Uji Normalitas Uji Heterokedastisitas

20 menyatakan kurang setuju, dan 10 orang 25 menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan PT. Bank CIMB Niaga Tbk Cabang Icon Sumatera Utara datang di tempat kerja sedikit lebih awal untuk memastikan segalanya siap. Jawaban kurang setuju dan tidak setuju ini mengindikasikan bahwa ada sebagian karyawan yang tidak bersedia untuk datang lebih awal.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji apakah suatu model layak atau tidak digunakan dalam sebuah penelitian. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak, yang dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu: a. Pendekatan histogram Sumber: Hasil penelitian, 2014 data diolah Gambar 4.3 Histogram Normalitas Universitas Sumatera Utara Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. b. Pendekatan Grafik Cara lainnya melihat uji normalitas dengan pendekatan grafik. Apabila plot keduanya berbentuk linier dapat didekati oleh garis lurus, maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Sumber: Hasil penelitian, 2014 data diolah Gambar 4.4 Pendekatan Grafik Normalitas Pada gambar 4.3 scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov Tabel 4.8 Uji Normalitas Pendekatan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 40 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 3.08223972 Most Extreme Differences Absolute .069 Positive .057 Negative -.069 Kolmogorov-Smirnov Z .438 Asymp. Sig. 2-tailed .991 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil penelitian, 2014 data diolah Situmorang 2012:107 memaparkan bahwa dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov Smirnov yaitu nilai value pada kolom Asymp. Sig lebih besar dari level of significant α = 5, maka tidak mengalami gangguan distribusi normal. Melalui Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2- tailed adalah 0,991 dan diatas nilai signifikan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal. Nilai kolmogorov-smirnov Z yaitu 0,438 dan lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik atau dengan kata lain data dikatakan normal.

2. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varian yang konstan. Alat untuk menguji heterokedastisitas dapat dibagi dua yaitu dengan alat analisis grafik scatter plot atau dengan pendekatan statistik yang disebut sebagai Uji Glejser Situmorang, 2012:107. Universitas Sumatera Utara a. Uji Glejser Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikasi 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. 2. Jika nilai signifikansi 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas. Tabel 4.9 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant -3.168 3.955 -.801 .428 Kompensasi_Langsung -.030 .070 -.069 -.424 .674 Budaya_Kerja .128 .064 .328 2.021 .051 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil penelitian, 2014 data diolah Pada Tabel 4.9 menunjukkan tidak adanya masalah heterokedastisitas dimana hasil uji signifikan variabel kompensasi langsung menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,674 dan budaya kerja sebesar 0,051. Angka signifikansi variabel kompensasi langsung dan budaya kerja menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat adanya heterokedastisitas dalam model regresi. Universitas Sumatera Utara b. Pendekatan Grafik Sumber: Hasil penelitian, 2014 data diolah Gambar 4.5 Pendekatan Grafik Heterokedastisitas Gambar 4.4 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat titik-titik yang berpencar. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah tidak terdapat gejala heterokedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan, berdasarkan masukan variabel kompensasi langsung dan budaya kerja.

3. Uji Multikolinearitas