Fungsi Penilaian Hasil Belajar Klasifikasi Hasil Belajar

2. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Menurut Sudjana 2005, tujuan maupun manfaat dari penilaian terhadap hasil belajar, yakni: a. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau meta pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya. b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem pelaksanaannya. d. Memberikan pertanggungjawaban accountability dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Sudjana 2005 menyatakan beberapa fungsi dari penilaian hasil belajar, yaitu: a. Sebagai alat untuk mengetahui mengukur tingkat keberhasilan dan keefektifan proses belajar mengajar melalui pencapaian tujuan instruksional Universitas Sumatera Utara b. Sebagai informasi maupun umpan balik terhadap penilaian dari hasil belajar siswa kepada pihak sekolah, kepada siswa dan kepada orangtua. c. Sebagai acuan untuk memperbaiki proses belajar dan meningkatkan kegiatan belajar siswa. d . Sebagai Informasi untuk keperluan seleksi.

4. Klasifikasi Hasil Belajar

Menurut Bloom dalam Uno, 2009 hasil belajar dapat diklasifikasikan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. a. Ranah Kognitif Cognitive Domain Ranah kognitif terdiri dalam kawasan yang membahas tujuan pembelajaran yang berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat evaluasi. Kawasan kognitif terdiri dari enam tingkatan yang saling berurutan dari yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi, yakni: 1. Tingkat Pengetahuan Knowledge. Pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengingat atau menggulang kembali pengetahuan yang pernah dipelajari. 2. Tingkat Pemahaman Comprehension Pemahaman diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan maupun menerjemahkan sesuatu dengan cara tersendiri, terhadap bahan yang dipelajari. Adapun kemampuan ini dinyatakan dalam kemampuan dalam menguraikan isi pokok dari suatu Universitas Sumatera Utara bacaan, maupun kemampuan siswa dalam pemahaman mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu kebentuk lain. 3. Tingkat Penerapan Application Penerapan diartikan sebagai kemampuan seseorang menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul, mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode yang bekerja pada suatu kasus maupun permasalahan. Tingkat kemampuan dapat dinyatakan dalam pengaplikasian suatu rumus pada proses penyelesaian suatu permasalahan. 4. Tingkat Analisis Analysis Analisis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam menganalisis permasalahan yang dihadapi, dan menganalisis cara apa yang dapat dipakai dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari, analisis mencakup kemampuan utnuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen- komponen dasar; bersama dengan hubungan atau relasi antara bagian- bagian tersebut. 5. Tingkat Sintesis Synthesis Sintesis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghubungkan atau menyatukan berbagai elemen dalam unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk suatu pola baru yang lebih menyeluruh. Kemampuan Universitas Sumatera Utara analisis dapat dinyatakan dalam penyusunan suatu rencana, seperti penyusunan satuan pelajaran atau proposal penelitian ilmiah, dalam mengembangkan suatu skema dasar sebagai pedoman dalam memberikan ceramah, dan sebagainya. 6. Tingkat Evaluasi Evaluation Evaluasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat keputusan yang tepat berdasarkan kriteria pengetahuan yang dimiliki, evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat tersebut berdasarkan kriteria tertentu. b. Ranah Afektif Affective Domain Ranah afektif adalah suatu kawasan yang berkaitan dengan sikap, nilai interes ketertarikan, apresiasi penghargaan, dan penyesuaian sosial. Ranah afektif ini terdiri dari lima tingkatan yang terdiri dari tingkatan paling rendah sampai tingkatan yang paling tinggi, yakni: 1. Tingkat kemampuan penerimaan Receiving Kemampuan menerima merupakan kemampuan maupun kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan suatu ransangan. 2. Tingkat kemampuan menanggapi Responding Kemampuan menanggapi merupakan bentuk kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Universitas Sumatera Utara Tingkat partisipasi dalam kemampuan menanggapi dapat dinyatakan dalam memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan. 3. Tingkat penilaian atau penentuan keyakinan dalam sikap Valuing Tingkat penilaian atau penentuan keyakinan dalam sikap berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu. Tingkat penilaian dapat dinyatakan dalam perkataan maupun tindakan atau sikap, seperti; menerima, menolak, atau mengabaikan, maupun adanya apresiasi penghargaan terhadap sesuatu, maupun sikap atau kesungguhan komitmen yang sesuai dan konsisten. 4. Tingkat penerapan karya atau organisasi Organization Tingkat penerapan karya atau organisasi berhubungan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pedoman terhadap suatu sistem nilai. Tingkat penerapan karya atau organisasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. 5. Tingkat ketekunan dan ketelitian Tingkat ketekunan dan ketelitian adalah tingkat afektif yang paling tinggi. Kemampuan ini mencakup penghayatan nilai yang dipercaya dilakukan dengan ketekunan, dan ketelitian kehati-hatian terhadap perilaku yang dilakukan. seseorang yang mampu mencapai tingkatan ini memiliki kemampuan dalam menyeleraskan suatu perilaku sesuai dengan sistem nilai yang dianut. Universitas Sumatera Utara c. Ranah Psikomotorik Psychomotoric Domain Ranah psikomotorik berkaitan dengan keterampilan yang dimiliki seseorang secara manual maupun motorik. Ranah psikomotorik memiliki tingkatan dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, yakni: 1. Tingkat persepsi Perception Persepsi dalam hal ini berhubungan dnegan penggunaan indra dalam melakukan suatu kegiatan, contoh kemampuan dalam persepsi dapat terlihat melalui kemampuan dalam mengetahui kerusakan dari suatu alat melalui suara yang sumbang, atau menghubungkan suara alunan musik dengan suatu gerakan tari tertentu. 2. Tingkat kesiapan Set Kesiapan merupakan adanya kemampuan dalam kesiapan mental, maupun kesiapan fisik serta kesiapan emosi maupun perasaan dalam melakukan suatu tindakan. 3. Tingkat respons terbimbing Guided Response Tingkat kemampuan respons terbimbing merupakan kemampuan untuk melakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang diberikan. Dimana gerakan tersebut terbiasa terjadi akibat usaha meniru, mengikuti atau mengulangi suatu perbuatan. Universitas Sumatera Utara 4. Tingkat mekanisme Mechanical Response Tingkat mekanisme merupakan suatu perilaku respon yang sudah dipelajari dan menjadi kebiasaan sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan suatu kemahiran. 5. Tingkat kemahiran Tingkat kemahiran adalah kemampuan seseorang yang sudah trebiasa menjadi mahir dalam melakukan suatu gerakan yang sesuai, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota- anggota tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat, seperti latihan menari. 6. Gerakan adaptasi Adaptation Response Gerakan adaptasi adalah penampilan gerakan motorik yang terbiasa yang mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menghubungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti berlatih sepak bola. 7. Originalitas atau kreatifitas Originalitity or Creativity Originalitas atau kreativitas merupakan suatu tindakan yang mampu menciptakan pola atau gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi maupun ma salah tertentu, Originalitas mencakup kemampuan untuk Universitas Sumatera Utara melahirkan pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

5. Pengukuran Penilaian Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA NEGERI KOTA TANJUNGBALAI.

0 4 26

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 2 17

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 4 16

PENDAHULUAN Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 2 5

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA NEGERI 1 SIMPANG EMPAT.

0 0 28

penelitian adi wijaya

0 0 7

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar

0 2 59

BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisi - Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar

0 0 14

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA NEGERI 1 PEMATANG SIANTAR SKRIPSI

0 0 14