36
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Menurut Warghani dan Widharti 2010:9, PTK adalah jenis penelitian yang
direncanakan namun dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan tujuan meningkatkan kinerja guru sehingga ada peningkatan hasil belajar siswa. Arikunto
2010: 8 menyatakan bahwa tindakan dalam jenis penelitian PTK minimal dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus PTK yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada Model Kurt Lewin. Model ini terdiri dari 4 komponen untuk setiap siklusnya, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi Kusumah dan
Dwigatama, 2010: 20. Siklus tersebut digambarkan sebagai berikut :
Bagan 2. Siklus PTK Model Kurt Lewin Perencanaan
Pengamatan Refleksi
Tindakan
Siklus I
Perencanaan Tindakan
Pengamatan Refleksi
Siklus II
37 Siklus dalam penelitian ini dilakukan selama dua kali. Siklus pertama dan
kedua dilakukan untuk mencapai indikator keberhasilan tujuan penelitian ini. Kedua siklus memiliki langkah yang sama dimulai dari perencanaan akan
tindakan yang akan dilakukan, tindakan, pengamatan serta refleksi.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Kanisius Kintelan 1 Yogyakarta. SD ini berada di Jalan Ireda no 18, Yogyakarta. Lokasinya berada tepat di belakang tempat
wisata Purawisata dan berada di sebelah timur SMA Santa Maria. Sekolah ini memiliki lahan untuk 6 ruang kelas tepat untuk setiap tingkat kelas, ruang guru
sekaligus kepala sekolah dan gudang penyimpanan alat peraga, sebuah ruangan laboratorium komputer perpustakaan, di sudut barat terdapat replika Gua Maria
serta lahan parkir kendaraan untuk guru dan murid serta lapangan olahraga sekaligus menjadi lapangan untuk melakukan upacara dan kantin sekaligus
warung keperluan alat tulis.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dipilih adalah siswa kelas III SD Kanisius Kintelan 1 pada semester genap tahun ajaran 20132014 yang berjumlah total 29 siswa.
Jumlah siswa laki- laki ada 11 siswa dan siswa perempuan berjumlah 18 siswa. Secara fisik, terdapat tiga siswa yang memiliki hambatan fisik yaitu seorang siswa
laki-laki dengan tuli pada salah satu telinga dan dua orang siswa mempunyai mata juling. Ragam suku juga terdapat di kelas ini dengan dominasi dari suku Jawa,
38 tiga siswa suku Tionghoa dan dua orang berasal dari Sumatera. Sebagian besar
siswa merupakan suku Jawa maka bahasa sehari- hari yang digunakan adalah bahasa Jawa ngoko dan bahasa Indonesia. Sebagian besar pekerjaan orangtua
siswa adalah karyawan kantor dan pengusaha mandiri, sisanya adalah ibu rumah tangga. Kebanyakan siswa tinggal di daerah sekitar sekolah ini bisa dilihat dari
banyaknya siswa yang berjalan kaki atau menggunakan sepeda ketika berangkat dan pulang sekolah.
3.2.3 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah kerjasama dan prestasi belajar IPS. Prestasi belajar siswa akan difokuskan pada :
Standar Kompetensi : Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang . Kompetensi Dasar : 2.4 Mengenal sejarah uang
2.5 Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan. Kerjasama dilihat dari kesimpulan pendapat dari Johnson dan Johnson dalam
Apriono,2011:162, Roger dan David dalam Lie, 2010:31-36 dan penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayati 2010: 28- 29, unsur-unsur kerjasama sebagai berikut yang
diukur dilihat dari indicator-indikator berikut: saling ketergantungan yang positif, setiap individu memiliki tanggungjawab dalam kelompok, interaksi tatap muka yang baik dan
memiliki kemampuan berkomunikasi antaranggota.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan 22 April hingga 1 Mei 2014. Tindakan dilaksanakan jam pelajaran berlangsung selama 2 x jam pelajaran dan 3 x jam pelajaran. 1 jam pelajaran
dilaksanakan selama 40 menit.
39
3.3 Rencana Tindakan
Tindakan akan dilakukan selama dua siklus. Setiap satu siklus dilakukan selama dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama direncanakan menggunakan
waktu selama 3 x 40 menit. Pertemuan kedua setiap siklusnya menggunakan waktu selama 2 x 40 menit.
3.3.1 Persiapan
1. Peneliti meminta izin observasi kepada pihak sekolah dan guru yang
bersangkutan untuk melakukan observasi awal untuk mencari permasalahan. 2.
Peneliti melakukan diskusi dan pengamatan mengenai permasalahan yang terjadi di kelas dengan guru yang bersangkutan kemudian menentukan tindakan
yang dipilih. 3.
Peneliti dan guru menentukan permasalah kerjasama melalui observasi dan wawancara.
4. Peneliti dan guru menentukan materi IPS yang akan digunakan untuk menilai
tingkat prestasi. 5.
Peneliti mengajukan proposal terkait tindakan yang akan dilakukan di SD. 6.
Peneliti melakukan uji coba untuk instrumen yang dibutuhkan melalui expert judgement dan diujikan secara empirik kepada siswa di SD lain yang memiliki
karakter yang sama. 7.
Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran dan kebutuhan lain yang diperlukan saat tindakan dalam siklus I dan siklus II.
40 8.
Peneliti melakukan pengamatan atas tindakan yang dikerjakan oleh guru yang bersangkutan.
3.3.2 Pelaksanaan
1. Perencanaan
Tahap perencanaan dimulai dengan peneliti menyiapkan tindakan yang akan digunakan dalam memberikan solusi permasalahan. Perencanaan akan lebih
teratur dengan adanya pembuatan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. RPP dibuat dan disesuaikan dengan siklus yang digunakan oleh peneliti Kusumah dan
Dwitagama,2010:39. RPP yang digunakan pada penelitian adalah RPP Tematik untuk kelas III di SD Kanisius Kintelan 1. RPP Tematik mengikuti contoh yang
diberikan dari pihak sekolah dengan tema yang berkaitan yaitu permainan dengan modifikasi yang diperlukan selama tindakan dilakukan. Peneliti membuat RPP
tematik dengan langkah- langkah STAD untuk dua siklus sekaligus menyiapkan alat belajar dan media untuk mempermudah penyampaian materi dari guru untuk
siswa. Siklus pertama dibagi menjadi dua pertemuan. Sesuai dengan peraturan
dari sekolah ini, satu jam pelajaran adalah 40 menit untuk kelas III. Pertemuan pertama direncanakan dilakukan selama 3 x 40 menit sedangkan pertemuan kedua
dilakukan selama 2 x 40 menit. Hal ini juga diberlakukan untuk siklus kedua. Peneliti menyiapkan instrumen untuk pengambilan data berupa lembar
wawancara dan alat perekam suara, lembar observasi yang diisi oleh guru dan
41 peneliti serta skala kerjasama yang dikerjakan setiap siswa. Perangkat pendukung
untuk dokumentasi yang lain adalah kamera. 2.
Tindakan Guru melakukan tindakan untuk mencapai tujuan pembelajaran di dalam
kelas sesuai dengan RPP yang sudah dirancang oleh peneliti Kusumah dan Dwitagama,2010:39.Tindakan dilakukan oleh guru pengampu mata pelajaran IPS
di kelas III SD Kanisius Kintelan 1. Tindakan dirancang dan dikolaborasikan antara proposal yang diajukan dengan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki
oleh guru. 3.
Pengamatan Langkah pengamatan yang perlu diperhatikan adalah 1 observer yang
melakukan pengamatan, 2 waktu untuk melakukan pengamatan dan 3 cara melakukan penilaian Whardani dan Wihardit,Kuswaya,2010:173. Pengamatan
atau observasi menurut Kusumah dan Dwitagama 2010:40 dilakukan ketika guru melakukan tindakan. Peneliti dan guru melakukan pengamatan dengan
bantuan lembar observasi. 4.
Refleksi Refleksi adalah kegiatan untuk merenungkan kembali atau upaya evaluasi
yang dilakukan oleh peneliti, pelaksana dan siswa dalam PTK yang dilaksanakan Kusumah dan Dwitagama,2010:40. Refleksi dilakukan untuk melihat sejauh
mana indikator sudah tercapai dalam setiap tindakan yang dilakukan. Hasil refleksi kemudian digunakan untuk perencanaan ulang dengan menyesuaikan
rencana yang sudah terbentuk untuk tindakan pada siklus selanjutnya.
42
3.3.3 Rencana Setiap Siklus
Setiap siklus dibagi menjadi dua pertemuan. Dua pertemuan yang disusun sebenarnya merupakan rangkaian STAD utuh dengan modifikasi pemisahan
bagian STAD untuk pertemuan satu dan kedua. Pemisahan dilakukan untuk mempertimbangkan tematik di dalam tindakan pembelajaran.
3.3.3.1 Siklus I
Pada siklus pertama, prestasi yang ingin dicapai adalah pengenalan mata uang dan ciri- cirinya. Materi ini diambil dari
Standar Kompetensi :2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang Kompetensi Dasar :2.4 Mengenal sejarah uang.
3.3.3.1.1 Pertemuan 1 Siklus I
1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. langkah STAD 1: penjelasan
materi. 2.
Siswa bersama-sama mengulang materi untuk pemantapan pamahaman. 3.
Siswa masuk ke dalam kelompok dan mengerjakan LKS kelompok. langkah STAD 2: kerja kelompok.
4. Siswa mengerjakan kuis individu pertama. langkah STAD 3: kuis individu.
5. Siswa melakukan koreksi bersama dan pengumuman skor tertinggi. langkah
STAD 4: perhitungan skor individu. 6.
Siswa melakukan refleksi secara lisan.
43 7.
Pemberian penghargaan kepada kelompok sesuai dengan kriteria. langkah STAD 5: rekognisi tim.
3.3.3.1.2 Pertemuan 2 Siklus I
1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. langkah STAD 1: penjelasan
materi. 2.
Siswa bersama-sama mengulang materi untuk pemantapan pamahaman. 3.
Siswa masuk ke dalam kelompok untuk melakukan pemantapan materi sambil bermain kuis secara lisan. langkah STAD 2: kerja kelompok.
4. Siswa mengerjakan kuis individu kedua. langkah STAD 3: kuis individu.
5. Siswa melakukan koreksi bersama dan pengumuman skor tertinggi.
langkah STAD 4: perhitungan skor individu. 6.
Siswa mengerjakan tes prestasi siklus I, refleksi dan skala kerjasama. 7.
Pengumuman untuk persiapan pada materi selanjutnya. langkah STAD 5: rekognisi tim.
3.3.3.2 Siklus II
Siklus II disusun sejak awal karena indikator keberhasilan dari prestasi IPS berbeda. Fokus ketercapaian keberhasilan pada siklus II menekanan pada pelaksanaan
hidup hemat dengan pengelolaan keuangan yang baik. Salah satu caranya adalah menabung. Siklus II lebih menekankan pada Kompetensi Dasar : 2.5 Mengenal
penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.
44
3.3.3.2.1 Pertemuan 1 Siklus II
1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. langkah STAD 1: penjelasan
materi. 2.
Siswa bersama-sama mengulang materi untuk pemantapan pamahaman. 3.
Siswa masuk ke dalam kelompok dan mengerjakan LKS kelompok. langkah STAD 2: kerja kelompok.
4. Siswa mengerjakan kuis individu pertama. langkah STAD 3: kuis
individu. 5.
Siswa melakukan koreksi bersama dan pengumuman skor tertinggi. langkah STAD 4: perhitungan skor individu.
6. Siswa melakukan refleksi secara lisan.
7. Siswa melakukan permainan secara berkelompok.
8. Pemberian penghargaan kepada kelompok sesuai dengan kriteria. langkah
STAD 5: rekognisi tim.
3.3.3.2.2 Pertemuan 2 Siklus II
1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. langkah STAD 1: penjelasan
materi. 2.
Siswa bersama- sama mengulang materi untuk pemantapan pamahaman. 3.
Siswa masuk ke dalam kelompok untuk melakukan pemantapan materi sambil bermain kuis secara lisan langkah STAD 2: kerja kelompok.
4. Siswa mengerjakan kuis individu kedua langkah STAD 3: kuis individu.
45 5.
Siswa melakukan koreksi bersama dan pengumuman skor tertinggi. langkah STAD 4: perhitungan skor individu
6. Siswa mengerjakan tes prestasi siklus II dan skala kerjasama
7. Siswa melakukan permainan bersama- sama.
8. Siswa mengerjakan refleksi.
9. Pengumuman untuk kelompok terbaik langkah STAD 5: rekognisi tim.
3.4 Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan dua jenis instrumen penelitian untuk pengambilan data. Kerjasama diukur dengan menggunakan instrument non tes. Instrumen non
tes lazimnya digunakan untuk mengumpulkan data dari ranah afektif, salah satunya kerjasama Supratiknya, 2012: 39. Instrumen non tes yang digunakan
pada penelitian ini adalah skala, observasi dan wawancara. Berikut adalah penjabarannya :
3.4.1Instrumen Penelitian Variabel Kerjasama
Kerjasama diukur dengan menggunakan instrumen observasi, wawancara dan skala. Indikator kerjasama diambil dari kesimpulan pendapat dari Johnson
dan Johnson dalam Apriono,2011:162, Roger dan David dalam Lie,2010:31- 36 dan penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayati 2010:28-29, dengan unsur-
unsur kerjasama yaitu saling ketergantungan yang positif, setiap individu memiliki tanggungjawab dalam kelompok, interaksi tatap muka yang baik dan
memiliki kemampuan berkomunikasi antaranggota.
46 Tabel 4. Kisi- kisi instrumen observasi
No Indikator
Perilaku yang Nampak
1 Saling
ketergantungan positif
1. Saling mendukung keputusan yang dibuat.
2. Anggota kelompok meminta pendapat ke
semua orang untuk membuat keputusan. 2
Setiap anggota kelompok memiliki
pertanggungjawaban 1.
Setiap anggota kelompok berpartisipasi di dalam tugas.
2. Setiap anggota kelompok mengupayakan agar
anggota lain mendapat informasi yang relevan dan bermanfaat.
3. Memperkaya anggota kelompok demi
kesuksesan akademik anggota lain dalam kelompok.
3 Interaksi tatap muka
yang baik 1.
Saling mengenal anggota kelompok. 2.
Saling menerima perbedaan : latar belang anggota dan pendapat dalam kelompok
3. Saling menghargai perbedaan : latar
belakang, pendapat dalam kelompok. 4
Keterampilan berkomunikasi antar
anggota 1.
Membuat suasana nyaman dan akrab. 2.
Penggunaan bahasa dan perilaku yang sopan dan menyenangkan.
3. Membangun semangat kerja.
4. Memberikan pujian bagi yang berhasil.
Tabel 5. Kisi- kisi instrumen skala
No Indikator
Jumlah Soal Item Positif Item Negatif
1 Saling ketergantungan positif
22 1, 15
2 Setiap anggota kelompok memiliki
pertanggungjawaban 19
3, 8, 12 3
Interaksi tatap muka yang baik 13, 14, 17
5, 6, 10, 21 4
Keterampilan berkomunikasi antar anggota
16, 18 2, 4, 7, 9, 11,
20 , 23
Jumlah Aitem 7
16
Total 23
Instrumen wawancara digunakan untuk melihat seberapa jauh STAD berperan dalam peningkatan kerjasama dan prestasi IPS. Wawancara juga
digunakan untuk membantu refleksi di setiap siklusnya untuk mencari kelebihan
47 dan kekurangan dalam pelaksanaan STAD di setiap tindakan. Instrumen
wawancara juga digunakan untuk membantu menemukan perilaku baru dan mendetail dalam tiap tindakan yang tidak dapat diukur dengan instrumen
observasi maupun skala. Berikut adalah kisi- kisi wawancara yang digunakan : Tabel 6. Kisi- kisi instrumen wawancara
No Indikator Pertanyaan
1 Peningkatan kerjasama dengan STAD
2 Peningkatan prestasi IPS dengan STAD
3 Kekurangan pelaksanaan tindakan dengan STAD
4 Kelebihan pelaksanaan tindakan dengan STAD
5 Penerapan STAD bagi siswa dan guru
3.4.2 Instrumen Variabel Prestasi Belajar IPS
Tipe aitem tes prestasi yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar IPS adalah pilihan ganda. Tes prestasi dirancang sesuai dengan Standar Kompetensi:
Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang. Tes prestasi siklus pertama dibuat dengan menggunakan indikator-indikator dari Kompetensi Dasar:2.4 Mengenal sejarah
uang. Indikator-indikator tes prestasi siklus kedua mengacu pada kompetensi dasar 2.5 Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.Kisi- kisi tes prestasi untuk kuis
individu untuk siklus I dan siklus II yaitu :
Tabel 7. Kisi – Kisi Tes Prestasi Siklus I
No Kisi- kisi Soal
No. Soal
1 Menyebutkan pengertian kegiatan barter
11, 14 2
Mendeskripsikan sejarah uang 1, 6, 7, 13
3 Menyebutkan mata uang negara
2, 5, 10, 15 4
Mendeskripsikan perbedaan uang kartal dan giral 4
5 Membedakan ciri- ciri uang kertas dan logam
3,8,9,12
Jumlah Soal 15
48 Tabel 8. Kisi- Kisi Tes Prestasi Individu Siklus II
No Kisi- kisi Soal
No. Soal
1 Mendeskripsikan ciri- ciri uang kartal dan giral
1, 10 2
Menyebutkan tindakan yang benar dalam pengelolaan uang
2,3,6,9 3
Menyebutkan jenis bank dan contohnya 5,7,8
4 Menyebutkan manfaat menabung
4,11,12
Jumlah Soal 12
3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
3.5.1 Validitas Instrumen Penelitian
Validitas adalah suatu pengukuran terhadap ketetapan instrumen, apakah instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur atau tidak Arifin, 2011:
245. Beberapa macam validitas yang digunakan dalam pengujian instrumen penelitian ini, yaitu :
1. Validitas isi Azwar, 2011: 75 menunjukkan sejauhmana aitem pada
instrumen tersebut mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur atau indikator yang ingin dicapai dalam penelitian.
2. Validitas konstruk merupakan langkah yang juga harus dilakukan sebelum
melakukan uji validitas empirik. Validasi ini dilakukan untuk mengukur pertanyaan ataupun pernyataan apakah benar- benar dapat digunakan untuk
mengukur atau tidak. Uji validasi isi dan konstruk dilakukan oleh ahli dengan penalaran rasional yang sesuai dengan bidang keahliannya Supratiknya,
2013: 33. 3.
Validitas empiris atau yang disebut juga validitas kriteria merupakan validitas yang dilakukan dengan teknik statistik, analisis korelasi. Kevalidan dari suatu
49 instrumen ini akan diperlihatkan oleh adanya hubungan skor pada tes dengan
skor suatu kriteria Azwar,2011:76; Trianto,2011. Dalam uji validitas empiris, instrumen yang diujikan disebut sebagai prediktor sedangkan
perfomansi yang akan ditunjukkan adalah kriteria. Instrumen non-tes kerjasama, wawancara dan observasi diuji dengan
validitas isi dan konstruk dengan dosen dan salah seorang guru di SD Kanisius Kintelan 1. Perangkat pembelajaran RPP, LKS dan materi pembelajaran yang
digunakan oleh guru juga divalidasi oleh salah satu dosen mata kuliah MicroTeaching dan guru kelas III SD Kanisius Kintelan I. Instrumen nontes skala
kerjasama dan tes prestasi IPS yang digunakan pada penelitian ini diuji validitas isi dan konstruk hingga empiris.
Uji validitas isi dan konstruk dilakukan dengan expert judgement dosen. Tes prestasi siklus I dan Siklus IIdiuji validitasnya kepada siswa kelas 4 semester
1 tahun ajaran 20132014 di SD Kanisius Kumendaman denganjumlah 11 siswa dan SD Kanisius Kintelan yang berjumlah 24 siswa, total responden uji coba
empirik validitas dan reliabilitas mencapai 35 siswa. Instrumen skala kerjasama diujikan kepada siswa-siswi SD Kanisius Pugeran kelas III berjumlah 24 siswa
dan 13 siswa dari SD Kanisius Kumendaman, total responden untuk uj empiris skala kerjasama adalah 37 siswa.
Interpretasi validitas dilakukan dengan melihat semakin tinggi koefisien yaitu
xy
r = 1,00 maka akan semakin sulit memperoleh nilai reliabilitas yang tinggi. Azwar 2011:179 mengatakan bahwa koefisien validitas dianggap
50 memuaskan apabila
xy
r = 0,30. Perhitungan validitas secara empirik dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0.
Tabel 9. Hasil Validasi Empirik Tes Prestasi Siklus I
No Item Keputusan
1
Valid
2
Valid
3 Tidak Valid
4
Valid
5
Valid
6
Valid
7
Valid
8
Valid
9 Tidak Valid
10
Valid
11
Valid
12
Valid
13
Valid
14 Tidak Valid
15 Tidak Valid
16
Valid
17
Valid
18
Valid
19 Tidak Valid
20 Tidak Valid
Hasil perhitungan validasi empirik menunjukan soal tes prestasi yang valid ada 14 soal dengan nomor aitem yaitu1,2,4,5,6,7,8,10,11,12,13,16,17 dan 18. Soal
yang tidak valid yang berjumlah 6 soal digugurkan dan tidak dimasukkan ke dalam instrumen tes prestasi siklus II.
51 Tabel 10. Hasil Validasi Empirik Tes Prestasi Siklus II
No Item Keputusan
1 Tidak Valid
2
Valid
3
Valid
4 Valid
5
Valid
6 Tidak Valid
7 Tidak Valid
8 Tidak Valid
9 Tidak Valid
10 Valid
11
Valid
12
Valid
13 Tidak Valid
14 Tidak Valid
15
Valid
16
Valid
17
Valid
18 Valid
19
Valid
20
Valid
Hasil perhitungan validasi empirik pada tabel tersebut menunjukkan soal- soal yang valid ada 13 soal dari 20 aitem total yang diujikan, nomor aitem
tersebut adalah 2,3,4,5,10,11,12,15,16,17,18,19 dan 20. Soal yang tidak valid berjumlah tujuh soal digugurkan pada penyajian instrumen tes prestasi siklus II.
Tabel 11. Hasil Validasi Empirik Skala Kerjasama
No Item Keputusan
1 Tidak Valid
2 Tidak Valid
3 Tidak Valid
4 Tidak Valid
5
Valid
6 Tidak Valid
52 7
Tidak Valid 8
Valid
9 Tidak Valid
10 Tidak Valid
11 Tidak Valid
12
Valid
13
Valid
14
Valid
15 Tidak Valid
16
Valid
17
Valid
18
Valid
19
Valid
20
Valid
21
Valid
22
Valid
23
Valid
24
Valid
25
Valid
26
Valid
27
Valid
28
Valid
29
Valid
30
Valid
31
Valid
32
Valid
33
Valid
Hasil perhitungan validitas empirik skala kerjasama pada tabel di atas menunjukan butiran soal yang valid berjumlah 23 butir soal dengan aitem nomor
5,8,12,113,14,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32 dan 33. Aitem soal yang tidak valid berjumlah sepuluh butir digugurkan dan tidak digunakan di
dalam skala kerjasama.
53
3.5.2 Reliabilitas Instrumen Penelitian
Reliabilitas merupakan nama lain dari konsistensi, keajegan dan keterpercayaan atau pernyataan yang mengatakan sejauh mana suatu pengukuran
dapat dipercaya Azwar, 2012: 180. Interpretasi reliabilitas suatu instrumen dilakukan dengan melihat
koefisien reliabilitas mendekati 0,900 sudah bisa dianggap bahwa aitem tersebut adalah reliabel Azwar,2011:189. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat
Masidjo 195:209 kriteria reliabilitas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 12. Kriteria Reliabilitas
Interval Koefisien Reliabilitas Kualifikasi
0,91-1,00 Sangat Tinggi
0,71- 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
Negatif-0,20 Sangat Rendah
Berikut adalah tabel hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 16.0:
Tabel 13. Hasil Uji Reliabilitas Tes Prestasi Siklus I
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on
Standardized Items N of Items
0.720183 0.86812
14
Dari tabel berikut, bisa dikatakan bahwa reliabilitas dari tes prestasi siklus I adalah tinggi yang bernilai 0,72.
54 Tabel 14. Hasil Uji Reliabilitas Tes Prestasi Siklus II
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on
Standardized Items N of Items
0.703754 0.786031
13 Dilihat dari tabel tersebut, reliabilitas tes prestasi siklus II digolongkan
cukup dengan nilai sebesar 0.70. Tabel 15. Hasil Uji Reliabilitas Skala Kerjasama
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.722 .929
24 Dilihat dari tabel tersebut, reliabilitas skala kerjasama termasuk kategori
tinggi dengan nilai sebesar 0,72.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan variabel yang diteliti.
3.6.1 Pengumpulan Data Variabel Kerjasama
Data dari variabel kerjasama akan diambil dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan perpaduan dari berbagai sumber : wawancara,
observasi atau instrumen lain Mills, 2011. Observasi dilakukan selama tindakan dilakukan terutama ketika siswa bergabung di dalam kelompok. Observasi
dilakukan oleh guru dan peneliti dengan lembar observasi terstruktur. Skala dikerjakan setiap siswa diakhir setiap siklus. Wawancara dilakukan pada setiap
akhir siklus. Peneliti melakukan wawancara terhadap guru yang telah bersedia menjadi narasumber untuk sesuai dengan pedoman yang dibuat.
55 1.
Observasi Observasi dilakukan untuk mendeskripsikan apa yang terlihat dari perilaku
siswa Ellis,1997:175. Observasi adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, logis dan objektif serta
rasional terhadap berbagai fenomena yang terjadi dalam kondisi alami atau yang sudah didesain sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu seperti mengukur
keterampilan,proses atau
tindakan yang
dilakukan oleh
responden Arifin,2011:230.
Observasi berstruktur yaitu kegiatan yang akan dilakukan oleh observer sudah dibuat kisi-kisi atau rambu-rambunya untuk mengatur alur peneliti dengan
tegas Arifin,2011:231. Secara teknis pelaksanaanakan dilakukan secara langsung oleh peneliti Arifin,2011: 231 dengan menggunakan media perekam
gambar dan suara. Lembar observasi diisi dengan memberikan tanda cek √ pada
setiap kolom siswa yang menunjukkan perilaku kerjasama. Observasi dilakukan satu kali setiap siklus.
2.Wawancara Menurut Arifin 2011: 233 wawancara merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya- jawab responden untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara dilakukan secara langsung dari peneliti
terhadap narasumber yaitu guru. Kegiatan ini dilaksanakan setelah tindakan pada setiap siklus selesai dilakukan.
56 Bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur.
Wawancara yang terstruktur dilakukan dengan mengikuti pedoman wawancara yang sudah dibuat Supratiknya, 2012: 53. Data wawancara diperoleh dari guru
kelas III yang mengampu mata pelajaran IPS sekaligus pelaksana tindakan siklus PTK.
3. Skala
Skala Azwar,2012:7 adalah perangkat pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut tertentu yang hendak diukur melalui respon
terhadap pertanyaan tersebut. Atribut yang diukur diungkap secara tidak langsung dengan pengamatan berbagai macam hal yang dirumuskan dari indikator perilaku
Azwar,2012:2. Kerjasama merupakan kategori atribut bukan kemampuan. Diungkapkan oleh Azwar 2012:5-7 atribut bukan kemampuan atau performansi
tipikal merupakan atribut yang mengukur kepribadian atau kemampuan afektif yang cenderung dimunculkan secara sadar atau tidak sadar dalam bentuk respon
situasi yang sedang dihadapi. Respon terhadap skala ini dengan menggunakan coding Azwar, 2012: 9.
Pernyataan Supratiknya 2012: 45 mendukung pernyataan berikut dengan menyatakan bahwa skala penilaian yang mengukur tinggi rendahnya perilaku
berkenaan dengan jumlah kemunculannya juga. Instrumen skala kerjasama yang digunakan dalam penelitian ini, respon jawaban menggunakan tiga pilihan jumlah
kemunculan, yaitu sering, jarang dan tidak pernah Supratiknya, 2012: 46. Jawaban direspon dengan memberikan tanda cek √ pada salah satu pilihan
tersebut. Skala kerjasama dengan tiga pilihan respon jawaban dipilih untuk
57 mempermudah responden siswa kelas III menjawab karena masih banyak yang
lambat menulis. Skala seperti ini juga memberi kesempatan kepada siswa untuk fokus mengisi jawaban sehingga bisa menghemat waktu. Siswa mengerjakan
skala kerjasama pada setiap akhir siklus pertama dan kedua.
3.6.2 Pengumpulan Data Variabel Prestasi Belajar IPS
Pada variabel prestasi belajar menggunakan tes prestasi sebagai instrumen untuk mengumpulkan data setelah siklus I dan II dilaksanakan. Pengumpulan data
awal nilai prestasi belajar IPS menggunakan nilai Ulangan Tengah Semester UTS Gasal tahun ajaran 20132014. UTS dikemas dalam bentuk tes prestasi
dengan aitem pilihan ganda, isian singkat dan esai. Tes prestasi masuk ke dalam kategori tes kawasan kognitif yang bisa
diklasifikasikan dengan Taksonomi Bloom Azwar,2012:63. Sesuai dengan kategori Taksonomi Bloom, yang akan diukur adalah tingkat Knowledge
pengetahuan merupakan tingkatan yang paling rendah dengan kata kunci siswa melakukan kegiatan : menyebutkan, mengenali dan mendeskripsikan Azwar,
2012:64. Tipe aitem tes prestasi yang digunakan adalah pilihan ganda. Tes pilihan ganda memberikan kelonggaran terhadap kemungkinan jawaban yang
menunjukkan jawaban benar dan salah Ellis,1997:184. Tes dilaksanakan pada akhir kegiatan setiap siklus sebagai bentuk evaluasi dari setiap siklus. Setiap
nomor soal memiliki tiga pilihan jawaban yang harus dipilih dengan benar. Cara memilih jawaban dengan memberikan tanda silang X pada pilihan a,b atau c.
58 Prestasi belajar IPS juga diukur dengan kuis individu yang dikerjakan di
setiap pertemuan. Kuis individu menggunakan bentuk pilihan isian singkat dan mencongak. Guru membacakan pernyataan soal dan siswa menjawab dengan
memilih jawaban benar atau salah.
3.7 Teknik Analisis Data
Jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskripstif. Statistik deskriptif meliputi perhitungan mean, modus dan median
sedangkan penyajian data menggunakantable atau grafik Sugiyono, 2011: 200. Tabel adalah sajian data yang digunakan dalam penelitian untuk melihat
peningkatan variabel dari siklus I ke siklus II. Penelitian ini hanya menggunakan perhitungan mean untuk mengetahui peningkatan variabel kerjasama dan prestasi.
Mean adalah rata-rata hitung dengan membagi seua skor dengan jumlah siswa Masidjo, 2010: 123.
Rumus Mean =
� � ℎ � �� � � � ℎ
�
Teknik analisis data untuk melihat peningkatan dilakukan secara berbeda sesuai dengan variabel yang diteliti.
3.7.1 Analisis Data Variabel Kerjasama
a. Observasi
Perhitungan presentase lembar observasi :
Jumlah persen per indikator
59
= jumlah siswa yang menunjukkan perilaku sesuai indikator
total siswa x 100
Total persen indikator = indikator 1 + 2 + 3
… … + 15 total indikator
b. Skala
Perhitungan skor skala menggunakan kriteria skor sebagai berikut : Tabel 16. Skor Aitem Skala
Respon Jawaban
Item Pernyataan Positif
Item Pernyataan Negatif
Sering 3
1 Jarang
2 2
Tidak Pernah 1
3
Skor setiap diperoleh dari respon setiap jawaban. a.
Presentase skor skala seluruh siswa =
jumlah skor seluruh siswa jumlah seluruh siswa
100 b.
Persentase skor kerjasama =
total indikator observasi +skor skala seluruh siswa 2
Perilaku siswa yang muncul dari skala kerjasama yang dikerjakan siswa akan diukur dengan menggunakan kriteria dari Panduan Acuan Patokan II
Masidjo,2010:158. Siswa diberi predikat memiliki kerjasama yang baik apabila dari hasil skalanya mampu menunjukkan lolos dari passing score dari total skor
yang harus dicapai. Tabel 17. Pedoman Kriteria PAP II
Tingkat Penguasaan Kompetensi
Rentang dalam
angka
Nilai huruf
Kriteria
81 - 100 56-69
A Sangat Baik
66- 80 46-55
B Baik
56-65 39-45
C Cukup
60 46- 55
32-38 D
Kurang Dibawah 40
28 E
Sangat Kurang
c. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melengkapi hal- hal yang tidak bisa dilihat ketika melakukan observasi. Wawancara juga membantu peneliti untuk mencari
kekurangan dan kelebihan refleksi guru tindakan siklus I yang bisa digunakan untuk memberikan tambahan modifikasi yang sekiranya berguna di siklus II.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam olah data wawancara Supratiknya, 2012: 113- 118 adalah pengodean kalimat- kalimat transkrip, memberi dan memilah
kata kunci dan interpretasi data yang berguna dan masih berhubungan dengan topik bahasan. Menurut Supratiknya 2012: 119 inti kegiatan interpretasi adalah
memahami data yang sudah diperas ke dalam kata-kata kunci, secara lebih meluas dan lebih mendalam.
3.7.2 Analisis DataVariabel Prestasi Belajar IPS
Pada tes prestasi,data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan
statistik deskriptif
yang bertugas
menerangkan atau
menggambarkan suatu gejala tertentu, seperti : mean, median dan modus central tendency. Kegiatan dalam statistik deskriptif meliputi pengklasifikasian data,
penyajian data dalam bentuk tabel maupun grafik : grafik batang, garis ataupun gambar Zainal,2011:252; Trianto, 2010:307-308.
a. Perhitungan skor tes prestasi
61 b.
Rata- rata skor tes prestasi kelas
c. Perhitungan skor kuis
Perhitungan skor pada variabel kerjasama dengan menggunakan skala dan observasi. Perhitungan skor tes prestasi ketika sudah diperoleh kemudian
diolah dalam bentuk tabel untuk menunjukkan peningkatan setiap siklus.
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi tercapainya indikator keberhasilan dari variabel kerjasama dan prestasi IPS. KKM untuk kelas III SD
Kanisius Kintelan I pada Mata Pelajaran IPS sebesar 70. Namun pada Ulangan Tengah Semester I Tahun Ajaran 20132014 rata- rata yang diperoleh seluruh
siswa kelas III hanya sebesar 54,55. Sesuai dengan perhitungan pada lembar observasi kerjasama diperoleh 55,39 siswa yang menunjukkan 15 perilaku
kerjasama. Peningkatan prestasi IPS diharapkan mencapai nilai rata- rata kelas 70
untuk siklus I dan 80 untuk siklus II. Kerjasama diharapkan mengalami
62 peningkatan presentase siswa yang menunjukkan perilaku kerjasama yaitu 65
pada siklus I dan 75 pada siklus II.
Tabel 18. Indikator Keberhasilan Tindakan
No Variabel
Indikator Kondisi Awal
Target Final Instrumen
Siklus I Siklus II
1 Kerjasama
Persentase kerjasama
siswa 55,39
65 75
Observasi Skala
Wawancara 2
Prestasi IPS Nilai rata- rata siswa
54,55 70
80 Tes prestasi
63
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan selama dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Satu siklus dilaksanakan sebanyak dua pertemuan. Jumlah siswa di kelas III ini adalah
29 siswa namun dua siswa tidak hadir berturut-turut selama pertemuan dalam dua siklus, maka jumlah subjek menjadi 27 siswa.
4.1.1 Siklus I
Penelitian siklus I dibagi menjadi dua pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 22 April dan 23 April 2014. Penelitian pada siklus I terdiri dari empat
tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada akhir siklus I diadakan tes prestasi IPS untuk mengukur peningkatan prestasi IPS. Pengisian
skala kerjasama dan refleksi yang dikerjakan oleh setiap individu.
4.1.1.1 Perencanaan Siklus I
Pada tahap perencanaan hal- hal yang dilakukan adalah pembuatan RPP. RPP yang disusun adalah tematik yang disesuaikan dengan kebutuhan siklus
pertama dan tujuan pencapaian pembelajaran. RPP tematik yang disusun menggunakan contoh dari sekolah tempat penelitian yang bertema permainan.
Pembuatan RPP memperhatikan langkah- langkah STAD untuk dua pertemuan sekaligus. Selain RPP hal lain yang dipersiapkan adalah materi pembelajaran dan
medianya, kuis, lembar kerja untuk kelompok dan tes evaluasi berupa tes prestasi. Kerjasama diukur dengan menggunakan observasi dan skala siswa. Lembar
refleksi diberikan kepada siswa pada akhir kegiatan siklus pertama untuk diisi.