Musa balbisiana colla mampu tumbuh di daerah kering karena jenis ini agak toleran terhadap kekeringan Stover, 2009: 36.
Menurut Badan Pusat Statistik, Indonesia menghasilkan sekitar 5.741.351 ton pisang di tahun 2008, produksi tertinggi diantara produksi hortikultura yang
lain. Kebanyakan dihasilkan di Propinsi Jawa Barat sekitar 1.415.694 ton atau menyumbang 25 dari produksi nasional. Penghasil terbesar kedua Propinsi Jawa
Timur sekitar 1.020.773 ton
18
Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat, 2008: 6.
Pisang berkembang dengan subur pada daerah tropis yang lembab, terutama di dataran rendah. Di daerah yang hujannya turun merata sepanjang tahun,
produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim Direktorat Budidaya Tanaman Buah, 2008: 3. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan pisang
berkisar 2.300-2.900 mm per tahun, suhu udara 25-26
o
C dan kelembaban udara 80
–84 Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2008: 21.
2.2 Definisi Cuaca, Iklim dan Agroklimat untuk Tanaman Pisang
Faktor-faktor iklim seperti cuaca dan iklim benar-benar dipertimbangkan dalam mengembangkan sumberdaya lahan. Kondisi suhu, curah hujan dan pola
musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi pembudidayaan tanaman pertanian Sitorus, 2009: 5.
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu tempat dalam waktu yang singkat 24 jam dalam wilayah yang sempit. Ilmu yang mempelajari cuaca
disebut meteorologi. Sedangkan iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu
yang panjang biasanya dalam periode 30 tahun. Ilmu yang mempelajari iklim disebut Klimatologi. Sedangkan agroklimat merupakan aplikasi dari ilmu iklim
terhadap pertanian, dengan kata lain agroklimat merupakan ilmu yang mempelajari interaksi iklim terhadap tanaman. Dalam agroklimat unsur iklim
dipelajari untuk mengetahui pengaruh dan kesesuaian iklim terhadap tanaman Anonim, 2009: 36.
Aplikasi agroklimatologi yang paling menonjol adalah menganalisis spasial iklim disuatu daerah, karena dengan analisis spasial iklimnya
dapat ditentukan
komoditi apa
yang cocok
untuk dikembangkan
Prawirowardoyo, 2008: 26. Oleh karena itu, unsur iklim harus mendapat perhatian khusus dalam
menentukan suatu kawasan sentra produksi hortikultura dan menghindari kemungkinan resiko yang akan dihadapi.
Unsur iklim sebagai berikut:
a. Curah hujan
Hujan merupakan bentuk presipitasi berbentuk cair atau padat yang jatuh ke permukaan bumi. Di Indonesia yang dimaksud dengan presipitasi umumnya
adalah hujan. Jumlah curah hujan dicatat dalam inchi atau milimeter 1 inchi=25,4 mm.
Berdasarkan proses terjadinya, hujan terbagi menjadi hujan siklonal, hujan zenithal, hujan orografis dan hujan frontal. Penjelasan definisi masing-masing
hujan tersebut adalah: a Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik
disertai dengan angin berputar.
b Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Timur Laut dengan Angin Tenggara. Kemudian
angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
c Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju
pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
d Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara
kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi
hujan lebat yang disebut hujan frontal. e Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin
Musim Angin Muson. Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik
Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan
Mei sampai Agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau Hardjowigeno, 2009: 23.
Curah hujan mempengaruhi dalam pemilihan waktu tanam yang tepat, salah pemilihan waktu akan berakibat fatal dalam usaha pertanian khususnya untuk
daerah non-irigasi yang bergantung pada keberadaan curah hujan. Dengan
memperhatikan unsur hujan suatu daerah, dapat ditentukan jenis tanaman apa yang sesuai dengan daerah tersebut, serta dapat direncanakan dan disusun pola
tanam yang tepat Hardjowigeno, 2008: 29. Kebutuhan pisang akan intensitas curah hujan suatu wilayah sentra produksi
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi pisang, karena tanaman pisang termasuk salah satu tanaman tropis namun membutuhkan curah hujan yang
merata sepanjang tahun Djaenudin, 2009: 7. Curah Hujan yang merata antara 2.300-2.900 mm per tahun dengan 10 bulan basah dalam setahun sangat disukai
tanaman pisang Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2008: 20.
b. Suhu udara