HASIL PENELITIAN Ototoksisitas Cisplatin Pada Kemoterapi Tumor Ganas Kepala Dan Leher Di Rsup. H. Adam Malik Medan

64

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Departemen THT-KL FK USU RSUP H Adam Malik Medan, penelitian dilaksanakan sejak Juni 2007 sampai Desember 2007. Didapatkan 22 penderita tumor ganas kepala leher yang dikemoterapi dengan cisplatin dan sesuai kriteria sampel penelitian. Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian Variabel Jumlah Jenis Kelamin Laki-laki 17 77,3 Perempuan 5 22,7 Usia 40 6 27,3 40-49 6 27,3 50-59 8 36,4 60 2 9,1 Suku Batak 11 50,0 Jawa 5 22,7 Melayu 3 13,6 Padang 1 4,5 Aceh 1 4,5 Nias 1 4,5 Pekerjaan Petani 14 63,6 Wiraswasta 7 31,8 PNS 1 4,5 65 Dari tabel 4.1. diketahui subjek penelitian tumor ganas kepala dan leher paling banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu 17 penderita dari 22 sampel 77,3 , perempuan 5 penderita dari 22 sampel 22,7 , perbandingan laki-laki dan perempuan 3,4 : 1. Golongan penderita terbanyak pada usia 50 sampai 59 tahun yaitu 8 penderita dari 22 sampel, usia termuda 27 tahun dan yang paling tua 69 tahun. Suku batak merupakan kelompok suku terbanyak yaitu 11 penderita dari 22 sampel 50 . Berdasarkan jenis pekerjaan didapatkan pekerjaan terbanyak adalah bertani yaitu 14 penderita dari 22 sampel 63,6 . Tabel 4.2 Distribusi Lokasi Tumor Ganas Kepala Leher Lokasi Tumor Jumlah Tumor Nasofaring 13 59,1 Tumor Kavum Nasi 3 13,6 Tumor Laring 1 4,5 Tumor Telinga 2 9,1 Tumor Lidah 2 9,1 Tumor Palatum 1 4,5 Jumlah 22 100,0 Dari tabel 4.2. ditemukan lokasi terbanyak tumor ganas kepala leher adalah pada nasofaring yaitu 13 penderita dari 22 sampel 59,1 , kemudian diikuti tumor pada kavum nasi dan sinus paranasal 3 penderita 13,6 , tumor telinga 2 penderita 9.1,tumor lidah 2 penderita 9,1 ,tumor laring 1 penderita 4,5 dan tumor palatum 1 penderita 4,5 . 66 Tabel 4.3. Distribusi Status Pendengaran Sebelum Kemoterapi Status Pendengaran Jumlah Persen Normal 5 22,7 Tuli Konduktif 14 63,6 Tuli Sensorineural 2 9,1 Tuli Campur 1 4,5 Ototoksik Jumlah 22 100,0 Dari tabel 4.3. didapatkan status pendengaran sebelum kemoterapi yang terbanyak adalah tuli konduktif yaitu 14 penderita 63, , sedangkan yang normal ditemuka 5 penderita 22,7 . Tabel 4.4. Tabel Status Pendengaran Setelah Kemoterapi Pertama Status Pendengaran Jumlah Persen Normal 5 22,7 Tuli Konduktif 12 54,5 Tuli Sensorineural 2 9,1 Tuli Campur 1 4,5 Ototoksik 2 9,1 Jumlah 22 100,0 Dari tabel 4.4. Status pendengaran setelah kemoterapi yang pertama ditemuka 2 penderita yang mengalami ototoksik 9,1 , tuli konduktif 12 penderita 54 , tuli sensorineural 2 9,1 , tuli campur 1 penderita 4,5 dan yang normal 5 penderita 22,7 67 Tabel 4.5. Tabel Status Pendengangaran Setelah Kemoterapi Kedua. Status Pendengaran Jumlah Persen Normal 4 18,2 Tuli Konduktif 11 50,0 Tuli Sensorineural 2 9,1 Tuli Campur 1 4,5 Ototoksik 4 18,2 Jumlah 22 100,0 Dari tabel 4.5. Status pendengaran setelah kemoterapi kedua ditemukan 4 penderita yang mengalami ototoksik 18,2 , normal 4 penderita 18,2 , tuli konduktif 11 penderita 50 , tulisensorineural 2 9,1 dan tuli campur 1 4,5. Tabel 4.6. Tabel Status Pendengaran Setelah Kemoterapi Ketiga Status Pendengaran Jumlah Persen Normal 4 18,2 Tuli Konduktif 10 45,5 Tuli Sensorineural 2 9,1 Tuli Campur 1 4,5 Ototoksik 5 22,7 Jumlah 22 100,0 Dari tabel.4.6. Status pendengaran setelah kemoterapi ditemukan yang menderita ototoksik 5 22,7 , normal 4 18,2 , tuli konduktif 10 45,5 , tuli sensorineural 2 9,1 dan tuli campur 1 4,5 . 68 Tabel 4.7. Distribusi Kelompok Umur DenganKejadian Ototoksik Umur Tidak Ototoksik Ototoksik Jumlah Persen Jumlah Persen 40 5 5 1 20 40-49 5 29,4 1 20 50-59 5 29,4 3 60 = 60 2 11,8 Jumlah 17 100 5 100 Dari tabel 4.7. ditemukan umur yang terbanyak mengalami ototoksik adalah umur antara 50 sampai 59 yaitu 3 penderita 60, untuk umur dibawah 40 tahun 1 penderita 20 , umur 40 sampai 49 1 penderita 20 sedangkan diatas 60 tahun tidak ditemukan. Tabel 4.8. Distribusi Jenis Kelamin Dengan Kejadian Ototoksik Tidak Ototoksik Ototoksik Jenis Kelamin Jumlah Persen Jumlah Persen Laki-laki 12 70,6 5 100 Perempuan 5 29,4 Jumlah 17 100 5 100 Dari tabel 4.8 jenis kelamin yang mengalami ototoksik adalah laki-laki yaitu 5 penderita 100 , perempuan tidak ditemukan. 69 Grafik 4.1. Grafik Status Pendengaran Prakemoterapi dan Postkemoterapi post kemo 3 post kemo 2 post kemo 1 prakemo Frekuensi 16 14 12 10 8 6 4 2 Kelompok normal tuli konduktif tuli sensori tuli campuran ototoksik Grafik 4.1 pada prakemoterapi status pendengaran ditemukan pendengaran normal 5 penderita, tulikonduktif 14 penderita, tuli sensorineural 2 penderita dan tuli campur 1 penderita, kemoterapi pertama ditemukan 2 kejadian ototoksik, kemoterapi kedua ditemukan 4 penderita dan pada kemoterapi ketiga ditemukan 5 penderita, terdapat peningkatan angka kejadian dengan bertambahnya siklus kemoterapi. Tabel 4.9. Hubungan Kemoterapi Cisplatin dengan Kejadian Ototoksik Pra kemo Post kemo 3 Kejadian n n Normal 5 22,7 4 18,5 Tuli konduktif 14 63,7 10 45,5 Tuli sensori neural 2 9,1 2 9,1 Tuli campuran 1 4,5 1 4,5 ototoksik 0 5 22,7 Test marginal homogeneity p = 0,027 70 Dari tabel 4.9 hubungan kemoterapi cisplatin dengan angka kejadian ototoksik, pada uji marginal homogenitas dari sebelum kemoterapi dengan sesudah kemoterapi ke tiga didapatkan hasil p = 0,027, yang berarti p 0,05 ada hubungan yang signifikan antara kemoterapi cisplatin dengan angka kejadian ototoksik. 71

BAB 5 PEMBAHASAN