BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan, Rancangan dan Kerangka Model Penelitian
Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya
169
. Held
170
menyatakan bahwa pada awalnya, penelitian kesantunan bersifat kuantitatif, namun dalam perkembangannya bergeser ke arah penelitian kualitatif. Dia
mengatakan bahwa keberhasilan penelitian mengenai kesantunan ditopang dua hal yakni: penggunaan metode kualitatif dan pemanfaatan teori tindak tutur. Held menulis,
“the main focus of empirical methods is beginning to move in a qualitative direction: together with the criteria of speech-act theory this seems to guarantee the greatest
success in researching politeness”
171
. Pendekatan kualitatif yang dilakukan di dalam penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi secara emik dari informan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan.
169
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2003.
170
Gudrun Held, op.cit p. 136.
171
Gudrun Held, ibid, p. 136.
Kerangka model penelitian yang digunakan untuk memenuhi kriteria descriptive adequacy dan explanatory adequacy dirancang berdasarkan kerangka
model yang dikembangkan Watts
172
yakni dengan melalui prosedur sebagai berikut: 1.
Mengidentifikasi realisasi lahiriah tindak tutur meminta penjelasan dan memberikan pendapat di rapat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi
Sumatera Utara berdasarkan penggunaan modus, pronomina, pemarkah kesantunan, katafrasa berpagar, perujuk diri, dan penurun.
2. Merumuskan kriteria perilaku normatif rapat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah berdasarkan wawancara dan pengamatan dalam bentuk diagram. 3.
Membuat kategorisasi ujaran-ujaran yang terbuka dan tidak terbuka terhadap interpretasi kesantunan berdasarkan diagram perilaku normatif yang telah
dibuat sebelumnya. 4.
Menganalisis ujaran-ujaran yang digunakan di dalam tindak tutur meminta penjelasan dan memberikan pendapat berdasarkan: a kelangsungan dan
ketidaklangsungan ujaran; dan b formulaik dan semi–formulaik ujaran, untuk
172
Penelitian Watts 2003 sebagai kerangka model didasari atas perkembangan kajian kesantunan linguistik sejak karya monumental Brown dan Levinson 1978. Saat ini
Watts 2003 banyak dirujuk dalam penelitian-penelitian mengenai kesantunan. Bahkan ketika penulis memasukkan tulisan pada jurnal yang diterbitkan oleh
Linguistic Politeness Research Group yang berpusat di Eropa, editor memberi saran agar tidak hanya merujuk teori-teori
lama seperti Brown dan Levinson tetapi mempelajari teori baru diantaranya Watts 2003. Peneliti juga telah mendapat kesempatan bertemu Penelope Brown pada Anthropological
Association Annual Meeting yang diselenggarakan di Washington DC pada tanggal 28 Nopember – 2 Desember 2007, yang salah satu sub tema yang dibahas di sana adalah
Linguistic Anthropology dimana Brown mengatakan bahwa penelitian kesantunan yang dilakukannya telah banyak memunculkan reaksi dan pendekatan baru yang lebih baik.
menjelaskan perilaku santun sebagai strategi menyeimbangkan sifat kolaboratif sekaligus kompetitif yang menjadi ciri hubungan DPRD dengan eksekutif.
5. Menyimpulkan model perilaku santun di rapat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dalam rapat DPRD Provinsi Sumatera Utara yakni rapat paripurna dan rapat komisi. Kedua jenis rapat menghadirkan pihak eksekutif dan
pihak-pihak lain yang terkait dengan tujuan rapat. Rapat bersifat terbuka sehingga memungkinkan bagi peneliti untuk duduk di dalam ruangan rapat bersama para
wartawan dan orang lain yang memiliki kepentingan masing-masing. Izin pengambilan data diperoleh dari Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Darerah
Provinsi Sumatera Utara. Jadwal dan agenda rapat diperoleh dari kantor sekretariat DPRD-Provinsi Sumatera Utara.
3.3 Data dan Sumber Data
Data dikumpulkan dari rapat paripurna dan rapat komisi yang berlangsung sejak bulan November 2006 sampai Mei 2007 dengan menggunakan teknik observasi
partisipatoris yang bersifat passif
173
atau istilah yang digunakan Adler dan Adler
174
173
James P. Spradley, Doing Participants Observation. Participant Observation New
York: Holt, Rinehart and Winston, 1980.