BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya
Medan
PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan terletak di jalan Karya Nomor 79, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan.
Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan merupakan salah satu cabang pembantu Bank Sumut Cabang Syariah Medan. Bank Sumut Syariah
adalah salah satu divisi usaha yang dimiliki oleh PT. Bank Sumut yang merupakan salah satu Bank Pemerintahan Daerah di Indonesia.
Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan terdaftar di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan Nomor: 02.12.1.65.1925808950885
0904032011 tanggal 01 April 2011 dengan kegiatan pokok berupa Bank Non Devisa. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan juga memiliki ijin
gangguan dari Pemerintahan Kota Medan dengan Nomor: 0951056905612.1 0603032011.
Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan memiliki tujuan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan di Kota Medan melalui peningkatan
modal melalui penyaluran kredit kepada sektor usaha mikro sesuai dengan khaidah ekonomi syariah.
2. Visi dan Misi Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
PT. Bank Sumut Cabanng Pembantu Syariah Karya Medan memiliki visi dan misi yang menjadi dasar dalam melakukan perencanaan serta pelaksanaan
aktivitas bisnisnya. Visi PT. Bank Sumut adalah menjadi bank andalan bagi membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah
disegala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
PT. Bank Sumut memiliki misi untuk mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara profosional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.
3. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi dibatasi. Struktur organisasi sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan
adanya struktur organsisasi tidak akan terjadinya tumpang tindih kewajiban dan tanggung jawab yang akhirnya dapat merugikan perusahaan. Hal tersebut
menjadi dasar bagi PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan dalam merancang bagan struktur organisasi nya Lampiran 1.
4. Manajemen Kredit PT. Bank Sumt Cabang Pembantu Syariah Karya Medan
Sebagai salah satu bank pemerintah daerah di Indonesia, Bank Sumut merupakan bank yang dimiliki oleh Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara
sebagai pemegang saham mayoritas dan Pemerintah Daerah KabupatenKota
Universitas Sumatera Utara
yang berada dibawahnya. Sama seperti bank devisa lainnya, bank sumut melakukan aktivitas menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat
dalam bentuk tabungan, deposito dan kredit. Hal tersebut sesuai dengan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu “Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya
.” Dalam perkembangannya, Bank Sumut memerlukan bentuk - bentuk usaha
lain yang mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Bank Sumut kemudian membangun satu divisi usaha untuk menjawab tantangan persaingan
dunia perbankan di Sumatera Utara. Adapun divisi usaha yang dibangun tersebut adalah divisi syariah, dan pada tahun 2010 di bukalah Bank Sumut Cabang
Pembantu Syariah Karya Medan. Tepat pada tahun 2010 di bukalah Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah
Karya Medan yang merupakan cabang pembantu dari Bank Sumut Cabang Syariah Medan. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan
melakukan aktivitas usahanya sesuai dengan yang diatur dan direncanakan oleh pimpinan Bank Sumut. Adapun aktivitas utama yang dilakukan adalah aktivitas
kredit dan simpanan. Pihak perbankan akan memberikan bunga atas tabungan dan deposito yang dimiliki nasabah dan memperoleh pendapatan dan jasa layanan
Universitas Sumatera Utara
yang diberikan serta yang paling utama adalah dari penyaluran kredit kepada debitur.
Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan memiliki aturan dan prosedur dalam menyalurkan kredit kepada pihak debitur, dengan mengacu
kepada aturan yang dibuat oleh Pimpinan Bank Sumut yang mengacu pada Undang-Undang dan aturan tentang kredit yang dibuat oleh Pemerintah dalam
hal ini adalah Bank Indonesia. Prosedur dan aturan kredit yang buat tersebut dimaksudkan untuk memperkecil resiko yang dapat ditimbulkan dari penyaluran
kredit yang dilakukan. unutk itu, diperlukan prinsip kehati - hatian dan kepatuhan terhadap prosedur dan aturan kredit yang ada.
5. Prosedur Pemberian Kredit di Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan
Pemberian kredit kepada debitur tentunya dilakukan melalui prosedur pemberian kredit yang dimiliki oleh sebuah bank, tidak terkecuali di Bank Sumut
Cabang Pembantu Syariah Karya Medan. Prosedur pemberian kredit dibuat untuk memperkecil resiko yang dapat ditimbulkan sebagai akibat pemberian kredit oleh
pihak Bank. Proses pemberian kredit yang dibuat harus dilalui dan syarat yang ada harus dipenuhi oleh calon debitor.
Adapun proses yang ada dalam pemberian kredit di Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan adalah:
a. Permohonan kredit dilakukan oleh calon debitur dengan terlebih dahulu mengisi surat pengajuan permohonan kredit dan melengkapi dokumen
permohonan pengajuan kredit yaitu: fotokopi KTP pemohon kredit suami,
Universitas Sumatera Utara
istri, pribadi, kartu keluarga, akta nikah, ijin usaha, fotokopi surat tanah yang akan menjadi agunan dan melampirkan nomor teleponhand phone,
b. Pengajuan kredit oleh calon debitur di pelajari oleh back office BO untuk kemudian dilakukan BI Checking terhadap istrisuami dan calon debitur. Jika
hasil BI Checking baiklancar atau tidak ada kredit di pihak lain maka proses dilanjutakan ke tahap berikut dan jika hasilnya tidak baik maka pengajuan di
tolak, c. BO dan pimpinan cabangwakil pimpinan cabang melakukan survei ke lokasi
usahaagunan calon debitur untuk memastikan usaha dan agunan sekalian melakukan interview terhadap calon debitur,
d. Meminta dan mempelajari laporan keuangan calon debitur untuk 3 tiga bulan terakhir,
e. Melakukan analisa keuangan dan nilai agunan serta menerapkan prinsip 5 C Characther, Capaciy, Capital, Collateral, dan Condition of Economic
dalam menentukan tingkat kelayakan kredit yang akan diberikan kepada calon debitur,
f. Memastikan keabsahan kepemilikan agunan dan keaslian data dan dokumen
pribadi calon debitur. g. Jika calon debitur layak untuk mendapatkan kredit, maka proses selanjutnya
adalah melakukan pengikatan kredit dengan melibatkan notaris terhadap kredit dengan agunan atau langsung melakukan pengikatan kredit tanpa
melibatkan notaris jika kredit yang diberikan adalan kredit tanpa agunan. Agunan kredit di Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan
dibagi menjadi dua, yaitu tanahtanah dan bangunan serta kendaraan sepeda
Universitas Sumatera Utara
motor dan mobil. Analis kemudian melakukan penaksiran terhadap biaya bangunan, harga tanah per m
2
dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi nilai agunan tersebut. Setelah dihasilkan nilai agunan, barulah kemudian di
kombinasikan dengan hasil analisis keuangan calon debitur dalam menetapkan jumlah kredit yang layak bagi calon debitur.
6. Analisis Deskriptif
Analisis ini menggunakan penjelasan dan uraian yang diperoleh dari gambaran umum penelitian untuk data berskala interval rasio. Analisis deskriptif
memberi penjelasan tentang nilai rata-rata, standard deviation, nilai maksimal, nilai minimal, namun untuk data berskala ordinal tidak dapat diberi nilai rata-rata.
6.1 Penjelasan tentang variabel-variabel penelitian
Penjelasan tentang variabel-variabel penelitian nilai agunan berupa tanah dan bangunan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan adalah:
1. Nilai Agunan Y Berikut ini merupakan table deskripsi variabel terikat dari penelitian ini, yaitu
variabel nilai agunan Rp.unit pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan. Rata-rata nilai agunan pada sampel penelitian ini adalah Rp.
227.571.794,02,-unit dan standar deviation adalah sebesar 77.486.500. Sementara itu, nilai agunan terendah pada seluruh sampel penelitian adalah
sebesar Rp. 149.173.500,-unit dan tertinggi adalah sebesar Rp. 386.606.000,- unit. Deskripsi nilai agunan Y pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu
Syariah Karya Medan dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Deskripsi Variabel Terikat Nilai Agunan Y
No Variabel
Terikat Jumlah
Sampel Standard
Deviation Rata-Rata Nilai
agunan Rp.unit
Nilai agunan Terendah
Rp.unit Nilai agunan
Tertinggi Rp.unit
1 Nilai
Agunan 93
47.486.500 227.571.794,02
149.173.500 386.606.000
Sumber : Data Olahan Penelitian 2014
Nilai agunan dari keseluruhan sampel penelitian PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan dibagi ke dalam 5 kelompok nilai agunan
dengan interval 47.486.500. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1 Pengelompokan Nilai agunan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan
Sumber Penelitian : Data Olahan Penelitian 2014
Gambar 5.1 menunjukkan bahwa kelompok nilai agunan dengan interval Rp. 196.660.100,-unit
– Rp. 244.146.500,-unit sebagai kelompok dengan sampel terbesar yang berjumlah 45 bidang tanah dan kelompok dengan jumlah sampel
terkecil berada pada nilai agunan dengan interval Rp. 339.119.600,-unit –
Rp. 386.606.000unit dengan jumlah sampelnya sebesar 1 bidang tanah.
45
19
1 5
23
Universitas Sumatera Utara
2. Luas Tanah X
1
Luas tanah yang diukur adalah luas bidang tanah yang menjadi sampel penelitian, dalam hal ini adalah tanah yang diagunkan pada PT. Bank Sumut
Cabang Pembantu Syariah Karya Medan, menggunakan satuan meter persegi m
2
. Rata-rata luas bidang tanah adalah 141,58 m
2
dan standard deviation adalah sebesar 40,026. Bidang tanah objek penelitian yang paling luas adalah sebesar
280 m
2
dan luas tanah yang paling kecil adalah sebesar 90 m
2
. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Tabel 5.2 Deskripsi Variabel Luas Tanah X
1
No Variabel
Bebas Jumlah
Sampel Standard
Deviation Rata-rata Luas
Tanah m
2
Luas Tanah Terbesar m
2
Luas Tanah Terkecil m
2
1 Luas Tanah
93 40,026
141,58 280
90
Sumber : Data Olahan Penelitian 2014
Luas tanah pada sampel penelitian ini dibagi ke dalam 5 kelompok bagian luas tanah dengan interval 38. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Gambar 5.2 Pengelompokan Luas Tanah X
1
Sumber Penelitian : Data Olahan Penelitian 2014
1 9
18 18
47
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2 menunjukkan bahwa kelompok luas tanah dengan interval 90 m
2
– 128 m
2
sebagai kelompok sampel terbesar dimana jumlah sampel sebesar 47 bidang tanah dan kelompok dengan jumlah sampel terkecil adalah luas tanah
dengan interval 243 m
2
– 280 m
2
dimana jumlah sampelnya sebesar 1 bidang tanah.
.3. Luas Bangunan X
2
Adalah luas bidang bangunan yang menjadi agunan kredit pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan dan diukur dengan satuan meter
persegi m
2
. Rata-rata luas bangunan objek penelitian adalah 73,43 dan standard deviation adalah sebesar 17,288. Ukuran maksimal luas bangunan dari
seluruh sampel penelitian adalah sebesar 108 m
2
dan minimal luas bangunan adalah sebesar 45 m
2
. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Deskripsi Variabel Luas Bangunan X
2
No Variabel Bebas Jumlah
Sampel Standard
Deviation Rata-rata Luas
Bangunan m
2
Maksimum m
2
Minimum m
2
1 Luas Bangunan
93 17,288
73,43 108
45
Sumber : Data Olahan Penelitian 2014
Luas bangunan pada sampel penelitian ini dibagi ke dalam 5 kelompok dengan interval 12,6. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.3.
21 27
12 18
15
Luas Bangunan m
2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.3 Pengelompokan Aktivitas Ekonomi X
4
Sumber Penelitian : Data Olahan Penelitian 2014
Gambar 5.3 menunjukkan bahwa kelompok luas bangunan dengan interval 71,2 m
2
– 82,8 m
2
sebagai kelompok sampel terbesar dimana jumlah sampel sebesar 27 bidang tanah dan kelompok dengan jumlah sampel terkecil dengan
interval 96,4 m
2
– 108 m
2
dimana jumlah sampelnya adalah sebesar 12 bidang tanah.
4. Lebar Jalan di Depan Tanah X
3
Lebar Jalan di Depan Tanah adalah lebar daripada jalan yang dapat dilalui oleh mobil dan posisinya tepat didepan tanah pada masing-masing sampel
penelitian ini dan menggunakan satuan meter m. Rata-rata lebar jalan di depan tanah objek penelitian adalah 5,45 m dan standard deviation adalah sebesar
2,566. Maksimal lebar jalan di depan tanah adalah sebesar 12 m dan minimal sebesar 3 m. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Tabel 5.4 Deskripsi Lebar Jalan di Depan Tanah X
3
No. Variabel Bebas Jumlah
Sampel Standard
Deviation Rata-rata lebar
jalan di depan tanah m
Maksimum m
Minimum m
1 Lebar Jalan
di Depan Tanah 93
2,566 5,45
12 3
Sumber : Data Olahan Penelitian 2014
Lebar jalan di depan tanah objek penelitian pada sampel penelitian ini dibagi ke dalam 5 kelompok dengan interval 1,8. Hal tersebut dapat dilihat pada
Gambar 5.4, dimana kelompok lebar jalan di depan tanah dengan interval 3 m –
4,8 m sebagai kelompok sampel terbesar dimana jumlah sampel sebesar 47 bidang tanah dan kelompok dengan jumlah sampel terkecil berada pada lebar jalan di
Universitas Sumatera Utara
depan tanah dengan interval 8,5 m – 10,2 m
dimana jumlah sampelnya sebesar 1 bidang tanah.
Gambar 5.4 Pengelompokan Lebar Jalan di Depan Tanah X
3
Sumber Penelitian : Data Olahan Penelitian 2014
5. Jarak Tanah ke CBD X
4
Jarak yang diukur adalah jarak masing – masing sampel penelitian ini ke
CBD sebagai titik 0, menggunakan satuan meter m, yang diukur mengikuti panjang jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Rata-rata jarak tanah
objek penelitian ke CBD adalah 125,86 m dan standard deviation adalah sebesar 89,661. Maksimal jarak tanah ke CBD adalah sebesar 350 m dan minimal sebesar
24 m. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Deskripsi Variabel Jarak Tanah ke CBD X
4
No Variabel
Bebas Jumlah
Sampel Standard
Deviation Rata-rata jarak
tanah ke CBD m
Maksimal m Minimal m
1 Jarak Tanah
ke CBD 93
89,661 125,86
350 24
Sumber : Data Olahan Penelitian 2014
47
12 8
25
1
Universitas Sumatera Utara
Jarak tanah ke CBD pada sampel penelitian ini dibagi ke dalam 5 kelompok bagian jarak tanah ke CBD dengan interval 65,2. Hal tersebut dapat dilihat pada
Gambar 5.5.
Gambar 5.5 Pengelompokan Jarak Tanah ke CBD X
4
Sumber Penelitian : Data Olahan Penelitian 2014
Gambar 5.5 menunjukkan bahwa kelompok jarak tanah ke CBD dengan interval 24 m
– 89,2 m sebagai kelompok sampel terbesar dimana jumlah sampel sebesar 45 bidang tanah dan kelompok dengan jumlah sampel terkecil berada
pada jarak tanah ke CBD dengan interval 219,7 m – 284,8 m
dimana jumlah sampelnya sebesar 5 bidang tanah.
6. Status legalitas tanah D
1
Status legalitas tanah merupakan gambaran atas hak kepemilikan dari masing-masing objek penelitian ini. Jenis hak atas tanah yang dijumpai pada
penelitian ini adalah Sertifikat Hak Milik SHM, Sertifikat Hak Guna Bangunan, SK Camat, Surat Keterangan Tanah Lainnya. Selanjutnya pada penelitian ini jenis
alas hak tanah ini dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang SHM
13 45
19
5 11
Universitas Sumatera Utara
dan SHGB serta kelompok lainnya, yaitu selain dari SHM dan SHGB yang berupa SK. Camat, Surat Pelepasan Hak, dan lainnya. Deskripsi tentang status legalitas
tanah pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Deskripsi Variabel Legalitas Tanah D
1
No Variabel Bebas
Jumlah Sampel
SHM dan SHGB
Tidak SHM dan SHGB
1 Legalitas Tanah
93 78
15
Sumber : Data Olahan Penelitian
Berdasarkan Tabel 5.7 diketahui bahwa tanah yang memiliki status kepemilikan SHM dan SHGB sebanyak 78 bidang tanah dan bidang tanah yang
status legalitasnya adalah bukan sertifikat SHM dan SHGB sebanyak 15 bidang tanah dari keseluruhan sampel, yaitu sebanyak 93 bidang tanah. Persentase dari
status kepemilikan atas tanah dari keseluruhan sampel penelitian adalah 84 untuk status tanah berupa SHM dan SHGB dan 16 untuk status tanah yang tidak
berupa SHM dan SHGB. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Gambar 5.6 Persentase Legalitas Tanah D
1
Sumber Penelitian : Data Olahan Penelitian 2014
7. Kondisi Jalan D
2
Universitas Sumatera Utara
Bentuk tanah merupakan kondisi fisik bidang tanah yang diteliti. Bentuk tanah pada penelitian ini di kelompokkan menjadi 2 bagian yaitu proporsional dan
tidak proporsional. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Deskripsi Variabel Bentuk Tanah D
2
No Variabel Bebas
Jumlah Sampel Proporsional
Tidak Proporsional
1 Bentuk Tanah
93 76
17
Sumber : Data Olahan Penelitian 2014
Berdasarkan Tabel 5.7 diketahui bahwa bentuk tanah sampel penelitian yang memiliki memiliki bentuk proporsional adalah sebanyak 76 sampel dan tidak
proporsional adalah sebanyak 17 sampel dari keseluruhan sampel penelitian ini yaitu sebanyak 93 sampel. Persentase bentuk tanah dari sampel penelitian ini
adalah 82 untuk bentuk tanah yang proporsional dan 18 untuk bentuk tanah yang tidak proporsional. Hal terebut dapat dilihat pada Gambar 5.7.
Gambar 5.7 Persentase Bentuk Tanah D
2
Sumber Penelitian : Data Olahan Penelitian 2014
6.2 Uji Asumsi Klasik
Universitas Sumatera Utara
Pengujian asumsi klasik pada penelitian ini yaitu analisis variabel yang mempengaruhi nilai agunan berupa tanah dan bangunan pada PT. Bank Sumut
Cabang Pembantu Syariah Karya Medan
1. Uji Asumsi Klasik untuk Nilai Agunan
Uji asumsi klasik terhadap nilai agunan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan dilakukan dengan, meliputi:
a. Uji Normalitas untuk Nilai Agunan
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Uji
normalitas yang digunakan menggunakan analisis grafik dan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Pengujian normalitas data melalui analisis grafik
yang dihasilkan dari perhitungan regresi dengan SPSS. Uji normalitas dengan menggunakan grafik dapat dilihat pada Gambar 5.8 dan 5.9.
Gambar 5.8 Hasil Uji Normalitas P-Plot Nilai Agunan pada PT. Bank Sumut
Cabang Pembantu Syariah Karya Medan Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 5.8 menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Titik-titik menyebar sepanjang garis regresi. Hal tersebut mengartikan sebaran
data nya merata sehingga dapat dihasilkan Y yang merata pada garis regresi.
Gambar 5.9 Hasil Uji Normalitas dengan Analisis Grafik Histogram
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Berdasarkan tampilan histogram yang terdapat pada Gambar 5.9 menunjukkan bahwa tiap data menyebar keseluruh daerah normal. Daerah normal
tersebut adalah daerah yang berada di bawah kurva yang bentuknya seperti lonceng terbalik.
Selain menggunakan analisis grafik, unji normalitas juga menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8 Hasil Test Kolmogorov-Smirnov untuk Nilai Agunan
Unstandardized Residual
N 93
Normal Parameters
a,b
Mean
,0000000
Std. Deviation 3723862,58609008
Most Extreme Differences Absolute
,049
Positive ,048
Negative -,049
Kolmogorov-Smirnov Z ,473
Asymp. Sig. 2-tailed ,979
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Tabel 5.8 memperlihatkan bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed yang dihasilkan dari tes Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0,979 0,05. Hal ini berarti bahwa
variabel residual berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji keberadaan korelasi antar variabel bebas dalam model regresi yang baik. Indetifikasi multikoliniearitas
dapat dilihat dari besar nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor dalam program SPSS. Fachrudin dan Meliza 2014:74 mengungkapkan bahwa standar
yang umum digunakan adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5 agar tidak terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 5.9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9 Hasil Uji Multikolinieritas untuk Nilai Agunan
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Luas Tanah
,806 1,241
2 Luas Bangunan
,849 1,178
3 Lebar Jalan
,705 1,418
4 Jarak Tanah ke CBD
,286 3,497
5 Status Legalitas
,567 1,763
6 Bentuk Tanah
,527 1,897
a. Dependent Variable: NilaiAgunan
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Berdasarkan Tabel 5.9 diketahui bahwa nilai VIF variable in floating factor variabel luas tanah sebesar 1,241, nilai VIF luas bangunan adalah 1,178, nilai VIF
lebar jalan di depan tanah 1,418, nilai VIF jarak tanah ke CBD sebesar 3,497, nilai VIF status legalitas tanah sebesar 1,763, dan nilai VIF untuk bentuk tanah sebesar
1,897. Semua nilai VIF variabel bebas 5, dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tersebut tidak terjadi multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitastisitas bertujuan untuk menguji keberadaan variance yang berbeda dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Hasil pengujian
heterokedastisitas data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS Statistical Packaged For Social Science dengan mengamati pola yang terdapat
pada Scatterplot, hasilnya dapat dilihat pada Gambar 5.10.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.10 Hasil Uji Heterokedastisitas Terhadap Nilai Agunan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya
Medan Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Dari Gambar 5.10 diketahui bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas, karena data menyebar ke segala bidang. Hal ini menunjukkan bahwa uji
signifikan akan menjadi kuat yang berarti model regresi layak dipakai untuk memprediksi nilai agunan berupa tanah dan bangunan pada PT. Bank Sumut
Cabang Pembantu Syariah Karya Medan berdasarkan masukan dari variabel- variabel bebasnya.
Sementara itu, Gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan uji Glejser. Heteroskedastisitas tidak terjadi bila
probabilitas signifikan modal regresi di atas tingkat kepercayaan 5 Sunjoyo et al., 2012 dalam Fachrudin dan Meliza, 2014:74. Hal tersebut dapat
dilihat pada Tabel 5.10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas untuk Nilai Agunan
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 1119909,268
2098996,824 ,534
,595
2 Luas Tanah
6612,728 6577,534
,114 1,005
,318
3 Luas Bangunan
5579,300 14840,467
,041 ,376
,708
4 Lebar Jalan
-43870,815 109670,578
-,048 -,400
,690
5 Jarak Tanah ke
CBD 5837,121
4929,204 ,225
1,184 ,240
6 Status Legalitas
147420,290 848556,653
,023 ,174
,862
7 Bentuk Tanah
-236080,311 837784,732
-,039 -,282
,779 a. Dependent Variable: RESS_2
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Berdasarkan Tabel 5.10 nilai Sig. variabel luas tanah 0,318 0,05, Sig. Variabel luas bangunan 0,708 0,05, Sig. variabel lebar jalan di depan tanah
0,690 0,05, Sig. variabel jarak tanah ke CBD 0,240 0,05, variabel status legalitas tanah 0,862 0,05, dan Sig. variabel bentuk tanah 0,779 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
6.3 Analisis Data
Setelah dilakukan proses pengolahan data dan dimasukkan ke dalam SPSS, maka model regresi yang diperoleh untuk variabel dependen nilai agunan Y
pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan. Hasil analisis regresi linear berganda terhadap nilai agunan pada PT. Bank Sumut Cabang
Pembantu Syariah Karya Medan dapat dilihat pada Tabel 5.11
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11 Koefisien Regresi untuk Nilai agunan pada PT. Bank Sumut
Cabang Pembantu Syariah Karya
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1 Constant
17064384,601 3566183,045
4,785 ,000
2 Luas Tanah
731724,489 11175,191
,707 65,478
,000
3 Luas Bangunan
1263645,399 25213,864
,527 50,117
,000
4 Lebar Jalan
1603832,000 186329,656
,099 8,607
,000
5 Jarak Tanah ke
CBD -18126,018
8374,689 -,039
-2,164 ,033
6 Status Legalitas
3468282,791 1441692,675
,031 2,406
,018
7 Bentuk Tanah
5823938,223 1423391,246
,055 4,092
,000 a. Dependent Variable: Nilai Agunan
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Tabel 5.11 dapat dibuat model Regresi dalam persamaan linier untuk nilai agunan berupa tanah dan bangunan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu
Syariah Karya Medan, yaitu: Y = 17.064.384,601 + 731.724,489 X
1
+ 1.263.645,399 X
2
+ 1.603.832 X
3
– 18.126,018 X
4
+ 3.468.282,791 D
1
+ 5.823.938,223 D
2
. Model Regresi di atas menjelaskan bahwa untuk kondisi luas tanah X
1
sama dengan nol, luas bangunan X
2
sama dengan nol, lebar jalan di depan tanah X
3
sama dengan nol, jarak tanah ke CBD X
4
sama dengan nol, status legalitas D
1
sama dengan nol, serta bentuk tanah D
2
, diprediksikan bahwa nilai agunan Y adalah 17.064.384,601unit.
Semakin luas bidang tanah setiap 1 unit akan menambah nilai agunan sebesar 731.724,489 unit, semakin luas bangunan setiap 1 unit akan menambah nilai
agunan sebesar 1.263.645,339 unit, penambahan lebar jalan setiap 1 unit didepan tanah akan meningkatkan nilai agunan sebesar 1.603.832 unit, semakin jauh jarak
Universitas Sumatera Utara
tanah ke CBD setiap 1 unit akan mengurangi nilai agunan sebesar 18.126,018 unit, tanah yang legalitasnya SHM dan SHGB akan menambah nilai agunan
sebesar 3.468.282,791 unit, serta tanah yang memiliki bentuk yang proporsional akan menambah nilai agunan sebesar 5.823.938,223 unit.
Selain itu, Tabel 5.11 juga menunjukkan standardized coefficiens atau beta masing-masing variabel independen, yaitu: variabel luas tanah sebesar 0,707,
lebar jalan sebesar 0,527, lebar jalan di depan tanah sebesar 0,099, jarak tanah ke CBD sebesar -0,039, status legalitas tanah sebesar 0,031, dan bentuk tanah
sebesar 0,055. Standardized coefficiens atau Beta adalah koefisien yang digunakan untuk menemukan variabel bebas mana yang memiliki pengaruh paling
dominan terhadap
variabel dependen
nya http:zencarioline.blogspot.com201103 correlation-coefficient-r.html
. Variabel bebas yang paling dominan dalam mempengaruhi nilai agunan pada
PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan adalah variabel luas tanah dengan nilai beta sebesar 0,707. Sementara itu, variabel bebas yang paling
kecil pengaruhnya terhadap nilai agunan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan adalah variabel status legalitas tanah dengan nilai beta
sebesar 0,031.
6.4 Hasil Uji Goodness of Fit
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of Fit nya. Goodness of Fit dalam penelitian ini meliputi uji F, uji t dan
uji koefisien determinasi Adjusted R Square yang secara terperinci masing - masing uji tersebut diuraikan pada bagian berikut.
Universitas Sumatera Utara
1. Uji F
Uji F dilakukan untuk mengambil kesimpulan mengenai nilai signifikansi atas pengaruh variabel
– variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus mencari nilai F adalah sebagai berikut:
df 1 = k – 1,
k = 7-1 = 6 pembilang;
f2 = n
– k, k
= 93-7 = 86 penyebut, maka nilai F tabel penelitian adalah: 2,21. Nilai F hitung dari model regresi untuk
variabel terikat nilai agunan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan Y dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12 Uji F untuk Regresi Nilai agunan pada PT. Bank Sumut
Cabang Pembantu Syariah Karya
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression 156729592067413000,000
6 26121598677902200,000
1760,853 .000
b
2 Residual 1275778035527410,000
86 14834628320086,200
Total 158005370102940000,000
92 a. Dependent Variable: Nilai Agunan
b. Predictors: Constant, Bentuk Tanah, Luas Bangunan, Status Legalitas, LebarJ alan, Luas Lahan, Jarak Tanah ke CBD
Sumber Penelitian : Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Berdasarkan Tabel 5.12 terlihat bahwa nilai F
hitung
dari model regresi atas nilai agunan Y = 1.760,853 F
tabel
α 0,05 = 2,21 berarti sesuai kriteria penilaian hipotesis pada uji F yaitu H
o
ditolak jika : F
hitung
F
tabel
atau minimal satu dari
βi ≠ 0, artinya model layak dan dapat dilakukan pengujian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
Pada kolom 6 tabel 5.23, terlihat nilai Sig. adalah sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan bahwa nilai Sig. yang lebih kecil dari 0,05 ini
sejalan dengan perbandingan antara hasil F
hitung
dengan F
tabel
yang dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan
mampu menjelaskan perubahan pada variabel atau model dinyatakan layak.
2. Uji t
Uji t dilakukan untuk menentukan signifikansi pengaruh masing-masing variabel yang ada dalam model. Nilai statistik t bias dilihat dari tabel koefisien
regresi untuk nilai agunan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan Tabel 5.11. Kriteria pengujian hipotesis secara parsial individual
adalah: 3. H
: ß
1
= 0 H
: ß
2
= 0 H
: ß
3
= 0 H
: ß
4
= 0 H
: ß
5
= 0 H
: ß
6
= 0, artinya variabel luas tanah, luas bangunan, lebar jalan di depan tanah, jarak
tanah ke CBD, status legalitas tanah, dan bentuk tanah secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai agunan pada PT. Bank Sumut
Cabang Pembantu Syariah Karya Medan. 4. H
: ß
1
≠ 0 H :
ß
2
≠ 0 H
: ß
3
≠ 0 H :ß
4
≠ 0 H :ß
5
≠ 0 H :ß
6
≠ 0, artinya variabel luas tanah, luas bangunan, lebar jalan di depan tanah, jarak
tanah ke CBD, status legalitas tanah, dan bentuk tanah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai agunan pada PT. Bank Sumut Cabang
Pembantu Syariah Karya Medan. Pada penelitian ini, nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan t
tabel
pada tingkat signifikansi alpha 5. Kriteria penilaian hipotesis pada uji t ini adalah:
Ho tidak ditolak jika : - t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
Universitas Sumatera Utara
Ho ditolak jika : t
hitung
t
tabel
atau - t
hitung
≤ -t
tabel
Mencari t
tabel
dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Df
= n – k – 1,
= 93 – 7 – 1,
= 85 Maka, berdasarkan rumus mencari nilai t
tabel
diketahui bahwa nilai t
tabel
adalah sebesar 1,98827. Kemudian nilai t
tabel
dibandingkan dengan nilai statistik t
bias
dilihat dari tabel koefisien regresi untuk nilai agunan Tabel 5.11. Selain dengan cara melihat hasil nilai hitung diatas, pengujian juga dapat
dilakukan dengan melihat nilai Sig. dari variabel independen, dimana apabila nilai Sig. tersebut lebih kec
il dari nilai α, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut berpengaruh nyata terhadap variabel dependennya.
Secara parsial hasil pengujian uji t untuk masing – masing variabel penelitian
diuraikan sebagai berikut : a Constanta intercept
Nilai t
hitung
untuk constanta sebesar 4,785 t
tabel
1,98827dengan Sig. = 0,000 α = 0,05. Sehingga dikatakan constanta berpengaruh signifikan terhadap nilai
agunan. Tetapi pada analisis regresi nilai intercept tidak dianalisis karena yang lebih penting dianalisis adalah variabel bebas nya.
b Variabel luas tanah X
1
Nilai t
hitung
dari variabel luas tanah adalah sebesar 65,478 t
tabel
= 1,98827, hal tersebut sejalan dengan nilai Sig. untuk variabel luas tanah sebesar 0,000
0,05. Hasil uji parsial variabel luas tanah ini menunjukkan hipotesis H
Universitas Sumatera Utara
ditolak, t
hitung
t
tabel
atau –t
hitung
≤ -t
tabel
, artinya variabel luas tanah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai agunan.
c Variabel luas bangunan X
2
Nilai t
hitung
dari variabel luas bangunan sebesar 50,177 t
tabel
= 1,98827, hal tersebut sejalan dengan nilai Sig. untuk variabel luas bangunan sebesar
0,000 0,05. Hasil uji parsial variabel luas bangunan ini menunjukkan bahwa hipotesis H
ditolak, t
hitung
t
tabel
atau –t
hitung
≤ -t
tabel
, artinya variabel luas bangunan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai agunan.
d Variabel lebar jalan di depan tanah X
3
Nilai t
hitung
dari variabel lebar jalan di depan tanah sebesar 8,607 t
tabel
= 1,98827, hal tersebut sejalan dengan nilai Sig. untuk variabel lebar jalan di depan
tanah sebesar 0,000 0,05. Hasil uji parsial variabel lebar jalan di depan tanah ini menunjukkan hipotesis H
ditolak, t
hitung
t
tabel
atau –t
hitung
≤ -t
tabel
, artinya variabel lebar jalan di depan tanah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai
agunan. e Variabel jarak tanah ke CBD X
4
Nilai t
hitung
dari variabel jarak tanah ke CBD sebesar -2,164 t
tabel
= -1,98827, hal tersebut sejalan dengan nilai Sig. untuk variabel jarak tanah ke CBD sebesar
0,033 0,05. Hasil uji parsial variabel jarak tanah ke CBD ini menunjukkan bahwa hipotesis H
ditolak, t
hitung
t
tabel
atau –t
hitung
≤ -t
tabel
, artinya variabel jarak tanah ke CBD secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai agunan.
f Variabel dummy status legalitas D
1
Nilai t
hitung
dari variabel dummy status legalitas tanah sebesar 2,406 t
tabel
= 1,98827, hal tersebut sejalan dengan nilai Sig. untuk variabel dummy status
Universitas Sumatera Utara
legalitas tanah sebesar 0,018 0,05. Hasil uji parsial variabel dummy status legalitas tanah ini menunjukkan bahwa hipotesis H
ditolak, t
hitung
t
tabel
atau –
t
hitung
≤ -t
tabel
, artinya variabel dummy status legalitas tanah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai agunan.
g Variabel dummy bentuk tanah D
2
Nilai t
hitung
dari variabel dummy bentuk tanah sebesar 4,092 t
tabel
= 1,98827, hal tersebut sejalan dengan nilai Sig. untuk variabel dummy status bentuk tanah
sebesar 0,000 0,05. Hasil uji parsial variabel dummy bentuk tanah ini menunjukkan bahwa hipotesis H
ditolak, t
hitung
t
tabel
atau –t
hitung
≤ -t
tabel
, artinya variabel dummy bentuk tanah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai
agunan.
3. Uji Koefisien Determinasi Adjusted R Square
Adjusted R Square merupakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan yang telah memasukkan jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan
dalam penelitian ini, sehingga pengukurannya lebih baik dari R
2
. Koefisien determinasi ini memberikan penjelasan seberapa besar model regresi yang dipilih
dapat menjelaskan hubungan antara nilai agunan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan dengan variabel
– variabel bebas atau independen nya.
Nilai Adjusted R Square yang dihasilkan dari analisis statistik regresi linear berganda pada penelitian ini adalah sebesar 0,991 yang berarti bahwa 99,1
variasi perubahan nilai agunan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variasi- variabel bebas atau
independen berupa luas tanah, luas bangunan, lebar jalan, jarak tanah ke CBD,
Universitas Sumatera Utara
status tanah legalitas tanah, dan bentuk tanah. Masing – masing nilai R, R2 dan
Adjusted R Square dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13 Uji Koefisien Determinasi untuk Nilai agunan pada PT. Bank Sumut
Cabang Pembantu Syariah Karya Medan
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .996
a
,992 ,991
3851574,784 a. Predictors: Constant, Bentuk Tanah, Luas Bangunan, Status Legalitas, Lebar
Jalan, Luas Lahan, Jarak Tanah ke CBD b. Dependent Variable: Nilai Agunan
Sumber Penelitian : Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Berdasarkan Tabel 5.13 diketahui bahwa nilai R adalah sebesar 0,996, nilai R Square sebesar 0.992, dan nilai Adjusted R Square sebesar 0,991.
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian dengan objek penelitian agunan berupa tanah dan bangunan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan,
yaitu:
1. Pengaruh Variabel Luas tanah Terhadap Nilai agunan
Variabel luas tanah mempunyai koefisien regresi 731.724,489, standardized coefficients sebesar 0,707, dengan Sig. sebesar 0,000 dan t
hitung
65,478. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa Variabel luas tanah berpengaruh signifikan
terhadap nilai agunan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan, dimana semakin besar luas tanah sebesar 1 unit maka akan menambah
nilai agunan sebesar 731.724,489 unit. Luas tanah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai pasar
rumah tinggal di Surabaya Anastasia dan Ongkowijaya, 2013:59. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahayu 2009:68 diungkapkan bahwa faktor luas
Universitas Sumatera Utara
tanah berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai tanah. Jika luas tanah bertambah sebesar 1 , maka nilai tanah akan naik sebesar 0,921696 dengan
asumsi faktor lainnya tetap ceteris paribus. Semakin luas tanah yang dimiliki oleh seseorang, maka akan semakin banyak
pilihan peruntukan bangunan yang dapat diwujudkan pada bidang tanah tersebut. Lahan yang memiliki luas 1.000 m
2
20 m x 50 m akan memili nilai lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang memiliki luas 100 m
2
5 m x 20 m. Di atas Bidang tanah dengan luas 1.000 m
2
dapat dibangun komplek ruko, swalayan, gudang, kantor, rumah tinggal dan bangunan ekonomis lainnya yang dapat
mendatangkan keuntungan bagi pemilik bidang tanah tersebut. Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irawan dan Paranata 2010:102
dengan judul “Analisis Penetapan Nilai Ganti Kerugian Properti Korban Luapan Lumpur Lapindo” mengungkapkan bahwa luas tanah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai tanah, dimana koefisien regresi sebesar 95,46.
2. Pengaruh Variabel Luas Bangunan Terhadap Nilai Agunan
Variabel luas bangunan mempunyai koefisien regresi sebesar 1.263.645,399, standardized coefficients sebesar 0,527 dengan Sig. sebesar 0,000 dan t
hitung
50,117. Hasil regresi variabel luas bangunan berpengaruh signifikan terhadap nilai agunan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan.
semakin luas bangunan setiap 1 unit akan menambah nilai agunan sebesar 1.263.645,339 unit.
Penelitian yang dilakukan oleh Fahirah, dkk. 2010:268 berjudul “Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Nilai Jual Lahan dan Bangunan Pada
Perumahan Tipe Sederhana” mengungkapkan bahwa faktor luas bangunan
Universitas Sumatera Utara
merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi nilai jual lahan dan perumahan.
Bangunan yang luas akan memberikan keuntungan secara ekonomis kepada pemilik nya. Hal tersebut disebabkan keuntungan dari pemanfaatan ruang yang
dimiliki oleh bangunan tersebut. Bangunan yang luas memiliki banyak manfaat ekonomi bagi pemiliknya jika dioptimalkan. Selain dapat dijadikan rumah
tinggal, ruang yang tersedia pada bangunan yang luas dapat dijadikan sebagai kamar kost, tempat usaha, gudang dan lainnya. Hal yang sama diungkapkan oleh
Anastasia dan Muliadihardjo 2004:66 dimana luas bangunan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai pasar tanah dan bangunan di Perumahan
Citraraya.
3. Pengaruh Variabel Lebar Jalan Terhadap Nilai agunan
Variabel lebar jalan mempunyai koefisien regresi sebesar 1.603.832, standardized coefficients sebesar 0,099 dengan Sig. sebesar 0,000 dan t
hitung
8,607. Hasil regresi variabel lebar jalan berpengaruh signifikan terhadap nilai agunan
pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah Karya Medan. Setiap penambahan lebar jalan sebesar 1 unit akan menambah nilai agunan sebesar
1.603.832 unit. Ketersediaan akses yang memadai dapat meningkatkan nilai tanah yang
berada disekitarnya. Akses berupa jalan yang lebar akan memberikan keuntungan tersendiri bagi sekitarnya. Kemudahan dalam mencapai lokasi bidang tanah yang
dituju, efisiensi waktu, dan banyak pilihan moda transportasi yang dapat digunakan merupakan beberapa keuntungan yang didapat bagi setiap orang yang
lokasi tempat tinggal atau usaha berada di jalan yang lebar.
Universitas Sumatera Utara
Jalan yang lebar banyak dilalui oleh kendaraan dan memiliki kualitas konstruksi yang lebih baik dibanding dengan jalan yang lebih kecil. Banyaknya
kendaraan yang melintas diperlintasan jalan merupakan daya tarik ekonomi bagi setiap orang. Semakin lebar jalan di depan bidang tanah, maka akan semakin
tinggi nilai dari bidang tanah tersebut Sutawijaya, 2004:76. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irawan dan Paranata 2010:106 yang
mengungkapkan bahwa variabel lebar jalan di depan tanah berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai tanah dan bangunan korban luapan lumpur lapindo,
dimana koefisien regresinya sebesar 11603,28.
4. Pengaruh Variabel Jarak Tanah ke CBD Terhadap Nilai agunan
Variabel jarak tanah ke CBD mempunyai koefisien regresi sebesar -18.126,018, standardized coefficients sebesar -0,039 dengan Sig. sebesar 0,033
dan t
hitung
-2,164. Hasil analisis regresi variabel jarak tanah ke CBD berpengaruh signifikan terhadap nilai agunan, dimana semakin jauh nilai agunan dari CBD
sebesar 1 unit maka akan mengurangi nilai agunan sebesar 18.126,018 unit. CBDpusat pasar lokal merupakan tempat setiap orang untuk melakukan
aktivitas jual-beli barang dan jasa yang berada pada suatu daerah. Keinginan setiap orang untuk memiliki tanah yang dekat dengan CBD disebabkan karena
efisiensi waktu dan juga keringanan biaya transportasi dalam mencapai lokasi CBD Sjafrizal, 2012:27. Hal tersebut menyebabkan tingginya permintaan
terhadap bidang tanah yang berada dekat dengan CBD, sementara jumlah bidang tanah yang tersedia tetap.
Peningkatan permintaan terhadap bidang tanah di dekat CBD yang tidak diimbangi dengan penambahan jumlah ketersediaan bidang tanah tersebut
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan peningkatan nilai tanah di dekat CBD. Kondisi tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Raeka dan Sulistyarso 2012:3 dimana
jarak tanah ke CBD atau pusat pasar lokal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai lahan perkotaan di Surabaya. Hal yang sama
diungkapkan oleh Topcu dan Kubat 2009:6 bahwa aksesibilitas berupa jarak tanah ke CBD atau pusat pasar lokal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai rumah tinggal tanah dan bangunan di Istanbul, Turki. Sementara itu, Grundnitski 2003 dalam Rahayu 2009:62 mengungkapkan bahwa jarak tanah
ke CBD berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai tanah dan bangunan.
5. Pengaruh Variabel Status Legalitas Tanah Terhadap Nilai Agunan
Variabel status legalitas tanah mempunyai koefisien regresi sebesar 3.468.282,791, standardized coefficients sebesar 0,031, dengan Sig. sebesar 0,018
dan t
hitung
2,406. Hasil analisis regresi variabel status legalitas tanah berpengaruh signifikan terhadap nilai tanah dalam wilayah penelitian ini. Artinya tanah yang
memiliki status legalitas tanah berupa SHM dan SHGB akan menambah nilai tanah sebesar 3.468.282,791 unit.
Adapun status legalitas tanah yang ada di Indonesia sesuai dengan UU PA No. 5 Tahun 1960 berupa Sertifikat Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak lainnya
yang hak kepemilikannya diakui dan dilindungi oleh Negara serta dicatatkan dalam buku tanah nasional. Sedangkan tanah-tanah yang status kepemilikannya
masih berupa SK. Camat, SKT LurahKepala Desa, Surat Girik atau surat jual beli dibawah tangan haknya belum diakui oleh Negara dan sangat memungkinkan
dapat menimbulkan sengketa dikemudian hari.
Universitas Sumatera Utara
Tanah yang memiliki status legalitas tanah yang sesuai dengan aturan yang ada yaitu UU PA No. 5 Tahun 1960 berupa SHM dan SHGB, akan menghindari
pemilik tanah dari permasalahan hukum berupa sengketa tanah yang sering terjadi di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan setiap lebih tertarik untuk membeli atau
memiliki tanah yang surat legalitasnya berupa SHM dan SHGB dibandingkan dengan SK. Camat atau surat lainnya yang tidak diatur dalam UU PA No. 5 Tahun
1960 namun sering ditemukan di masyarakat. Pihak bank juga lebih mengutamakan kredit dengan agunan berupa SHM dan SHGB dibandingkan
dengan SK. Camat atau lainnya yang tidak diatur oleh undang-undang yang ada dalam rangka memperkecil tingkat resiko yang dapat ditimbulkannya.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa status legalitas tanah dapat mempengaruhi keinginan orang untuk memiliki tanah yang berdampak terhadap
nilai tanah. Rijasa, dkk. 2014:39 mengungkapkan bahwa legalitas tanah berupa surat sah kepemilikan tanah berpengaruh positif dan dominan terhadap nilai tanah
dan bangunan di kota Denpasar, Bali. Pengaruh legalitas tanah terhadap nilai properti juga diungkapkan oleh Anastasia dan Tanugara 2014:53 bahwa faktor
hukum atau legalitas yang dalam hal ini adalah surat kepemilikan atas tanah berpengaruh signifikan terhadap nilai pasar ruko di Surabaya.
6. Pengaruh Variabel Bentuk Tanah Terhadap Nilai Agunan
Variabel status bentuk tanah mempunyai koefisien regresi sebesar 5.823.938,223, standardized coefficients sebesar 0,055, dengan Sig. sebesar 0,000
dan t
hitung
4,092. Hasil analisis regresi variabel bentuk tanah berpengaruh signifikan terhadap nilai agunan pada PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Syariah
Universitas Sumatera Utara
Karya Medan. Artinya tanah yang memiliki bentuk proporsional akan menambah nilai agunan sebesar 5.823.938,223 unit.
Bidang tanah yang memiliki bentuk memanjang dengan ukuran 2 m x 40 m tentu akan memiliki nilai yang berbeda dengan tanah dengan ukuran 8 m x 10 m,
walaupun ukuran luasnya sama sebesar 80 m
2
. “Bentuk fisik tanah memiliki peran yang cukup besar terhadap nilai suatu bidang tanah, terutama sekali untuk
tanah kosong dan tanah yang berpotensi untuk dibangun. Tanah yang berbentuk segi empat sudah barang tentu lebih mudah dibangun daripada tanah yang
mempunyai bentuk segi lima atau tanah yang mempunyai bentuk yang tidak teratur Rahayu, 2009:63-
64”. Oetomo dan Rainis 2002:39 mengungkapkan bahwa bentuk tanah mempengaruhi nilai tanah secara signifikan. Kondisi tersebut
disebabkan karena bentuk tanah nyang proporsional akan memberikan kemudahan dalam perancangan bangunan yang akan di bangun pada bidang tanah tersebut.
Hal yang sama diungkapkan oleh Rijasa, dkk. 2014:39 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Penilaian Bangunan Rumah Tinggal di Kota Denpasar”
mengungkapkan bahwa bentuk tanah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai tanah di kota Denpasar.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN