mekanisasi adalah 1,001. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan listrik lebih efisien setelah mekanisasi.
5.4.3 Efisiensi Ekonomi
Setelah memperoleh nilai efisiensi harga dan efisiensi teknik dari setiap input produksi maka dapat dihitung nilai efisiensi ekonomi. Nilai efisiensi
ekonomi untuk setiap input produksi yaitu sebagai berikut:
Tabel 13. Efisiensi Ekonomi Faktor-Faktor Produksi Sebelum dan Setelah Mekanisasi
No. Faktor
Produksi Efisiensi Ekonomi
Perubahan Efisiensi
Sebelum Mekanisasi
Setelah Mekanisasi
1. TK. Tanaman - 0,70
3,31 Turun
2. TK. Pabrik 0,19
1,83 Naik
3. Pupuk Urea 1,13
0,46 Naik
4. Pupuk KCl - 0,87
0,46 Naik
5. Obat Kleen Up 9,84 5,24
Naik 6. Obat Repcord
9,94 -16,12
Turun 7. Obat Nordox
- 23,37 -3,03
Naik 8. Cangkang
36.175,86 21,71
Naik 9. Listrik
16.636,36 3,38
Naik Sumber: Data diolah dari Lampiran 26 dan 27
Nilai efisiensi ekonomi tenaga kerja tanaman sebelum mekanisasi adalah - 0,70. Sedangkan nilai efisiensi ekonomis setelah mekanisasi adalah 3,31. Hal ini
membuktikan bahwa penggunaan input tenaga kerja tanaman sebelum mekanisasi lebih efisien daripada setelah mekanisasi karena nilai efisiensi ekonomis tenaga
Universitas Sumatera Utara
kerja tanaman sebelum mekanisasi lebih mendekati 1 dibanding setelah mekanisasi.
Sebelum mekanisasi, tingkat harga rata-rata daun teh Rp. 9.297 dan harga rata-rata upah tenaga kerja tanaman Rp. 860.020. Dalam kondisi ini nilai PM dari
tenaga kerja tanaman adalah -63,93 sehingga harus dilakukan pengurangan jumlah tenaga kerja agar keuntungan maksimum tercapai. Dan bila dibandingkan setelah
mekanisasi, tingkat harga rata-rata daun teh Rp. 14.639,86 dengan harga rata-rata gaji tenaga kerja tanaman Rp. 928.841 dan nilai PM adalah 222,97 sehingga perlu
dilakukan penambahan jumlah tenaga kerja tanaman. Dalam hal ini, perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk tambahan tenaga kerja tersebut
sementara jumlah tenaga kerja dilapangan sudah melebihi ketetapan RKAP. Nilai efisiensi ekonomis tenaga kerja pabrik sebelum mekanisasi adalah
0,19. Sedangkan nilai efisiensi ekonomis tenaga kerja pabrik setelah mekanisasi adalah 1,83. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan input tenaga kerja pabrik
menjadi lebih efisien setelah mekanisasi. Sebelum mekanisasi, tingkat harga rata-rata daun teh Rp. 9.297 dan harga
rata-rata upah tenaga kerja pabrik Rp. 536.485. Dalam kondisi ini nilai PM dari tenaga kerja tanaman adalah 11,07 sehingga harus dilakukan penambahan jumlah
tenaga kerja agar keuntungan maksimum tercapai. Dan bila dibandingkan setelah mekanisasi, tingkat harga rata-rata daun teh Rp. 14.639,86 dengan harga rata-rata
gaji Rp. 1.776.988,9 dan nilai PM adalah 277,44 sehingga perlu dilakukan penambahan jumlah tenaga kerja pabrik yang lebih besar lagi untuk mendapatkan
tingkat produksi yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Nilai efisiensi ekonomis pupuk urea sebelum mekanisasi adalah 1,13. Sedangkan nilai efisiensi ekonomis pupuk urea setelah mekanisasi adalah 0,46.
Hal ini membuktikan bahwa penggunaan pupuk urea menjadi lebih efisien setelah mekanisasi. Nilai efisiensi ekonomis pupuk KCl sebelum mekanisasi adalah -0,87.
Sedangkan nilai efisiensi ekonomis setelah mekanisasi adalah 0,46. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan pupuk KCl semakin efisien setelah mekanisasi
karena nilai efisiensi ekonomis pupuk KCl setelah mekanisasi lebih mendekati 1 berbanding sebelum mekanisasi.
Nilai efisiensi ekonomi obat Kleen Up sebelum mekanisasi adalah 9,84 sedangkan setelah mekanisasi adalah 5,24. Hal ini membuktikan bahwa
penggunaan input Kleen Up lebih efisien setelah mekanisasi. Nilai efisiensi ekonomi obat Repcord sebelum mekanisasi adalah 9,94 sedangkan setelah
mekanisasi adalah -16,12. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan obat Repcord sebelum mekanisasi lebih efisien daripada setelah mekanisasi. Nilai efisiensi
ekonomis obat Nordox 86 WG sebelum meknisasi adalah -23,37. Sedangkan nilai efisiensi ekonomis obat Nordox 86 WG setelah mekanisasi adalah -3,03. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat Nordox 86 WG menjadi lebih efisien setelah mekanisasi.
Nilai efisiensi ekonomis cangkang sebelum mekanisasi adalah 36.175,86. Sedangkan nilai efisiensi ekonomis setelah mekanisasi adalah 21,17. Hal ini
membuktikan bahwa penggunaan cangkang semakin efisien setelah mekanisasi. Nilai efisiensi ekonomis listrik sebelum mekanisasi adalah 16.636,36. Sedangkan
nilai ekonomis penggunaan listrik setelah mekanisasi adalah 3,38. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan listrik semakin efisien setelah mekanisasi
Universitas Sumatera Utara
karena nialai efiisiensi listrik setelah mekanisasi lebih mendekati 1 berbanding sebelum mekanisasi.
Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan mekanisasi panen mempengaruhi tingkat efisiensi harga, efisiensi teknik dan efisiensi ekonomis di
perkebunan teh Sidamanik dapat diterima.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan