12. Sedangkan suhu normal, yaitu angka rata-rata suhu yang diambil dalam waktu 30 tahun.
Sama halnya dengan curah hujan, suhu udara juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tropis ini Djaenudin, 2009: 7.
Tanaman pisang membutuhkan suhu berkisar antara 25-26
o
C Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2008: 20.
c. Kelembaban udara
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat
lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan, maka suhunya turun dan udara tidak dapat
menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh
Hardjowigeno, 2009: 25. Kelembaban udara cukup mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
tanaman pisang Djaenudin, 2009: 8. Kesesuaian parameter iklim kelembaban udara untuk tanaman pisang berkisar sekitar 80
–84 Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2008: 21.
2.3 Klasifikasi Kesesuaian Iklim Tanaman Pisang
Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan dalam suatu wilayah untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk
kondisi saat ini kesesuaian lahan aktual atau setelah diadakan perbaikan
kesesuaian lahan potensial. Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data iklim dan sumber daya lahan. Data biofisik tersebut berupa
karakteristik iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang akan dievaluasi
Hardjowigeno, 2008: 22 . Adapun kebutuhan iklim p
isang adalah curah hujan sekitar 2.300
–2.900 mm per tahun dan merata sepanjang tahun. Suhu udara berkisar antara 25
–26
o
C dan kelembaban udara 80-84 Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2008: 21.
Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka FAO 1976 dapat dibedakan menurut tingkatannya, yaitu tingkat Ordo, Kelas, Subkelas dan Unit.
Ordo adalah keadaan kesesuaian lahan secara global. Pada tingkat ordo kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai S=Suitable dan
lahan yang tidak sesuai N=Not Suitable. 1. S1 Kesesuaian Tinggi: Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang
berarti terhadap penggunaan secara berkelanjutan atau faktor pembatas yang bersifat minor dan tidak akan mereduksi produktivitas lahan secara
nyata. 2. S2 Kesesuaian Sedang: Lahan mempunyai faktor pembatas dan faktor
pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya. Memerlukan tambahan masukan input. Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi oleh
petani. 3. S3 Kesesuaian Rendah: Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat.
Faktor pembatas ini akan mempengaruhi produktivitas sehingga
memerlukan tambahan masukan lebih banyak daripada lahan yang tergolong S2.
4. N Tidak sesuai: Lahan yang tidak sesuai N, karena mempunyai faktor pembatas yang sangat berat dan sulit di atasi Hardjowigeno, 2008: 23.
2.4 Iklim
Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak
geografis. Secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi.
Iklim yang di kenal di Indonesia ada tiga iklim antara lain terdiri dari iklim musim muson, iklim tropika Iklim Panas dan iklim laut Prawirowardoyo,
2008: 11. 1.
Iklim Musim Iklim Muson Iklim Muson terjadi karena pengaruh angin musim yang bertiup berganti
arah tiap-tiap setengah tahun sekali. Angin musim di Indonesia terdiri atas Musim Barat Daya dan Angin Musim Timur Laut.
a. Angin Musim Barat Daya Angin Musim Barat Daya adalah angin yang bertiup antara bulan
Oktober sampai April sifatnya basah. Pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim penghujan
b. Angin Musim Timur Laut Angin Musim Timur Laut adalah angin yang bertiup antara bulan April
sampai Oktober, sifatnya kering. Akibatnya, pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim kemarau.
2. Iklim Tropika Iklim Panas
Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa. Akibatnya, Indonesia termasuk daerah tropika panas. Keadaan cuaca di Indonesia rata-rata panas
mengakibatkan negara Indonesia beriklim tropika panas, Iklim ini berakibat banyak hujan yang disebut Hujan Tropika.
3. Iklim Laut
Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagian besar tanah daratan Indonesia dikelilingi oleh laut atau samudera. Itulah sebabnya di Indonesia
terdapat iklim laut. Sifat iklim ini lembab dan banyak mendatangkan hujan Prawirowardoyo, 2008: 12.
Cuaca merupakan keadaan udara atau atmosfir dalam periode yang relatif singkat. Sedangkan ilmu yang mempalajari cuaca disebut meteorologi. Dan iklim
adalah keadaan udara rata-rata pada suatu daerah yang lebih luas cakupannya dan dalam periode yang lebih lama minimal 30 tahun.
Agroklimat merupakan aplikasi dari ilmu iklim terhadap pertanian, dengan kata lain agroklimat merupakan ilmu yang mempelajari interaksi iklim terhadap
tanaman. Dalam agroklimat unsur iklim curah hujan, suhu udara dan kelembaban udara dipelajari untuk mengetahui pengaruh dan kesesuaian iklim terhadap
tanaman Djaenudin, 2009: 20.
Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Bogor termasuk tipe iklim A dalam klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson Sitorus, 2009: 39.
2.4.1 Klimatologi
Definisi klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda dan bagaimana
kaitan antara iklim dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data yang banyak sehingga memerlukan statistik dalam
pengerjaannya, dapat diartikan juga bahwa klimatologi sebagai meteorologi
statistik.
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari iklim dan merupakan sebuah cabang dari ilmu atmosfer. Dikontraskan dengan meteorologi yang mempelajari
cuaca jangka pendek yang berakhir sampai beberapa minggu, klimatologi mempelajari frekuensi dimana sistem cuaca ini terjadi Prawirowardoyo, 2008:
27.
Klimatologi tidak mempelajari fenomena atmosfer secara tepat misalnya pembentukan awan, curah hujan dan petir, tetapi mempelajari kejadian rata-rata
selama beberapa tahun sampai seabad dan juga perubahan dalam pola cuaca
jangka panjang dalam hubungannya dengan kondisi atmosfer.
Klimatologis adalah orang yang mempelajari klimatologi, mempelajari baik sifat alam dari iklim lokal, regional atau global dan faktor yang disebabkan oleh
alam atau manusia yang menyebabkan perubahan iklim. Klimatologi memperhatikan perubahan iklim masa lalu dan masa depan Prawirowardoyo,
2008: 30.
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing- masing berarti kemiringan slope yang diarahkan ke lintang tempat, sedangkan
logos sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim Hardjowigeno, 2009: 45.
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Studi tentang iklim dipelajari dalam meteorologi. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh
posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara umum kita dapat menyebutnya
sebagai iklim tropis, lintang tengah dan lintang tinggi. Ilmu yang mempelajari
tentang iklim adalah klimatologi.
Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer bumi atau sebuah planet lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena
dalam waktu beberapa hari. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim. Aspek cuaca ini diteliti lebih lanjut oleh ahli klimatologi,
untuk tanda-tanda perubahan iklim Prawirowardoyo, 2008: 33.
2.4.2 Klasifikasi
Klasifikasi adalah proses pengelompokan ke dalam bagian kelas, grup dan tipe Badan Meteorologi dan Geofisika, 2008: 3. Unsur-unsur iklim yang
menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam pembentukan iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu udara, curah hujan dan
kelembaban udara. Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan.
Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim yang
berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut Prawirowardoyo, 2008: 34.
2.4.3 Klasifikasi Iklim Matahari
Pembagian iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari atau berdasarkan letak dan kedudukan matahari terhadap permukaan
bumi. Kedudukan matahari dalam setahun adalah Hardjowigeno, 2009: 55:
1. Matahari beredar pada garis khatulistiwa garis lintang 0º tanggal 21
Maret 2.
Matahari beredar pada garis balik utara 23,5º LU tanggal 21 Juni 3.
Matahari beredar pada garis khatulistiwa garis lintang 0º tanggal 23 September
4. Matahari beredar pada garis balik selatan 23,5º LS tanggal 22
Desember
Gambar 2.1 Iklim Matahari
Sumber:
Hardjowigeno, 2009: 55
Pembagian daerah iklim matahari berdasarkan letak lintang adalah sebagai berikut:
1. Daerah iklim tropis
Iklim Tropis terletak antara 0°-23½° LU dan 0°-23½° LS. Ciri –ciri
iklim tropis adalah sebagai berikut: a. Suhu udara rata
–rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20°-23° C. Bahkan di beberapa
tempat suhu tahunannya mencapai 30° C. b. Amplitudo suhu rata
–rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1°-5° C, sedangkan amplitudo hariannya besar.
c. Tekanan udara lebih rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
d. Hujan banyak dan umumnya lebih banyak dari daerah lain di dunia.
2. Daerah iklim subtropis
Iklim subtropis terletak antara 23½°-40° LU dan 23½°-40° LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang.
Ciri-ciri iklim subtropis adalah sebagai berikut: a. Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah
peralihan dari daerah iklim tropis dan iklim sedang. b. Terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim
gugur dan musin dingin. Tetapi pada iklim ini musim panas tidak terlalu panas dan musim dingin tidak terlalu dingin.
c. Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. d. Daerah subtropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin
dan musim panasnya kering disebut daerah Iklim Mediterania. Jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering
disebut Daerah Iklim Tiongkok. 3.
Daerah iklim sedang Iklim sedang terletak antara 40°-66½° LU dan 40°-66½° LS. Ciri-ciri
iklim sedang adalah sebagai berikut: a. Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara
yang sering berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu dan sering terjadi badai secara tiba-tiba.
b. Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim
tropis. 4.
Daerah iklim dingin Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut
pula sebagai iklim kutub. Ciri-ciri iklim dingin adalah sebagai berikut: a. Musim dingin berlangsung lama.
b. Musim panas yang sejuk berlangsung singkat. c. Udaranya kering.
d. Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
e. Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju. f. Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat
mencairnya es di permukaan tanah. g. Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
h. Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland dan pantai utara Siberia
Hardjowigeno, 2009: 55-56.
2.4.4 Scoring
Scoring adalah pemberian nilai terhadap masing-masing kelas dalam tiap parameter. Pemberian skor ini didasarkan pada pengaruh kelas tersebut terhadap
pertumbuhan pisang. Semakin tinggi pengaruhnya terhadap pertumbuhan hortikultura, maka skornya akan semakin tinggi. Adapun pemberian skor pada
parameter iklim mengacu pada kesesuaian lahan agroklimat pisang yang didapat dari Dinas Pertanian dan Kabupaten Bogor Lampiran 7.
1. Scoring untuk parameter curah hujan untuk hortikultura jenis pisang. Untuk hasil optimal pisang membutuhkan curah hujan yang merata
sepanjang tahun.
Tabel 2.1 Skor Parameter Curah Hujan Untuk Pisang
No Kelas
Skor 1
2300-2900 4
2 2900-3200
3 3
3200-3900 2
4 3900-4500
1
2. Scoring untuk parameter suhu udara untuk hortikultura jenis pisang
Tabel 2.2 Skor Parameter Suhu Udara Untuk Pisang
No T ºC
Skor 1
21-23 2
2 23-25
3 3
25-26 4
4 26-35
1
3. Scoring untuk parameter kelembaban udara untuk hortikultura jenis pisang.
Tabel 2.3 Skor Parameter Kelembaban Untuk Pisang
No RH
Skor 1
74-80 3
2 80-84
4 3
84-85 2
4 85-90
1
2.4.5 Pembobotan
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembobotan terhadap parameter iklim, yaitu curah hujan, suhu udara dan kelembaban udara.
Bobot terbesar menunjukkan tingkat pengaruhnya tinggi terhadap produksi tanaman, begitupun sebaliknya bobot terendah menunjukkan pengaruh yang
rendah juga. Pembobotan merupakan bobot yang diberikan kepada masing-masing
variabel iklim yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman pisang karena semakin besar pengaruh parameter tersebut, maka bobot yang diberikan semakin
tinggi begitupun sebaliknya. Pembobotan parameter iklim yang mendukung pertumbuhan pisang seperti tampak pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Pembobotan Paramater Iklim yang Mendukung Pertumbuhan Pisang
No Parameter Bobot
1 Curah hujan
0.4 2
Suhu Udara 0.4
3 Kelembaban Udara
0.2
2.4.6 ModelBuilder
ModelBuilder adalah rangkaian proses dalam pembentukan atau pembuatan suatu proyek, seperti pembuatan peta kesesuaian, lahan kritis dan lain sebagainya,
sehingga menjadi sebuah informasi untuk pengambilan keputusan. ModelBuilder adalah sebuah sistem kerja yang terdapat dalam perangkat lunak ArcView.
ModelBuilder terdiri atas diagram atau flowchart. Model sederhana terdiri dari input, proses dan output.
Adapun metode yang terdapat dalam ModelBuilder dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Aritmetic Overlay adalah proses penambahan, pengurangan, perkalian atau pembagian satu theme atau lebih.
2. Weighted Overlay adalah proses penjumlahan beberapa scoring dengan menggunakan proporsi tertentu. Biasanya dilakukan pembobotan terlebih
dahulu dan contohnya pembobotan untuk parameter iklim. Komponen-komponen ModelBuilder Puntodewo, 2009: 34:
a. Data Conversion
Konversi data vector dilakukan pada data point dalam hal ini data iklim, line dan polygon ke data raster berupa theme grid. Proses konversi
menggunakan metode point interpolasi.
b. Terrain
Pembuatan peta lereng slope, peta arah lereng aspect dan membuat garis yang menghubungkan nilai yang sama contour.
c. Reclassification
Digunakan untuk mengelompokkan kembali nilai sel berdasarkan kisaran kriteria yang ditentukan.
d. Buffer
Adalah menentukan daerah yang berpengaruh berdasarkan radius jarak yang ditentukan dari sumber yang telah ditentukan.
e. Overlay
Merupakan suatu proses dalam ModelBuilder yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian atau pembagian satu theme atau
lebih Arithmatic Overlay dan penjumlahan beberapa theme menggunakan proporsi tertentu Weighted Overlay.
Rancangan diagram atau flowchart sistem kerja ModelBuilder dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Rancangan Diagram Sistem Kerja ModelBuilder
2.5 Pemanfaatan SIG pada Penyebaran Produksi Tanaman Pisang
2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis SIG
Pada dasarnya Sistem Informasi Geografis, terdiri dari tiga unsur kata, yaitu Sistem, Informasi dan Geografis. Sistem adalah sekumpulan jaringan dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan untuk melakukan suatu kegiatan untuk mencapai target tertentu. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi
bentuk yang lebih sempurna Prahasta, 2008: 9. Dan Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam sebuah organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan tertentu.
Geografi berasal dari bahasa Yunani, gabungan dari dua suku kata, yaitu Geo yang berarti bumi dan Graphein yang berarti lukisan. Dengan demikian jika
diartikan, maka Geografi berarti lukisan bumi. Sedangkan pengertian secara luas, yaitu suatu ilmu yang mempelajari masalah-masalah bumi secara luas dalam
hubungannya dengan keruangan. Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasiskan komputer yang
digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi sistem informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis objek-objek dan
fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang
memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografi: a masukan, b manajemen data penyimpanan dan pemanggilan data,
c analisis dan manipulasi data dan d keluaran Prahasta, 2008: 11.
2.5.2 Komponen SIG
Gambar 2.3 Komponen SIG Sumber: Prahasta, 2008: 57
Keterangan: a. Komponen perangkat keras
Pada komponen Sistem Informasi Geografis menangani data yang berbeda bentuknya dari aplikasi umum, baik bentuk data masukan
maupun keluaran. Secara umum perangkat keras Sistem Informasi Geografis terdiri dari empat unit utama, yaitu:
1. Komputer PC: CPU Central Proccessor Unit dan Memory. 2. Media Penyimpanan Data: Harddisk, disk drive, Flashdisk dan CD-
ROM. 3. Media Perekaman Data: Keyboard, mouse dan scanner.
4. Media Penampilan Data: Printer, Monitor dan LCD.
SIG
DATA
Perangkat Keras
Manajemen
Perangkat Lunak Data dan
Informasi
b. Komponen perangkat lunak Komponen perangkat lunak Sistem Informasi Geografis pada umumnya
terdiri dari empat modul utama. Modul-modul tersebut merupakan subsistem yang terintegrasi didalam suatu paket Sistem Informasi
Geografis dan berfungsi untuk data input, penyimpanan dan database management, data output, analisis dan manipulasi data.
c. Pemakai User Pemakai
Sistem Informasi
Geografis adalah
seorang yang
berkemampuan minimal dapat mengoperasikan Sistem Operasi Windows Prahasta, 2008: 27.
2.5.3 ArcView GIS
ArcView adalah salah satu software pengolah Sistem Informasi Geografi SIGGIS. Sistem Informasi Geografi sendiri merupakan suatu sistem yang
dirancang untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis dan menyajikan informasi geografi. Mungkin anda sudah kenal dengan yang namanya peta. Perlu
diketahui bahwa peta juga bisa disebut SIG atau istilahnya SIG Konvensional. Terdapat beberapa perbedaan antara peta diatas kertas peta analog dan SIG yang
berbasis komputer. Perbedaannya adalah bahwa peta menampilkan data secara grafis tanpa melibatkan basisdata.
Sedangkan SIG adalah suatu sistem yang melibatkan peta dan basisdata. Dengan kata lain peta adalah bagian dari SIG. Sedangkan pada ArcView anda
dapat melakukan beberapa hal yang peta biasa tidak dapat melakukannya. Perbedaan pokok antara Peta Analog dengan ArcView adalah bahwa Peta itu
Perbedaan pokok antara Peta Analog dengan ArcView adalah bahwa Peta itu statis sedangkan ArcView dinamis. ArcView biasa digunakan antara lain untuk
Prahasta, 2007: 30: 1. Digitasi data citra dari layar monitor on screen digitizing
2. Reaktifikasi citra dengan bantuan ekstensi image analysis 3. Editing tema dengan drag and drop atau cut and paste
4. Editing tema dengan query item pada tabel 5. Konversi data dari MS-EXCEL atau MS-ACCESS menjadi tema baru
pada data spasial yang telah ada 6. Pembuatan kontur dengan bantuan ekstensi image analysis dan spasial
analis 7. Pembuatan peta 3D dan perhitungan volume dengan bantuan 3D analysis
8. Pengubahan sistem proyeksi dengan projection utility 9. Kemudahan konversi data ke perangkat lunak lain, seperti Autocad dan
Mapinfo Extensions bekerja atau berperan sebagai perangkat lunak yang dapat dibuat
sendiri, telah ada atau dimasukkan di-install ke dalam perangkat lunak ArcView untuk memperluas kemampuan-kemampuan kerja dari ArcView itu sendiri.
Contoh-contoh extensions ini seperti Spatial Analyst, Edit Tools v3.1, Geoprocessing, JPEG JFIF Image Support, ModelBuilder, Legend Tool,
Projection Utility Wizard, Register and Transform Tool dan XTools Extensions. Komponen ArcView 3.2 adalah sebagai berikut Prahasta, 2007: 31:
1. View
View mengorganisasikan theme, sebuah view merupakan representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung beberapa layer atau theme
informasi spasial titik, garis, polygon dan citra raster. Sebagai contoh posisi-posisi kota ataupun bangunan titik, sungai-sungai dan jaringan
atau saluran garis dan batas administrasi ataupun tata guna lahan land use suatu wilayah polygon dapat membentuk sebuah theme dalam
sebuah view. 2. Tabel
Dokumen ini tempat dilakukan antara lain input data atribut, perhitungan data serta pemilihan data menggunakan data tabular. Tabel yang tampil
adalah tabel dari tema yang aktif pada dokumen view yang dipilih. Tabel merupakan representasi data ArcView dalam bentuk sebuah tabel.
Sebuah tabel akan berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap baris data record mendefinisikan sebuah entry misalnya
informasi mengenai salah satu polygon baik batas administrasi maupun polygon batas tata guna lahan land use di dalam basisdata spasial-nya,
setiap kolom field mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry. 3. Grafik
Grafik merupakan representasi grafis dari resume tabel data. Chart juga biasanya merupakan hasil suatu query terhadap suatu tabel data. Bentuk
chart yang didukung oleh ArcView adalah line, bar, column, xy scatter, area dan pie.
4. Layout
Layout digunakan untuk mengintegrasikan dokumen view, table, chart dengan elemen-elemen grafik yang lain di dalam suatu window tunggal
guna membuat peta yang akan dicetak. Pada design review layout dapat dilakukan proses penataan peta serta merancang letak-letak property peta
seperti judul, logo, legenda, orientasi, skala, sumber dan sebagainya. Gambar 2.4 menunjukkan design review peta pada penelitian ini.
Gambar 2.4 Design Review Layout
5. Extentions
Program tambahan yang dapat membantu menyelesaikan proyek dan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan proyek yang sedang dibuat.
Pada ArcView biasanya sudah tersedia beberapa ekstensi standar, namun jika perlu menambahkan ekstensi yang lain dapat menambahkannya pada
bin32 yang terdapat dalam sistem perangkat lunak ArcView.
Logo Legenda
Sumber Data Peta
Judul Peta
6. Sumber Data Data berupa data atribut biasanya harus berformat .dbf agar dapat di
proses oleh Arcview. Dan data lain berupa peta biasanya berformat .shp. Proses akhir yang disajikan bisa berupa layout atau peta.
7. Reklasifikasi Reklasifikasi adalah proses pengelompokan kembali ke dalam bagian
kelas, grup dan tipe yang ditentukan. 8. Overlay
Proses penggabungan database dengan sebuah atau beberapa peta. Overlay menganalisis interaksi dari database yang ada dengan data yang
lain. 9.
Polygon Thiessen Polygon thiessen merupakan salah satu ekstensi yang ada di perangkat
lunak ArcView Created Polygon Thiessen. Ekstensi ini adalah alat untuk mempresentasikan area atau polygon iklim Prahasta, 2007: 33.
2.5.4 Alasan Penggunaan SIG
Adapun penggunaan aplikasi dan konsep GIS dalam penelitian ini, karena beberapa alasan seperti berikut Puntodewo, 2009: 30:
a. Hampir semua aplikasi yang terdapat dalam SIG dapat di-customize, dengan menggunakan beberapa skrip yang ada di perangkat lunak SIG,
sehingga dengan mudah dapat memenuhi kebutuhan pengguna secara otomatis, cepat, lebih menarik, informatif dan user friendly.
b. SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi hingga dapat menjawab pertanyaaan spasial dan non-spasial.
c. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat dipermukaan bumi ke dalam beberapa layer atau data spasial. Dengan
layer ini permukaan bumi dapat direkonstruksi kembali atau dimodelkan dalam bentuk nyata dengan menggunakan data ketinggian berikut layer
thematic yang diperlukan. d. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menvisualisasikan
data spasial berikut atribut-atributnya. Seperti modifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk mempresentasikan unsur-unsur
permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.
2.5.5 Manfaat SIG
Pemanfaatan SIG dilakukan sebagai alat untuk menganalisis peta distribusi iklim dengan membuat analisis tumpang tindih overlay dengan peta agroklimat
hortikultura. Dengan SIG data agroklimat hortikultura dapat dianalisis berdasarkan kecamatan yang dihubungkan dengan curah hujan, suhu udara dan
kelembaban udara Puntodewo, 2009: 33.
2.6 Data Spasial
Data spasial adalah kumpulan data yang terorganisasi untuk melayani berbagai aplikasi pada saat bersamaan dengan melakukan penyimpanan dan
pengelolaan data komponen keruangan bergeoreferensi dalam arti mempunyai
informasi letak baik terhadap garis bujur maupun garis lintang, sehingga data tersebut nampak di satu lokasi.
Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid
Prahasta, 2008: 21. Kumpulan piksel-piksel yang menggambar suatu obyek spasial dapat disebut sebagai dataset obyek. Setiap piksel dalam dataset raster
mempunyai informasi atau sekumpulan data yang unik. Informasi yang terdapat dalam satu piksel dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu data atribut
informasi mengenai obyek, misal: sawah, kebun, pemukiman dan lain lain dan koordinat data yang menunjukkan posisi geometris dari data tersebut.
Adapun karakteristik layer s raster menunjukkan bahwa data tersebut adalah data raster. Karakteristik-karakteristik model data raster adalah sebagai
berikut Prahasta, 2008: 22:
a. Resolusi; resolusi spasial dapat diartikan sebagai suatu dimensi linear