Seperti mungkin telah diantisipasi, status sosio-ekonomi berhubungan secara positif dengan tingginya skor tes kecerdasan. Secara umum, anak-anak dari kelas
sosio-ekonomi menengah ke atas memiliki hasil tes kecerdasan yang tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari tingkat sosio-ekonomi ke bawah.
Hal ini sesuai fakta bahwa anak-anak dari kelas sosio-ekonomi ke bawah kurang memiliki motivasi untuk menguasai kecakapan berbahasa dan kurang peduli pada
kemampuan kecerdasan mereka. Pertanyaan-pertanyaan tes kecerdasan menekankan bahwa kecakapan berbahasa seperti vocabulary, pemahaman verbal, kemampuan
berpikir aritmatis yang lebih banyak muncul pada anak-anak kelas menengah atas dibandingkan pada anak-anak kelas bawah Mussen, 1963.
Gibbs dalam Santrock, 2008 mengatakan, murid dari keluarga berpendapatan menengah ke atas situasi akademiknya lebih baik ketimbang murid
dari keluarga berpendapatan rendah. Misalnya mereka punya ekspektasi kesuksesan yang lebih baik, aspirasi prestasi yang lebih tinggi, dan lebih mengakui arti penting
dari usaha keras.
2.4 Kerangka Berfikir
Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses
belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
54
raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Untuk mendapatkan hasil prestasi yang baik dalam proses belajar mengajar
salah satunya dibutuhkan adanya motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang dimiliki oleh siswa untuk mencapai hasil prestasi yang
membanggakan dan yang lebih baik dari sebelumnya, dengan usahanya sendiri, sesuai dengan manifestasi dari motivasi berprestasi, yang hasilnya dapat dilihat dari
beberapa ciri perilaku seperti mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan- perbuatannya, mencari umpan balik tentang perbuatannya, memilih resiko yang
moderat atau sedang dalam perbuatannya, dan berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif.
Status sosial ekonomi keluarga tentulah juga mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya terhadap perkembangan anak-anak. Apabila kita pikirkan, bahwa
dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak di dalam keluarganya itu lebih luas, ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk
mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada prasarananya Gerungan, 2004.
Oleh sebab itu selain motivasi berprestasi yang mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, ternyata status sosial ekonomi seperti yang dikatakan oleh Gerungan
55
dan Gunarsa di atas juga dapat mempengaruhi prestasi belajar yang didapatkan oleh seorang siswa. Indikator dari status sosial ekonomi yang dimaksud dalam penelitan
ini adalah luas lantai hunian, jenis lantai hunian, fasilitas air bersih, fasilitas jambanWC, kepemilikan aset, konsumsi lauk-pauk dalam seminggu, dan
kemampuan membeli pakaian minimal satu stel. Karena itu peneliti tertarik untuk mendapatkan gambaran informasi lebih
lanjut pada penelitian mengenai apakah ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar pada siswa. Selain itu apakah ada hubungan antara status
sosial ekonomi dengan prestasi belajar pada siswa. Sedangkan untuk menunjukkan kuatnya hubungan antara dua variabel bebas secara bersamaan dengan satu variabel
terikat, peneliti ingin mengetahui adakah hubungan antara motivasi berprestasi dan status sosial ekonomi dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 6 Bekasi.
56
Gambar 2.1
57
MOTIVASI BERPRESTASI: 1. Mengambil tanggung jawab
pribadi atas perbuatan- perbuatannya.
2. Mencari umpan balik tentang perbuatannya.
3. Memilih resiko yang moderat atau sedang dalam
perbuatannya. 4. Berusaha melakukan
sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif.
STATUS SOSIAL EKONOMI: 1. Luas lantai hunian.
2. Jenis lantai hunian. 3. Fasilitas air bersih.
4. Fasilitas jambanWC. 5. Kepemilikan aset
6. Konsumsi lauk-pauk dalam seminggu.
7. Kemampuan membeli pakaian minimal 1 stel.
PRESTASI BELAJAR SISWA
di lihat dari nilai
2.5 Hipotesis