Federal Somalia atas bantuan AS dari tahun 2012 hingga 2014. Perluasan tersebut dapat dilihat dari peta di bawah ini:
Gambar IV. B.1. Wilayah Kontrol TFG Tahun 2012
Sumber: googlemaps.com
Gambar IV. B.2. Wilayah Kontrol TFG Tahun 2013
Sumber: googlemaps.com
Gambar IV. B.1. Wilayah Kontrol TFG Tahun 2014
Sumber: googlemaps.com
Ketiga  gambar  diatas  memberikan  pemahaman  bahwa  Al-  Shaabab  telah mengalami penurunan eksistensi di Somalia. Terlihat dari banyaknya wilayah yang
lepas dan telah di kontrol oleh TFG. Kejayaan Al- Shaabab di Somalia sejak tahun 2007 hingga 2011 akhirnya kembali melemah paska intervensi AS di Somalia.
Meskipun kehadiran AS tidak serta merta secara langsung dilapangan, tetapi kontribusi AS dalam melatih militer Somalia dan AMISOM, bantuan kemanusiaan
dan  inteligen  telah  mengatur  mundur  Al-  Shaabab.  Akhirnya,  kontribusi  AS memiliki  fungsi  yang  signifikan  dalam  pemenuhan  stabilitas  keamanan  Somalia,
meskipun  era  globalisasi  telah  mengantarkan  dunia  yang  multipolar,  AS  tetap berupaya menunjukkan diri sebagai satu-satunya negara hegemon global.
2. Membendung Kekuatan China di Wilayah Afrika Timur
Sebuah  kenyataan  yang  diketahui  secara  global  bahwa  AS  telah  menjadi Pemimpin  Dunia  tunggal.  Berakhirnya  Perang  Dingin  dan  runtuhnya  Uni  Soviet
tahun  1991  telah  membawa  keberuntungan  bagi  AS  dalam  menikmati  periode unipolaritas dalam urusan global. Namun, abad ke-21 ditandai dengan munculnya
raksasa  ekonomi  yang  mengakibatkan  terciptanya  pusat-pusat  kekuasaan  baru  di seluruh  dunia.  Salah  satunya  adalah  kehadiran  China  yang  dapat  mengancam
keseimbangan abad ke-21 terhadap ekonomi AS.
227
Abad  ke-21  menjadi  kondisi  yang  kurang  menguntungkan  bagi  AS. Berkembangnya  aksi  terorisme  dan  perputaran  sistem  internasional  dari  unipolar
menjadi multipolar menjadi tantangan serius bagi kelangsungan AS sebagai negara adikuasa.  Sehingga,  dibutuhkan  evaluasi  kebijakan  AS  dalam  upaya
mempertahankan posisinya di dunia. Sebagaimana telah di sampaikan oleh Wendy sebelumnya, kehadiran AS di
Somalia berhubungan erat dengan masalah ekonomi dan stabilitas Somalia, serta mengatasi  perkembangan  aksi  terorisme  Al-  Shaabab.  Pada  kenyataannya,
penelitian  ini  menemukan  bahwa  AS  memberikan  dukungan  kuat  terhadap  TFG dan AMISOM berhubungan erat dengan kemunculan China dalam sektor ekonomi
yang sangat besar.
228
227
Luke  M.  Herrington,  U.S.  Hegemonic  Decline  and  the  Rise  of  China  [Essay];  Internet, diunduh pada 7 November 2015; Tersedia di http:www.e-ir.info20110715why-the-precarious-
rise-of-china-will-not-lead-to-global-hegemony
228
Abukar Arman, Geopolitical Showdown in the Horn [database on- line]’ Internet, diunduh
pada 10 November 2015; tersedia di http:foreignpolicy.com20150601geopolitical-showdown- in-the-horn
China  adalah  pemain  yang  semakin  penting  dalam  politik,  pembangunan ekonomi,  dan  keamanan  Afrika.  Secara  historis,  China  telah  memprioritaskan
hubungan diplomatik yang kuat dan hubungan politik dengan negara-negara Afrika dengan aspirasi ideologis berlabuh pada “solidaritas antara negara-negara Dunia
Ketiga”. Namun, sejak tahun 2001, China lebih mengejar sektor ekonomi dengan fokus  pada  sumber  daya  alam  Afrika  yang  berlimpah  untuk  bahan  bakar
pertumbuhan domestik China.
229
Pertumbuhan  ekonomi  China  di  Afrika  tidak  altruistik  dan  dipandu  oleh prinsip “saling menguntungkan” untuk kedua belah pihak. Dalam rangka sumber
daya  pengembangan,  Beijing  memobilisasi  sumber  keuangan  negara  untuk berinvestasi secara luas  dalam proyek-proyek infrastruktur di seluruh Afrika dan
ekstrak  sumber  daya  alam  sebagai  imbalan.  Pada  bulan  Juli  2012,  Cina menyediakan  20 miliar pembiayaan ke Afrika untuk blueprint strategis dalam tiga
tahun ke depan.
230
Afrika  Timur  bukanlah  negara-negara  prioritas  kepentingan  AS,  namun adanya peningkatan peran Cina mengkhawatirkan hilangnya pengaruh AS di Afrika
Timur, khususnya di Somalia. Untuk bersaing dengan kehadiran Cina dan melawan konsekuensi  negatif  dari  pendekatan  China,  AS  harus  menjadi  lebih  terlibat  di
Afrika  dengan  strategi  yang  efektif.  Pendekatan  yang  unik  China  juga  memiliki implikasi  yang  luar  biasa  pada  peran  AS  dalam  pemerintahan  global  dan  masa
depan mitra di Afrika.
229
Yun  Sun,  China  in  Afrika:  Implication  for  U.S  Competition  and  Diplomacy  2013 [database
on-line]; Internet,
diunduh pada
10 November
2015; Tersedia
di http:www.brookings.eduresearchreports201304china-africa-us-competition-diplomacy-sun
230
Ibid
Pada Januari 2014, AS mengadakan US-Africa Summit di Gedung Putih yang dihadiri oleh 51 Kepala Negara Afrika. Pertemuan tersebut b
ertema “Investasi pada Generasi Berikutnya”. Pertemuan tersebut fokus pada masalah perdagangan dan
investasi  di  Afrika,  serta  menyoroti  komitmen  AS  terhadap  keamanan  Afrika. Banyak kalangan yang berpendapat bahwa pertemuan tersebut merupakan respon
AS terhadap pertumbuhan China di Afrika.
231
Dalam  kasus  di  Somalia,  AS  sangat  berkomitmen  dalam  mengupayakan keamanan  dari  aksi  terorisme  Al-  Shaabab  yang  menjadi  faktor  penghambat
kestabilan  Somalia.  Pengakuan  AS  atas  Pemerintah  Federal  Somalia,  dan serangkaian  bentuk  bantuan  militer  dan  kemanusiaan  AS  diyakini  sebagai  upaya
AS  dalam  membendung  pengaruh  kekuatan  China  yang  sedang  berkembang  di wilayah Afrika.
231
Dane  Erickson,  The  U.S- Afrika Leaders Summit: It’s Not Just About Competition With
China [database on-line]; Internet, diunduh pada 10 November 2015;  Tersedia di http:www.the-
american-interest.com20140724its-not-just-about-competition-with-china
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinamika hubungan AS dan Somalia dipenuhi oleh berbagai tantangan. AS telah  menarik  misinya  dari  Somalia  sebanyak  dua  kali;    Pertama,  penarikan
perwakilan  diplomatik  paska  runtuhnya  rezin  Siad  Barre  tahun  1991;  Kedua, pengiriman  misi  kemanusiaan  tahun  1992  hingga  tahun  1994  mengalami
kegagalan. Situasi yang kurang baik mengharuskan AS menarik pasukannya dari Somalia.
Tragedi  11  September  2001  menjadi  alasan  kampanye  Perang  Melawan Terorisme  dan  menjadikannya  sebagai  agenda  utama  AS  dalam  kebijakan  luar
negerinya. Keberadaan kelompok Al- Shaabab  yang berafiliasi resmi dengan Al- Qaeda sejak tahun 2012 telah melancarkan berbagai serangan di wilayah Somalia,
dan  luar  Somalia.  AS  sebagai  pelopor  “war  on  terrorism”  turut  serta  dalam menghadapi Al- Shaabab.
Pada bab kedua penelitian ini ditemukan bahwa AS sangat sungguh-sungguh dalam memerangi terorisme. Ge
orge Bush sebagai “Bapak War on Terrorism” dan Obama sebagai Presiden yang masih menjabat di tahun 2014 telah konsisten dalam
melanjutkan kebijakan dalam memerangi terorisme dunia. Kemudian, pada bab tiga juga ditemukan bahwa kelompok Al- Shaabab yang
berbasis  di  Mogadishu,  ibukota  Somalia  telah  berkembang  menjadi  terorisme internasional,  ditandai  dengan  afiliasi  resminya  di  tahun  2012.  Serangan  di
Kampala,  Uganda  tahun  2010;  Serangan  Westgate  Mall  tahun  2013  di  Nairobi, Kenya,  serta;  Keterlibatan  warga  berdarah  Amerika-Somalia  yang  tergabung
bersama  Al-  Shaabab  membuktikan  bahwa  kelompok  ini  bukan  hanya  gerakan separatis yang ingin menguasai Somalia, tetapi telah berkembang menjadi gerakan
ekstrimis Islam yang berpotensi menjadi ancaman regional Afrika, bahkan dunia. Bab empat penelitian ini fokus pada jawaban mengenai analisis kebijakan AS
dalam mengatasi perkembangan aksi Al- Shaabab. Dari analisis tersebut, penelitian ini akhirnya menemukan lima kesimpulan. Pertama, kebijakan utama AS melalui
Strategi  Light  Footprint,  dengan  memanfaatkan  badan  inteligen  dan  penggunaan pesawat  tak  berawak  telah  mengalami  keberhasilan.  Kematian  beberapa  figur
penting Al- Shaabab menjadikan kelompok ini semakin lemah, dan kemungkinan dapat dibubarkan.
Kedua, kebijakan AS melalui dukungan terhadap Pemerintah Federal Transisi Somalia berimplikasi pada peningkatan aliansi antara kedua negara, terutama dalam
kerjasama  melawan  terorisme.  Ketiga,  dukungan  AS  terhadap  AMISOM  adalah bentuk rasa tanggung jawab AS sebagai negara super power. Disisi lain, dukungan
tersebut juga sebagai upaya dalam mempertahankan kedudukan AS dari aktor lain yang  berupaya  mengimbangi  posisi  AS  di  dunia.  Perkembangan  ekonomi  dan
militer China menjadi salah satu alasan AS memfokuskan kebijakannya di Afrika. Dengan  kata  lain,  hal  tersebut  sebagai  bentuk  kekhawatiran  AS  terhadap  China
yang semakin berkembang. Keempat,  pemberian  batuan  melalui  USAID  adalah  upaya  AS  dalam
mempertahankan negara kemerdekaan Somalia. Bantuan dana dikirimkan USAID