Tabel 4.4. Kategori Prestasi
Kategori Frekuensi Tinggi
M 71
46
Rendah M
85 54
Jumlah 156
100
Skor Mean yang terdapat di tabel sebesar 1273.8205, dengan standard deviasi sebesar 50.57648. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar
responden sebanyak 85 54 memiliki tingkat prestasi rendah, sementara responden yang memiliki tingkat prestasi tinggi sebanyak 71 46.
4.2. Pengujian Hipotesis
4.2.1. Hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa
SMA Negeri 6 Bekasi
Teknik uji Spearman dipergunakan untuk menguji korelasi antara variabel motivasi berprestasi dan prestasi belajar siswa
. Pada Tabel 4.5
. diperlihatkan ringkasan hasil penghitungan uji korelasi.
78
Tabel 4.5. Hasil Penghitungan Uji Korelasi Antara Motivasi Berprestasi
dan Prestasi Belajar Siswa
r
hi
r
N = 156 α = 5 1
Keputusan
0.238 0.159 0.210
Tolak H
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai r hitung yang didapat adalah sebesar 0.238. Sementara nilai r hitung yang dihasilkan, dengan N 156 pada taraf signifikansi
5 dan 1 adalah sebesar 0.159 dan 0.210. Karena nilai r hitung yang didapat nilai r tabel, baik pada taraf signifikansi 5 maupun 1, maka hipotesis nihil yang
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dan prestasi belajar siswa ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dan prestasi belajar siswa diterima.
Arah korelasi yang dihasilkan adalah positif, yang bermakna bahwa semakin tinggi motivasi untuk berprestasi yang dimiliki seorang siswa, akan diikuti dengan
meningkatnya prestasi yang diraihnya.
79
4.2.2. Hubungan antara status sosial ekonomi
dengan p
restasi belajar siswa SMA Negeri 6 Bekasi
Selanjutnya ingin diketahui hubungan antara status sosial ekonomi dengan prestasi belajar siswa yang diraih responden. Untuk menguji hubungan ini peneliti
mengajukan hipotesis bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi dengan prestasi belajar siswa. Dengan hipotesis alternatif terdapat
hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi dengan prestasi belajar siswa. Teknik uji yang dipergunakan adalah teknik uji korelasi kontingensi dengan
menggunakan formula chi square. Pada Tabel 4.6. diperlihatkan kategori prestasi belajar siswa yang dominan
berdasarkan status sosial ekonomi responden. Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada siswa dengan status sosial ekonomi mampu, tingkat prestasi yang rendah 47,4
lebih banyak dari yang memiliki tingkat prestasi tinggi 36,5. Sementara pada siswa dari status sosial ekonomi kurang mampu, mereka yang memiliki tingkat
prestasi tinggi 9,0 lebih banyak dari tingkat yang memiliki prestasi rendah 7,1.
80
Tabel 4.6. Status Sosial Ekonomi yang Dominan Berdasarkan Prestasi Belajar Siswa
Kategori Status Sosial Ekonomi Kategori Prestasi
Kurang Mampu
Mampu Tinggi 14
9.0 57
36.5 Rendah 11
7.1 74
47.4 Total
25 16.0 131 84.0
Untuk menguji signifikansi hubungan antara status sosial ekonomi dan prestasi belajar siswa, data diuji menggunakan teknik chi square. Hasil
penghitungannya diperlihatkan pada Tabel 4.7. Pada tabel tersebut tampak bahwa nilai chi square hitung yang didapat adalah sebesar 1.320. Sedangkan nilai chi square
tabel pada taraf kepercayaan 95 dengan derajat kebebasan df ; degree of freedom satu 1 sebesar 3.841. Hipotesis nihil dapat diterima jika nilai
χ
2
hitung χ
2
tabel.
Tabel 4.7. Hasil Penghitungan Uji Korelasi
Status Sosial Ekonomi dan Prestasi Belajar Siswa
χ
2 hi
χ
2
df = 1 ; α = 5
Keputusan 1.320
3.841 Terima H
81
Karena nilai chi square hitung yang didapat 1.320 nilai chi square table 3.841, dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara status sosial ekonomi dan prestasi belajar siswa diterima.
4.2.3. Hubungan antara motivasi berprestasi dan status sosial ekonomi dengan