B. Analisis Komparatif Tingkat Keaktifan Belajar Siswa dengan Menggunakan
Pembelajaran Kooeratif Tipe TGT
Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmanifisik atau rohanipsikis. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan
salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar.
Aktivitas fisik disini adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan
mendengarkan, melihat hanya pasif. Sedangkan aktivitas psikisnya adalah peserta didik yang daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya berfungsi dalam rangka
pengajaran. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-
tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan
interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri serta mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif. Dalam proses
belajar mengajar ini, siswa membangun pengetahuannya sendiri. Dalam pembelajaran tingkat keberhasilan dari metode kooperatif tipe TGT ini
sebagaimana adanya dalam bentuk tabel seperti berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Adapun tingkat keberhasilan penerapan proses pembelajaran kooperatif tipe TGT
terhadap tingkat keaktifan belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan dapat disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 5 Indikator Keberhasilan Tingkat Keaktifan Belajar Siswa dalam Proses
Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II Indikator Keberhasilan
Komponen Situasi Awal
Target Siklus I
Siklus II Deskriptor
Keberanian siswa dalam mengajukan
pertanyaan. 5
25 20
35 Jumlah siswa yang
mengajukan pertanyaan.
Keberanian siswa dalam menjawab
pertanyaan 20
30 35
20 Jumlah siswa yang
menjawab pertanyaan
Kemampuan siswa dalam mengerjakan
lembar kerja tugas 10
50 75
90 Jumlah siswa yang
mengerjakan lembar kerja tugas
Kemampuan siswa dalam
diskusiinteraksi dalam kelompok
kooperatif 20
50 75
85 Jumlah siswa yang
aktif berbagi informasi, berbagi
tafsiran, negosiasi makna dalam
pemecahan masalah dalam kelompok.
Kemampuan siswa dalam menanggapi
pendapat gurutemannya
10 25
35 25
Jumlah siswa yang dapat menanggapi
pendapat gurutemannya
Sumber: Data hasil penelitian diolah
Tabel 5 menunjukkan indikator keberhasilan penerapan proses pembelajaran kooperatif terhadap tingkat keaktifan belajar siswa berdasarkan pelaksanaan
tindakan. Berdasarkan tabel 5, dapat kita lihat bahwa keberanian siswa dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengajukan pertanyaan pada pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I sebesar 20
, siklus II sebesar 35,
keberaniaan siswa dalam menjawab pertanyaan
pada siklus I sebesar 35 dan pada siklus II sebesar 20. Dalam kelompok kooperatif, tingkat keaktifan siswa dalam hal
kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja tugas pada siklus I sebesar 75 dan siklus II sebesar 90, kemampuan
siswa dalam diskusiinteraksi dalam kelompok kooperatif
pada siklus I sebesar 75 dan siklus II sebesar 85,
kemampuan siswa dalam menanggapi pendapat gurtemannya
pada siklus I sebesar 35 dan pada siklus II sebesar 25. Dengan demikian
penerapan proses pembelajaran kooperatif terhadap tingkat keaktifan belajar siswa pada masing-masing siklus dikatakan berhasil karena
memenuhi kriteriatarget belajar tuntas. Pada komponen keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat dari siklus I sampai siklus II
mengalami penurunan, hal ini dikarenakan kurangnya kesiapan siswa dan keraguan siswa dalam menjawab pertanyaan serta siswa merasa kurang yakin
dengan pendapat yang akan diungkapkan. Lain halnya pada komponen keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan, mengerjakan lembar kerjatugas,
diskusi dalam kelompok kooperatif, indikator keberhasilannya mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal tersebut dikarenakan dalam kegiatan
kelompok, siswa lebih terpacu untuk mengikuti proses pembelajaran. Meskipun dalam komponen siswa mengajukan pertanyaan mengalami peningkatan, tetapi
hal tersebut kurang maksimal karena belum mencapai target yang seharusnya 25. Hal itu juga terjadi pada komponen siswa mengajukan pertanyaan, namun
itu terjadi pada siklus I. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan proses pembelajaran kooperatif tipe TGT mampu meningkatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN