31 sehingga kalangan publik dapat memahami dan mengikuti setiap
derap langkah perkembangan dinamika perusahaan dari waktu ke waktu.
2.1.5. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain Tarjo, 2008. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan
yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara pemilik principal dan manajer agent. Keberadaan investor institusional
dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor institusional
terlibat dalam pengambilan keputusan strategis sehingga tidak mudah percaya pada tindakan manipulasi laba. Juniarti dan Sentosa 2009 menyatakan bahwa
investor institusional memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memonitor tindakan manajemen dibandingkan dengan investor individual.
Keberadaan investor institusional dapat menunjukkan mekanisme corporate governance yang kuat yang dapat digunakan untuk memonitor
manajemen perusahaan. Adanya pengawasan yang dilakukan investor institusional secara optimal terhadap kinerja manajer, maka manajer akan lebih
berhati – hati dalam mengambil keputusan atau dengan kata lain pengawasan yang dilakukan investor institusional dapat mengurangi perilaku opportunistic
manajer sehingga manajer dapat memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja
Universitas Sumatera Utara
32 perusahaan. Tindakan monitoring ini dapat menjamin kemakmuran bagi
pemegang saham. Schleifer dan Vishny 1997 menyatakan bahwa investor institusional
memiliki peran yang cukup penting dalam penegakan praktek good corporate governance
dalam suatu perusahaan, dimana investor institusional secara independen mengawasi tindakan manajemen dan memiliki voting power untuk
mengadakan perubahan pada saat manajemen sudah dianggap tidak efektif lagi dalam hal pengelolaan perusahaan.
2.1.6. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan salah satu
mekanisme good corporate governance GCG untuk mengurangi masalah keagenan karena perbedaan kepentingan yang terjadi antara pemilik dan
manajer. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa kepemilikan saham manajerial dapat membantu menyatukan kepentingan antara manajer dan
pemilik, yang berarti semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Adanya kepemilikan manajerial
dalam perusahaan dapat menjadi salah satu upaya dalam mengurangi masalah keagenan dan menyelaraskan kepentingan antara manajer dan pemilik.
Besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan kepentingan antara pemilik dan
manajer. Kepemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan kepentingan antara manajer dan pemilik, karena manajer akan ikut merasakan secara
Universitas Sumatera Utara
33 langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung
kerugian dari konsekuensi pengambilan keputusan yang salah. Sehingga manajer akan jauh lebih berhati – hati dalam pengambilan keputusan.
Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan saham manajerial dalam suatu perusahaan, maka manajemen akan
berupaya lebih giat untuk memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri. Sehingga diasumsikan bahwa masalah keagenan akan
berkurang jika manajer adalah sekaligus pemilik dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan jika manajemen memenuhi
kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri.
2.1.7. Komisaris Independen