Perekrutan Prajurit Keterkaitan Al- Shaabab dengan Jaringan Al- Qaeda
transisi aspek societal AS. Presiden Obama yang dilantik pada tahun 2009 menerima tanggung jawab untuk pemulihan krisis tersebut.
168
Permasalahan ini mengharuskan Obama lebih memfokuskan arah kebijakannya dalam ruang
lingkup internal. Terlepas dari itu, AS sebagai negara kontraterorisme akhirnya menggunakan strategi light footprint sebagai alternatif dalam memerangi
terorisme guna menghemat anggaran akibat krisis yang terjadi.
169
Light Footprint atau jejak cahaya merupakan strategi militer AS yang telah
diaplikasikan dalam operasi militer pada konflik Irak dan Afghanistan.
170
Hal yang sama juga dilakukan di Somalia, Al- Shaabab sebagai kelompok teroris yang telah
disetarakan dengan Al- Qaeda menjadi target militer AS. Strategi militer jejak cahaya ini ditandai dengan penggunaan pesawat tak berawak drones dan
mengurangi jumlah pasukan yang terjun di daerah lawan.
171
Dengan kata lain, AS membatasi ruang lingkup keterlibatannya dan hanya mengirimkan logistik,
inteligen serta dukungan udara, bukan secara fisik melakukan pertempuran.
172
Dalam implementasinya, terdapat beberapa perdebatan terkait penggunaan drones
sebagai senjata utama AS dalam menghadapi terorisme. Pertama, terkait bahaya penggunaan drones. Kedua, terkait legalitas penggunaan drones dalam
168
International Monetary Fund, World Economic Outlook: Crisis and Recovery Washington, DC: International Monetary Fund, 2009, hal. 3
169
Major Fernando M. Lujan, Light Footprints voices The Future of American Military Intervention,
USA: Voice From the Field, Center for a New American Security,2013, hal. 8
170
Ibid, hal. 5
171
Julia Knight, Thoughts on the Light Footprint Strategy, Foreign Policy Association, 17 Desember 2012
172
Philip Attuquayefio , “Drones, The US And The New Wars In Africa”, Journal Of
Terrorism Research , Vol. 5, Issue 3, 2014
hukum internasional.
173
Drones adalah produk teknologi yang canggih dan dapat berakibat buruk sebagaimana senjata pemusnah massal, sehingga diperlukan aturan
tertentu yang mengatur masalah penggunaannya. Penggunaan drones terhadap negara lain dapat mengancam masyarakat sipil, namun ketiadaan hukum
internasional yang mengatur penggunaan drones masih memberikan keleluasaan bagi AS untuk menggunakannya.
174
Drones telah dikembangkan oleh AS sejak tahun 1990 untuk kepentingan
militer. Akan tetapi, tragedi 911 mengubah penggunaan drones menjadi senjata dalam war on terrorism.
175
George W. Bush adalah Presiden AS pertama yang menggunakan drones sebagai senjata. Pada periode pemerintahan Bush tahun 2004
hingga 2008, penggunaan drones mencapai 44 kali. Berbeda halnya dengan periode Pemerintahan Obama, terhitung dari tahun 2009 hingga 2014 telah menggunakan
senjata drones sebanyak 239 kali atau hampir lima kali lipat dari Bush.
176
Selain drones, AS juga menempatkan CIA sebagai mitra penting dalam memerangi terorisme. Situasi Somalia yang masih lemah menjadi jalan yang mudah
bagi CIA untuk mengumpulkan informasi inteligen dalam upaya memerangi terorisme. Keterlibatan CIA dalam kasus terorisme erat kaitannya dengan tugas
CIA sebagai salah satu lembaga perlindungan AS.
177
173
Witny Tanod, Analisis Yuridis Terhadap Penggunaan Kekuatan Bersenjata Dengan Menggunakan Pesawat Tanpa Awak
Unmanned Drones Dalam Hukum Internasional, Lex Crimen, Vol.II. No.1. Jan-Mrt 2013
174
Ibid
175
David Rohde, The Obama Doctrine: How the President ‘s Drone War is Backfiring, The
Magazine; diunduh 25 Agustus 2015; Tersedia di http:foreignpolicy.com20120227the-obama- doctrine
176
Ibid
177
CIA, Vision, Mission, Ethos 7 Challenges [database on-line], Internet; Diunduh pada 5 Juni 205; Tersedia di https:www.cia.govabout-ciacia-vision-mission-values