11.0 19.8 25.5 9.0 Pengetahuan, persepsi, sikap, dan perilaku membaca label informasi gizi pada mahasiswa
31 perempuan memiliki persepsi terhadap label informasi gizi dengan kategori baik.
Hasil tersebut dapat dilihat dari sebaran jawaban responden yang menjawab setuju terkait persepsi terhadap label informasi gizi, antara lain pernyataan mengenai
kegunaan label informasi gizi, manfaat label informasi gizi yang dirasakan oleh responden dan label informasi gizi sebagai bahan pertimbangan konsumen ketika
berbelanja Lampiran 7. Hal ini bertentangan dengan Grunert dan Wills 2007 bahwa persepsi konsumen terhadap label informasi gizi terkategori rendah atau
kurang baik. Persepsi dipengaruhi pengalaman dan pengetahuan konsumen. Konsumen akan
menghubungkan informasi yang diterimanya dengan
pengetahuan produk yang dimiliki sebelumnya dan menggunakannya untuk menginterpretasikan label Grunert dan Wills 2007; Prinsloo et al. 2012. Tingkat
persepsi juga berkaitan dengan kepercayaan informasional yang diperoleh melalui informasi dari sumber yang dipercaya oleh konsumen informasi tidak langsung
Hidayat, Sumarwan, dan Yuliati 2009. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang menemukan bahwa jumlah sumber informasi memiliki hubungan
positif dan nyata dengan persepsi. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa pengetahuan responden memiliki hubungan positif dan nyata terhadap persepsi
mengenai label informasi gizi. Hal ini sesuai dengan penelitian Ginting 2006 yang menunjukkan bahwa adanya hubungan positif dan nyata antara lama
pendidikan dan pengetahuan dengan persepsi konsumen. Hasil lainnya menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh terhadap persepsi
responden. Hasil tersebut sejalan dengan Grunert dan Wills 2007 bahwa pengetahuan juga memberikan pengaruh terhadap persepsi konsumen mengenai
label gizi.
Pengetahuan dan persepsi tentang suatu produk label informasi gizi produk pangan dalam diri konsumen, selanjutnya akan membentuk sikap konsumen yang
mengarahkannya dalam bertindak membaca label informasi gizi. Bloom’s
Taxonomy menyatakan bahwa sikap termasuk di dalam domain afektif Churches 2012. Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan positif dan nyata antara
pengetahuan dan sikap. Selain itu, penelitian menemukan adanya pengaruh pengetahuan terhadap sikap. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa
pengetahuan dapat memengaruhi sikap konsumen terhadap suatu produk Retnaningsih, Utami, dan Muflikhati 2010. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa persepsi responden memiliki hubungan positif dan nyata dengan sikap, dan penelitian juga menunjukkan bahwa persepsi berpengaruh positif dan
nyata terhadap sikap. Hasil tersebut sesuai dengan Hidayat, Sumarwan, dan Yuliati 2009 bahwa tingkat sikap yang baik diduga karena tingginya persepsi.
Sikap yang dimiliki responden penelitian berbeda-beda. Souiden, Abdelaziz, dan Fauconnier 2013 menyatakan bahwa konsumen mempunyai perbedaan perilaku,
tingkat keterlibatan, pemahaman, dan sikap terhadap penggunaan label gizi. Sebagian besar responden laki-laki dan perempuan memiliki sikap baik terhadap
label informasi gizi. Hal tersebut dapat terlihat dari sebaran jawaban responden yang menjawab setuju pada pernyataan terkait sikap terhadap label informasi gizi,
antara lain pernyataan perasaan konsumen terhadap produk yang mencantumkan label informasi gizi, kepercayaan konsumen terhadap label informasi gizi, dan
kecenderungan tindakan responden terhadap label informasi gizi Lampiran 8. Hasil tersebut sesuai dengan Sulaeman 2009 bahwa sikap responden terhadap
label informasi gizi terkategori baik.
32 Penelitian menemukan sikap responden terhadap label informasi gizi
memiliki hubungan positif dan nyata dengan jumlah sumber informasi yang diperoleh responden. Hal ini sesuai dengan Solomon 2002 yang menyatakan
bahwa secara umum faktor lingkungan memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk sikap konsumen dengan berdasarkan jenis, jumlah, kualitas informasi,
dan pengalaman yang tersedia. Selain itu, terdapat hubungan positif dan nyata antara sikap dan perilaku membaca. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa
adanya hubungan positif dan nyata antara persepsi dengan perilaku membaca. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan nyata antara persepsi dan sikap terhadap lamanya penggunaan produk Hidayat, Sumarwan, dan Yuliati 2009. Hal ini membuktikan bahwa selain sikap,
persepsi juga memiliki hubungan dengan perilaku membaca label informasi gizi. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sikap yang positif
dan nyata terhadap perilaku membaca label informasi gizi. Sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa sikap juga memengaruhi
perilaku dan keputusan pembelian konsumen Hidayat, Sumarwan, dan Yuliati 2009; Sulaeman 2009; Petrovici et al. 2012. Penelitian mengindikasikan bahwa
karakteristik individu tidak berpengaruh terhadap perilaku membaca label informasi gizi. Hal ini sejalan dengan penelitian Susanto 2008 bahwa faktor
internal responden tidak memiliki pengaruh terhadap perhatian responden akan label pangan.
Label informasi merupakan sumberdaya terpenting untuk memberikan pengetahuan baru yang dapat membantu konsumen pada saat berbelanja. Label
dapat digunakan oleh konsumen untuk membuat keputusan Grunert dan Wills 2007 dan membaca serta memahami label merupakan bagian penting dalam
proses konsumsi Singla 2010. Hal tersebut dikarenakan label nutrisi berpengaruh positif dan nyata terhadap faktor minat beli, serta penggunaan label
membantu konsumen membuat keputusan pembelian Wills et al. 2009; Kolodinsky et al. 2008; Osei, Lawer, dan Aidoo 2012; Prinsloo et al. 2012.
Namun, kenyataan yang ada berbeda dengan yang diharapkan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa lebih dari separuh responden memiliki perilaku membaca
label informasi gizi dengan kategori kurang. Hasil tersebut dapat terlihat dari jawaban responden yang menjawab jarang atau tidak pernah pada pernyataan
terkait perilaku membaca label informasi gizi, antara lain pernyataan mengenai penggunaan label informasi gizi oleh responden, mengingatkan orang lain untuk
membaca label informasi gizi, dan perilaku membaca label informasi gizi ketika berbelanja Lampiran 9. Penelitian lainnya juga menemukan hasil yang serupa
bahwa mayoritas konsumen membaca label informasi hanya kadang-kadang atau hanya sesekali pada saat membeli pangan Ranilovic dan Baric 2011; Osei,
Lawer, dan Aidoo 2012. Alasan konsumen tidak membaca label informasi gizi, antara lain karena tidak tertarik dan malas untuk membaca label informasi gizi
karena sulit memahaminya. Alasan tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya, dimana konsumen merasa label informasi gizi tidak menarik
perhatian dan lebih penting untuk melihat harga, tidak adanya waktu untuk membaca, tidak ada rasa tanggung jawab terhadap pangan yang dikonsumsi,
merasa sudah sering membeli dan mengonsumsi produk pangan dengan merek yang sama dan merasa memiliki pengalaman yang baik dengan produk tersebut,
serta pada umumnya yaitu karena sulit atau tidak mempunyai kemampuan untuk
33 memahami informasi yang ada pada label pangan Mannel et al. 2006; Signal et
al. 2008; Singla 2010; Annunziata dan Vecchio 2012; Aygen 2012; Ranilovic dan Baric 2013.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa konsumen dengan pengetahuan label informasi gizi yang baik akan lebih sering menggunakan label tersebut
dibandingkan konsumen dengan pengetahuan yang kurang Drichoutis, Lazaridis, dan Nayga 2006; Grunert dan Wills 2007; Osei, Lawer, dan Aidoo 2012; Merwe
et al. 2012; Petrovici et al. 2012. Shi, Pei, dan Zhigang 2011 juga menyatakan tingkat persepsi berpengaruh nyata terhadap penggunaan produk atau perilaku
konsumen. Namun, penelitian ini tidak menemukan adanya hubungan dan pengaruh antara pengetahuan terhadap perilaku membaca. Hasil tersebut sejalan
dengan Susanto 2008 bahwa faktor pengetahuan tidak memengaruhi perilaku konsumen. Selain itu, persepsi juga tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku
membaca label informasi gizi. Hal ini diduga karena karakteristik individu penelitian ini cenderung bersifat homogen. Selain itu, meskipun responden
memiliki pengetahuan, persepsi, dan sikap yang tinggi namun perilaku membaca label informasi gizinya rendah. Hal tersebut diduga karena responden tidak
melakukan aksi nyata untuk membaca label dan tidak adanya kepedulian responden terhadap pangan yang dikonsumsinya, sehingga meskipun responden
mengetahui akan pentingnya memerhatikan label produk pangan yang dikonsumsinya, namun responden tidak mengaplikasikan hal yang telah diketahui
dan diyakini melalui perilakunya sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan domain
Bloom’s Taxonomy, hanya domain afektif sikap yang memiliki pengaruh terhadap perilaku membaca label informasi gizi.
Kontribusi penelitian ini bagi mahasiswa dan masyarakat pada umumnya adalah untuk memberikan informasi mengenai pentingnya membaca label
informasi gizi dari produk pangan yang dikonsumsi dan merupakan suatu kewajiban bagi konsumen untuk membaca atau memerhatikan informasi dari
produk yang dikonsumsinya, serta hak bagi konsumen untuk mendapatkan informasi mengenai produk yang dikonsumsi. Kontribusi bagi pemasar dan
produsen adalah untuk memberikan informasi bahwa pencantuman label produk pangan secara benar, jelas, dan jujur merupakan salah satu kewajiban sebagai
informasi yang berhak diterima dan diketahui oleh konsumen, sehingga dapat menentukan keputusan pembelian produk. Selain itu, bagi bidang keilmuan adalah
untuk menambah atau memperkaya literatur di bidang konsumen khususnya terkait perilaku konsumen tentang label produk pangan, dan dapat dijadikan
sebagai acuan informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
Keterbatasan pada penelitian ini yaitu tidak adanya kontrol dalam pengisian kuesioner dengan cara self report yang menyebabkan responden dapat mengakses
informasi dari sumber apapun untuk membantunya dalam mengisi kuesioner dengan jawaban yang benar, terutama terkait informasi mengenai pengetahuan
label informasi gizi. Selain itu, karakteristik individu penelitian yang cenderung homogen dapat menjadikan data penelitian tidak representatif atau tidak mewakili
semua karakteristik lainnya di kalangan mahasiswa.
34
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pengetahuan yang dimiliki responden tentang label informasi gizi berada dalam kategori sangat baik, persepsi dan sikap terhadap label informasi gizi pun
tergolong dalam kategori baik, namun perilaku membaca label informasi gizi responden masih tergolong kurang. Artinya, responden tidak mengaplikasikan
semua informasi yang diyakini, dirasakan, dan dipercaya ke dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang label informasi gizi antara responden laki-laki
dan perempuan memiliki perbedaan nyata, sedangkan persepsi, sikap, dan perilaku membaca label informasi gizi tidak terdapat perbedaan nyata.
Karakteristik individu jenis kelamin berpengaruh terhadap pengetahuan tentang label informasi gizi. Pengetahuan tentang label informasi gizi yang
dimiliki responden berjenis kelamin perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki. Semakin banyaknya jumlah sumber informasi yang digunakan responden untuk
mengetahui informasi mengenai label produk pangan, maka semakin baik pula pengetahuan responden tentang label informasi gizi. Pengetahuan tentang label
informasi gizi yang semakin baik akan menjadikan persepsi dan sikap responden terhadap label informasi gizi semakin baik pula. Hal tersebut karena pengetahuan
tentang label informasi gizi memengaruhi persepsi dan sikap terhadap label informasi gizi. Persepsi terhadap label informasi gizi juga dapat memengaruhi
sikap terhadap label informasi gizi. Jadi, semakin baik persepsi terhadap label informasi gizi, maka semakin baik pula sikap terhadap label informasi gizi. Selain
itu, semakin baik sikap terhadap label informasi gizi, maka perilaku membaca label informasi gizi responden akan semakin baik. Ini dikarenakan sikap terhadap
label informasi gizi memengaruhi perilaku membaca label informasi gizi.
Saran
Penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki perilaku membaca label informasi gizi yang kurang. Oleh karena itu, responden diharapkan untuk lebih
memiliki kepedulian terhadap produk pangan yang dikonsumsinya, salah satunya yaitu dengan memerhatikan dan membaca label informasi gizi produk pangan
tersebut. Responden juga diharapkan untuk memiliki dan meningkatkan kesadaran diri terhadap pentingnya membaca label informasi gizi dengan menambah
informasi tentang label pangan dan gizi yang diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan, sehingga dengan informasi yang semakin bertambah akan
meningkatkan kesadaran dan motivasi untuk membaca label informasi gizi. Selain itu, dengan adanya pengetahuan, persepsi, dan sikap responden yang baik
terhadap
label informasi
gizi, diharapkan
bagi responden
untuk mengaplikasikannya ke dalam perilaku sehari-harinya yaitu dengan membaca
label informasi gizi ketika memilih atau mengonsumsi produk pangan. Pada penelitian ini ditemukan bahwa tidak adanya pengaruh pengetahuan
terhadap perilaku membaca. Hal tersebut diduga karena karakteristik individu yang cenderung homogen. Oleh karena itu, disarankan bagi penelitian selanjutnya
untuk menganalisis dengan responden yang karakteristiknya heterogen misalnya
35 dengan responden ibu rumah tangga. Tidak adanya kontrol saat mengisi kuesioner
pun menjadi keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat mengunakan metode pengisian kuesioner
dengan mengumpulkan para responden dalam satu waktu di dalam ruangan dan waktu yang sama untuk menghindari adanya kecurangan saat pengisian kuesioner
oleh responden. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan untuk menganalisis faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi perilaku membaca yang belum diteliti
di dalam penelitian ini. Saran bagi pemerintah Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dan
lembaga-lembaga terkait lainnya, diharapkan dapat membuat program untuk lebih memperkenalkan informasi dan mengedukasi masyarakat terkait label produk
pangan, hak, dan kewajiban konsumen, sehingga dapat meningkatkan kesadaran diri dan kepedulian terhadap pentingnya membaca label produk pangan, serta hak
dan kewajibannya sebagai seorang konsumen. Program yang dibuat hendaknya berupa hal-hal atau media-media yang memiliki daya tarik yang tinggi untuk
diperhatikan konsumen serta mudah dipahami pesan dan maksudnya, sehingga dapat menimbulkan kesadaran bagi konsumen, misalnya dengan menggunakan
iklan layanan masyarakat yang menarik dan secara berkala ditayangkan pada media televisi, radio, dan lainnya. Selain itu, informasi tersebut dapat pula
ditujukan kepada para produsen, sehingga produsen mengetahui dan memahami pentingnya dan merupakan suatu kewajiban bagi pihaknya untuk mencantumkan
label informasi terkait produk pada produk pangan yang diproduksinya.
DAFTAR PUSTAKA
Al Jannah W. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku membaca label informasi gizi produk pangan kemasan pada mahasiswa kesehatan
masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010 [skripsi]. Jakarta ID: UIN Syarif Hidayatullah.
Anic ID. 2010. Attitudes and purchasing behavior of consumers in domestic and foreign food retailers in Croatia. Journal of Economics. 281:113-133.
Annunziata A, Vecchio R. 2012. Factors affecting use and understanding of nutrition information on food labels: Evidences from consumers. Agricultural
Economics Review. 132:103-116. Ardiansyah R. 2011. Analisis pengetahuan, persepsi, dan perilaku mahasiswa
tingkat persiapan bersama TPB IPB dalam pembelian nada sambung [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor.
Ardiansyah R, Djamaludin MD, Herawati T. 2012. Analisis pengetahuan, persepsi, dan perilaku mahasiswa tingkat persiapan bersama TPB IPB dalam
pembelian nada sambung. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 52:175-184. Aygen FG. 2012. Turkish consumers’ understanding and use of nutrition labels on
packaged food products. Journal of Business and Social Science. 36:171-183. [BPKN] Badan Perlindungan Konsumen Nasional. 2007. Hasil kajian Badan
Perlindungan Konsumen Nasional BPKN di bidang pangan terkait perlindungan konsumen [Internet]. [diunduh 2014 Feb 25]; Tersedia pada:
http:ditjenspk.kemendag.go.idfilespdf20130604hasil-kajian-badanperlin
36 dungan-konsumen-nasional-bpkn-di-bidang-pangan-terkait-perlindungankonsu
men-id0-1370355071.pdf. [BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2005. Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan BPOM Republik Indonesia nomor HK.00.06.51.0475 tentang pedoman pencantuman informasi gizi pada label
pangan [Internet]. [diunduh 2013 Jun 28]; Tersedia pada:http:www2.pom.go. idpublichukum_perundanganpdfSK20Informasi20Nilai20Gizi.pdf.
Borra S. 2006. Consumer perspectives on food labels. The American Journal of Clinical Nutrition. 83:1235S.
Churches A. 2012. Bloom’s Digital Taxonomy [Internet]. [diunduh 2014 Agt 24]; Tersedia pada: http:edorigami.wikispaces.comBlooms+Digital+Taxonomy.
Cowburn G, Stockley L. 2004. Consumer understanding and use of nutrition labelling: A systematic review. Journal of Public Health Nutrition. 81:21-
28.doi:10.1079PHN2004666. Drichoutis AC, Lazaridis P, Nayga RM Jr. 2006. Consumer’s use of nutritional
labels: A review of research studies and issues. Academy of Marketing Science Review. 20069:1-22.
Drichoutis AC, Lazaridis P, Nayga RM Jr, Kapsokefalou M, Chryssochoidis G. 2008. A theoretical and empirical investigation of nutritional label use.
European Journal of Health Economic. 9:293-304.doi:10.1007s10198-007- 0077-y.
Drummond KE, Brefere LM. 2007. Nutrition for Foodservice and Culinary Professionals Ed ke-6. United States of America US: John Wiley Sons.
Ghozali I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang ID: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ginting E. 2006. Persepsi ibu tentang label makanan kemasan anak sekolah dasar [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor.
Grunert KG, Wills JM. 2007. A review of European research on consumer response to nutrition information on food labels. Journal of Public Health.
15:385-399.doi:10.1007s10389-007-0101-9. Grunert KG, Celemin LF, Wills JM, Bonsmann SSG, Nureeva L. 2010. Use and
understanding of nutrition information on food labels in six European countries. Journal of Public Health. 18:261-277.doi:10.1007s10389-009-0307-0.
Hamonangan F. 2006. Hubungan karakteristik dan perilaku orang tua murid TK Al-Chasanah dalam pemanfaatan label kemasan susu bubuk [skripsi]. Bogor
ID: Institut Pertanian Bogor. Hidayat IK, Sumarwan U, Yuliati LN. 2009. Persepsi dan sikap ibu terhadap
klaim gizi dalam iklan susu formula lanjutan anak usia prasekolah dan hubungannya dengan keputusan pembelian. Jurnal Ilmu Keluarga dan
Konsumen. 21:77-85.
Jacobs SA, d e Beer H, Larney M. 2010. Adult consumers’ understanding and use
of information on food labels: a study among consumers living in the Potchefstroom and Klerksdorp regions, South Africa. Journal of Public Health
Nutrition. 143:510-522.doi:10.1017S1368980010002430.
Kartika U. 2013. Banyak konsumen abaikan label informasi gizi [Internet]. [diunduh 2013 Jun 28]; Tersedia pada: http:health.kompas.comread2013
06200825191Banyak.Konsumen.Abaikan.Label.Informasi.Gizi.
37 Kolodinsky J, Green J, Michahelles M, Harvey-Berino JR. 2008. The use of
nutritional labels by college students in a food-court setting. Journal of American College Helath. 573:297-301.
Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Ed ke-12. Jakarta ID: Erlangga.
Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran Ed ke-13. Jakarta ID: Erlangga.
Mannel A, Brevard P, Nayga RM Jr, Combris P, Lee R, Gloeckner J. 2006. French consumers’ use of nutrition labels. Journal of Nutrition and Food
Sciences. 363:159-168.doi:10.11080034665061066-4896. Menteri Perdagangan RI ID. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Jakarta. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI ID. 2012. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan [Internet]. [diunduh 2014 Agt 24]; Tersedia pada: http:codexindonesia.bsn.go.iduploadsdownloadUU
_Pangan_No.18__.pdf. Merwe DVD, Bosman M, Ellis S, de Beer H, Mielmann A. 2012. Consumers’
knowledge of food label information: an exploratory investigation in Potchefstroom, South Africa. Journal of Public Health Nutrition. 163:403-
408. Doi:10.1017S136898001200287X.
Montazeri B, Sharifinia K, Hadian H, Mohammadbagher SA, Bazarkhak S. 2013. The impact of attitude on consumer behavior. Universal Journal of
Management and Social Sciences. 3372-77. Mtimet N, Ujiie K, Kashiwagi K, Zaibet L, Nagaki M. 2011. The effects of
information and country of origin on Japanese olive oil consumer selection. Agriculture, Food and Natural Resources.
Muflikhati I, Yuliati LN, Maulanasari R. 2011. Pengetahuan istri dan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan penggunaan biogas. Jurnal Ilmu
Keluarga dan Konsumen. 41:91-97. Osei MJ, Lawer DR, Aidoo R. 2012. Consumers’ use and understanding of food
label information and effect on their purchasing decision in Ghana: A case study of Kumasi Metropolis. Asian Journal of Agriculture and Rural
Development. 23:351-365.
Pemerintah RI ID. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan [Internet]. [diunduh 2013 Des 15];
Tersedia pada: http:www.pipimm.or.idview.php?view=1id=18. Peter JP, Olson JC. 2010. Consumer Behavior and Marketing Strategy Ninth
Edition. New York US: McGraw-Hill Irwin. Petrovici D, Fearne A, Nayga RM Jr, Drolias D. 2010. Nutritional knowledge,
nutritional labels, and health claims on food: A study of supermarket shoppers in the South East of England. British Food Journal. 1146:768-
763.doi:10.110800070701211234318.
Prinsloo N, Merwe DVD, Bosman M, Erasmus A. 2012. A critical review of the significance of food labelling during consumer decision making. Journal of
Family Ecology and Consumer Sciences. 40:83-98. Purwandoko PH. 2004. Implementasi undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen barang di kota Surakarta. Yustisia. 4.
38 Puspitawati H, Herawati T. 2013. Metode Penelitian Keluarga. Bogor ID: IPB
Press. Ranilovic J, Baric IC. 2011. Differences between younger and older populations
in nutrition label reading habits. British Food Journal. 1131:109- 121.doi:10.110800070701111097376.
Ranilovic J, Baric IC. 2013. Perceived barriers and motives to reading nutrition label among label ‘non-users’ in Croatia. Croatian Journal of Food
Technology, Biotechnology and Nutrition. 81-2:52-57. Rasberry CN, Hensleigh KE, Misra R, Miller PJ, Ballard DJ. 2005. Determinants
of nutrition label usenonuse among college students. Research Quarterly for Exercise and Sport. 761:A44.
Retnaningsih, Utami PW, Muflikhati I. 2010. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku membeli buku bajakan pada
mahasiswa IPB. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 31:82-88. Sanlier N, Karakus SS. 2010. Evaluation of food purchasing behaviour of
consumers from supermarkets. British Food Journal. 1122: 140- 150.doi:10.110800070701011018824.
Schiffman LG, Kanuk LL. 2004. Consumer Behavior Eighth Edition. New Jersey US: Pearson Prentice Hall.
Septian J. 2013. Kondisi dan persepsi industri rumah tangga pangan IRTP tentang label kemasan pangan studi kasus di Kota Bogor [skripsi]. Bogor
ID: Institut Pertanian Bogor. Shi Zeng, Pei Xu, Zhigang Wang. 2011. Are nutrition labels useful for the
purchase of a familiar food? Evidence from Chinese consumers’ purchase of rice. Journal of Business China. 53:402-421.doi:10.1007s11782-011-0137-0.
Signal L, Lanumata T, Robinson JA, Tavila A, Wilton J, Mhurchu CN. 2008. Perceptions of New Zealand nutrition labels by Ma¯ ori, Pacific and low-
income shoppers. Journal of Public Health Nutrition. 117:706- 713.doi:10.1017S1368980007001395.
Simanjuntak M. 2014. Maret. Tingkat keberdayaan dan strategi pemberdayaan konsumen. Disertasi, siap terbit.
Singla M. 2010. Usage and understanding of food and nutritional labels among Indian consumers. British Food Journal. 1121:83-92.doi:10.110800070
701011011227. Solomon MR. 2002. Consumer Behavior: Buying, Having, and Being Fifth
Edition. United States of America: Prentice-Hall. Souiden N, Abdelaziz FB, Fauconnier A. 2013. Nutrition labelling: Employing
consumer segmentation to enhance usefulness. Journal of Brand Management. 20:267-282.
Sulaeman TC. 2009. Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku wanita terhadap label nutrisi di supermarket carrefour Kiara Condong [skripsi]. Bandung ID:
Universitas Kristen Maranatha Bandung. Sumarwan. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran Ed ke-2. Bogor ID: Ghalia Indonesia. Susanta. 2006. Sikap: Konsep dan pengukuran. Jurnal Administrasi Bisnis.
22:94-106.
39 Susanto. 2008. Pengaruh label kemasan pangan terhadap keputusan siswa sekolah
menengah atas dalam membeli makanan ringan di Kota Bogor [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor.
Umar H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta ID: Raja Grafindo Persada.
Wills JM, Schmidt DB, Blocka FP, Cairns G. 2009. Exploring global consumer attitudes toward nutrition information on food labels. Nutrition Reviews.
67:S102-S106. Doi:10.1111j.1753-4887.2009.00170.x. Wojcicki JM, Heyman MB. 2012. Adolescent nutritional awareness and use of
food labels: Results from the national nutrition health and examination survey. Journal of BMC Pediatrics. 1255:1471-2431.
Xiaoli Chen, Jahns L, Gittlesohn J, Youva Wang. 2011. Who is missing the message? Targeting strategies to increase food label use among US adults.
Journal of Health Publication. 155: 760-772. Zahara S. 2009. Hubungan karakteristik individu, pengetahuan, dan faktor lain
dengan kepatuhan membaca label informasi zat gizi, komposisi, dan kedaluarsa pada mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat UI Depok 2009 [skripsi].
Depok ID: Universitas Indonesia.
40
41
LAMPIRAN
42 Lampiran 1 Definisi operasional, pengukuran, dan pengolahan data variabel-
variabel penelitian 1.
Contoh adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang masih berstatus aktif
pada semester tiga, lima, dan tujuh tahun ajaran 2013-2014. Mahasiswa dipilih secara acak berdasarkan teknik simple random sampling dengan lapis
jenis kelamin.
2.
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa.
Faktor ini berupa karakteristik mahasiswa dan karakteristik keluarga mahasiswa.
3.
Karakteristik mahasiswa adalah keadaan atau ciri khas pada mahasiswa
yang menjadi responden yang meliputi usia, jenis kelamin, uang saku, serta pengeluaran pangan.
4.
Usia adalah lama hidup mahasiswa yang dinyatakan dalam satuan tahun.
5.
Jenis kelamin adalah ciri biologis yang membedakan mahasiswa menjadi
laki-laki atau perempuan. Jenis kelamin ini dikelompokkan menjadi 1 untuk mahasiswa berjenis kelamin laki-laki dan 2 untuk mahasiswa berjenis
kelamin perempuan. Setelah di dummy berdasarkan sebaran data, jenis kelamin dikelompokkan menjadi 0 untuk mahasiswa dengan jenis kelamin
laki-laki dan 1 untuk mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan.
6.
Uang saku adalah sejumlah uang yang digunakan mahasiswa untuk
memenuhi kebutuhan hidup, dapat berupa uang kiriman orang tua, beasiswa, hasil dari usaha, dan berbagai sumber lainnya. Uang saku ini dinyatakan
dalam satuan rupiah per bulan.
7.
Pengeluaran pangan adalah jumlah uang yang digunakan mahasiswa untuk
membeli atau memenuhi kebutuhan pangannya. Pengeluaran pangan ini dinyatakan dalam satuan rupiah per bulan.
8.
Karakteristik keluarga mahasiwa adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh
keluarga mahasiwa, seperti tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, dan jumlah tanggungan keluarga.
9.
Tingkat pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan formal yang telah
diselesaikan oleh orang tua responden. Pendidikan orang tua ini terdiri dari tidak tamat Sekolah Dasar SD, tamat SD, tamat Sekolah Menengah Pertama
SMP, tamat Sekolah Menengah Atas SMA, diploma D1D2D3, dan sarjana S1S2S3. Selanjutnya pendidikan orang tua dikelompokkan
menjadi 0=non-pendidikan tinggi dan 1=pendidikan tinggi.
10.
Pekerjaan orang tua adalah mata pencaharian yang dimiliki orang tua
mahasiswa dalam mencari sumber nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri dan keluarganya. Pekerjaan orang tua ini dikelompokkan menjadi
tidak bekerja, petani, buruh, PNSABRIPolisi, pegawai swasta, wiraswasta, pensiunan, dan guru. Selanjutnya pekerjaan orang tua di dummy menjadi
kategori 0=tidak bekerja dan 1=bekerja.
11.
Pendapatan keluarga adalah hasil atau imbalan yang didapatkan oleh orang
tua atau keluarga mahasiswa setelah melakukan suatu pekerjaan. Pendapatan orang tua ini dinyatakan dengan satuan rupiah per bulan.
12.
Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang masih
dibiayai oleh orang tua mahasiswa. Jumlah tanggungan ini dapat berupa keluarga inti maupun keluarga besar yang dinyatakan dalam satuan orang.
43 13.
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa.
Faktor ini berupa sumber informasi label, mengikuti kuliah terkait konsumen dan label produk pangan.
14.
Sumber informasi adalah acuan atau tempat mahasiswa mendapatkan
informasi mengenai label produk pangan. Sumber informasi ini meliputi pernah tidaknya mendapatkan informasi mengenai label produk pangan, jenis
sumber informasi, dan jumlah sumber informasi.
15.
Mendapatkan informasi adalah pengalaman pernah atau tidak pernah
mahasiswa mendapatkan informasi mengenai label produk pangan yang dapat berasal dari berbagai sumber. Variabel ini dikelompokkan menjadi 0=tidak
pernah dan 1=pernah.
16.
Jenis sumber informasi adalah berbagai macam media yang memberikan
informasi mengenai label produk pangan. Sumber tersebut dapat meliputi internet, media cetak koran, majalah, atau tabloid, media elektronik televisi
atau radio, teman, keluarga, atau kerabat, serta berupa penyuluhan, seminar, atau ceramah.
17.
Jumlah sumber informasi adalah banyaknya sumber yang diperoleh oleh
mahasiswa untuk mendapatkan informasi-informasi berkaitan dengan label produk pangan.
18.
Mengikuti kuliah terkait konsumen adalah pengalaman mahasiswa pernah
atau tidak pernah dalam mengikuti perkuliahan terkait bidang konsumen. Variabel ini dikelompokkan menjadi 0=tidak pernah dan 1=pernah.
19.
Mengikuti kuliah tentang label adalah pengalaman mahasiswa pernah atau
tidak pernah dalam mengikuti perkuliahan tentang label produk pangan. Variabel ini dikelompokkan menjadi 0=tidak pernah dan 1=pernah.
20.
Pengetahuan hak konsumen adalah semua informasi yang dimiliki
mahasiswa terkait dengan hak-hak sebagai konsumen. Variabel ini diukur dengan pertanyaan dimana responden diminta untuk menjawab dengan
menuliskan butir-butir hak konsumen. Apabila responden menjawab dengan benar, maka diberi skor satu dan skor nol apabila salah. Selanjutnya, skor
yang diperoleh dikompositkan untuk dilakukan uji lanjutan.
21.
Pengetahuan kewajiban konsumen adalah semua informasi yang dimiliki
mahasiswa terkait dengan kewajiban yang harus dilakukan sebagai konsumen. Variabel ini diukur dengan pertanyaan dimana responden diminta untuk
menjawab dengan menuliskan butir-butir kewajiban konsumen. Apabila responden menjawab dengan benar, maka diberi skor satu dan skor nol
apabila salah. Selanjutnya, skor yang diperoleh dikompositkan untuk dilakukan uji lanjutan.
22.
Label adalah keterangan yang memuat sejumlah informasi dari suatu produk
yang dikonsumsi oleh mahasiswa yang dapat berbentuk gambar, tulisan, maupun keduanya.
23.
Label informasi gizi adalah label yang memuat informasi mengenai
kandungan gizi yang terkandung di dalam suatu produk. 24.
Produk pangan adalah produk yang diolah maupun tidak diolah yang
diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi mahasiswa. 25.
Pengetahuan mahasiswa tentang label informasi gizi adalah semua
informasi yang dimiliki mahasiswa mengenai label informasi gizi produk pangan. Kuesioner pengetahuan tentang label informasi gizi terdiri dari 15
44 pernyataan dengan skala Guttman 0=tidak dan 1=ya, dan skor total berkisar
antara 0 sampai 15. Selanjutnya skor total dari pengetahuan diindekskan dengan skala 0-100. Berdasarkan indeks yang diperoleh selanjutnya dibuat
interval kelas dengan empat kategori yaitu sangat kurang skor ≤ 25, kurang
25 skor ≤ 50, baik 50 skor ≤ 75, dan sangat baik skor 75. 26.
Persepsi mahasiswa terhadap label informasi gizi adalah penilaian atau
sudut pandang mahasiswa mengenai label informasi gizi produk pangan berdasarkan rangsangan yang telah diperoleh sebelumnya. Kuesioner persepsi
terhadap label informasi gizi terdiri dari 15 pernyataan dengan skala Likert 1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, dan 4=sangat setuju, dan
skor total berkisar antara 15 sampai 60. Skor total dari persepsi selanjutnya diindeks dengan skala 0-100. Berdasarkan indeks yang diperoleh selanjutnya
dibuat interval kelas dengan empat kategori yaitu sangat kurang
skor ≤ 25, kurang 25 skor ≤ 50, baik 50 skor ≤ 75, dan sangat baik skor 75.
27.
Sikap mahasiswa terhadap label informasi gizi adalah kecenderungan
mahasiswa dalam berperilaku terhadap label informasi gizi produk pangan. Kuesioner sikap terhadap label informasi gizi terdiri dari 15 pernyataan
dengan skala Likert 1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, dan 4=sangat setuju, dan skor total berkisar antara 15 sampai 60. Skor total dari
sikap selanjutnya diindekskan dengan skala 0-100. Berdasarkan indeks yang diperoleh selanjutnya dibuat interval kelas dengan empat kategori yaitu
sangat kurang
skor ≤ 25, kurang 25 skor ≤ 50, baik 50 skor ≤ 75, dan sangat baik skor 75.
28.
Perilaku mahasiswa dalam membaca label informasi gizi adalah tindakan
mahasiswa dalam membaca label informasi gizi produk pangan. Kuesioner perilaku membaca label informasi gizi terdiri dari 34 pernyataan dengan skala
Likert 1=tidak pernah, 2=jarang, 3=sering, dan 4=selalu, dan skor total berkisar antara 34 sampai 136. Skor total dari perilaku membaca selanjutnya
diindekskan dengan skala 0-100. Berdasarkan indeks yang diperoleh selanjutnya dibuat interval kelas dengan empat kategori yaitu sangat kurang
skor ≤ 25, kurang 25 skor ≤ 50, baik 50 skor ≤ 75, dan sangat baik skor 75.
45 Lampiran 2 Jumlah butir pernyataan, nilai reliabilitas, dan nilai validitas variabel
penelitian
Variabel Jumlah butir
pernyataan Reliabilitas
Validitas
Pengetahuan 15
0.631 0.185-0.411
Persepsi 15
0.844 0.259-0.661
Sikap 15
0.728 0.104-0.564
Perilaku membaca 34
0.918 0.301-0.673
Ket: nyata pada p0.05; nyata pada p0.01
Lampiran 3 Kontrol kualitas data mencakup normalitas dan bentuk distribusi data penelitian
Variabel Kolmogorov-
Smirnov Z Normalitas
Skewness Kurtosis
Faktor internal
Karakteristik individu: − Usia
3.613 0.000
-0.016 -0.165
− Jenis kelamin 7.929
0.000 -0.442
-1.814 − Uang saku
3.266 0.000
0.332 1.205
− Pengeluaran pangan 2.819
0.000 -1.034
4.986 Karakteristik keluarga:
− Tingkat pendidikan ayah
6.950 0.000
0.050 -2.008
− Tingkat pendidikan ibu
7.801 0.000
0.389 -1.858
− Status pekerjaan ayah
10.023 0.000
-1.694 0.875
− Status pekerjaan ibu 7.466
0.000 0.253
-1.946 − Pendapatan keluarga
1.506 0.021
-0.070 -0.070
− Jumlah tanggungan keluarga
3.382 0.000
-0.120 -0.289
Faktor eksternal
Jumlah sumber informasi
5.408 0.000
1.121 0.698
Mengikuti kuliah konsumen
8.843 0.000
0.863 -1.261
Mengikuti kuliah tentang label
8.617 0.000
0.750 -1.445
Pengetahuan
5.291 0.000
-1.952 6.461
Persepsi 2.495
0.000 0.146
0.986
Sikap
1.480 0.025
0.107 0.310
Perilaku membaca 0.870
0.436 0.177
0.480 Ket: normalnyata pada p0.05; skewness dan kurtosis normal pada nilai antara -2 sampai +2
46 Lampiran 4 Scatterplot uji heterokedastisitas variabel-variabel penelitian
1. Pengetahuan tentang label informasi gizi
2. Persepsi terhadap label informasi gizi
47 3.
Sikap terhadap label informasi gizi
4. Perilaku membaca label informasi gizi Model 1
48 5.
Perilaku membaca label informasi gizi Model 2
49
Lampiran 5 Sebaran responden berdasarkan peringkat prioritas label produk pangan
No. Item Label
Laki-laki Perempuan
Peringkat label ke- Peringkat label ke-
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1. Nama produk