Tantangan Prospek Bisnis Sapi Potong

26

2.1.2. Prospek Bisnis Sapi Potong

Prospek beternak sapi potong di Indonesia masih tetap terbuka lebar dalam waktu yang lama. Hal ini disebabkan permintaan daging sapi dari tahun ke tahun terus menunjukan peningkatan yang sejalan dengan kesadaran akan gizi masyarakat. Semakin bertambahnya penduduk maka akan bertambah pula konsumsi daging sapi Sugeng, 1993:184. Menurut Riyadi 2006:2-3, terdapat tantangan dan peluang untuk prospek bisnis sapi potong :

1. Tantangan

a. Grand Strategy. Pembangunan Pertanian belum menempatkan protein hewani sebagai prioritas tinggi pangan hewani sebagai komoditas strategis. Hingga saat ini, sasaran pembangunan pertanian masih diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan karbohidrat beras dan jagung. b. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan sistem dan usaha agribisnis peternakan hulu–hilir dan pendukungnya belum sinergi dan memadai. Amandemen Undang-undang No. 6 tahun 1967 yang merupakan landasan hukum bagi pembangunan peternakan belum juga rampung dan diterbitkan. Tingkat ketergantungan usaha peternakan terhadap impor sangat tinggi, sehingga sangat sensitif terhadap perubahan yang terjadi di luar negeri. Sebagai contoh, untuk mencukupi kebutuhan konsumsi daging dalam negeri, masih diperlukan impor daging dan sapi potong sekitar 27 −30. 27 c. Peningkatan produksi sapi potong relatif lambat dibandingkan dengan peningkatan permintaan, terkait dengan penerapan IPTEK teknologi produksi, reproduksi, pakan, kesehatan hewan, dan efisiensi manajemen. Tingkat pertumbuhan sapi potong selama tiga tahun terakhir hanya mencapai 1,08tahun. d. Daya saing antara ternak sapi lokal dengan sapi potong ex impor masih lemah. Pada saat-saat tertentu harga sapi lokal lebih rendah dari sapi ex impor, sehingga menurunkan gairah peternak untuk meningkatkan produktivitas ternaknya. e. Usaha pembibitan sapi potong sangat kurang diminati investor atau swasta dengan usaha ternak skala besar dan menengah, sehingga terkesan kurang mendapat perhatian. Hal ini menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat pertumbuhan ternak, yang mengakibatkan stagnansi populasi sapi potong di Indonesia. f. Usaha budidaya sapi potong kurang berorientasi kepada pasar dan profit. Pola pikir peternak sukar diubah untuk menempatkan usaha budidaya ternak pada posisi sebagai usaha pokok, sehingga usaha masih berskala non ekonomis. g. Sistem dan usaha agribisnis berbasis sapi potong masih belum berkerakyatan, pola kemitraan tidak diminati usaha skala besar perusahaan, peternak plasma masih sangat tergantung kepada perusahaan inti, akses dari hulu ke hilir belum berjalan lancar. 28

2. Peluang