Menurut perspektif realisme, sifat dasar interaksi dalam sistem internasional yakni anarki, kompetitif, kerap kali konflik, dan kerjasama dibangun hanya untuk
kepentingan jangka pendek.
35
Hal ini berhubungan erat dengan sifat dasar manusia yang selalu mempengaruhi suatu aktor dalam merumuskan kebijakan dan
strateginya. Sifat alami manusia tersebut menjadi faktor utama yang mempengaruhi
perpolitikan suatu negara.
Dalam menganalisa kebijakan Amerika Serikat terhadap aksi terorisme Al- Shaabab di Somalia tahun 2012-2014, maka penelitian ini menekankan bahwa AS
sebagai kekuatan super power tentunya akan melakukan berbagai cara untuk memenuhi kepentingan nasionalnya. Untuk memenuhi kepentingan nasional,
negara akan mengeluarkan berbagai kebijakan sebagai bentuk respon terhadap
tindakan yang dianggap sebagai penghambat dalam pencapaian kepentingannya.
Adapun, analisa tentang kebijakan AS di Somalia ini tidak terlepas dari dua kajian yang dianggap relevan untuk mengkaji dan menganalisis kebijakan AS,
diantaranya adalah Teori Kebijakan Luar Negeri The Theory of Foreign Policy dan
Konsep Kepentingan Nasional The Concept of National Interest.
1. Teori Kebijakan Luar Negeri Theory of Foreign Policy
Menurut K. J. Holsti, kebijakan luar negeri adalah tindakan atau gagasan yang dirancang oleh pembuat kebijakan untuk memecahkan masalah atau
mempromosikan suatu perubahan dalam lingkungan, yaitu dalam kebijakan sikap atau tindakan dari negara lain.
36
35
Anak Agung Banyu Perwita, Yayan Mochammad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional
Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006, hal, 25
36
K.J Holsti, International Politics: A Framework for Analysis U.S.A: Prentice-Hall , Inc., Engleewood Cliff, N. J, 1997, hal. 131
Menurut James N. Rosenau, kebijakan luar negeri memiliki tiga konsep, yaitu sekumpulan orientasi a cluster of orientations, seperangkat komitmen dan
rencana untuk bertindak a set of commitments to and plans for action dan bentuk perilaku atau aksi a form of behaviour.
37
Kebijakan luar negeri sebagai sekumpulan orientasi merupakan pedoman bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi kondisi-kondisi eksternal yang
menuntut pembuatan keputusan dan tindakan berdasarkan orientasi tersebut.
38
Kebijakan luar negeri sebagai seperangkat komitmen dan rencana untuk bertindak diartikan berupa rencana dan komitmen yang konkrit yang dikembangkan oleh para
pembuat keputusan untuk membina dan mempertahankan situasi lingkungan eksternal yang konsisten dengan orientasi kebijakan luar negeri.
39
Sedangkan kebijakan luar negeri sebagai bentuk perilaku atau tindakan diartikan pada
tingkatan yang lebih empiris yaitu berupa langkah-langkah nyata yang diambil oleh para pembuat keputusan yang berhubungan dengan kejadian serta situasi
dilingkungan eksternal.
40
Menurut James Rosenau, sumber-sumber dalam input perumusan kebijakan luar negeri adalah;
1. Systemic Sources
Sumber-sumber eksternal merupakan sumber yang berasal dari lingkungan eksternal negara. Menjelaskan struktur hubungan antara negara-negara
besar, pola-pola aliansi yang terbentuk antara negara-negara dan faktor situasional eksternal yang dapat berupa isu area atau krisis.
37
James N Roesenau, The Study of Foreign Policy New York: Free Press, 1972, hal. 15.
38
Anak Agung Banyu Perwita, Yayan Mochammad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional
Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006, hal. 53-54
39
Ibid , hal. 55
40
Ibid, hal. 55