19
1.2 Perumusan Masalah
Cisplatin merupakan salah satu obat antikanker yang sangat potensial dan banyak digunakan pada terapi tumor ganas kepala leher namun dapat
menimbulkan efek samping ototoksik. Di RSUP. H. Adam Malik Medan pemakaian cisplatin untuk terapi tumor
sangat sering digunakan, terutama untuk tumor ganas kepala leher di bagian THT- KL. Bagaimana angka kejadian ototoksik pada kemoterapi tumor ganas kepala
dan leher yang menggunakan cisplatin di bagian THT-KL RSUP. H. Adam Malik Medan.
1.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas dan literatur yang mendasari penelitian ini dapat disusun hipotesis sebagai berikut : Ada hubungan terjadinya penurunan
pendengaran pada kemoterapi tumor ganas kepala leher dengan memakai cisplatin.
1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui adanya kejadian ototoksik cisplatin pada kemoterapi tumor ganas kepala leher.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.Mengetahui kelompok usia relatif terbanyak dijumpai ototoksik oleh karena cisplatin
20
2.Mengetahui distribusi jenis kelamin kejadian ototoksik oleh karena cisplatin
3.Mengetahui distribusi jenis tumor ganas kepala dan leher. 4.Mengetahui distribusi jenis kelamin pada tumor ganas kepala dan
leher. 5.Mengetahui distribusi kelompok umur penderita tumor ganas kepala
dan leher
1.5 Manfaat Penelitian
Sebagai masukan kepada disiplin ilmu terkait terhadap efek samping cisplatin yaitu ototoksik, sehingga pemberian cisplatin sebagai kemoterapi dapat
dipertimbangkan faktor resiko terjadinya penurunan pendengaran sebagai akibat ototoksis cisplatin, sehingga diharapkan efek samping tersebut dapat
diminimalisasi.
21
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Embriologi Telinga Dalam
Telinga dalam adalah organ pertama dari tubuh yang dalam perkembangannya telah terbentuk secara sempurna baik dalam ukuran maupun
konfigurasinya yaitu pada umur kehamilan trimester kedua. Diferensiasi telinga dalam dimulai pada awal minggu ketiga, perkembangan intra uterine yang
ditandai dengan tampaknya plakode auditori ektoderm pada setingkat myelencephalon. Plakode auditori berinvaginasi membentuk lubang pit auditori
sepanjang minggu ke 4, yang kemudian menjadi vesikula auditori Mattox, 1991; Austin, 1997.
Perkembangan prenatal dibagi dalam sejumlah periode yang terpisah, periode pertama mulai dari waktu implantasi, perkembangan blastosit di dalam
dinding uterus sampai sirkulasi intra embrionik berkembang. Selama periode pendahulu ini kurang lebih 25 hari, pelapisan dari ektoderm, mesoderm,
endoderm, berkembang membentuk lempeng yang mengandung notocord. Struktur berasal dari lanjutan ektoderm dan meluas sepanjang dikus
embrionik dan membrana buko faringeal ke membran kloaka di mana endoderm berhubungan langsung.
Periode kedua sekitar 35 hari yaitu sampai akhir minggu ke 8, disebut periode embrionik. Selama waktu ini, ada pertumbuhan yang cepat dan
diferensiasi sel sehingga menjelang hari ke 56, semua sistem utama organ