Studi Sejenis Literatur SDLC System Development Life Cycle

Berdasarkan data statistik BPS Kabupaten Bogor jumlah penduduk wilayah Kabupaten Bogor tahun 2008 adalah sebesar 949.990 jiwa yang terdiri dari 482.194 jiwa penduduk perempuan dan 466.799 jiwa penduduk laki-laki. Pola sebaran penduduk terbanyak adalah Kecamatan Leuwiliang sebanyak 121.104 jiwa, Rumpin 108.431 jiwa, Cibungbulang 106.553 jiwa dan Kecamatan Cigudeg sebanyak 105.148 jiwa Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat, 2008: 12.

2.9 Studi Sejenis Literatur

Dalam penelitian Siti Muhajaroh dalam skripsi yang berjudul Kesesuaian Agroklimat Hortikultura Jenis Manggis dengan Pendekatan Analisis Spasial tahun 2010 lebih menggunakan pendekatan iklim sebagai salah satu faktor penting yang mempengaruhi produksi tanaman. Metode yang digunakan dalam penelitiannya menggunakan Analisis Spasial dan sistem kerja ModelBuilder dengan metode Weighted Overlay Pembobotan dan Scoring pada peta digital yang dilakukan dalam software ArcView GIS 3.2. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan sistem SDLC System Development Life Cycle.

2.10 SDLC System Development Life Cycle

SDLC System Development Life Cycle adalah suatu proses rasional dan sistem analis yang digunakan untuk mengembangkan sistem informasi. Metode SDLC adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah Waterfall. Model Waterfall berisi rangkaian aktivitas proses digunakan adalah Waterfall. Model Waterfall berisi rangkaian aktivitas proses seperti spesifikasi kebutuhan dalam tahap perencanaan planning, proses menghimpun, menganalisis, mengakurasi dan menspesifikasikan kebutuhan dalam tahap analisis analysis, implementasi desain perangkat lunak dalam tahap perancangan design dan terakhir tahap penerapan implementation. Setiap tahapan didefinisikan, lalu tahapan tersebut di sign off dan pengembangan dilanjutkan pada tahapan berikutnya. Model ini menawarkan cara pembangunan sistem informasi secara lebih nyata. Model Waterfall menggambarkan proses pengembangan sistem dalam sebuah alur urutan linier. Dalam model Waterfall tiap tahap dalam pengembangan sistem dilakukan hanya jika tahap-tahap sebelumnya telah selesai. Contoh jika kita ingin memulai proses design harus dipastikan bahwa proses sebelumnya yakni proses analysis telah selesai dilakukan, jika tidak kita tidak boleh memulai tahap design atau tahap selanjutnya. Selain itu dalam model Waterfall, ketika langkah pengembangan proyek maju ke tahap berikutnya, kita tidak bisa kembali ke tahap yang sebelumnya. Model Waterfall mendefinisikan proses pengembangan sistem ke dalam lima tahapan Al fatta, 2008: 32: a. Perencanaan Planning b. Analisis Analysis c. Perancangan Design d. Evaluasi Evaluation e. Penerapan Implementation Model Waterfall umumnya digunakan dalam pembuatan proyek sederhana dan berskala kecil dimana kebutuhan-kebutuhan didefinisikan di awal. Model ini mengasumsikan bahwa kebutuhan bersifat stabil dan tidak berubah sepanjang pengerjaan proyek. Hal ini umumnya menyebabkan model Waterfall tidak dapat digunakan untuk kasus proyek skala besar dimana kebutuhan kemungkinan selalu berubah dan bertambah selama proses pengembangan. Beberapa model lain SDLC adalah Fountain, Spiral, Rapid, Prototyping, Incremental, Build and Fix, Synchronize dan Stabilize. Gambar 2.8 Siklus Metode SDLC Model Waterfall Sumber: Al fatta, 2008 : 33 Adapun tahapan-tahapan SDLC dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Planning Pada tahap ini dimulai dengan menentukan proyek sistem yang akan dikembangkan, kemudian mendifinisikan masalah dan pelaksanannya berupa

1. Perencanaan

2. Analisis

3. Perancangan

4. Evaluasi

5. Penerapan

inventarisasi data yang diperlukan dalam proyek sistem yang akan dibuat, serta dimana mendapatkan informasi tentang data tersebut bisa diperoleh. Perencanaan sistem menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung operasi. Termasuk mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup proyek tersebut Al fatta, 2008: 34.

2. Analisis

Analysis Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan- kesempatan dan hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan dan memahami kembali sistem kerja yang digunakan. Contohnya pemilihan perangkat lunak software dan perangkat keras hardware yang digunakan Al fatta, 2008: 34. Menganalisis teknologi apa yang digunakan dalam proyek ini, misalkan proyek analisis agroklimat hotikultura dalam SIG, maka memerlukan aplikasi seperti ArcView 3.2.Memerlukan pengolahan dan penyimpanan data secara informasi produk, informasi berita digunakan database seperti Microsoft Excel atau Microsoft Acces. Untuk menghasilkan peta agroklimat hotikultura menggunakan proses kerja Spatial Analyst yang ada dalam extentions ArcView GIS 3.2 dan sistem kerja ModelBuilder yang terdapat dalam software ArcView GIS 3.2.

3. Perancangan

Design Setelah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya untuk membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan sistem design. Tahap perancangan design meliputi kegiatan pemrosesan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru dengan konfigurasi dari perangkat keras hardware dan perangkat lunak software yang telah ditentukan yang akan membantu dalam proses perancangan design Al fatta, 2008: 35.

4. Evaluasi

Evaluation Evaluasi merupakan salah satu aspek penting yang diperlukan untuk menentukan keberhasilan implementasi suatu sistem informasi. Evaluasi dilakukan untuk menentukan kriteria evaluasi, parameter evaluasi dalam membangun kerangka kerja evaluasi. Contohnya evaluasi paramater iklim dan evaluasi produksi tanaman. Evaluasi perlu dilakukan untuk menghasilkan bahwa pelaksanaan pengembangan sistem sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan Al fatta, 2008: 35. Evaluasi yang dimaksud disini adalah evaluasi yang dilakukan oleh user Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor contohnya evaluasi produksi tanaman, sedangkan evaluasi yang dilakukan tim koordinasianalisis bersifat lebih teknis contohnya evaluasi parameter iklim untuk tanaman di daerah tertentu.

5. Penerapan

Implementation Tahap penerapan sistem merupakan tahap meletakkan sistem agar siap untuk dioperasikan. Tahap ini masuk kedalam proses design review dari sistem yang telah dibuat. Design review adalah proses integrasikan property view, table, chart kedalam satu window tunggal sebagai hasil akhirnya. Secara umum design review bertujuan agar sistem lebih menarik, mudah dipahami dan informatif Al fatta, 2008: 36. Design review untuk peta agroklimat pisang dapat dilakukan proses penataan peta serta merancang letak-letak property peta seperti judul, logo, legenda, orientasi, skala, sumber dan sebagainya. Design review dapat dilihat pada Gambar 2.9. Gambar 2.9 Design Review Peta Agroklimat Pisang Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah kelima. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem. Logo UIN Legenda Sumber Data Peta Kesesuaian Agroklimat untuk Tanaman Pisang Judul Peta 9

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Tanaman Pisang