4. Secara berkelanjutan menyempurnakan dan menjalankan review regular terhadap kebijakan-kebijakan dan proses
manajemen risiko yang dimiliki dengan mempertimbangkan perubahan regulasi, kondisi pasar dan lingkungan bisnis, serta
kemudian melakukan pembaharuan apabila dibutuhkan.
5. Pengembangan metode dan alat dalam mengukur,memonitor dan mengendalikan seluruh risiko bank sesuai dengan
prudent banking practice. 6. Meningkatkan penerapan manajemen risiko terintegrasi
dengan perusahaan terelasi. 7. Pengembangan manajemen risiko terkait dengan persiapan
Bank menjadi Bank Devisa. penerapan manajemen risiko dilakukan melalui implementasi
manajemen risiko pada setiap aktivitas operasional bank sehingga manajemen risiko mampu menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam setiap aktivitas operasional bank dan melalui pengelolaan permodalan bank agar mampu menyerap risiko yang
dihadapi bank serta sesuai dengan persyaratan regulator. Dalam praktiknya, Bank dalam menerapkan manajemen risiko dilakukan
secara menyeluruh yang mencakup 8 delapan jenis risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional,
Risiko Statejik, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi. Kerangka tersebut menempatkan manajemen risiko
sebagai elemen penting dalam kegiatan usaha Bank melalui penerapan 4 empat pilar pengelolaan risiko yang terdiri
dari:
1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi.
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggungjawab atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko diantaranya
melalui menetapkan struktur organisasi yang mencerminkan secara jelas mengenai batas wewenang, tanggungjawab
dan fungsi, serta independensi antar unit bisnis dengan unit kerja manajemen risiko, melakukan persetujuan
dan peninjauan berkala mengenai strategi dan kebijakan risiko yang mencakup tingkat toleransi Bank terhadap
risiko dan siklus perekonomian, bertanggungjawab untuk mengimplementasikan strategi dan kebijakan risiko dengan
cara menjabarkan dan mengkomunikasikan kebijakan dan strategi risiko, memantau dan mengendalikan risiko
dan mengevaluasi penerapan kebijakan dan strategi, dan membentuk komite-komite yang bertujuan untuk yang
membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi untuk mendukung penerapan Manajemen Risiko secara
efektif.
2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit.
Penerapan Manajemen Risiko didukung dengan kerangka yang mencakup kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko
serta limit risiko yang ditetapkan secara jelas sejalan dengan visi, misi, dan strategi bisnis Bank. Kebijakan Manajemen
Risiko disusun sesuai dengan karakteristik, kegiatan dan kompleksitas kegiatan usaha Bank, strategi bisnis dan risk
appetite Bank. Dalam rangka pengendalian Risiko secara efektif, kebijakan dan prosedur yang dimiliki Bank harus
didasarkan pada strategi Manajemen Risiko dan dilengkapi dengan toleransi risiko dan limit risiko. penetapan toleransi
risiko dan limit risiko dilakukan dengan memperhatikan tingkat Risiko yang akan diambil dan strategi Bank secara
keseluruhan. 4. Continually reine and perform regular reviews on the risk
management policies and processes by taking account of regulatory changes, the market conditions and the business
environment, and then renewing where necessary.
5. Development of methods and tools to measure, monitor and control all of the Bank’s risks in accordance with prudent
banking practice. 6. Improving the implementation of risk management with
related irms. 7. Development of risk management related to the preparation
of the Bank into a Foreign Exchange Bank. the implementation of risk management is carried out through
the implementation of risk management in every Bank’s operational activity so that risk management can be an integral
part in every Bank’s operational activity and through the Bank’s capital management to be able to absorb the risks faced by
the Bank and in accordance with regulatory requirements. In practice, the Bank is implementing comprehensive risk
management which covering 8 eight types of risks: Credit Risk, Market Risk, Liquidity Risk, Operational Risk, Risk State, Legal
Risk, Compliance Risk and Reputation Risk. This framework places risk management as an important element in the Bank’s
business activities through the implementation of 4 four risk management pillars comprising of:
1. active supervision from the Board of Commissioners and Board of Directors.
The Board of Commissioners and the Board of Directors are responsible for the effectiveness of the implementation of
Risk Management by establishing an organizational structure that clearly relects the limits of authority, responsibility and
function, as well as independence between business units and risk management units, perform approval and periodic
review of risk strategies and policies which includes the Bank’s level of tolerance for risk and economic cycles, responsible
for implementing risk strategies and policies by outlining and communicating risk policies and strategies, monitoring
and controlling risks and evaluating the application of policies and strategies, and establishing committees aimed
at assisting tte implementation of the duties of the Board of Commissioners and the Board of Directors to support
effective Risk Management implementation.
2. adequacy of policies, procedures and establishment of limit.
The implementation of Risk Management is supported by a framework that includes Risk Management policies
and procedures and deined risk limits clearly in line with the Bank’s vision, mission and business strategy. The Risk
Management Policy is prepared in accordance with the Bank’s business activities characteristics, activities and
complexity as well as the Bank’s business strategy and risk appetite. In order to effectively control the Risk, the policies
and procedures owned by the Bank shall be based on Risk Management strategy and complemented by Risk tolerance
and Risk Limit. The determination of Risk tolerance and Risk Limit is done by taking into account the level of Risk to be
taken and the Bank’s overall strategy.
2016 annual reporT
3. Kecukupan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem informasi Manajemen
risiko. Bagian dari penerapan manajemen risiko adalah identiikasi,
pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko. Identiikasi Risiko bersifat proaktif, mencakup seluruh
aktivitas bisnis dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber dan kemungkinan timbulnya Risiko serta dampaknya.
Selanjutnya, dilakukan pengukuran eksposur Risiko sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan
usaha sebagai acuan untuk melakukan pengendalian, setelah dilakukan pemantauan. Dalam proses penerapan
manajemen risiko diatas telah didukung oleh Sistem informasi Manajemen Risiko yang merupakan bagian dari
sistem informasi manajemen sesuai dengan kebutuhan dalam rangka penerapan Manajemen Risiko yang efektif.
4. sistem pengendalian internal yang menyeluruh