Pengaruh Variabel Status Legalitas Tanah Terhadap Nilai Agunan

mengakibatkan peningkatan nilai tanah di dekat CBD. Kondisi tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Raeka dan Sulistyarso 2012:3 dimana jarak tanah ke CBD atau pusat pasar lokal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai lahan perkotaan di Surabaya. Hal yang sama diungkapkan oleh Topcu dan Kubat 2009:6 bahwa aksesibilitas berupa jarak tanah ke CBD atau pusat pasar lokal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai rumah tinggal tanah dan bangunan di Istanbul, Turki. Sementara itu, Grundnitski 2003 dalam Rahayu 2009:62 mengungkapkan bahwa jarak tanah ke CBD berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai tanah dan bangunan.

5. Pengaruh Variabel Status Legalitas Tanah Terhadap Nilai Agunan

Variabel status legalitas tanah mempunyai koefisien regresi sebesar 3.468.282,791, standardized coefficients sebesar 0,031, dengan Sig. sebesar 0,018 dan t hitung 2,406. Hasil analisis regresi variabel status legalitas tanah berpengaruh signifikan terhadap nilai tanah dalam wilayah penelitian ini. Artinya tanah yang memiliki status legalitas tanah berupa SHM dan SHGB akan menambah nilai tanah sebesar 3.468.282,791 unit. Adapun status legalitas tanah yang ada di Indonesia sesuai dengan UU PA No. 5 Tahun 1960 berupa Sertifikat Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak lainnya yang hak kepemilikannya diakui dan dilindungi oleh Negara serta dicatatkan dalam buku tanah nasional. Sedangkan tanah-tanah yang status kepemilikannya masih berupa SK. Camat, SKT LurahKepala Desa, Surat Girik atau surat jual beli dibawah tangan haknya belum diakui oleh Negara dan sangat memungkinkan dapat menimbulkan sengketa dikemudian hari. Universitas Sumatera Utara Tanah yang memiliki status legalitas tanah yang sesuai dengan aturan yang ada yaitu UU PA No. 5 Tahun 1960 berupa SHM dan SHGB, akan menghindari pemilik tanah dari permasalahan hukum berupa sengketa tanah yang sering terjadi di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan setiap lebih tertarik untuk membeli atau memiliki tanah yang surat legalitasnya berupa SHM dan SHGB dibandingkan dengan SK. Camat atau surat lainnya yang tidak diatur dalam UU PA No. 5 Tahun 1960 namun sering ditemukan di masyarakat. Pihak bank juga lebih mengutamakan kredit dengan agunan berupa SHM dan SHGB dibandingkan dengan SK. Camat atau lainnya yang tidak diatur oleh undang-undang yang ada dalam rangka memperkecil tingkat resiko yang dapat ditimbulkannya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa status legalitas tanah dapat mempengaruhi keinginan orang untuk memiliki tanah yang berdampak terhadap nilai tanah. Rijasa, dkk. 2014:39 mengungkapkan bahwa legalitas tanah berupa surat sah kepemilikan tanah berpengaruh positif dan dominan terhadap nilai tanah dan bangunan di kota Denpasar, Bali. Pengaruh legalitas tanah terhadap nilai properti juga diungkapkan oleh Anastasia dan Tanugara 2014:53 bahwa faktor hukum atau legalitas yang dalam hal ini adalah surat kepemilikan atas tanah berpengaruh signifikan terhadap nilai pasar ruko di Surabaya.

6. Pengaruh Variabel Bentuk Tanah Terhadap Nilai Agunan