EFQM sebagai Bentuk Manajemen Mutu Self Assesment EFQM

3.3.2. EFQM sebagai Bentuk Manajemen Mutu

Sebagai bentuk standarisasi manajemen mutu, EFQM menawarkan pendekatan manajemen mutu melalui bentuk kerangka dasar dimana organisasi dapat melengkapi kerangka dasar tersebut dengan visi dan tujuan dari organisasi itu sendiri. EFQM mendasarkan pendekatannya berdasarkan satu konsep utama bahwa setiap organisasi memiliki tingkat unik yang berbeda satu dan lainnya, sehingga suatu format yang berhasil diimplementasikan pada satu organisasi belum tentu akan bisa berhasil pada organisasi lainnya Llusar, 2008. Bentukan model yang ditawarkan oleh EFQM bisa digunakan oleh suatu organisasi sebagai Singhal Hendricks, 1998 : 1. Sebagai suatu kerangka dimana organisasi dapat menggunakannya untuk mengidentifikasikan dan memberikan informasi lebih dari bisnis yang dimiliki, keterkaitan yang dimiliki, dan akibat dari keterkaitan itu sendiri. 2. Sebagai dasar dari EFQM Excellence Award, yaitu proses dimana organisasi dapat mengenali pengalaman pelanggan yang terbaik dan mempromosikannya untuk membantu organisasi melakukan pencapaiannya. 3. Sebagai alat diagnosa penentu tingkat kesehatan organisasi. Melalui proses tersebut organisasi dapat melakukan penentuan prioritas yang seimbang, alokasi sumber daya dan menghasilkan perencanaan bisnis yang realistis. 4. Sebagai suatu alat diagnosa yang juga lebih dikenal sebagai self assesment. Universitas Sumatera Utara

3.3.3. Self Assesment EFQM

EFQM Excellence Model yang berbasiskan self assesment lahir pada tahun 1991, dan penghargaan manajemen kualitas yang berbasiskan EFQM pertama kali diberikan pada tahun 1992 kepada Rank Xerox Wahyudiono, 2010. Konsep self assesment ini masih terus digunakan sebagai salah satu dasar manajemen kualitas yang dijalankan oleh EFQM dan terus dikembangkan menjadi salah satu alat untuk implementasi dan pencapaian obyektif strategis banyak perusahaan di Eropa. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada kuisioner oleh seluruh pihak manajemen institusi seperti yang terdapat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Akumulasi Nilai EFQM Aspek Skor Maksimal Bobot Faktor Skor Standar Kepemimpinan 100 1 100 Kebijakan dan strategi 100 0,8 80 Manajemen karyawan 100 0,9 90 Kemitraan dan sumber daya 100 0,9 90 Proses 100 1,4 140 Kepuasan pelanggan 100 2 200 Kepuasan karyawan 100 0,9 90 Dampak dalam masyarakat 100 0,6 60 Hasil kinerja utama 100 1,5 150 Total 1000 Sumber : www.efqm.org Skor penilaian menunjukkan tingkat kesesuaian atas kesiapan dalam implementasi MMT seperti yang terdapat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Kriteria Self Assesment Skor Kriteria 101-250 Kurang 251-500 Cukup 501-750 Cukup siap 750-1000 Sangat siap Sumber : www.efqm.org Universitas Sumatera Utara EFQM ini dapat diaplikasikan di institusi manapun, nirlaba ataupun yang sebaliknya, dan institusi dengan jumlah karyawan berapapun Setiono, 2005. Berdasarkan gambar yang diperoleh, pihak manajemen dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan institusinya dan di wilayah mana continuous improvement akan diprioritaskan untuk meningkatkan customer satisfaction.

3.4. Pengujian Validitas dan Reliabilitas