Dampak mekanisasi panen terhadap mutu teh

H0 = Tidak ada perbedaan produktivitas tenaga kerja sebelum mekanisasi dan jumlah panen teh mekanisasi panen. H1 = Ada perbedaan produktivitas tenaga kerja sebelum mekanisasi dan jumlah panen teh setelah mekanisasi panen. Thitung ≤ Ttabel α; n-1; terima H0, tolak H1 Thitung ≥ Ttabel α; n-1; tolak H0, terima H1 Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa produktivitas tenaga kerja rata-rata sebelum mekanisasi adalah sebesar 160,03 kgHKO, sedangkan produktivitas tenaga kerja rata-rata sesudah mekanisasi adalah sebesar 421,19 kgHKO. Dari hasil uji beda rata-rata diatas terlihat bahwa thitung ttabel 20,21 1,69 yang berarti H0 ditolak, H1 diterima. Penggunaan mesin petik teh tidak bisa digunakan pada lahan dengan kemiringan lebih besar dari 40 . Sebagai gantinya maka digunakanlah gunting petik dengan alasan bahwa produktivitas tenaga kerja yang diperoleh dengan gunting petik yaitu ± 150 kgha dan penggunaan tenaga kerja sebesar ± 1,1 HKOha. Sementara bila dibandingkan dengan petik manual, produktivitas tenaga kerja hanya mencapai ±140 kgha dan penggunaan tenaga kerja 1,04 HKOha. Dengan demikian pada α = 0,05, produktivitas tenaga kerja sesudah mekanisasi panen secara nyata jauh lebih besar daripada produktivitas tenaga kerja sebelum mekanisasi panen.

5.2.2 Dampak mekanisasi panen terhadap mutu teh

Universitas Sumatera Utara Sistem mekanisasi panen dengan penggunaan mesin dan gunting petik mengakibatkan peningkatan mutu panen teh. Dengan penggunaan sistem mekanisasi panen, bidang petik menjadi rata sehingga muncul daun peko lebih rata dan memperpendek frekuensi hari pemanena dan menyebabkan penurunan munculnya daun burung, pemeliharaan yang lebih efisien serta meningkatkan mutu teh yang dihasilan sebab mutu teh ditentukan 70 - 80 oleh mutu bahan baku, yang akan berdampak terhadap harga jual. Secara detailnya dapat dilihat dari hasil uji beda rata-rata pada tabel berikut. Tabel 5. Uji Beda Rata-rata Mutu Teh No Mutu Sebelum Mekanisasi Sesudah Mekanisasi Thitung Ttabel Kesimpulan 1. Grade I 181.984,44 153.634,89 3,77 1,69 H0 ditolak, H1 diterima 2. Grade II 96.402,34 117.011,69 3,02 1,69 H0 ditolak, H1 diterima 3. Grade III 38.095,9 26.398,5 6,87 1,69 H0 ditolak, H1 diterima Sumber: Data diolah dari Lampiran 16 H0 = Tidak ada perbedaan mutu teh sebelum mekanisasi lebih besar daripada setelah mekanisasi panen Universitas Sumatera Utara H1 = Ada perbedaan mutu teh sebelum mekanisasi lebih kecil daripada setelah mekanisasi panen Thitung ≤ Ttabel α; n-1; terima H0, tolak H1 Thitung ≥ Ttabel α; n-1; tolak H0, terima H1 Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa mutu teh grade I rata-rata sebelum mekanisasi adalah sebesar 181.984,44 kgha atau sebesar 57,35 dari jumlah produksi total, sedangkan mutu teh grade I rata-rata sesudah mekanisasi adalah adalah sebesar 153.634,89 kgha atau sebesar 51,32 dari jumlah produksi total. Dari hasil uji beda rata-rata diatas terlihat bahwa thitung ttabel 3,77 1,69 yang berarti H0 diterima, H1 ditolak. Sedangkan mutu teh grade II rata-rata sebelum mekanisasi adalah sebesar 96.402,34 kgha atau sebesar 30,38 dari jumlah produksi total, sedangkan mutu teh grade II rata-rata sesudah mekanisasi adalah sebesar 117.011,69 kgha atau sebesar 39,08 dari jumlah produksi total. Dari hasil uji beda rata-rata diatas terlihat bahwa thitung ttabel 3,02 1,69 yang berarti H0 ditolak, H1 diterima. Pada mutu teh grade III rata-rata sebelum mekanisasi adalah sebesar 38.095,9 kgha atau sebesar 12 dari jumlah produksi total, sedangkan mutu teh grade III rata-rata sesudah mekanisasi adalah sebesar 26.398,5 kgha atau sebesar 8,82 dari jumlah produksi total. Dari hasil uji beda rata-rata diatas terlihat bahwa thitung ttabel 6,86 1,69 yang berarti H0 diterima, H1 ditolak. Dengan demikian pada α = 0,05, mutu produksi teh di PTP. Nusantara IV unit kebun Sidamanik sesudah mekanisasi panen secara nyata lebih tinggi daripada mutu produksi teh sebelum mekanisasi panen dan hipotesis kedua yang Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa mekanisasi panen meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan menurunkan mutu teh di perkebunan teh Sidamanik tidak dapat diterima.

5.3 Dampak Mekanisasi Panen Terhadap Harga Jual dan Pendapatan