’s	 business	 activities	 risk,	 both	 preventive
ex-ante	and	curative	ex-post.	Ex-ante	efforts	can	be	executed by	complying	with	applicable	various	banking	rules	to	reduce	or
minimize	the	Bank’s	business	activities	risk.
Through	 its	 Board	 of	 Commissioners,	 the	 Board	 of	 Directors and	 all	 employees,	 the	 Bank	 is	 committed	 to	 implementing	 the
principles of Good Corporate Governance and the prudent principle	in	the	ordinary	course	of	business	in	accordance	with
our	main	values	speciied	in	the	GCG.	It	is	carried	out	in	order	to protect	the	interests	of	stakeholders,	improve	compliance	with
the	 applicable	 regulations	 and	 values	 in	 the	 banking	 business. The	 Bank	 conducts	 an	 assessment	 of	 11	 eleven	 aspects	 with
one of them is the Compliance Function aspect.
COMPLIanCe FunCTIOn OrGanIZaTIOn sTruCTure
The	 compliance	 function	 at	 Bank	 Victoria	 is	 run	 by	 the Compliance,	 UKPN	 Integrated,	 and	 Systems	 Procedures
Division.	The	organizational	structure	of	the	Compliance,	UKPN Integrated,	and	Systems	Procedures	Division	is	as	follows.
2016 annual reporT
PrOFIL KePaLa DIVIsI KePaTuhan, uKPn TerInTeGrasI Dan sIsTeM PrOseDur
Sejak	 Juni	 2013	 Divisi	 Kepatuhan,	 UKPNTerintegrasi,	 dan Sistem	Prosedur	dijabat	oleh	Syarifudin	melalui	Surat	Keputusan
Direksi	 Nomor:	 032SK-DIR0613.	 Proil	 Kepala	 Divisi Kepatuhan,	 UKPNTerintegrasi	 dan	 Sistem	 	 Prosedur
sebagai berikut.
sYarIFuDIn
Warga	 Negara	 Indonesia,	 52	 tahun,	 lahir	 di	 Bangka	 pada	 tahun	 1965.	 Menjabat	 sebagai	 Kepala	 Divisi Kepatuhan,	 UKPNTerintegrasi,	 dan	 Sistem	 Prosedur	 dan	 Sisdur	 sejak	 2013	 berdasarkan	 Surat	 Keputusan
Direksi	No.	032SK-DIR0613.	Sebelumnya	di	Bank	International	Indonesia	BII	atau	Maybank	sejak	1995 sampai	 2012,	 dengan	 jabatan	 terakhir	 sebagai	 Wakil	 Kepala	 Divisi	 KYCAML	 2011-2012,	 sebagai	 Kepala
Bagian	Policy	and	Analyst	Divisi	KYCAML	2005-2011	dan	sebagai	Auditor	SKAI	di	Region	dan	Kantor	Pusat 1995-2005.	Pernah	bekerja	di	BDNI	sebagai	Kepala	Bagian	Akunting	1990-1995.	Memperoleh	gelar	Sarjana
Ekonomi	dari	Universitas	Lampung	1990.
Indonesian	Citizen,	52	years	old,	born	in	Bangka	in	1965.	He	served	as	Chief	of	the	Division	of	Compliance	and UKPNIntegrated	since	2013	based	on	Board	of	Directors’	Decree	Letter	No.	032SK-DIR0613.	Earlier,	he
worked	at	Bank	International	Indonesia	BII	or	Maybank	from	1995	to	2012,	with	his	last	position	as	Vice	Chief of	the		KYCAML	Division	2011-2012,	as	the	Policy	and	Analyst	Section	Head	at	KYCAML	Division	2005-
2011	and	as	an	Internal	Auditor	in	the	Region	and	Central	Ofice	1995-2005.	Worked	at	BDNI	as	Head	of Accounting	1990-1995.	Earned	a	degree	as	Bachelor	of	Economics	from	the	University	of	Lampung	1990.
TuGas Dan TanGGunG JaWaB FunGsI KePaTuhan
Dalam	 rangka	 meningkatkan	 efektiitas	 penerapan	 Fungsi Kepatuhan,	 agar	 sesuai	 dengan	 kebijakan	 dan	 prosedur	 yang
berlalu,	 maka	 Bank	 Victoria	 secara	 berkesinambungan	 telah menetapkan	 tugas	 dan	 tanggung	 jawab	 pada	 Divisi	 Kepatuhan,
UKPNTerintegrasi	dan	Sistem	Prosedur	dalam	berbagai	rencana dan	langkah	strategis	untuk:
1.	 Mewujudkan	terlaksananya	Budaya	Kepatuhan	pada	semua
tingkatan	organisasi	dan	kegiatan	usaha	Bank; 2.	 Mengelola	Risiko	Kepatuhan	yang	dihadapi	oleh	Bank;
3.	 Memastikan	 agar	 kebijakan,	 sistem,	 dan	 prosedur	 serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai
dengan	kebijakan	Bank	Indonesia	BI	dan	atau	Otoritas	Jasa Keuangan	OJK	serta	peraturan	perundang-undangan	yang
berlaku;
4.	 Memastikan	 kepatuhan	 Bank	 terhadap	 komitmen	 yang dibuat	 oleh	 Bank	 kepada	 BI	 danatau	 OJK	 serta	 pengawas
lain	yang	berwenang. Dalam	 penerapan	 tugas	 dan	 tanggung	 Jawab	 dimaksud,
termasuk	 juga	 menetapkan	 langkah-langkah	 yang	 bersifat ex-ante preventif untuk memitigasi risiko dalam penerapan
kegiatan	usaha	Bank	dan	penyempurnaan	serta	pengembangan secara efektif sesuai best practice terkini.
PenGeMBanGan KOMPeTensI FunGsI KePaTuhan
Untuk	 mendukung	 pelaksanaan	 tugasnya,	 anggota	 Divisi Kepatuhan,	 UKPNTerintegrasi	 dan	 Sistem	 Prosedur	 telah
mengikuti	 program	 pengembangan	 kompetensi,	 berupa pendidikan	 dan	 pelatihan.	 Pengembangan	 kompetensi	 yang
diikuti	anggota	Divisi	selama	2016	adalah	sebagai	berikut.
DIVIsIOn heaD OF COMPLIanCe, uKPn InTeGraTeD, anD sYsTeMs PrOCeDures
PrOFILe
Since	 June	 2013,	 the	 Compliance,	 UKPN	 Integrated,	 and Systems	 Procedures	 held	 by	 Syarifudin	 in	 accordance	 with	 the
Board	 Directors’	 Decree	 Letter	 No.032SK-DIR0613.	 The Division	 Head	 of	 Compliance,	 UKPN	 Integrated,	 and	 Systems
Procedures	Proile	is	as	follows.
COMPLIanCe FunCTIOn TasKs anD resPOnsIBILITIes
to improve effectiveness of the Compliance Function implementation,	 in	 order	 to	 conform	 with	 the	 policies	 and
procedures,	 Bank	 Victoria	 has	 continuously	 set	 the	 tasks	 and responsibilities	of	the	Compliance	Division	in	various	plans	and
strategic	measures	to:
1.		 Realize	Compliance	Cultural	at	all	levels	of	the	organization and	the	Bank’s	business	activities;
2.			 Managing	Compliance	Risks	faced	by	the	Bank; 3.		 Ensure	 that	 the	 policies,	 systems,	 and	 procedures	 and
business	 activities	 conducted	 by	 the	 Bank	 is	 in	 accordance with	the	policies	of	Bank	Indonesia	BI	andor	the	Financial
Services	 Authority	 FSA	 as	 well	 as	 the	 prevailing	 laws	 and regulations;
4.		 Ensure	the	Bank’s	compliance	with	the	commitments	made by	 the	 Bank	 to	 BI	 andor	 the	 FSA	 and	 other	 supervisory
authorities. In	the	implementation	of	its	tasks	and	responsibilities,	the	Bank
include	setting	out	the	measures	that	are	ex-ante	preventive	to mitigate	 risks	 in	 the	 execution	 of	 the	 Bank’s	 business	 activities
and	improving	and	developing	effective	current	best	practices.
The COMPeTenCe DeVeLOPMenT FOr The COMPLIanCe FunCTIOn
To	 support	 the	 implementation	 of	 its	 duties,	 members	 of	 the Compliance,	 UKPN	 	 Integrated	 Division	 have	 participated	 in
competency	 development	 programs,	 in	 the	 form	 of	 education and training. the development of competencies attended
by	 members	 of	 ComplianceIntegrated,	 UKPN,	 Systems Procedures	Division	during	2016	as	follows.
2016 pT BanK VicToria inTernaTional TBK.
no nama
name Tanggal
Date Jenis Kegiatan Pengembangan
Kompetensi Competence Development acitivity
Type Tempat
Venue
1 Saitri	Wida,	Resya	Agung	S.
12		19	Maret	2016 12		19	March	2016
Audit Treasury Hotel	Ciputra	Jakarta
2 Syarifudin,	chairul	Bahri,	Budi
Setiawan,	Saitri	Wida 14	Mei	2016
14	May	2016 Penyelarasan	fungsi	Kepatuhan,
Pengendalian	Internal,	dan	Management risiko dalam rangka peningkatan
efektiitas	penerapan	Good Corporate Governance.
Hotel	Grand	Mercure	Jakarta 3
Chairul Bahri 23		24	Maret	2016
23		24	March	2016 analisa transaksi Keuangan
Mencurigakan. Griya Bappenas
4 resya agung
6		7		April	2016 6		7		April	2016
Peranan	Bank	Dalam	Mencegah	Kejahatan Perbankan	Melalui	Pengawasan	Internal
terpadu. Hotel	Santika	Premiere
5 Syarifudin
19		21	April	2016 19		21	April	2016
Investasi	eisiensi	sinergy untuk perbankanlembaga	jasa	keuangan.
Hotel	Novotel 6
Syarifudin 15	Agustus	2016
15	August	2016 Workshop	Sistem	Penyampaian
Informasi	Nasabah	Asing	Dalam	Rangka Implementasi Foreigh Account Tax
Compliance Act FatCa. Ruang	Serba	Guna,	Menara	Radius
Prawiro 7
Syarifudin 25	Agustus	2016
25	August	2016 Sosialisasi	Market Code Of Conduct dan pBI
pasar Uang. Funcion room Gedung thamrin
Lantai	4,	Kantor	Pusat	BI 8
Syarifudin 31	Agustus	–	1	September
2016 31	August	–	1	September
2016 Sosialisasi	Ketentuan	Bank	Umum.
Hotel	The	Ritz	Carlton
9 Syarifudin		Resya	Agung
Sunihar 3-4	November	2016
3-4	November	2016 Sharing Knowlegde dalam penanganan
tindak pidana pencucian Uang di lingkungan	perbankan	serta	menyamakan
persepsi dalam penerapan program Pelaksanaan	APU		PPT.
Hotel	Sahira,	Bogor 10
Chairul Bahri 8	November	2016
8	November	2016 Seminar	dan	Pelatihan	Common Reporting
Standart CRS. Hotel	Westin,	Jakarta
11 Chairul Bahri
1	Desember	2016 1	December	2016
rencana penerapan penyampaian Informasi	Pengguna	Jasa	Terpadu	secara
online. Gedung	PPATK,	Jakarta
12 Syarifudin
8	Desember	2016 8	December	2016
Sosialisasi	IFEMC	market Code Of Counduct CoC edisi kedua.
OJK	Jakarta
PrOGraM KerJa FunGsI KePaTuhan Tahun 2016
Dalam	rangka	mewujudkan	tujuan	tersebut	di	atas,	telah	diatur pada program Kerja pada masing-masing tingkatan sesuai
dengan peran dan fungsinya.
1.  Pengawasan aktif Dewan Komisaris