Tumbuhan penghasil bahan bangunan Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan

saat bepergian. Binahong Anredera cordifolia biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pengusir roh pada ritual tarian anak-anak dolanan yang sering dilakukan oleh masyarakat di sekitar kawasan TNGM. Gambar 15 Tesek Dodonaea viscosa.

5.2.5.10 Tumbuhan penghasil bahan bangunan

Bagian yang tumbuhan digunakan sebagai bahan bangunan adalah batang kayu. Pada umumnya batang kayu digunakan sebagai bahan tiang, rangka atap dan daun pintu. Jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan bangunan sebanyak 13 jenis, seperti tersaji pada Tabel 29. Tabel 29 Daftar jenis tumbuhan bahan bangunan yang dimanfaatkan masyarakat di sekitar kawasan TNGM No Nama lokal Nama ilmiah Bagian yang dimanfaatkan Manfaat kegunaan 1 Kelapa Cocos nucifera Linn. Batang Tiang bangunan 2 Dadap duri Erythrina lithosperma Miq. Batang Pintu, jendela 3 Blinjo Gnetum gnemon Linn. Batang Pintu, jendela 4 Alpukat Persea americana P. Mill. Batang Pintu 5 Mindi Melia azedarach Linn. Batang Pintu, jendela 6 Suren Toona sureni Merr. Batang Pintu, jendela 7 Mahoni Swietenia mahagoni L. Jacq. Batang Tiang, pintu, jendela 8 Sengon Paraserianthes falcataria Batang jendela 9 Nangka Artocarpus heterophyllus Lam. Batang Pintu, jendela 10 Bambu apus Gigantochloa apus. Batang Rengusuk 11 Bambu legi Gigantochloa acer. Batang Rengusuk 12 Bambu betung Dendrocalamus asper Batang Rengusuk 13 Puspa Schima wallichii Reinw. Batang Jendela Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh sumberdaya tumbuhan yang berasal dari dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi yang digunakan sebagai bahan bangunan oleh masyarakat sangat jarang dilakukan, masyarakat lebih banyak menggunakan kayu bahan bangunan yang berasal dari lahan masyarakat sendiri, seperti: mahoni Swietenia macrophylla, suren Toona sureni , mindi Melia azidarach, nangka Artocarpus heterophyllus, dan dadap duri Erythrina lithosperma. Jarangnya pemanfaatan sumberdaya alam berupa kayu oleh masyarakat di dalam kawasan taman nasional dikarenakan sebagian masyarakat masih percaya adanya mitos dari nenek moyang tentang larangan penebangan pohon didalam kawasan hutan yang saat ini dijadikan taman nasional. Gambar 16 Bambu apus Gigantochloa apus.

5.2.5.11 Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan

Jenis-jenis tumbuhan ini menghasilkan serat dengan kualitas yang baik. Ada 6 jenis yang berpotensi sebagai penghasil tali, anyaman dan kerajinan, selengkapnya tersaji pada Tabel 30. Tabel 30 Jenis tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat di sekitar TNGM sebagai penghasil tali, anyaman dan kerajinan No Nama lokal Nama ilmiah Bagian yang dimanfaatkan Manfaat kegunaan 1 Kelapa Cocos nucifera Linn. Daun Anyaman 2 Salak Salacca zalacca Gaertn. Voss Biji Kerajinan 3 Bambu apus Gigantochloa apus. Batang Tikar 4 Tesek Dodonaea viscosa Jacq. Batang Sarung keris 5 Jaka tua Scoparia dulcis Linn. Batang Kerajinan 6 Pandan Pandanus tectorius. Daun Tikar Masyarakat di sekitar kawasan TNGM kurang mengetahui kegunaan tumbuhan sebagai bahan penghasil tali, anyaman dan kerajinan karena mereka lebih memilih tali yang terbuat dari plastik yang mereka anggap lebih kuat dan lebih mudah didapat. Hal ini dikarenakan proses regenerasi dari generasi tua ke generasi muda tidak berjalan dengan baik dalam hal pengetahuan tentang kerajinan tali dan anyaman. Hanya beberapa orang saja yang masih aktif melakukan kegiatan membuat kerajinan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa jenis yang paling banyak dimanfaatkan masyarakat yaitu awibamboo apus Gigantochloa apus yang digunakan sebagai bahan tali. Disamping itu terdapat pula pengembangan kesenian ukir jaka tua Scoparia dulcis yang saat ini sedang dirintis oleh masyarakat Desa Ngablak . Gambar 17 Pengrajin bambu. Gambar 18 Kesenian kayu jaka tua.

5.3 Interaksi Masyarakat Sekitar dengan Kawasan TNGM