42 6. Kondisi panca indera
Merupakan kondisi fisiologis yang dispesifikkan pada kondisi indera meliputi kemampuan untuk melihat, mendengar, mencium, meraba, dan merasa. Pada
penelitian ini, siswa yang menjadi subjek penelitian harus berada dalam kondisi panca indera audio dan visual yang baik. Artinya apabila seorang anak
mengalami kerusakan mata seperti rabun, maka ia harus menggunakan kacamata yang sesuai, sehingga kemampuan penglihatannya menjadi normal.
Begitu pula dengan siswa yang mengalami kerusakan pada indera pendengaran, maka ia harus menggunakan alat bantu dengar.
C. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu ingin melihat efektivitas pembelajaran media literacy televisi terhadap media literacy pada remaja, maka
peneliti akan menggunakan penelitian yang bersifat eksperimen laboratorium dengan nama rancangan matched subjects design Hadi, 2000 atau desain
pencocokan subjek selanjutnya akan disebut desain pencocokan subjek di mana sebelum suatu eskperimen dilakukan, terlebih dahulu diadakan matching antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol subjek demi subjek. Dengan melakukan matching pada variabel yang diperkirakan memiliki efek yang kuat
terhadap variabel tergantung, dapat mengeliminasi kemungkinan sumber yang mengganggu Myers Hansen, 2006. Adapun skema rancangan penelitian
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
43 Tabel 2. Rancangan desain pencocokan subjek
Assignment Kelompok
Before Observation
Treatment
After Observation
P-S KK - -
O P-S KE -
X O
Keterangan: P-S =
Pencocokan subjek
KK = Kelompok
Kontrol KE
= Kelompok Eksperimen X =
Pembelajaran media literacy televisi
O = Pengukuran pemberian kuesioner media literacy
Kelompok kontrol atau kelompok pembanding adalah kelompok yang tidak diberikan treatment berupa pembelajaran media literacy televisi untuk
melihat apakah pembelajaran media literacy televisi efektif terhadap media literacy. Sedangkan kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberikan
treatment berupa pembelajaran media literacy televisi. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, sebelumnya dilakukan penjodohan matching berupa
pra-survei yang berisi pertanyaan mengenai acara televisi yang ditonton, jumlah jam menonton televisi, ketersediaan televisi di kamar tidur, mengikuti les
tambahan atau tidak, jumlah uang jajan per hari, dan sekilas mengenai media literacy. Matching dilakukan dengan mencocokkan subjek pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen berdasarkan kategori jumlah jam menonton televisi dan ketersediaan televisi di kamar tidur, serta jenis kelamin.
Penelitian eksperimen ini dilakukan satu kali. Pada saat penelitian kelas A atau kelas kontrol akan mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa yang
dijalankan pada hari tersebut, sementara kelas B atau kelas eksperimen akan diajar oleh fasilitator dan akan mendapatkan pembelajaran media literacy televisi.
Kedua kelompok tidak diberikan pretest kemudian pada waktu yang sama, kedua
Universitas Sumatera Utara
44 kelompok diberikan posttest setelah proses pembelajaran berlangsung. Posttest ini
berupa kuesioner media literacy yang sebelumnya telah diuji reliabilitasnya.
D. Teknik Kontrol