Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dalam belajar, akan mengarahkan perhatiannya kepada
pencapaian hasil belajar yang tinggi. Dalam hal ini seorang siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, berarti siswa tersebut memusatkan semua
perhatiannya dalam proses belajarnya, bekerja keras untuk mengoptimalkan kegiatan belajarnya, berkompetisi secara sehat untuk mencapai tingkat keberhasilan belajar
dengan setinggi mungkin, tekun berusaha agar dapat menyandang predikat sebagai siswa yang berprestasi tinggi, selalu menggunakan cara dan teknik belajar yang
efektif, dan selalu berupa meningkatkan prestasi belajar yang telah dicapainya Kadar, 2008.
2.2.4 Fungsi motivasi berprestasi
Menurut Cecco dalam Abror, 1993, ada empat fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1. Fungsi membangkitkan arousal function – mengajak siswa belajar. 2. Fungsi harapan expectancy function – apa yang harus bisa ia lakukan setelah
berakhirnya pengajaran kapabilitas baru. 3. Fungsi insentif incentive function – memberikan hadiah pada prestasi yang
akan datang.
33
4. Fungsi disiplin disciplinary function – menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol tingkah laku yang menyimpang.
Tidak ada teori yang secara langsung memaparkan fungsi motivasi berprestasi, tetapi pada dasarnya fungsi dari motivasi berprestasi tidak jauh berbeda
dengan fungsi dari motivasi itu sendiri. Hanya saja, pada motivasi berprestasi semua fungsi akhirnya dititik beratkan pada pencapaian untuk mencapai prestasi itu sendiri.
Seperti fungsi motivasi yang dikemukakan oleh Cecco dalam Abror, 1993, yaitu membangkitkan, bila dikaitkan dengan fungsi motivasi berprestasi artinya
adalah guru dalam hal ini sebagai pendidik, diharuskan untuk selalu membangkitkan motivasi siswa untuk meraih prestasi yang diaharapkan bersama.
Fungsi harapan pada motivasi berprestasi berarti, guru harus menghubungkan antara harapan-harapan dengan tujuan agar siswa dapat meraih prestasi dengan cara
mengikutsertakan usaha siswa dalam proses belajar. Fungsi intensif maksudnya adalah guru memberikan hadiah kepada siswa secara intensif dengan cara mendorong
usaha lebih lanjut dalam meraih prestasi selanjutnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengembalikan hasil-hasil tes yang telah dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan umpan balik kepada siswa agar selanjutnya bisa mendapatkan hasil atau nilai yang lebih baik lagi pada tes-tes selanjutnya. Bisa juga dengan memberikan
pujian baik secara tertulis maupun lisan kepada siswa yang telah berhasil meraih prestasi yang diharapkan.
34
Fungsi terakhir yaitu fungsi disiplin. Fungsi disiplin disini maksudnya adalah guru mengontrol segala macam bentuk tingkah laku siswa, sehingga siswa tidak
melakukan perilaku menyimpang yang akhirnya dapat menghambat siswa dalam meraih prestasi.
Sedangkan Djamarah 2002 mempunyai penjelasan yang sedikit berbeda tentang fungsi motivasi. Sama halnya dengan Cecco, Djamarah tidak menjelaskan
fungsi motivasi berprestasi tetapi hanya menjelaskan tentang fungsi dari motivasi, yaitu:
1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. 2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan.
3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Jika dihubungkan ke dalam fungsi motivasi berprestasi, pendorong perbuatan
bisa diartikan sebagai dorongan siswa untuk mencari tahu apa yang ia ingin ketahui sehigga memunculkan keinginan untuk belajar. Proses belajar dilakuakan untuk
meraih prestasi yang diharapkan. Sedangkan motivasi yang berfungsi sebagai penggerak perbuatan maksudnya
adalah suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian menjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Di sini siswa sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap
jiwa dan raga. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba
35
membelah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan hukum, sehingga mengerti betul apa sesungguhnya yang dibutuhkan untuk meraih prestasi.
Sedangkan yang terakhir adalah fungsi motivasi sebagai pengarah perbuatan, disini siswa mempunyai kemampuan untuk menyeleksi perbuatan mana yang harus
dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Siswa yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk
mempelajari mata pelajaran lain. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang
memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar. Jika dikaitkan dengan fungsi motivasi sebagai motivasi berprestasi, fungsi mengarahkan yang dimaksud ialah
mengarahkan siswa dalam melakukan tindakan untuk meraih sebuah prestasi.
2.3 Status Sosial Ekonomi