29
Berdasarkan tabel 2.3 mengenai indeks diskriminasi dapat diketahui ada empat kategori indeks deskriminasi. Pada indeks diskriminasi 0,40
atau lebih memiliki kategori sangat baik, untuk indeks diskriminasi 0,30- 0,39 memiliki kategori cukup baik tetapi butir soal dapat deperbaiki,
selanjutnya untuk indeks deskriminasi 0,20-0,29 memiliki kategori sedang, tetapi soal dapat diperbaiki, daan yang terakhir untuk indeks diskriminasi
di bawah0,19 memiliki kategori jelek, butir soal dapat diganti atau dilakukan perbaikan.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa daya pembeda adalah kemampuan butir soal untuk
membedakan siswa yang memiliki prestasi baik atau kelompok atas dengan siswa yang memiliki prestasi rendah atau kelompok bawah, daya
pembeda dapat bernilai positif dan negatife. daya pembeda dikatakan positif bila banyak siswa dari kelompok atas dapat menjawab benar pada
suatu butir soal daripada dari kelompok bawah. Sedangkan daya pembeda dikatakan negatif bila banyak siswa dari kelompok atas tidak bisa
menjawab suatu butir soal dengan benar, sedangkan siswa pada kelompok bawah dapat menjawab suatu butir soal dengan benar.
12. Efektivitas Pengecoh
Sudijono 2006: 409menyatakan bahwa pengecoh adalah jawaban- jawaban yang salah, kecuali kunci jawaban soal tersebut. Pengecoh
digunakan untuk mengecoh peserta didik dalam memilih jawaban soal. Menurut Miller Endaryanto dan Harumurti 2014: 270 sebuah pilihan
jawaban pada soal pilihan ganda dikatakan sebagai pengecoh yang baik
30
apabila lebih banyak siswa pada kelompok bawah memilih pilihan jawaban tersebut daripada siswa kelompok atas. Jadi, pilihan jawaban
tersebut mampu membedakan antara siswa pada kelompok atas dan siswa pada kelompok bawah. Hal ini berbeda pada pilihan jawaban yang benar
dimana lebih banyak siswa pada kelompok atas yang memilih jawaban tersebut dibandingkan siswa pada kelompok bawah. Menurut Arifin
2009: 279 efektiitas pengecoh yang baik adalah bila peserta didik yang memiliih pengecoh itu sama atau mendekati dengan jumlah ideal.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Uno dan Koni 2012: 180 yang berpendapat bahwa kriteria efektivitas pengecoh yang baik adalah apabila
pengecoh tersebut dipilih oleh sedikitnya 5 dari peserta tes. Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti mengambil kesimpulan
bahwa efektivitas pengecoh adalah suatu alat yang digunakan untuk mempengaruhi peserta didik dalam mengerjakan soal, efektivitas
pengecoh dikatakan baik apabila jumlah oeserta didik yang memilih pengecoh itu mendekati jumlah yang ideal.
13. Iteman
Iteman merupakan sebuah program untuk menganalisis tes. Dalam penelitian ini Iteman digunakan untuk menganalisis Butir Soal Ujian
Akhir Sekolah UAS Genap pada mata pelajaran Matematika kelas III di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta yang didalamnya termasuk
analisis Reliabilitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran, dan Efektivitas Pengecoh. Untuk lebih memperjelas mengenai program Iteman, peneliti
akan menampilkan petunjuk analisis menggunakan program Iteman
31
menurut Kusaeri dan Suprananto 2012: 178. Untuk langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Membuka File Data
File data ditulis di notepad 020 0 N 10
ABCABCCABACACACCABBA 44444444444444444444
YYYYYYYYYYYYYYYYYYYY 01 ABCABBCABBCAAACBACAB
02 ABCAACCCBABCCBACACAA 03 ABCABCCAACCAAAAACBBA
04 ABCAABCCBACACABCABBA 05 ABCAACCABBCBCACCBBBA
06 ABCABABBBACBCACCABAB 07 ABCACACBBCCABACBABBA
08 ABBACACABACAAACBABBA dan seterusnya
b. Menjalankan program ITEMAN
1 Double klik pada program ITEMAN
2 Tulislah file data: SKRIP.TXT, kemudian tekan enter
3 Ketik nama file hasil analisis: SKRIP-OUT.TXT, kemudian
tekan enter 4
Jika ingin memunculkan skor maka ketik Y kemudian tekan enter
32
5 Ketik file untuk total skor siswa: SKRIP-SCR.TXT, kemudian
tekan enter 6
Analisis selesai
c. Interpretasi Hasil Analisis
Untuk tes pilihan ganda, statistik berikut adalah output dari setiap butir soal yang dianalisis.
1 Seq No
: nomor urut butir soal 2
Scole Item : nomor urut butir soal dalam skala
3 Prop Correct
: proporsi siswa yang menjawab benar butir soal
indeks tingkat kesulitan 4
Biser : indeks daya pembeda soal dengan
menggunakan koefisien korelasi biserial 5
Point Biserial : indeks daya pembeda soal dan pilihan
jawaban dengan
menggunakan koefisien
point biserial
6 Prop Endorsing : proporsi alternative jawaban yang dijawab
oleh peserta tes Berikut akan dijelaskan mengenai skala statistic tes dari output
ITEMAN. 1
N of Item : jumlah butir soal dalam tes yang dianalisis
2 N of Examines
: jumlah peserta tes
33
3 Mean
: skor atau rerata peserta tes 4
Variance : variasi dari distribusi peserta tes yang
memberikan gambaran tentang sebaran skor peserta tes
5 Std. Dev
: devisi standar dari distribusi skor tes akar dari
varians 6
Skew : kemiringan distribusi skor peserta tes yang
memberikan gambaran tentang bentuk distribusi skor peserta tes
7 Kurtoris
: puncak
distribusi skor
yang menggambarkan
kelandaian distribusi skor disbanding dengan distribusi normal
8 Minimum
: skor terendah peserta tes 9
Maximum : skor tertinggi peserta tes
10 Median
: skor tengah dimana 50 berada pada atau lebih rendah dari skor tersebut
11 Alpha
: koefisien reabilitas alpha untuk tes atau skala
tersebut yang
merupakan indeks
homogenitas tes atau skala
34
12 Sem
: kesalahan pengukuran standar untuk setiap tes
atau skala 13
Mean P : rerata tingkat kesukaran semua butir soal
dalam tes secara klasikal dihitung dengan cara
mencari rata-rata proporsi peserta tes yang menjawab benar untuk semua butir soal
dalam tes
14 Mean item tot
: nilai rata-rata indek daya beda dari semua soal
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
1. Amalia dan Widayati 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas butir soal Tes Kendali Mutu Kelas XII SMA mata pelajaran
Ekonomi Akuntansi di Kota Yogyakarta Tahun 2012 baik soal seri A, B, C, D, maupun E. Soal-soal tersebut dianalisis berdasarkan tingkat
validitas, reliabilitas,tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas penggunaan pengecohdistractor.Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif karena semua data atau informasi yang diperoleh diwujudkan dalam bentuk angkaangka dan