11.0 19.8 25.5 9.0 Pengetahuan, persepsi, sikap, dan perilaku membaca label informasi gizi pada mahasiswa

31 perempuan memiliki persepsi terhadap label informasi gizi dengan kategori baik. Hasil tersebut dapat dilihat dari sebaran jawaban responden yang menjawab setuju terkait persepsi terhadap label informasi gizi, antara lain pernyataan mengenai kegunaan label informasi gizi, manfaat label informasi gizi yang dirasakan oleh responden dan label informasi gizi sebagai bahan pertimbangan konsumen ketika berbelanja Lampiran 7. Hal ini bertentangan dengan Grunert dan Wills 2007 bahwa persepsi konsumen terhadap label informasi gizi terkategori rendah atau kurang baik. Persepsi dipengaruhi pengalaman dan pengetahuan konsumen. Konsumen akan menghubungkan informasi yang diterimanya dengan pengetahuan produk yang dimiliki sebelumnya dan menggunakannya untuk menginterpretasikan label Grunert dan Wills 2007; Prinsloo et al. 2012. Tingkat persepsi juga berkaitan dengan kepercayaan informasional yang diperoleh melalui informasi dari sumber yang dipercaya oleh konsumen informasi tidak langsung Hidayat, Sumarwan, dan Yuliati 2009. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang menemukan bahwa jumlah sumber informasi memiliki hubungan positif dan nyata dengan persepsi. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa pengetahuan responden memiliki hubungan positif dan nyata terhadap persepsi mengenai label informasi gizi. Hal ini sesuai dengan penelitian Ginting 2006 yang menunjukkan bahwa adanya hubungan positif dan nyata antara lama pendidikan dan pengetahuan dengan persepsi konsumen. Hasil lainnya menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh terhadap persepsi responden. Hasil tersebut sejalan dengan Grunert dan Wills 2007 bahwa pengetahuan juga memberikan pengaruh terhadap persepsi konsumen mengenai label gizi. Pengetahuan dan persepsi tentang suatu produk label informasi gizi produk pangan dalam diri konsumen, selanjutnya akan membentuk sikap konsumen yang mengarahkannya dalam bertindak membaca label informasi gizi. Bloom’s Taxonomy menyatakan bahwa sikap termasuk di dalam domain afektif Churches 2012. Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan positif dan nyata antara pengetahuan dan sikap. Selain itu, penelitian menemukan adanya pengaruh pengetahuan terhadap sikap. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa pengetahuan dapat memengaruhi sikap konsumen terhadap suatu produk Retnaningsih, Utami, dan Muflikhati 2010. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persepsi responden memiliki hubungan positif dan nyata dengan sikap, dan penelitian juga menunjukkan bahwa persepsi berpengaruh positif dan nyata terhadap sikap. Hasil tersebut sesuai dengan Hidayat, Sumarwan, dan Yuliati 2009 bahwa tingkat sikap yang baik diduga karena tingginya persepsi. Sikap yang dimiliki responden penelitian berbeda-beda. Souiden, Abdelaziz, dan Fauconnier 2013 menyatakan bahwa konsumen mempunyai perbedaan perilaku, tingkat keterlibatan, pemahaman, dan sikap terhadap penggunaan label gizi. Sebagian besar responden laki-laki dan perempuan memiliki sikap baik terhadap label informasi gizi. Hal tersebut dapat terlihat dari sebaran jawaban responden yang menjawab setuju pada pernyataan terkait sikap terhadap label informasi gizi, antara lain pernyataan perasaan konsumen terhadap produk yang mencantumkan label informasi gizi, kepercayaan konsumen terhadap label informasi gizi, dan kecenderungan tindakan responden terhadap label informasi gizi Lampiran 8. Hasil tersebut sesuai dengan Sulaeman 2009 bahwa sikap responden terhadap label informasi gizi terkategori baik. 32 Penelitian menemukan sikap responden terhadap label informasi gizi memiliki hubungan positif dan nyata dengan jumlah sumber informasi yang diperoleh responden. Hal ini sesuai dengan Solomon 2002 yang menyatakan bahwa secara umum faktor lingkungan memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk sikap konsumen dengan berdasarkan jenis, jumlah, kualitas informasi, dan pengalaman yang tersedia. Selain itu, terdapat hubungan positif dan nyata antara sikap dan perilaku membaca. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa adanya hubungan positif dan nyata antara persepsi dengan perilaku membaca. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan nyata antara persepsi dan sikap terhadap lamanya penggunaan produk Hidayat, Sumarwan, dan Yuliati 2009. Hal ini membuktikan bahwa selain sikap, persepsi juga memiliki hubungan dengan perilaku membaca label informasi gizi. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sikap yang positif dan nyata terhadap perilaku membaca label informasi gizi. Sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa sikap juga memengaruhi perilaku dan keputusan pembelian konsumen Hidayat, Sumarwan, dan Yuliati 2009; Sulaeman 2009; Petrovici et al. 2012. Penelitian mengindikasikan bahwa karakteristik individu tidak berpengaruh terhadap perilaku membaca label informasi gizi. Hal ini sejalan dengan penelitian Susanto 2008 bahwa faktor internal responden tidak memiliki pengaruh terhadap perhatian responden akan label pangan. Label informasi merupakan sumberdaya terpenting untuk memberikan pengetahuan baru yang dapat membantu konsumen pada saat berbelanja. Label dapat digunakan oleh konsumen untuk membuat keputusan Grunert dan Wills 2007 dan membaca serta memahami label merupakan bagian penting dalam proses konsumsi Singla 2010. Hal tersebut dikarenakan label nutrisi berpengaruh positif dan nyata terhadap faktor minat beli, serta penggunaan label membantu konsumen membuat keputusan pembelian Wills et al. 2009; Kolodinsky et al. 2008; Osei, Lawer, dan Aidoo 2012; Prinsloo et al. 2012. Namun, kenyataan yang ada berbeda dengan yang diharapkan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa lebih dari separuh responden memiliki perilaku membaca label informasi gizi dengan kategori kurang. Hasil tersebut dapat terlihat dari jawaban responden yang menjawab jarang atau tidak pernah pada pernyataan terkait perilaku membaca label informasi gizi, antara lain pernyataan mengenai penggunaan label informasi gizi oleh responden, mengingatkan orang lain untuk membaca label informasi gizi, dan perilaku membaca label informasi gizi ketika berbelanja Lampiran 9. Penelitian lainnya juga menemukan hasil yang serupa bahwa mayoritas konsumen membaca label informasi hanya kadang-kadang atau hanya sesekali pada saat membeli pangan Ranilovic dan Baric 2011; Osei, Lawer, dan Aidoo 2012. Alasan konsumen tidak membaca label informasi gizi, antara lain karena tidak tertarik dan malas untuk membaca label informasi gizi karena sulit memahaminya. Alasan tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya, dimana konsumen merasa label informasi gizi tidak menarik perhatian dan lebih penting untuk melihat harga, tidak adanya waktu untuk membaca, tidak ada rasa tanggung jawab terhadap pangan yang dikonsumsi, merasa sudah sering membeli dan mengonsumsi produk pangan dengan merek yang sama dan merasa memiliki pengalaman yang baik dengan produk tersebut, serta pada umumnya yaitu karena sulit atau tidak mempunyai kemampuan untuk 33 memahami informasi yang ada pada label pangan Mannel et al. 2006; Signal et al. 2008; Singla 2010; Annunziata dan Vecchio 2012; Aygen 2012; Ranilovic dan Baric 2013. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa konsumen dengan pengetahuan label informasi gizi yang baik akan lebih sering menggunakan label tersebut dibandingkan konsumen dengan pengetahuan yang kurang Drichoutis, Lazaridis, dan Nayga 2006; Grunert dan Wills 2007; Osei, Lawer, dan Aidoo 2012; Merwe et al. 2012; Petrovici et al. 2012. Shi, Pei, dan Zhigang 2011 juga menyatakan tingkat persepsi berpengaruh nyata terhadap penggunaan produk atau perilaku konsumen. Namun, penelitian ini tidak menemukan adanya hubungan dan pengaruh antara pengetahuan terhadap perilaku membaca. Hasil tersebut sejalan dengan Susanto 2008 bahwa faktor pengetahuan tidak memengaruhi perilaku konsumen. Selain itu, persepsi juga tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku membaca label informasi gizi. Hal ini diduga karena karakteristik individu penelitian ini cenderung bersifat homogen. Selain itu, meskipun responden memiliki pengetahuan, persepsi, dan sikap yang tinggi namun perilaku membaca label informasi gizinya rendah. Hal tersebut diduga karena responden tidak melakukan aksi nyata untuk membaca label dan tidak adanya kepedulian responden terhadap pangan yang dikonsumsinya, sehingga meskipun responden mengetahui akan pentingnya memerhatikan label produk pangan yang dikonsumsinya, namun responden tidak mengaplikasikan hal yang telah diketahui dan diyakini melalui perilakunya sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan domain Bloom’s Taxonomy, hanya domain afektif sikap yang memiliki pengaruh terhadap perilaku membaca label informasi gizi. Kontribusi penelitian ini bagi mahasiswa dan masyarakat pada umumnya adalah untuk memberikan informasi mengenai pentingnya membaca label informasi gizi dari produk pangan yang dikonsumsi dan merupakan suatu kewajiban bagi konsumen untuk membaca atau memerhatikan informasi dari produk yang dikonsumsinya, serta hak bagi konsumen untuk mendapatkan informasi mengenai produk yang dikonsumsi. Kontribusi bagi pemasar dan produsen adalah untuk memberikan informasi bahwa pencantuman label produk pangan secara benar, jelas, dan jujur merupakan salah satu kewajiban sebagai informasi yang berhak diterima dan diketahui oleh konsumen, sehingga dapat menentukan keputusan pembelian produk. Selain itu, bagi bidang keilmuan adalah untuk menambah atau memperkaya literatur di bidang konsumen khususnya terkait perilaku konsumen tentang label produk pangan, dan dapat dijadikan sebagai acuan informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Keterbatasan pada penelitian ini yaitu tidak adanya kontrol dalam pengisian kuesioner dengan cara self report yang menyebabkan responden dapat mengakses informasi dari sumber apapun untuk membantunya dalam mengisi kuesioner dengan jawaban yang benar, terutama terkait informasi mengenai pengetahuan label informasi gizi. Selain itu, karakteristik individu penelitian yang cenderung homogen dapat menjadikan data penelitian tidak representatif atau tidak mewakili semua karakteristik lainnya di kalangan mahasiswa. 34 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pengetahuan yang dimiliki responden tentang label informasi gizi berada dalam kategori sangat baik, persepsi dan sikap terhadap label informasi gizi pun tergolong dalam kategori baik, namun perilaku membaca label informasi gizi responden masih tergolong kurang. Artinya, responden tidak mengaplikasikan semua informasi yang diyakini, dirasakan, dan dipercaya ke dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang label informasi gizi antara responden laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan nyata, sedangkan persepsi, sikap, dan perilaku membaca label informasi gizi tidak terdapat perbedaan nyata. Karakteristik individu jenis kelamin berpengaruh terhadap pengetahuan tentang label informasi gizi. Pengetahuan tentang label informasi gizi yang dimiliki responden berjenis kelamin perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki. Semakin banyaknya jumlah sumber informasi yang digunakan responden untuk mengetahui informasi mengenai label produk pangan, maka semakin baik pula pengetahuan responden tentang label informasi gizi. Pengetahuan tentang label informasi gizi yang semakin baik akan menjadikan persepsi dan sikap responden terhadap label informasi gizi semakin baik pula. Hal tersebut karena pengetahuan tentang label informasi gizi memengaruhi persepsi dan sikap terhadap label informasi gizi. Persepsi terhadap label informasi gizi juga dapat memengaruhi sikap terhadap label informasi gizi. Jadi, semakin baik persepsi terhadap label informasi gizi, maka semakin baik pula sikap terhadap label informasi gizi. Selain itu, semakin baik sikap terhadap label informasi gizi, maka perilaku membaca label informasi gizi responden akan semakin baik. Ini dikarenakan sikap terhadap label informasi gizi memengaruhi perilaku membaca label informasi gizi. Saran Penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki perilaku membaca label informasi gizi yang kurang. Oleh karena itu, responden diharapkan untuk lebih memiliki kepedulian terhadap produk pangan yang dikonsumsinya, salah satunya yaitu dengan memerhatikan dan membaca label informasi gizi produk pangan tersebut. Responden juga diharapkan untuk memiliki dan meningkatkan kesadaran diri terhadap pentingnya membaca label informasi gizi dengan menambah informasi tentang label pangan dan gizi yang diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan, sehingga dengan informasi yang semakin bertambah akan meningkatkan kesadaran dan motivasi untuk membaca label informasi gizi. Selain itu, dengan adanya pengetahuan, persepsi, dan sikap responden yang baik terhadap label informasi gizi, diharapkan bagi responden untuk mengaplikasikannya ke dalam perilaku sehari-harinya yaitu dengan membaca label informasi gizi ketika memilih atau mengonsumsi produk pangan. Pada penelitian ini ditemukan bahwa tidak adanya pengaruh pengetahuan terhadap perilaku membaca. Hal tersebut diduga karena karakteristik individu yang cenderung homogen. Oleh karena itu, disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk menganalisis dengan responden yang karakteristiknya heterogen misalnya 35 dengan responden ibu rumah tangga. Tidak adanya kontrol saat mengisi kuesioner pun menjadi keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat mengunakan metode pengisian kuesioner dengan mengumpulkan para responden dalam satu waktu di dalam ruangan dan waktu yang sama untuk menghindari adanya kecurangan saat pengisian kuesioner oleh responden. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan untuk menganalisis faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi perilaku membaca yang belum diteliti di dalam penelitian ini. Saran bagi pemerintah Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dan lembaga-lembaga terkait lainnya, diharapkan dapat membuat program untuk lebih memperkenalkan informasi dan mengedukasi masyarakat terkait label produk pangan, hak, dan kewajiban konsumen, sehingga dapat meningkatkan kesadaran diri dan kepedulian terhadap pentingnya membaca label produk pangan, serta hak dan kewajibannya sebagai seorang konsumen. Program yang dibuat hendaknya berupa hal-hal atau media-media yang memiliki daya tarik yang tinggi untuk diperhatikan konsumen serta mudah dipahami pesan dan maksudnya, sehingga dapat menimbulkan kesadaran bagi konsumen, misalnya dengan menggunakan iklan layanan masyarakat yang menarik dan secara berkala ditayangkan pada media televisi, radio, dan lainnya. Selain itu, informasi tersebut dapat pula ditujukan kepada para produsen, sehingga produsen mengetahui dan memahami pentingnya dan merupakan suatu kewajiban bagi pihaknya untuk mencantumkan label informasi terkait produk pada produk pangan yang diproduksinya. DAFTAR PUSTAKA Al Jannah W. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku membaca label informasi gizi produk pangan kemasan pada mahasiswa kesehatan masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010 [skripsi]. Jakarta ID: UIN Syarif Hidayatullah. Anic ID. 2010. Attitudes and purchasing behavior of consumers in domestic and foreign food retailers in Croatia. Journal of Economics. 281:113-133. Annunziata A, Vecchio R. 2012. Factors affecting use and understanding of nutrition information on food labels: Evidences from consumers. Agricultural Economics Review. 132:103-116. Ardiansyah R. 2011. Analisis pengetahuan, persepsi, dan perilaku mahasiswa tingkat persiapan bersama TPB IPB dalam pembelian nada sambung [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Ardiansyah R, Djamaludin MD, Herawati T. 2012. Analisis pengetahuan, persepsi, dan perilaku mahasiswa tingkat persiapan bersama TPB IPB dalam pembelian nada sambung. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 52:175-184. Aygen FG. 2012. Turkish consumers’ understanding and use of nutrition labels on packaged food products. Journal of Business and Social Science. 36:171-183. [BPKN] Badan Perlindungan Konsumen Nasional. 2007. Hasil kajian Badan Perlindungan Konsumen Nasional BPKN di bidang pangan terkait perlindungan konsumen [Internet]. [diunduh 2014 Feb 25]; Tersedia pada: http:ditjenspk.kemendag.go.idfilespdf20130604hasil-kajian-badanperlin 36 dungan-konsumen-nasional-bpkn-di-bidang-pangan-terkait-perlindungankonsu men-id0-1370355071.pdf. [BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2005. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM Republik Indonesia nomor HK.00.06.51.0475 tentang pedoman pencantuman informasi gizi pada label pangan [Internet]. [diunduh 2013 Jun 28]; Tersedia pada:http:www2.pom.go. idpublichukum_perundanganpdfSK20Informasi20Nilai20Gizi.pdf. Borra S. 2006. Consumer perspectives on food labels. The American Journal of Clinical Nutrition. 83:1235S. Churches A. 2012. Bloom’s Digital Taxonomy [Internet]. [diunduh 2014 Agt 24]; Tersedia pada: http:edorigami.wikispaces.comBlooms+Digital+Taxonomy. Cowburn G, Stockley L. 2004. Consumer understanding and use of nutrition labelling: A systematic review. Journal of Public Health Nutrition. 81:21- 28.doi:10.1079PHN2004666. Drichoutis AC, Lazaridis P, Nayga RM Jr. 2006. Consumer’s use of nutritional labels: A review of research studies and issues. Academy of Marketing Science Review. 20069:1-22. Drichoutis AC, Lazaridis P, Nayga RM Jr, Kapsokefalou M, Chryssochoidis G. 2008. A theoretical and empirical investigation of nutritional label use. European Journal of Health Economic. 9:293-304.doi:10.1007s10198-007- 0077-y. Drummond KE, Brefere LM. 2007. Nutrition for Foodservice and Culinary Professionals Ed ke-6. United States of America US: John Wiley Sons. Ghozali I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang ID: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ginting E. 2006. Persepsi ibu tentang label makanan kemasan anak sekolah dasar [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Grunert KG, Wills JM. 2007. A review of European research on consumer response to nutrition information on food labels. Journal of Public Health. 15:385-399.doi:10.1007s10389-007-0101-9. Grunert KG, Celemin LF, Wills JM, Bonsmann SSG, Nureeva L. 2010. Use and understanding of nutrition information on food labels in six European countries. Journal of Public Health. 18:261-277.doi:10.1007s10389-009-0307-0. Hamonangan F. 2006. Hubungan karakteristik dan perilaku orang tua murid TK Al-Chasanah dalam pemanfaatan label kemasan susu bubuk [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Hidayat IK, Sumarwan U, Yuliati LN. 2009. Persepsi dan sikap ibu terhadap klaim gizi dalam iklan susu formula lanjutan anak usia prasekolah dan hubungannya dengan keputusan pembelian. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 21:77-85. Jacobs SA, d e Beer H, Larney M. 2010. Adult consumers’ understanding and use of information on food labels: a study among consumers living in the Potchefstroom and Klerksdorp regions, South Africa. Journal of Public Health Nutrition. 143:510-522.doi:10.1017S1368980010002430. Kartika U. 2013. Banyak konsumen abaikan label informasi gizi [Internet]. [diunduh 2013 Jun 28]; Tersedia pada: http:health.kompas.comread2013 06200825191Banyak.Konsumen.Abaikan.Label.Informasi.Gizi. 37 Kolodinsky J, Green J, Michahelles M, Harvey-Berino JR. 2008. The use of nutritional labels by college students in a food-court setting. Journal of American College Helath. 573:297-301. Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Ed ke-12. Jakarta ID: Erlangga. Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran Ed ke-13. Jakarta ID: Erlangga. Mannel A, Brevard P, Nayga RM Jr, Combris P, Lee R, Gloeckner J. 2006. French consumers’ use of nutrition labels. Journal of Nutrition and Food Sciences. 363:159-168.doi:10.11080034665061066-4896. Menteri Perdagangan RI ID. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Jakarta. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI ID. 2012. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan [Internet]. [diunduh 2014 Agt 24]; Tersedia pada: http:codexindonesia.bsn.go.iduploadsdownloadUU _Pangan_No.18__.pdf. Merwe DVD, Bosman M, Ellis S, de Beer H, Mielmann A. 2012. Consumers’ knowledge of food label information: an exploratory investigation in Potchefstroom, South Africa. Journal of Public Health Nutrition. 163:403- 408. Doi:10.1017S136898001200287X. Montazeri B, Sharifinia K, Hadian H, Mohammadbagher SA, Bazarkhak S. 2013. The impact of attitude on consumer behavior. Universal Journal of Management and Social Sciences. 3372-77. Mtimet N, Ujiie K, Kashiwagi K, Zaibet L, Nagaki M. 2011. The effects of information and country of origin on Japanese olive oil consumer selection. Agriculture, Food and Natural Resources. Muflikhati I, Yuliati LN, Maulanasari R. 2011. Pengetahuan istri dan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan penggunaan biogas. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 41:91-97. Osei MJ, Lawer DR, Aidoo R. 2012. Consumers’ use and understanding of food label information and effect on their purchasing decision in Ghana: A case study of Kumasi Metropolis. Asian Journal of Agriculture and Rural Development. 23:351-365. Pemerintah RI ID. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan [Internet]. [diunduh 2013 Des 15]; Tersedia pada: http:www.pipimm.or.idview.php?view=1id=18. Peter JP, Olson JC. 2010. Consumer Behavior and Marketing Strategy Ninth Edition. New York US: McGraw-Hill Irwin. Petrovici D, Fearne A, Nayga RM Jr, Drolias D. 2010. Nutritional knowledge, nutritional labels, and health claims on food: A study of supermarket shoppers in the South East of England. British Food Journal. 1146:768- 763.doi:10.110800070701211234318. Prinsloo N, Merwe DVD, Bosman M, Erasmus A. 2012. A critical review of the significance of food labelling during consumer decision making. Journal of Family Ecology and Consumer Sciences. 40:83-98. Purwandoko PH. 2004. Implementasi undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen barang di kota Surakarta. Yustisia. 4. 38 Puspitawati H, Herawati T. 2013. Metode Penelitian Keluarga. Bogor ID: IPB Press. Ranilovic J, Baric IC. 2011. Differences between younger and older populations in nutrition label reading habits. British Food Journal. 1131:109- 121.doi:10.110800070701111097376. Ranilovic J, Baric IC. 2013. Perceived barriers and motives to reading nutrition label among label ‘non-users’ in Croatia. Croatian Journal of Food Technology, Biotechnology and Nutrition. 81-2:52-57. Rasberry CN, Hensleigh KE, Misra R, Miller PJ, Ballard DJ. 2005. Determinants of nutrition label usenonuse among college students. Research Quarterly for Exercise and Sport. 761:A44. Retnaningsih, Utami PW, Muflikhati I. 2010. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku membeli buku bajakan pada mahasiswa IPB. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 31:82-88. Sanlier N, Karakus SS. 2010. Evaluation of food purchasing behaviour of consumers from supermarkets. British Food Journal. 1122: 140- 150.doi:10.110800070701011018824. Schiffman LG, Kanuk LL. 2004. Consumer Behavior Eighth Edition. New Jersey US: Pearson Prentice Hall. Septian J. 2013. Kondisi dan persepsi industri rumah tangga pangan IRTP tentang label kemasan pangan studi kasus di Kota Bogor [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Shi Zeng, Pei Xu, Zhigang Wang. 2011. Are nutrition labels useful for the purchase of a familiar food? Evidence from Chinese consumers’ purchase of rice. Journal of Business China. 53:402-421.doi:10.1007s11782-011-0137-0. Signal L, Lanumata T, Robinson JA, Tavila A, Wilton J, Mhurchu CN. 2008. Perceptions of New Zealand nutrition labels by Ma¯ ori, Pacific and low- income shoppers. Journal of Public Health Nutrition. 117:706- 713.doi:10.1017S1368980007001395. Simanjuntak M. 2014. Maret. Tingkat keberdayaan dan strategi pemberdayaan konsumen. Disertasi, siap terbit. Singla M. 2010. Usage and understanding of food and nutritional labels among Indian consumers. British Food Journal. 1121:83-92.doi:10.110800070 701011011227. Solomon MR. 2002. Consumer Behavior: Buying, Having, and Being Fifth Edition. United States of America: Prentice-Hall. Souiden N, Abdelaziz FB, Fauconnier A. 2013. Nutrition labelling: Employing consumer segmentation to enhance usefulness. Journal of Brand Management. 20:267-282. Sulaeman TC. 2009. Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku wanita terhadap label nutrisi di supermarket carrefour Kiara Condong [skripsi]. Bandung ID: Universitas Kristen Maranatha Bandung. Sumarwan. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran Ed ke-2. Bogor ID: Ghalia Indonesia. Susanta. 2006. Sikap: Konsep dan pengukuran. Jurnal Administrasi Bisnis. 22:94-106. 39 Susanto. 2008. Pengaruh label kemasan pangan terhadap keputusan siswa sekolah menengah atas dalam membeli makanan ringan di Kota Bogor [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Umar H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta ID: Raja Grafindo Persada. Wills JM, Schmidt DB, Blocka FP, Cairns G. 2009. Exploring global consumer attitudes toward nutrition information on food labels. Nutrition Reviews. 67:S102-S106. Doi:10.1111j.1753-4887.2009.00170.x. Wojcicki JM, Heyman MB. 2012. Adolescent nutritional awareness and use of food labels: Results from the national nutrition health and examination survey. Journal of BMC Pediatrics. 1255:1471-2431. Xiaoli Chen, Jahns L, Gittlesohn J, Youva Wang. 2011. Who is missing the message? Targeting strategies to increase food label use among US adults. Journal of Health Publication. 155: 760-772. Zahara S. 2009. Hubungan karakteristik individu, pengetahuan, dan faktor lain dengan kepatuhan membaca label informasi zat gizi, komposisi, dan kedaluarsa pada mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat UI Depok 2009 [skripsi]. Depok ID: Universitas Indonesia. 40 41 LAMPIRAN 42 Lampiran 1 Definisi operasional, pengukuran, dan pengolahan data variabel- variabel penelitian 1. Contoh adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang masih berstatus aktif pada semester tiga, lima, dan tujuh tahun ajaran 2013-2014. Mahasiswa dipilih secara acak berdasarkan teknik simple random sampling dengan lapis jenis kelamin. 2. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa. Faktor ini berupa karakteristik mahasiswa dan karakteristik keluarga mahasiswa. 3. Karakteristik mahasiswa adalah keadaan atau ciri khas pada mahasiswa yang menjadi responden yang meliputi usia, jenis kelamin, uang saku, serta pengeluaran pangan. 4. Usia adalah lama hidup mahasiswa yang dinyatakan dalam satuan tahun. 5. Jenis kelamin adalah ciri biologis yang membedakan mahasiswa menjadi laki-laki atau perempuan. Jenis kelamin ini dikelompokkan menjadi 1 untuk mahasiswa berjenis kelamin laki-laki dan 2 untuk mahasiswa berjenis kelamin perempuan. Setelah di dummy berdasarkan sebaran data, jenis kelamin dikelompokkan menjadi 0 untuk mahasiswa dengan jenis kelamin laki-laki dan 1 untuk mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan. 6. Uang saku adalah sejumlah uang yang digunakan mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan hidup, dapat berupa uang kiriman orang tua, beasiswa, hasil dari usaha, dan berbagai sumber lainnya. Uang saku ini dinyatakan dalam satuan rupiah per bulan. 7. Pengeluaran pangan adalah jumlah uang yang digunakan mahasiswa untuk membeli atau memenuhi kebutuhan pangannya. Pengeluaran pangan ini dinyatakan dalam satuan rupiah per bulan. 8. Karakteristik keluarga mahasiwa adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh keluarga mahasiwa, seperti tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, dan jumlah tanggungan keluarga. 9. Tingkat pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh orang tua responden. Pendidikan orang tua ini terdiri dari tidak tamat Sekolah Dasar SD, tamat SD, tamat Sekolah Menengah Pertama SMP, tamat Sekolah Menengah Atas SMA, diploma D1D2D3, dan sarjana S1S2S3. Selanjutnya pendidikan orang tua dikelompokkan menjadi 0=non-pendidikan tinggi dan 1=pendidikan tinggi. 10. Pekerjaan orang tua adalah mata pencaharian yang dimiliki orang tua mahasiswa dalam mencari sumber nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri dan keluarganya. Pekerjaan orang tua ini dikelompokkan menjadi tidak bekerja, petani, buruh, PNSABRIPolisi, pegawai swasta, wiraswasta, pensiunan, dan guru. Selanjutnya pekerjaan orang tua di dummy menjadi kategori 0=tidak bekerja dan 1=bekerja. 11. Pendapatan keluarga adalah hasil atau imbalan yang didapatkan oleh orang tua atau keluarga mahasiswa setelah melakukan suatu pekerjaan. Pendapatan orang tua ini dinyatakan dengan satuan rupiah per bulan. 12. Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang masih dibiayai oleh orang tua mahasiswa. Jumlah tanggungan ini dapat berupa keluarga inti maupun keluarga besar yang dinyatakan dalam satuan orang. 43 13. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa. Faktor ini berupa sumber informasi label, mengikuti kuliah terkait konsumen dan label produk pangan. 14. Sumber informasi adalah acuan atau tempat mahasiswa mendapatkan informasi mengenai label produk pangan. Sumber informasi ini meliputi pernah tidaknya mendapatkan informasi mengenai label produk pangan, jenis sumber informasi, dan jumlah sumber informasi. 15. Mendapatkan informasi adalah pengalaman pernah atau tidak pernah mahasiswa mendapatkan informasi mengenai label produk pangan yang dapat berasal dari berbagai sumber. Variabel ini dikelompokkan menjadi 0=tidak pernah dan 1=pernah. 16. Jenis sumber informasi adalah berbagai macam media yang memberikan informasi mengenai label produk pangan. Sumber tersebut dapat meliputi internet, media cetak koran, majalah, atau tabloid, media elektronik televisi atau radio, teman, keluarga, atau kerabat, serta berupa penyuluhan, seminar, atau ceramah. 17. Jumlah sumber informasi adalah banyaknya sumber yang diperoleh oleh mahasiswa untuk mendapatkan informasi-informasi berkaitan dengan label produk pangan. 18. Mengikuti kuliah terkait konsumen adalah pengalaman mahasiswa pernah atau tidak pernah dalam mengikuti perkuliahan terkait bidang konsumen. Variabel ini dikelompokkan menjadi 0=tidak pernah dan 1=pernah. 19. Mengikuti kuliah tentang label adalah pengalaman mahasiswa pernah atau tidak pernah dalam mengikuti perkuliahan tentang label produk pangan. Variabel ini dikelompokkan menjadi 0=tidak pernah dan 1=pernah. 20. Pengetahuan hak konsumen adalah semua informasi yang dimiliki mahasiswa terkait dengan hak-hak sebagai konsumen. Variabel ini diukur dengan pertanyaan dimana responden diminta untuk menjawab dengan menuliskan butir-butir hak konsumen. Apabila responden menjawab dengan benar, maka diberi skor satu dan skor nol apabila salah. Selanjutnya, skor yang diperoleh dikompositkan untuk dilakukan uji lanjutan. 21. Pengetahuan kewajiban konsumen adalah semua informasi yang dimiliki mahasiswa terkait dengan kewajiban yang harus dilakukan sebagai konsumen. Variabel ini diukur dengan pertanyaan dimana responden diminta untuk menjawab dengan menuliskan butir-butir kewajiban konsumen. Apabila responden menjawab dengan benar, maka diberi skor satu dan skor nol apabila salah. Selanjutnya, skor yang diperoleh dikompositkan untuk dilakukan uji lanjutan. 22. Label adalah keterangan yang memuat sejumlah informasi dari suatu produk yang dikonsumsi oleh mahasiswa yang dapat berbentuk gambar, tulisan, maupun keduanya. 23. Label informasi gizi adalah label yang memuat informasi mengenai kandungan gizi yang terkandung di dalam suatu produk. 24. Produk pangan adalah produk yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi mahasiswa. 25. Pengetahuan mahasiswa tentang label informasi gizi adalah semua informasi yang dimiliki mahasiswa mengenai label informasi gizi produk pangan. Kuesioner pengetahuan tentang label informasi gizi terdiri dari 15 44 pernyataan dengan skala Guttman 0=tidak dan 1=ya, dan skor total berkisar antara 0 sampai 15. Selanjutnya skor total dari pengetahuan diindekskan dengan skala 0-100. Berdasarkan indeks yang diperoleh selanjutnya dibuat interval kelas dengan empat kategori yaitu sangat kurang skor ≤ 25, kurang 25 skor ≤ 50, baik 50 skor ≤ 75, dan sangat baik skor 75. 26. Persepsi mahasiswa terhadap label informasi gizi adalah penilaian atau sudut pandang mahasiswa mengenai label informasi gizi produk pangan berdasarkan rangsangan yang telah diperoleh sebelumnya. Kuesioner persepsi terhadap label informasi gizi terdiri dari 15 pernyataan dengan skala Likert 1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, dan 4=sangat setuju, dan skor total berkisar antara 15 sampai 60. Skor total dari persepsi selanjutnya diindeks dengan skala 0-100. Berdasarkan indeks yang diperoleh selanjutnya dibuat interval kelas dengan empat kategori yaitu sangat kurang skor ≤ 25, kurang 25 skor ≤ 50, baik 50 skor ≤ 75, dan sangat baik skor 75. 27. Sikap mahasiswa terhadap label informasi gizi adalah kecenderungan mahasiswa dalam berperilaku terhadap label informasi gizi produk pangan. Kuesioner sikap terhadap label informasi gizi terdiri dari 15 pernyataan dengan skala Likert 1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, dan 4=sangat setuju, dan skor total berkisar antara 15 sampai 60. Skor total dari sikap selanjutnya diindekskan dengan skala 0-100. Berdasarkan indeks yang diperoleh selanjutnya dibuat interval kelas dengan empat kategori yaitu sangat kurang skor ≤ 25, kurang 25 skor ≤ 50, baik 50 skor ≤ 75, dan sangat baik skor 75. 28. Perilaku mahasiswa dalam membaca label informasi gizi adalah tindakan mahasiswa dalam membaca label informasi gizi produk pangan. Kuesioner perilaku membaca label informasi gizi terdiri dari 34 pernyataan dengan skala Likert 1=tidak pernah, 2=jarang, 3=sering, dan 4=selalu, dan skor total berkisar antara 34 sampai 136. Skor total dari perilaku membaca selanjutnya diindekskan dengan skala 0-100. Berdasarkan indeks yang diperoleh selanjutnya dibuat interval kelas dengan empat kategori yaitu sangat kurang skor ≤ 25, kurang 25 skor ≤ 50, baik 50 skor ≤ 75, dan sangat baik skor 75. 45 Lampiran 2 Jumlah butir pernyataan, nilai reliabilitas, dan nilai validitas variabel penelitian Variabel Jumlah butir pernyataan Reliabilitas Validitas Pengetahuan 15 0.631 0.185-0.411 Persepsi 15 0.844 0.259-0.661 Sikap 15 0.728 0.104-0.564 Perilaku membaca 34 0.918 0.301-0.673 Ket: nyata pada p0.05; nyata pada p0.01 Lampiran 3 Kontrol kualitas data mencakup normalitas dan bentuk distribusi data penelitian Variabel Kolmogorov- Smirnov Z Normalitas Skewness Kurtosis Faktor internal  Karakteristik individu: − Usia 3.613 0.000 -0.016 -0.165 − Jenis kelamin 7.929 0.000 -0.442 -1.814 − Uang saku 3.266 0.000 0.332 1.205 − Pengeluaran pangan 2.819 0.000 -1.034 4.986  Karakteristik keluarga: − Tingkat pendidikan ayah 6.950 0.000 0.050 -2.008 − Tingkat pendidikan ibu 7.801 0.000 0.389 -1.858 − Status pekerjaan ayah 10.023 0.000 -1.694 0.875 − Status pekerjaan ibu 7.466 0.000 0.253 -1.946 − Pendapatan keluarga 1.506 0.021 -0.070 -0.070 − Jumlah tanggungan keluarga 3.382 0.000 -0.120 -0.289 Faktor eksternal  Jumlah sumber informasi 5.408 0.000 1.121 0.698  Mengikuti kuliah konsumen 8.843 0.000 0.863 -1.261  Mengikuti kuliah tentang label 8.617 0.000 0.750 -1.445 Pengetahuan 5.291 0.000 -1.952 6.461 Persepsi 2.495 0.000 0.146 0.986 Sikap 1.480 0.025 0.107 0.310 Perilaku membaca 0.870 0.436 0.177 0.480 Ket: normalnyata pada p0.05; skewness dan kurtosis normal pada nilai antara -2 sampai +2 46 Lampiran 4 Scatterplot uji heterokedastisitas variabel-variabel penelitian 1. Pengetahuan tentang label informasi gizi 2. Persepsi terhadap label informasi gizi 47 3. Sikap terhadap label informasi gizi 4. Perilaku membaca label informasi gizi Model 1 48 5. Perilaku membaca label informasi gizi Model 2 49 Lampiran 5 Sebaran responden berdasarkan peringkat prioritas label produk pangan No. Item Label Laki-laki Perempuan Peringkat label ke- Peringkat label ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Nama produk

52.2 21.0 7.6

5.1 2.5 3.8 1.3 2.5 3.8 67.1 16.9 7.0 1.6 2.5 1.6 0.8 0.4 2.1 2. Jenis produk 21.0 29.9 20.4 13.4 3.8 2.5 3.8 2.5

2.5 16.9 46.1 10.7 9.5

3.7 3.3 2.9 5.8 1.2 3. Waktu kadaluarsa 10.2 26.8 32.5 16.6 2.5 3.2 3.8 2.5 1.9 7.8 18.5 33.7 23.9 4.1 4.9 3.7 2.9 0.4 4. Keterangan Halal 12.7 12.1 16.6 19.1 9.6 5.1 10.2 8.9 5.7

5.3 10.3 21.8 29.6 8.6

7.0 6.6 3.7 7.0 5. Berat bersih 0.6 2.5 5.1 8.9 12.7 12.1 17.2 21.7 19.1 0.4 4.1 6.6 6.6 14.8 12.3 13.2 29.6 12.2 6. Produsen alamat produksi 0.6 0.6 2.5 5.1 9.6

6.4 10.8 23.6 40.8 2.1

0.8 0.8 1.6 6.2 6.2 6.6 18.5 57.2 7. Komposisi 0.6 1.3

8.3 11.5 19.7 27.4 16.6 11.5 3.2

0.0 2.9 7.4 8.6 22.6 22.6 22.6 10.7 2.5 8. Informasi gizi 1.3 3.8 4.5 13.4 21.0 21.7 20.4 8.3 5.7 0.4 0.8

4.1 11.1 19.8 21.4 23.5 12.3 6.6

9. Cara pemakaian penggunaan 0.6 1.9 3.2

7.0 17.8 17.8 16.6 17.8 17.2 0.0

0.4 7.4

7.8 17.7 20.6 20.2 15.6 10.3

49 50 Lampiran 6 Sebaran responden yang menjawab benar pernyataan pengetahuan tentang label informasi gizi No. Pernyataan Benar Uji beda p-value L P 1. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, atau kombinasi keduanya. 99.4 94.2 0.009 2. Tidak semua jenis produk pangan wajib mencantumkan label informasi gizi. 28.7 20.6 0.064 3. Label informasi gizi hanya berisimemberikan keterangan mengenai zat gizi yang terkandung di dalam produk saja. 18.5 24.7 0.145 4. AKG pada label informasi gizi merupakan singkatan dari Angka Kecukupan Gizi. 94.9 96.7 0.369 5. Pada label informasi gizi, keterangan AKG dinyatakan dalam bentuk persentase . 89.8 96.3 0.009 6. Label informasi gizi sama dengan label komposisi. 75.2 83.5 0.040 7. Semua zat gizi yang terkandung pada produk meskipun dalam jumlah sangat sedikitjumlah yang tidak berarti wajib dicantumkan. 17.8 13.2 0.202 8. Takaran saji serving size merupakan informasi yang tidak wajib dicantumkan pada label informasi gizi. 62.4 81.5 0.000 9. Takaran saji adalah jumlah produk pangan yang biasa dikonsumsi dalam satu kali makan. 87.3 91.4 0.188 10. Satuan yang digunakan untuk takaran saji yaitu gram gmiligram mg dan liter lmililiter ml. 90.4 91.4 0.756 11. Zat gizi yang wajib dicantumkan dalam label informasi gizi adalah energi total, lemak total, protein, karbohidrat total, dan natrium. 88.5 92.6 0.167 12. Informasi gizi harus dicantumkan dengan huruf yang jelas, mudah dibaca, dengan ukuran huruf sekurang-kurangnya 1 milimeter mm. 89.2 84.8 0.209 13. Label informasi gizi dapat digunakan konsumen hanya untuk mengetahui zat gizi yang terkandung di dalam produk saja. 28.0 27.6 0.921 14. Satuan yang digunakan untuk menyatakan ukuran energi adalah kkal kilokalori. 92.4 97.5 0.015 15. Zat gizi yang tidak dicantumkan pada label informasi gizi bukan berarti zat gizi tersebut tidak terkandung di dalam produk pangan. 68.2 74.9 0.142 Ket: L:laki-laki; P:perempuan; nyata pada p0.05; nyata pada p0.01 51 Lampiran 7 Sebaran responden berdasarkan analisis butir pernyataan persepsi terhadap label informasi gizi No. Pernyataan Laki-laki Perempuan Rata-rata skala 1-4 Uji beda p-value STS TS S SS STS TS S SS L P 1. Label informasi gizi sangat penting diperhatikan ketika membeli suatu produk pangan. 0.0 6.4 64.9 28.7 0.4 1.2 70.0 28.4 3.22 3.26 0.521 2. Saya merasa lebih aman mengkonsumsi suatu pangan setelah memperhatikan label informasi gizinya terlebih dahulu. 0.6 11.5 66.2 21.7 0.0 6.2 74.9 18.9 3.09 3.13 0.625 3. Saya merasa cemaskhawatir mengkonsumsi suatu pangan jika tidak memperhatikan label informasi gizi. 1.9 37.6 50.9 9.6 0.4 27.6 62.9 9.1 2.68 2.81 0.044 4. Pencantuman label informasi gizi dapat menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk membeli suatu produk pangan. 0.0 6.4 71.9 21.7 0.4 3.3 72.4 23.9 3.15 3.20 0.371 5. Menurut saya, pencantuman label informasi gizi turut meningkatkan kualitas dari produk pangan tersebut. 0.0 8.3 64.9 26.8 0.4 2.9 65.4 31.3 3.18 3.28 0.116 6. Saya malas untuk membaca label informasi gizi karena istilah-istilahnya yang sulit dimengerti. 9.6 54.8 31.8 3.8 10.3 65.0 22.2 2.5 2.70 2.83 0.042 7. Label informasi gizi lebih menarik untuk diperhatikan dibandingkan label lainnya. 2.5 45.9 47.1 4.5 2.9 57.6 37.0 2.5 2.54 2.39 0.018 8. Memperhatikanmembaca label informasi gizi pada saat berbelanja sangat membuang waktu saya. 8.9 56.1 33.1 1.9 7.4 71.6 19.3 1.7 2.72 2.85 0.019 9. Informasi atau keterangan yang terdapat pada label informasi gizi sangat bermanfaat bagi konsumen. 0.0 5.1 72.6 22.3 0.5 0.8 69.5 29.2 3.17 3.28 0.042 10. Menurut saya, label informasi gizi mempunyai manfaat yang besar. 0.0 5.1 77.1 17.8 0.5 1.6 71.2 26.7 3.13 3.24 0.016 51 52 Lanjutan Lampiran 7 No. Pernyataan Laki-laki Perempuan Rata-rata skala 1-4 Uji beda p-value STS TS S SS STS TS S SS L P 11. Saya memperhatikan dan membaca label informasi gizi karena label tersebut memberikan informasi yang penting bagi kesehatan tubuh. 0.0 9.6 71.3 19.1 0.0 2.5 76.9 20.6 3.10 3.18 0.116 12. Saya tidak perlu mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk membeli produk yang mencantumkan label informasi gizi. 1.3 29.3 59.2 10.2 1.6 27.2 60.9 10.3 2.78 2.80 0.768 13. Produk pangan yang mencantumkan label informasi gizi membuat saya nyaman untuk mengkonsumsinya. 0.0 6.4 69.4 24.2 0.0 4.5 73.3 22.2 3.18 3.18 0.921 14. Label informasi gizi berguna untuk mengetahui kandungan zat gizi yang terdapat di dalam suatu produk pangan. 0.6 3.2 75.2 21.0 0.0 0.4 74.1 25.5 3.17 3.25 0.117 15. Label informasi gizi dapat membuat konsumen lebih memperhatikan kesehatan tubuhnya. 0.0 6.4 71.3 22.3 0.4 4.5 73.3 21.8 3.16 3.16 0.891 Ket: STS:sangat tidak setuju; TS:tidak setuju; S:setuju; SS:sangat setuju; L:laki-laki; P:perempuan; nyata pada p0.05 Lampiran 8 Sebaran responden berdasarkan analisis butir pernyataan sikap terhadap label informasi gizi No. Pernyataan Laki-laki Perempuan Rata-rata skala 1-4 Uji beda L-P STS TS S SS STS TS S SS L P 1. Kondisi emosional memengaruhi saya dalam memilih produk pangan ketika berbelanja. 2.5 26.8 59.9 10.8 1.6 23.0 64.2 11.2 2.79 2.85 0.381 2. Saya merasa senang ketika produk pangan yang saya konsumsi mencantumkan label informasi gizi. 0.0 7.0 77.7 15.3 0.0 8.7 76.1 15.2 3.08 3.07 0.741 52 53 Lanjutan Lampiran 8 No. Pernyataan Laki-laki Perempuan Rata-rata skala 1-4 Uji beda L-P STS TS S SS STS TS S SS L P 3. Saya merasa kesalkecewa jika informasi gizi produk ditulis dengan ukuran huruf yang sangat kecil, sehingga sulit dibaca. 1.3 21.7 59.2 17.8 0.4 22.6 57.6 19.4 2.94 2.96 0.809 4. Saya merasa bersalah pada diri sendiri jika tida memperhatikan label gizi ketika membeli produk pangan. 0.7 47.1 47.1 5.1 2.5 49.0 44.4 4.1 2.57 2.50 0.358 5. Saya tidak ragu membeli produk pangan yang tidak mencantumkan label informasi gizi. 4.5 58.5 33.8 3.2 9.5 68.3 22.2 0.0 2.64 2.87 0.000 6. Saya cenderung mengabaikan label informasi gizi ketika membeli produk pangan. 5.7 51.6 39.5 3.2 7.0 58.0 34.2 0.8 2.60 2.71 0.095 7. Saya pasti akan membeli produk pangan setelah mengetahui informasi gizinya yang dikandungnya. 1.3 40.1 50.3 8.3 0.8 43.7 51.0 4.5 2.66 2.59 0.366 8. Saya akan membeli suatu produk pangan jika produk tersebut mencantumkan label informasi gizi. 0.0 32.5 61.8 5.7 0.0 30.0 65.5 4.5 2.73 2.74 0.765 9. Faktor keinginan terhadap suatu produk pangan terkadang membuat saya mengabaikan informasi gizi pada produk tersebut ketika melakukan pembelian. 1.9 28.7 59.2 10.2 3.3 22.6 67.5 6.6 2.22 2.23 0.817 10. Label informasi gizi akan berpengaruh terhadap pembelian produk pangan ketika saya berbelanja. 0.6 25.5 65.0 8.9 0.0 25.5 68.3 6.2 2.82 2.81 0.787 11. Label informasi gizi menyulitkan saya dalam pemilihan produk pangan. 6.4 61.8 28.0 3.8 3.3 74.5 20.1 2.1 2.71 2.79 0.137 12. Menurut saya, produsen harus secara benar, jelas, dan jujur, dalam mencantumkan informasi gizi produknya. 0.0 2.6 55.4 42.0 0.0 2.1 51.4 46.5 3.39 3.44 0.370 13. Menurut saya, label informasi gizi harus menggunakan bahasa Indonesia dan huruf latin. 0.6 20.4 67.5 11.5 0.4 29.2 60.1 10.3 2.90 2.80 0.095 14. Tetap membeli produk walaupun tidak mencantumkan label informasi gizi. 5.7 38.2 52.2 3.9 4.1 57.7 37.0 1.2 2.46 2.65 0.001 15. Saya percaya bahwa label informasi gizi merupakan bahan pertimbangan yang baik dalam memilih produk pangan. 0.0 3.8 72.6 23.6 0.0 3.7 76.1 20.2 3.20 3.16 0.477 Ket: STS:sangat tidak setuju; TS:tidak setuju; S:setuju; SS:sangat setuju; L:laki-laki; P:perempuan; nyata pada p0.01 53