Tumor Ganas Kepala dan Leher

44 Sel rambut dalam biasanya masih intak sampai seluruh sel-sel rambut luar telah degenerasi, pada akhirnya akan terjadi kolaps organ corti Wolters at al, 2002 ; Hamers, 2003 .

2.6 Tumor Ganas Kepala dan Leher

Termasuk onkologi kepala-leher adalah semua tumor benigna, premaligna dan maligna yang terdapat di atas ketinggian klavikula kecuali tumor-tumor otak dan medulla spinalis. Persamaan tertentu dalam etiologi dan cara penyebaran kemudian, juga metode pemeriksaan diagnostik, terapi dan rehabilitasi, memberi alasan untuk menggabungkan mereka menjadi satu kategori tumor yang terdapat di daerah kepala-leher yang secara anatomik dan fisiologik demikian rumitnya Vermey, 1999. Di masyarakat masih banyak dijumpai tumor ganas telinga, hidung, tenggorokan dan kepala leher. Menurut laporan keganasan kepala leher menempati urutan ke 3 atau 4 setelah tumor ganas pada rahim dan mama. Adapun tumor ganas pada telinga, hidung, tenggorokan dan kepala leher dinamakan menurut lokasi dan tempat proses keganasannya yaitu ; tumor ganas nasofaring, tumor ganas hidung dan sinus paranasal, laring, rongga mulut, orofaring, telinga, esofagus, bronkus dan parotis Siahaan, 1996. Pemaparan yang lama pada orang kulit putih terhadap cahaya matahari dan cuaca dapat merupakan faktor resiko untuk terjadinya tumor ganas kulit dan bibir. 45 Penggunaan tembakau dan alkohol berlebihan mempunyai peran penting dalam terjadinya tumor-tumor maligna yang berasal dari selaput lendir yang melapisi bagian atas jalan napas dan makanan Franzmann, 2006 . Di samping penggunaan tembakau dan alkohol yang berlebihan pada terjadinya tumor maligna dalam selaput lendir bagian atas saluran napas dan makanan mungkin masih ada faktor-faktor lain seperti defisiensi makanan terutama kekurangan vitamin A, betakaroten dan vitamin C, gangguan sistim imun, pemeliharaan kesehatan mulut yang tidak baik, faktor virus human papiloma virus, HPV, disposisi genetik dan faktor-faktor pekerjaan Stupp, 1996; Vermey at al, 1999 ; Coubergh, 1999 . Kelompok tumor ganas kepala leher mendekati 5 dari jumlah total kasus tumor ganas di Amerika Serikat dengan insidensi 19100.000. perbandingan laki- laki dan perempuan, 3:1 dan yang paling banyak terjadi di atas umur 40 tahun tetapi untuk tumor kelenjar ludah dan tumor nasofaring ditemukan pada kelompok umur yang lebih muda Moufardini at al, 1987; Vermey ata al, 1999. Di Indonesia pembagian tumor ganas kepala-leher yang sering terdapat ialah : – Nasofaring 71 – Hidung dan sinus 10.7 – Laring 10,1 – Telinga 2,16 – Esofagus 1,42, Orofaringtonsil 1,97 dan rongga mulut 1,41 46 Diantara tumor ganas yang terdapat di bidang THT, tumor ganas nasofaring adalah yang terbanyak, menempati urutan ke 3 setelah tumor ganas cervix dan tumor ganas mamae Munir, 2001. Pada tumor ganas kepala dan leher lebih dari 90 merupakan karsinoma sel skuamosa. Peranan kemoterapi pada karsinoma sel skuamosa kepala dan leher masih kontroversial, walaupun telah ada penelitian secara intensif. Pemakaian dari kemoterapi masih belum optimal, dan bahkan sampai akhir-akhir ini, standar pengobatan dari karsinoma sel skuamosa pada kepala dan leher adalah pembedahan, radioterapi atau kombinasi keduanya. Sedangkan kemoterapi umumnya diberikan untuk kasus rekuren atau yang telah mengalami metastase jauh sebagai terapi akhir yang sudah diakui sebagai indikasi Smets at al,1999 ; Torre 2006

2.7 Kemoterapi