sebagai pakan ternak adalah kaliandra Calliandra spp. Jenis tumbuhan tersebut tidak memerlukan perawatan selama pertumbuhannya dan tersedia banyak di
kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Di daerah perbatasan dengan masyarakat, sebagian besar masyarakat melakukan usaha tanam di dalam dan di
luar kawasan TNGM untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak setiap harinya. Selain kaliandra, jenis tumbuhan bawah dan semak juga banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu: rumput gajian Panicum distachyum, rumput kolonjono Pennisetum purpureum, dan rumput teki Cyperus rotundus.
Pada umumnya jenis rumput tersebut digunakan oleh masyarakat di keempat desa tersebut untuk meningkatkan nilai produksi susu dan daging.
Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah memiliki pola pikir bahwa jenis-jenis tumbuhan perdu dan rumput-
rumputan yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak umumnya memiliki daya pertumbuhan yang begitu cepat sehingga mereka cenderung berpindah lokasi di
setiap ada tempat yang berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan pakan ternak. Dengan melihat permasalahan tersebut pihak Taman Nasional memberikan
inisiatif kepada setiap peternak yaitu untuk membagi suatu lahan di kawasan ke dalam plot-plot untuk ditanami jenis pakan, sehingga masyarakat juga
memikirkan ke arah pembudidayaan di dalam kawasan sekaligus ikut menjaga vegetasi didalam kawasan seperti vegetasi pohon. Oleh karena itu timbul
hubungan saling menguntungkan antara pihak Taman Nasional dengan masyarakat.
5.2.4.6 Tumbuhan penghasil pestisida nabati
Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar TNGM sebanyak 4 jenis dari 1 famili, seperti disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25 Daftar jenis tumbuhan sebagai penghasil pestisida nabati yang
dimanfaatkan masyarakat di sekitar TNGM
No Nama lokal Nama ilmiah
Bagian yang dimanfaatkan
Manfaat kegunaan
1 Lengkuas Alpinia galanga
Rimpang Bahan pestisida
2 Jahe Zingiber officinale
Rimpang Bahan pestisida
3 Temulawak Curcuma xanthorrhiza Rimpang Bahan
pestisida 4 Kunir
Curcuma domestica Rimpang Bahan
pestisida
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di keempat desa Desa Umbulharjo, Sidorejo, Wonodoyo, dan Ngablak responden berpendapat bahwa
penggunaan pestisida organik lebih baik daripada pestisida kimia yang tidak ramah lingkungan. Masyarakat percaya bahwa apabila menanam sayur-sayuran
tanpa menggunakan pestisida nabati tersebut, sayur yang ditanam tidak akan tumbuh dengan subur. Hingga sekarang kepercayaan tersebut masih digunakan
oleh masyarakat sebagai pengetahuan yang telah dilakukan secara turun menurun. 5.2.4.7
Tumbuhan penghasil bahan pewarna dan tanin
Di Indonesia orang sudah lama mengenal dalam menggunakan tumbuhan sebagai bahan pewarna nabati dan sudah lama mengenal pewarna alami
tetumbuhan untuk makanan, seperti rimpang kunir Curcuma domestica untuk warna kuning Heyne 1987.
Jenis tumbuhan yang berpotensi menghasilkan bahan pewarna dan tanin yang digunakan oleh masyarakat di sekitar kawasan TNGM sebanyak 2 jenis,
seperti tersaji pada Tabel 26. Tabel 26 Daftar jenis tumbuhan penghasil pewarna dan tanin yang dimanfaatkan
masyarakat di sekitar TNGM
No Nama lokal
Nama ilmiah Bagian yang
dimanfaatkan Manfaat
kegunaan 1 Akasia Acacia deguren
Biji Pewarna pakaian
2 Kunir Curcuma domestica
Rimpang Pewarna makanan
Masyarakat memanfaatkan 2 jenis tumbuhan pewarna, yaitu akasia Acacia deguren dan kunir Curcuma domestica
.
Jenis yang paling banyak digunakan sebagai bahan pewarna yaitu kunir Curcuma domestica untuk bahan
makanan. Kunir juga digunakan sebagai bahan pewarna dalam pembuatan nasi kuning pada upacara nyadran.
5.2.4.8 Tumbuhan penghasil kayu bakar