menggunting kain adalah untuk memisahkan bagian-bagian lapisan kain sesuai dengan pola pada rancangan bahan
marker.
Hasil guntingan kain yang baik yaitu dengan potongan bersih, pinggiran hasil potongan kain tidak saling menempel dan
hasilnya halus Ernawati dkk, 2008: 348. Teknik menggunting yang tepat menurut Ernawati dkk, 2008: 349 adalah sebagai berikut:
1 Bahan dilipat dua di atas meja potong, 2 Pola-pola disusun
dengan pedoman rancangan bahan dengan bantuan jarum pentul, 3 Menggunting bahan. Jika menggunting dengan tangan kanan
maka tangan kiri diletakkan di atas kain yang akan digunting, 4 Bahan tidak boleh diangkat pada saat menggunting. Pola yang
terlebih dahulu digunting adalah pola-pola yang besar seperti pola celana bagian depan dan belakang, setelah itu menggunting pola-
pola yang kecil seperti garis hias dan saku, 5 Beri tanda-tanda pola dan batas-batas kampuh terlebih dahulu, caranya dengan
menggunakan kapur jahit, rader dan karbon jahit, pensil kapur dan sebagainya. Cara pemakaian rader yaitu jika bahan baik
keluar maka karbon dilipat dua dan bagian yang memberika efek bekas dibagian luar diletakkan diantara dua bahan atau bagian
buruk bahan. Rader pada batas kampuh atau garis kupnat, setelah itu pola dilepaskan dari kain.
2.4. Memindahkan Tanda-Tanda Pola
Memindahkan tanda-tanda garis pola merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memindahkan bentuk pola dan garis-garis pola pada bahan yang telah
mengalami proses
cutting
. Tanda- tanda pola yang akan dipindahkan pada bahan menurut Ernawati dkk, 2008: 355 sebagai berikut :
1 Garis pinggir tepi pola, 2 Garis sisi celana wanita bagian muka dan belakang, 3 Garis lingkar pesak, 4 Garis lipit pantas kupnat,
5 Garis tengah muka dan tengah belakang, 6 Garis lipatan bawah celana wanita, 7 Tanda letak saku, 8 Batas pinggang, garis hias
celana bagian muka.
Alat-alat yang digunakan untuk memberi tanda pada bahan adalah rader, karbon jahit, pensil kapur. Pemilihan alat pemberi tanda disesuaikan dengan jenis
bahan yang akan diberi tanda dipotong seperti tenunan berat, tebal, tenunan tipis ataupun ringan serta tembus pandang dan sebagainya Ernawati dkk, 2008: 356.
2.5. Sewing
Ernawati dkk 2008: 358 menjelaskan bahwa menjahit merupakan proses dalam menyatukan bagian-bagian kain yang telah digunting berdasarkan pola..
Kualitas pola yang baik diiringi dengan teknik jahit yang tepat tentunya akan menghasilkan kualitas busana yang baik. Maka dari itu harus dapat menguasai dan
memilih teknik jahit jenis
seam
yang digunakan. Semua bagian pola yang telah digunting dijahit sesuai dengan pembuatan celana wanita. Langkah menjahit
celana wanita terdiri dari : menjahit garis hias pada celana bagian muka, menjahit kupnat belakang, membuat saku dan menjahitnya pada bagian celana belakang,
menjahit pipa celana bagian dalam, memasangkan ritsleting disisi kiri celana, menjahit pesak, menjahit interlinning, memasangkan pada pinggang celana, dan
finishing.
2.6. Finishing
Ernawati dkk 2008: 379 menjelaskan bahwa
finishing
adalah kegiatan penyelesaian akhir yang meliputi pemeriksaan
Inspection
, pembersihan
Triming
, penyetrikaan
Pressing
serta melipat dan mengemas. Tujuan
finishing
adalah agar pakaian yang dibuat terlihat rapi dan bersih. Kegiatan ini dilakukan setelah proses menjahit dengan mesin
.
Pembersihan sisa-sisa benang sekaligus pemasangan perlengkapan pakaian seperti kancing kait. Celana wanita yang telah dibersihkan dilanjutkan untuk
disetrika.
Pressing,
kegiatan ini dilakuakan dengan tujuan untuk menambah kerapian dan keindahan pada celana wanita Ernawati dkk, 2008: 380.
2.7. Perhitungan harga jual