21
Menurut Moeljono 2003 : 44 ada 4 empat syarat kepemimpinan antara lain :
a. Adanya pengikut b. Pemimpin yang efektif bukanlah selalu seseorang yang dipuja atau
dicintai, namun mereka adalah individu yang menjadikan para pengikutnya berbuat benar
c. Pemimpin adalah mereka yang memberi contoh d. Kepemimpinan bukanlah kedudukan, jabatan, atau uang.
Kepemimpinan adalah tanggung jawab. Menurut Matondang 2008:5, kepemimpinan adalah suatu proses untuk
mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu yang diinginkan, dengan menjalin suatu hubungan interaksi antara pengikut follower dan pemimpin
dalam mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan adalah proses kerjasama diantara manusia untuk mencapai tujuan, sebagai suatu bentuk energi yang memotori
setiap usaha bersama, yang memberikan model untuk diteladani, yang memotivasi, yang menimbulkan semangat kerja, dan yang mempercayai bawahan
untuk mengendalikan diri sendiri Dharma, 2003:136.
2.1.2 Pentingnya Kepemimpinan dalam Organisasi
Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh gaya kepemimpinan. Menurut Thoha 2007 : 49 Gaya
kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada
Universitas Sumatera Utara
22
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha untuk menyelaraskan persepsi di antara orang yang
akan memengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.
Keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya bergantung dari berapa banyak keterampilan yang ia kuasai, namun juga dapat bergantung pada cara ia
berprilaku dan tindakan yang dilakukannya. Gaya kepemimpinan berpengaruh besar terhadap semangat kerja karyawannya, karena gaya kepemimpinan
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan sehingga akan meningkatkan kinerja karyawan apabila kepuasan tersebut terpenuhi.
Di dalam kepemimpinan terdapat 3 tiga unsur-unsur yaitu : 1. Kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok
2. Kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain 3. Untuk mencapai tujuan tertentu
Safaria 2004:102-103 menyatakan bahwa organisasi yang kuat merupakan hasil dari kepemimpinan yang unggul. Pemimpin yang unggul adalah
pemimpin yang memiliki visi kedepan serta dibarengi dengan tindakan strategis yang tinggi juga, maka akan menghasilkan pemimpin visioner dan efektif.
Perbedaaan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin dalam suatu organisasi atau perusahaan akan memberikan pengaruh yang berbeda
dalam bentuk partisipasi dari individu maupun kelompok. Dalam menentukan
Universitas Sumatera Utara
23
gaya kepemimpinan, setiap pemimpin tersebut harus mampu menyesuaikan dengan situasi, kondisi pada waktu dan tempat tertentu.
2.1.3 Gaya Kepemimpinan
Menurut Dubrin 2006 : 114, gaya kepemimpinan adalah pola khas dari perilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin saat berhadapan dengan anggota
kelompok. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai dan pencapaian tujuan.
Pengertian gaya kepemimpinan menurut Nawawi 2003 : 15 adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi
pikiran, perasaaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi atau bawahannya. Ada 3 tiga macam model gaya kepemimpinan menurut Winardi 2000 :
76 adalah sebagai berikut : 1. Gaya Kepemimpinan Demokratis.
Kepemimpinan Demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi
pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal pada diri sendiri dan kerjasama yang baik. Kepemimpinan
Demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah. Pembagian tugas, pelimpahan wewenang, dan tanggung jawab yang jelas,
memungkinkan setiap anggota berpartisipasi aktif.
Universitas Sumatera Utara
24
2. Gaya Kepemimpinan Otoriter. Kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan ditangan satu orang atau
sekelompok kecil orang yang diantara mereka tetap ada seseorang yang paling berkuasa. Dengan kata lain gaya kepemimpinan otoriter ini
menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin sentralistik sebagai satu-satunya penentu,
penguasa, dan pengendali anggota organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas Laissez Faire. Pada gaya kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak
memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Kepemimpinannya dijalankan dengan memberikan kebebasan
penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing
baik secara perseorangan maupun beruba kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasehat, yang
dilakukan dengan memberi kesempatan untuk berkompromi atau bertanya bagi anggota kelompok yang memerlukannya.
Universitas Sumatera Utara
25
2.1.4 Iklim Organisasi 2.1.4.1 Pengertian Iklim Organisasi